Jenis erupsi yang dapat menghasilkan kaldera adalah tipe

Jakarta -

Jumlah gunung api yang aktif di Indonesia menurut Magma Indonesia yang dikelola oleh Kementerian ESDM ada sebanyak 127. Akan tetapi, hanya ada 69 di antaranya dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Dalam buku Geografi SMP/MTs Kelas VII KTSP karya Wirastuti Widyatmanti, gunung api di Indonesia hanya ada di tempat-tempat tertentu. Di antaranya ada di punggungan tengah samudra, jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi, di titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, dan sebagainya.

Akan tetapi, sebagian besar gunung api yang aktif di dunia ini berada di pertemuan lempeng tektonik dan muncul di wilayah-wilayah yang ada di sabuk Lautan Pasifik, yang disebut dengan 'ring of fire'.

Selain itu, gunung api juga terdiri dari berbagai jenis berdasarkan aktivitas, sejarah erupsi, bentuk dan terjadinya, serta tipe letusannya. Apa saja?

Jenis Gunung Api Berdasarkan Aktivitasnya

  • 1. Gunung api aktif, yakni gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, letusan, dan gempa.
  • 2. Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki catatan erupsi sejak tahun 1600.
  • 3. Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu lalu istirahat. Misalnya Gunung Ceremai dan Kelud.

Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuk dan Terjadinya

1. Gunung api maar

Gunung api ini berbentuk seperti danau kawah. Proses terjadinya berasal dari letusan besar yang kemudian membentuk lubang besar di puncaknya.
Material yang dikeluarkan oleh gunung api maar adalah benda padat dan efflata, misalnya adalah Gunung Lamongan.

2. Gunung api kerucut/strato

Gunung api kerucut adalah jenis gunung api yang paling sering dijumpai. Bentuk gunung api ini memang seperti kerucut dan punya lapisan lava serta abu yang berlapis-lapis.

Gunung api strato terbentuk karena letusan serta lelehan batuan panas serta cair. Lelehan yang kerap terjadi inilah yang menyebabkan lereng berlapis dan disebut strato.

Sebagian besar gunung api di Indonesia juga termasuk dalam gunung api kerucut, misalnya Gunung Merapi.

3. Gunung api perisai/tameng

Gunung api perisai terbentuk karena lelehan yang keluar dari tekanan rendah. Sehingga, nyaris tidak ada letusan serta terbentuk lereng sangat landai yang kemiringannya 1 sampai 10 derajat.

Akan tetapi, di Indonesia tidak ada gunung api jenis perisai. Contoh gunung api perisai/tameng adalah Gunung Maona Loa Hawaii yang ada di Amerika Serikat.

Jenis Gunung Api Berdasarkan Tipe Letusan/Intensitas

1. Hawaiian

Gunung api tipe hawaiian mempunyai tipe letusan dengan beberapa karakteristik, yaitu pancuran lava ke udara yang ketinggiannya mencapai 200 meter, mengalir secara bebas, dan mudah bergerak.

2. Strombolian

Gunung api strombolian mempunyai ciri letusan yang ketinggiannya mencapai 500 meter dan pijarnya seperti kembang api.

3. Volcanian

Letusan gunung api jenis ini akan membentuk volcano yang disertai awan panas padat.

4. Pelean

Jenis gunung api tipe pelean memiliki ciri letusan paling merusak karena magma yang yang keluar berasal dari lereng gunung yang lemah.

5. Merapi

Ciri letusan gunung api jenis merapi adalah adanya guguran lava pijar saat kubah lavanya runtuh.

6. St. Vincent

Gunung api jenis st. vincent mempunyai letusan yang dibarengi longsoran besar serta awan panas yang dapat menutupi area luas.

7. Sursteyan

Tipe letusan gunung api jenis sursteyan sama dengan volcanian, tetapi kekuatan letusannya lebih besar.

8. Plinian

Gunung api jenis plinian punya letusan eksplosif yang sangat kuat dan tinggi letusannya bisa lebih dari 55 kilometer.

Jenis Gunung Api Berdasarkan Sejarah Letusannya

1. Gunung api tipe A

Gunung api tipe A punya sejarah letusan sejak tahun 1600 dan di Indonesia jumlahnya ada 76.

2. Gunung api tipe B

Gunung api tipe B punya sejarah letusan sebelum tahun 1600 dan jumlahnya di Indonesia ada 30.

3. Gunung api tipe C

Gunung api yang tidak punya catatan sejarah letusan, tapi masih menunjukkan jejak aktivitas vulkanik, contohnya solfatara atau fumarole.

Demikian jenis-jenis gunung api berdasarkan sejarah erupsi, aktivitas, bentuk, sekaligus tipe letusannya. Semoga bermanfaat, detikers!

Simak Video "Kondisi Terkini Tonga Usai Letusan Dahsyat Gunung Api - Tsunami"



(nah/lus)

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas apa saja yang menyebabkan seringnya terjadi bencana di Indonesia. Hal ini dikarenakan ada banyak gunung api aktif yang berada di Indonesia. Setiap tahun, berbagai gunung api ini mengalami letusan dan menyebabkan gempa di kawasan sekitar gunung tersebut. Namun tahukah kamu, bahwa gunung api yang ada di Indonesia, bahkan di dunia, memiliki berbagai ragam jenisnya? Pada artikel kali ini, kita akan membahas jenis-jenis gunung api tersebut.

Jenis-Jenis Gunung Api

Berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, gunung api dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Gunung Api Maar

Gunung api maar adalah gunung api yang memiliki kawah di bagian puncaknya. Kata maar sendiri berarti danau tektonik yang terjal. Danau ini terbentuk karena sifat erupsi yang eksplosif atau letusan yang kuat. Bahan-bahan yang keluar dari letusan tersebut berupa material padat atau eflata. Contoh gunung api maar yang berada di Indonesia di antaranya adalah Gunung Dieng, Gunung Gamalama, dan Gunung Lamongan.

2. Gunung Api Perisai

Gunung api perisai memiliki alas yang luas dan bentuk lereng yang sangat landai. Hal ini disebabkan karena sifat erupsinya yang berupa letusan efusif atau magma yang keluar dengan cepat, mengalir dan menyebar di sekitar area gunung api. Gunung api perisai ini terjadi karena memiliki lava yang cair dengan tekanan yang lemah, serta dapur magma yang dangkal. Gunung api perisai banyak ditemui di Hawai, Amerika Serikat, seperti Gunung Mauna Loa, Gunung Mauna Kea, dan Gunung Kilauea.

3. Gunung Api Kerucut atau Strato.

Gunung api perisai terjadi karena adanya letusan dan lelehan atau eksplosif dan efusif yang terjadi secara terus-menerus dan bergantian. Sehingga, gunung ini membentuk suatu suatu kerucut yang lerengnya berlapis-lapis akibat letusan-letusan sebelumnya. Contoh gunung api perisai atau strato di Indonesia di antaranya Gunung Kerinci, Gunung Pangrango, dan Gunung Merbabu.

Tipe-Tipe Gunung Api

Gunung api yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, memiliki aktivitas yang berbeda-beda. Berdasarkan aktivitasnya tersebut, gunung api dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.

A. Gunung api tipe A

Disebut juga gunung api aktif. Gunung api ini masih menghasilkan magma dan masih memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi. Gunung api tipe ini pernah mengalami erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya. Contoh gunung api aktif yang ada di Indonesia yaitu Gunung Merapi, Gunung Sinabung, dan Gunung Kerinci.

B. Gunung api tipe B

Disebut juga sebagai gunung api pasif. Gunung-gunung yang dikategorikan sebagai gunung api pasif adalah gunung yang tidak pernah mengalami erupsi pada tahun 1600 atau setelahnya. Tapi, gunung ini masih memperlihatkan gejala gunung api aktif. Misalnya, gunung api tersebut masih menghasilkan solfatara atau sumber gas belerang dan akan menjadi belerang padat jika membeku. Contoh gunung api pasif yang ada di Indonesia di antaranya Gunung Rajabasa yang terletak di Lampung dan Gunung Patuha yang terletak di Jawa Barat.

C. Gunung api tipe C

Adalah gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan manusia. Namun, gunung tersebut menunjukkan bukti-bukti adanya aktivitas erupsi di masa lalu. Misalnya, ada solfatara, atau fumarola, atau kawah lubang yang mengeluarkan gas bercampur uap di sekitar daerah vulkanis. Contoh gunung api tipe C di antaranya Kawah Manui, Kawah Kamojang, dan Gunung Lahendong.

Ciri-Ciri Gunung yang Akan Meletus

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masih banyak gunung api tipe A atau gunung dengan aktivitas magma aktif yang ada Indonesia Oleh karena itu, kita harus memahami ciri-ciri yang ditunjukan oleh gunung api yang akan meletus, terutama apabila tinggal atau berada dekat dari gunung api tersebut.

Salah satu ciri gunung yang akan meletus adalah suhu di sekitar gunung api akan meningkat. Ciri lainnya adalah sumber air dan pepohonan yang tiba-tiba mengering. Ciri lainnya yang tampak jelas adalah seringnya terjadi gempa, serta binatang-binatang liar yang hidup di gunung mengungsi ke tempat lain, umumnya ke pemukiman yang berada di sekitar gunung api tersebut.

Apabila ciri-ciri tersebut telah muncul, kita harus siap siaga untuk menghindari bahaya yang mungkin akan timbul akibat gunung api yang meletus. Segeralah mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman.

Gejala Pasca Vulkanik dan Dampak Vulkanisme

Setelah letusan terjadi, biasanya muncul gejala pasca vulkanik. Misalnya, muncul sumber air panas yang mengandung belerang, muncul geiser atau semburan air panas dari dalam bumi, serta muncul ekshalasi, berupa gas-gas seperti gas karbon dioksida dan gas belerang.

Meletusnya gunung api atau proses vulkanisme lainnya memiliki dampak bagi kehidupan kita, baik dampak positif maupun negatif. Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu vulkanik yang dihasilkan gunung api saat erupsi dapat membuat tanah di sekitar gunung api menjadi lebih subur. Itulah sebabnya banyak lahan perkebunan yang dimanfaatkan warga yang bermukim di sekitar gunung api. Selain itu, daerah di sekitar gunung api dapat dijadikan lahan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, pasir, timah dan bahan tambang lainnya. Hasil vulkanisme juga dapat dijadikan wisata alam yang menarik seperti kawasan Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

Sayangnya, proses vulkanisme juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan di sekitarnya. Lereng-lereng yang terbentuk dari proses vulkanise ini umumnya terjal, sehingga lahan yang dapat dimanfaatkan juga terbatas. Lahan ini juga tidak bisa dijadikan area permukiman karena rentan terjadi longsor. Selain itu, proses alam dari dalam bumi atau endogen bisa menimbulkan letusan gunung api dan gempa bumi yang dapat merusak lingkungan sekitar.

Nah, materi jenis-jenis gunung api ini bisa kamu pelajari lebih mendalam di aplikasi Pahamify, loh! Pahamify punya banyak fitur yang dapat membuat proses belajar jadi seru sehingga kamu bisa memahami materi jadi lebih mudah. Download aplikasi Pahamify supaya belajar kamu lebih seru untuk tetap #TeruskanSemangatBelajarmu.

Penulis: Alivia Awin