Proses terjadinya gempa tektonik : Show
Bumi memiliki lempeng-lempeng yang tersusun dan membentuk struktur lapisan bumi. Lempeng- lempeng yang ada di dalam bumi ini ukurannya sangat besar maka dari itulah setiap pergerakannya akan sangat mempengaruhi bentuk permukaan Bumi. Lempeng- lempeng tersebut mengalami berbagai macam aktivitas antara lain pergeseran atau tumbukan yang akan berpengaruh terhadap kehidupan di bumi. Aktivitas dari pergerakan lempeng tersebut akan menimbulkan getaran-getaran di bumi dan itu yang disebut dengan gempa bumi tektonik.
Jumat, 2 Juli 2021 | 11:00 WIB
Bobo.id - Teman-teman, ingin tahukah kamu mengapa di Indonesia dapat dan sering terjadi gempa? Indonesia terletak di tiga lempeng utama di dunia, yaitu lempeng Australia, lempeng Aurasia, dan lempeng Pasifik. Baca Juga: Patung Gorila Batu Secret Zoo Roboh Akibat Gempa M 6,7 yang Mengguncang Malang Sedangkan, gempa dapat terjadi karena tumbukan antar lempeng utama. Inilah mengapa negara kita sering mengalami gempa bumi. Lalu, apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya gempa bumi? Berikut ini penjelasannya. 1. Pergeseran Lempeng Bumi Menurut BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika), gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi yang diakibatkan oleh patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Nah, untuk gempa bumi yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng ini disebut gempa tektonik. Lempeng yang bergeser ini akan menimbulkan tekanan pada pinggiran lempeng. Saat itulah gempa bumi terjadi. Page 2
Page 3
Bobo.id - Teman-teman, ingin tahukah kamu mengapa di Indonesia dapat dan sering terjadi gempa? Indonesia terletak di tiga lempeng utama di dunia, yaitu lempeng Australia, lempeng Aurasia, dan lempeng Pasifik. Baca Juga: Patung Gorila Batu Secret Zoo Roboh Akibat Gempa M 6,7 yang Mengguncang Malang Sedangkan, gempa dapat terjadi karena tumbukan antar lempeng utama. Inilah mengapa negara kita sering mengalami gempa bumi. Lalu, apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya gempa bumi? Berikut ini penjelasannya. 1. Pergeseran Lempeng Bumi Menurut BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika), gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi yang diakibatkan oleh patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Nah, untuk gempa bumi yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng ini disebut gempa tektonik. Lempeng yang bergeser ini akan menimbulkan tekanan pada pinggiran lempeng. Saat itulah gempa bumi terjadi.
GEMPA BUMIBerdasarkan sifat fisisnya, interior bumi terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut memiliki sifat dan karakteristik berbeda-beda satu sama lain. Lapisan tersebut dibagi atas inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).
Teori kekenyalan elastis (Elastic Rebound Teory) dari H.F Rheid (1906) digunakan dalam menjelaskan mekanisme peristiwa gempabumi. Teori ini menjelaskan jika permukaan bidang sesar saling bergesekan,batuan akan mengalami deformasi (perubahan wujud) jika perubahan tersebut melampaui batas elastisitas/regangannya, maka batuan akan patah (repture) atau akan kembali ke bentuk asalnya (rebound). Pada umumnya gempa diawali dengan gempa utama (Mainshock) yang diikuti oleh gempa susulan (Aftershock). Gempa utama memiliki kekuatan 2-3 kali skala Richter dari gempa susulannya. Jumlah gempa utama hanya satu kejadian, sedangkan jumlah gempa susulan akan jauh lebih banyak dan tentu saja sangat tergantung besarnya gempa utama. Namun ada kalanya gempa terjadi secara beruntun tanpa diawali gempa utama. Gerumbulan gempa umumnya berlanjut selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan lebih lama, tanpa terjadinya suatu peristiwa secara substansial lebih besar. Di Andaman, sebelah utara Aceh, juga terjadi gerumbulan gempa ini dua bulan setelah gempa aceh. Gerumbulan gempa ini terjadi mungkin akibat aktifitas sesar Andaman yang memicu terjadinya gerumbulan gempa atau oleh karena aktivitas gunung berapi (swarm earthquake). Selama terjadinya gempa akan terjadi penjalaran gelombang dari sumber gempa ke permukaan tanah, proses penjalaran gelombang di dalam medium tersebut akan mengalami peristiwa penguatan gelombang (amplifikasi) atau pelemahan (deamplifikasi) tergantung medium batuan yang dilewatinya. Sehingga, perjalanan perambatan gelombang sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat dinamik tanah yang dilewati oleh gelombang gempa tersebut. Proses kehilangan kekuatan yang terjadi dalam tanah akibat membesarnya tekanan air pori biasanya disebut likuifaksi tanah. Pada kondisi likuifaksi tegangan efektif tanah besarnya menjadi sama dengan nol. Likuifaksi tanah pada umumnya berlangsung saat terjadi gempa bumi. Bencana alam di Indonesia tak jauh dari tsunami dan gempa bumi. Sering menjadi perdebatan, sebenarnya bagaimana proses terjadinya gempa bumi? Bencana alam seperti gempa bumi memang sulit sekali dihindari. Namun, tentu tidak ada salahnya jika kita melakukan persiapan untuk menghadapi kondisi tersebut. Yuk, ketahui bagaimana proses terjadinya gempa bumi dan cara menyelamatkan diri yang benar! Proses Terjadinya Gempa BumiFoto: Orami Photo Stocks Kenapa bumi bisa bergerak dan berguncang hingga menyebabkan gempa? Mengutip penjelasan Michigan Tech, sebagian besar proses terjadinya gempa bumi karena adanya patahan di kerak bumi. Umumnya, patahan ini tidak bergerak dalam waktu yang lama. ADVERTISEMENT Namun dalam beberapa kasus, bebatuan di kedua sisi patahan perlahan berubah bentuk karena gaya tektonik. Gempa bumi biasanya disebabkan ketika batuan bawah tanah tiba-tiba pecah dan ada gerakan cepat di sepanjang patahan tersebut. Pelepasan energi secara tiba-tiba inilah yang menyebabkan gelombang seismik dan membuat tanah bergetar. Tak heran jika proses terjadinya gempa bumi ini membuat benda-benda di sekitar kita akan ikutan bergoyang. Hal ini akan semakin terasa apabila Moms sedang berada di gedung tingkat tinggi. Karenanya, perlu tahu cara menyelamatkan diri dengan benar apabila terjadi gempa bumi secara mendadak. Baca Juga: 9 Cara Menghilangkan Kutu Kucing yang Mengganggu, Bye Gatal! Jenis-Jenis Gempa BumiDiketahui, gempa bumi memiliki berbagai jenis berdasarkan penyebabnya. Adapun jenis-jenis di bawah ini masih berkaitan dengan proses terjadinya gempa bumi, yakni: 1. Gempa VulkanikFoto: Orami Photo Stocks Salah satu proses terjadinya gempa bumi yakni akibat aktivitas gunung berapi. Menurut National Geographic, gempa vulkanik gunung berapi adalah gempa yang disebabkan oleh pergerakan magma di bawah permukaan bumi. Pergerakan tersebut mengakibatkan perubahan tekanan pada bebatuan di sekitar magma. Di Indonesia, adanya beberapa gunung berapi yang masih aktif, seperti: ADVERTISEMENT
Gempa vulkanik lebih sering terjadi di beberapa bagian dunia yang memiliki titik pegunungan berapi. Terutama bagi yang berada di atas titik pertemuan atau patahan dari dua lempeng. Ketika lempeng-lempeng itu bergesekan satu sama lain, inilah yang menyebabkan gempa bumi. 2. Gempa TektonikAdapun proses terjadinya gempa bumi juga bisa karena pergerakan kerak di dasar bumi, lho. Ini dikenal dengan gempa tektonik, Moms. Pergeseran kerak bumi di sepanjang bidang patahan menghasilkan patahan dan goncangan di tanah. Sehingga, ini membuat bumi terasa seperti bergoyang. Salah satunya yakni gempa yang terjadi di Palu pada tahun 2018 lalu. Risiko yang ditimbulkan bisa membuat sejumlah gedung hancur berantakan bahkan tsunami. Baca Juga: Ini 10+ Arti Mimpi Banjir yang Sering Terjadi 3. Gempa BebatuanFoto: Orami Photo Stocks Tak hanya itu, jenis gempa satu ini juga bisa terjadi sewaktu-sewaktu. Dikenal sebagai gempa batuan karena proses terjadinya akibat aktivitas manusia di permukaan bumi. Artinya, ini bisa disebabkan karena reruntuhan batu di sebuah tempat tertentu. Sejumlah aktivitas manusia yang dapat menyebabkan proses terjadinya gempa bumi bebatuan, yakni:
Gempa ini bersifat kecil dan daerah yang dipengaruhi hanya sekitar 1 – 100 meter. Cara Menyelamatkan Diri Saat Gempa BumiGempa bumi terjadi tak jarang menyebabkan gelombang tsunami dalam waktu singkat. Tenang, Moms jangan panik. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan saat menghadapi tsunami atau gempa bumi. Apa saja? Yuk, kita cari tahu Moms! 1. Jangan PanikFoto: Orami Photo Stocks Apabila gempa terjadi, satu hal yang paling penting dilakukan adalah bersikap tidak panik. Jika kita panik, ini akan menyulitkan proses menyelamatkan diri dengan benar. Wajar jika gempa membuat kita sulit untuk bergerak dengan cepat. Cobalah tarik napas dan perhatikan keadaan di sekitarmu untuk proses evakuasi yang lebih cepat. 2. Lindungi DiriProses terjadinya gempa bumi bisa singkat ataupun lama dalam beberapa menit. Ketika ini terjadi, coba lindungi diri sendiri terlebih dahulu. Caranya dengan melakukan metode “Jatuhkan, Tutupi, Bertahan” dengan tepat. Artinya, pertama-tama, jatuhkan tubuh, tutupi kepala dan leher dengan lengan. Tak lupa untuk bertahan pada furnitur rumah yang kokoh hingga goncangan berhenti. 3. Jangan Bergerak SpontanFoto: Orami Photo Stocks Moms, ketika berada di dalam ruangan, tahanlah untuk keluar apabila keadaan tidak memungkinkan. Jika berada di tempat tidur, bertahanlah di sana dan lindungi kepala dan leher dengan bantal. Pastikan bahwa kita bertahan di dalam ruangan hingga guncangan berhenti. Ketika kita memaksakan diri untuk lari, akan berisiko untuk terkena serpihan yang jatuh secara mendadak. Baca Juga: Ini Perbedaan Rebonding dan Smoothing, Serupa Tapi Tak Sama! 4. Hindari Tempat BerbahayaLantas, bagaimana cara menyelamatkan diri apabila di luar rumah? Jika berada dalam kendaraan, hindari lokasi yang jauh dari tempat berbahaya, seperti:
Hal ini pun berlaku ketika di dalam gedung, hindari menggunakan lift dan selamat diri melalui tangga darurat. 5. Amankan Barang PentingFoto: Orami Photo Stocks Setelah itu, cara menyelamatkan diri berikutnya ini bisa dicoba. Ketika gempa bumi telah mereda, amankan barang-barang penting seperti televisi dan benda lain yang menempel di dinding. Simpan barang-barang berat di rak bawah. Hal ini untuk mencegah terjadinya gempa susulan dan membuat benda tersebut melukai kita, Moms. 6. Persiapkan Tas DaruratCara menyelamatkan diri satu ini juga perlu dilakukan ketika situasi telah stabil. Buatlah rencana emergensi dengan keluarga. Sepakati titik temu jika terjadi kondisi darurat yang akan terjadi nantinya. Tak lupa untuk persiapkan tas darurat yang berisi cukup makanan dan air setidaknya untuk 3 hari ke depan. Tambahkan juga senter, alat pemadam api, dan peluit. Moms, siapkan juga baterai cadangan dan charger untuk alat komunikasi. Baca Juga: 9+ Fakta Gunung Sepikul, Wisata 'Tersembunyi' di Jawa Tengah 7. Hindari PantaiFoto: Orami Photo Stocks Sering kali, proses terjadinya gempa bumi mengakibatkan tsunami dalam waktu dekat. Cara menyelamatkan diri yang bisa dilakukan yakni dengan menghindari area pantai. Namun, bagaimana jika kita sedang berada di pantai? Cara di bawah ini mungkin bisa dilakukan, seperti
Moms ingat, jangan pernah berada dekat sisi laut untuk melihat tsunami datang. Tsunami datang secara berulang, jadi jangan kembali ke lokasi sebelum dinyatakan aman oleh otoritas setempat. Segera hubungi nomor telepon darurat untuk proses evakuasi lebih lanjut! Itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi atau tsunami. Sumber
|