Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela tidak dapat menyangkal fakta bahwa pakaian menggambarkan kepribadian dan selera seseorang. Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa ada begitu banyak varietas, jenis, bahan, warna, dan pola pakaian? Hanya karena setiap orang memiliki selera yang berbeda, dan setiap orang memiliki hak untuk memilih penampilan mereka. Pakaian bukan hanya sepotong kain yang menutupi tubuh kita, tetapi juga menggambarkan kita sebagai pribadi. Jika kamu bertanya-tanya apa pendapat orang lain tentang kepribadianmu dengan pilihan pakaian, maka beberapa hal ini dapat membantumu mengetahuinya. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini. T-shirt kasual, santai, dan netral untuk perempuan dan pria. Untuk mengerjakan tugas sehari-hari, bertemu dengan teman-teman, jalan-jalan santai, kaos adalah pilihan pakaian yang aman. Orang-orang yang menyukai kaos, mereka mudah didekati dan sangat aktif dalam kehidupan. Mereka tidak khawatir tentang penampilan mereka atau apa yang orang lain pikirkan tentang mereka, sebaliknya, mereka berpikir untuk menjalani hidup. Pemakai t-shirt biasa adalah yang paling tidak menghakimi tentang bagaimana orang lain berpakaian. JasTidak salah jika mengatakan bahwa memakai jas setiap hari saat pergi ke kantor adalah hal yang biasa. Orang yang memakai jas biasanya orang yang menyukai kehidupan formal dalam kehidupan nyata. Mereka lebih memperhatikan detail penjahitan pakaian mereka, oleh karena itu berusaha lebih keras dalam berdandan. Juga, seperti dalam psikologi mode, orang yang mengenakan pakaian formal secara teratur dipercaya sebagai orang yang lebih percaya diri dalam hidup.
Sebagai insan yang berada di sebuah lembaga pendidikan, apalagi Sekolah Menegah Kejuruan yang notabene siswanya adalah laki-laki menghadapi siswa “nakal” adalah hal yang biasa. Mulai dari siswa yang sering terlambat atau bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas/ PR, ribut di kelas, jajan saat jam pelajaran, tidak sholat, dan masih banyak contoh “kenakalan” lain yang kerap dilakukan siswa. Hal-hal tersebut memang benar-benar menguji kesabaran kita. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan tingkat tinggi. Sebenarnya apakah benar ada anak diberi label “nakal”? Kita sendiri tidak setuju bila ada siswa yang dilabeli “nakal”. Apalagi tidak sedikit guru yang memberi label “nakal” apabila ia merasa tidak sanggup mengendalikan siswanya. Di sisilain ukuran “nakal” tiap guru berbeda-beda. Sebagian guru akan menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak mengerjakan PR, guru lain berpendapat siswa yang sering bolos/ tidak masuk sekolah adalah siswa yang “nakal”, sebagian lainnya menganggap siswa yang ribut saat pembelajaran adalah siswa yang “nakal”. Menurut saya tidak ada yang namanya siswa “nakal”, yang ada adalah;
Itulah beberapa sebab mengapa siswa berperilaku “nakal” saat di sekolah. Saat kita tahu latar belakang masalah perilaku murid kita, tentunya kita akan merasa iba dan kasihan. Oleh karena itu mari kita sebagai pendidik mulai untuk menghentikan label negatif kepada siswa. Beberapa tips di bawah ini bisa kita coba untuk mengatasi perilaku siswa yang “nakal”, adalah:
Itulah sedikit tips untuk para Pengajar. Semoga dapat memberikan manfaat. Prinsipnya adalah tidak ada siswa yang “nakal”. Yang ada adalah siswa kurang perhatian dan salah bergaul. Percayalah mereka bisa berubah. Perubahan itu akan bisa terjadi bila dimulai dengan strategi dengan menggunakan pendekatan hati. Bisa melalui tangan kita, atau mungkin tangan orang lain. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Dalam sebuah pertemanan pasti ada sesuatu yang membuatmu merasa kurang berkenan atau nyaman ketika menjalaninya. Hal itu bisa dipicu karena sikap atau pandangan temanmu yang sepertinya harus kamu tegur atau beri nasihat yang baik. Tentunya hal itu tak bisa semua orang lakukan dengan alasan takut menyakiti perasaan. Namun kamu tak perlu merasa sungkan lagi. Sebab lima hal di bawah ini bisa bantu kamu untuk menegur temanmu dengan baik, tanpa membuatnya merasa tersinggung akan tindakanmu. Unsplash/KaLisa VeerJika kamu menegur temanmu di depan orang banyak atau umum, secara tidak langsung kamu mempermalukannya atau membuat dirinya merasa tak nyaman. Sebagai seorang teman yang baik maka kamu juga harus menegurnya secara face to face. Untuk menghindari perasaan malu atau rendah diri. Tegurlah temanmu secara pribadi sehingga apa pun yang kamu ucapkan kepada temanmu tak ditelan mentah-mentah oleh pihak yang tidak berkepentingan. Kamu akan lebih leluasa menyampaikan teguran karena kondisi dan situasi yang mendukungmu dan temanmu. Baca Juga: Dijamin Gak Bakal Marah, 6 Tips Jitu Saat Menegur Orang Pexels/Dương NhânSampaikan dengan jelas teguranmu tanpa membuat dirinya merasa tersudutkan. Kamu harus mampu menyampaikan alasan kuat di balik teguranmu. Sehingga temanmu yang mendengarnya merasa percaya dan tak tersinggung, sebab yang kamu sampaikan adalah sebuah kebenaran atau hal yang bisa dipertimbangkan kembali. Dengan begitu temanmu dapat menyimak teguranmu dengan baik tanpa merasa tersakiti atau terhakimi. Pexels/VisionPic .NetAgar suasanya tak menjadi tegang sehabis kamu menyampaikan teguran, berilah temanmu pujian kecil. Katakan padanya bahwa dia sangat baik dan berlapang dada mau menerima teguranmu dengan hati yang terbuka. Kamu senang menegurnya karena sikapnya yang hangat dan terbuka. Kamu juga boleh meminta dia untuk menegurmu bila ada sesuatu yang kurang tepat atau harus segera diingatkan. Baca Juga: Hindari 5 Hal Ini Jika Ingin Menegur Kesalahan Pasangan
Baca Artikel Selengkapnya IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. |