Pertama-tama saya hendak meminta pemakluman dari pembaca atas skripsi-able-nya judul posting-an kali ini. Skripsi saya selesai tahun kemarin, tetapi jiwa saya masih belum move on sebab saya susun skripsi itu dengan mencurahkan segenap perasaan dan penghayatan. Bahkan hingga sekarang, saya masih kagok jika harus menulis dengan bahasa percakapan. Kesannya saya mengkhianati gelar Sarjana Sastra yang saya dapatkan Oktober silam, padahal kalau orang lain yang membaca, terasa biasa saja. Akan segera saya perbaiki ke-awkward-an ini, Kisanak. Sebagai perempuan yang fitrahnya ingin selalu mempercantik diri, saya sangat memerhatikan kondisi kulit, terutama wajah. Tidak perlu berkulit putih cemerlang bagai keramik yang digosok seratus kali, cukup memiliki kulit sehat dan terawat. Kalau sudah memenuhi dua kriteria tersebut, wajah akan otomatis menjadi cerah karena tidak kusam, dan kenyal-kenyal telur rebus. “Hal ini tidak bisa dibiarkan.” demikian pikir saya, dan setelah berkelana di dunia Google, saya menemukan produk skincare Hada Labo yang mengklaim bebas pewangi, pewarna, serta memiliki pH seimbang untuk kulit dan rendah iritasi. Setelah menghabiskan sisa-sisa skincare sebelumnya, saya beli starter pack Hada Labo Shirojyun, yang saya pilih sebab menurut beberapa artikel, series gokyujun mengandung alkohol. Sebetulnya tidak apa-apa sih kalau muslimah menggunakan produk alkohol karena alkohol hanya haram untuk dikonsumsi, tetapi saya pribadi memang menghindari produk beralkohol karena takut membuat wajah kering. Starter pack Hada Labo Shirojyun ini berharga sekitar IDR 24 ribu, yang terdiri dari Hada Labo Ultimate Whitening Lotion, Hada Labo Ultimate Whitening Milk, dan Hada Labo Ultimate Whitening Face Wash dalam ukuran 20 ml yang imut. Sempet kaget juga karena Hada Labo ‘kan produk Jepang, tapi kok harganya bisa murah ya? Ternyata bahan baku Hada Labo Indonesia memang diimpor dari Jepang, tetapi diproduksi di Indonesia di bawah pengawasan ketat Rohto Jepang. Hada Labo Shirojyun starter pack
Selain starter pack, saya pun membeli krim malamnya (IDR 72rb), tetapi essence-nya belum sempat saya beli hingga saat ini sebab harganya yang lumayan menguras kantong. Jadi lah saya masukkan essence Hada Labo ke dalam daftar “Mau Beli Tapi Tak Punya Uang Beli Tidak Ya Beli Tidak Ya” bersama jersey Arsenal original, lipstick YSL, dan rumah senilai 5 milyar. Menurut petunjuk pemakaian, cara penggunaan Hada Labo Shirojyun series adalah:
Berhubung keterangan essence adalah “jika perlu”, maka saya anggap bisa lah dilewat dulu sampai saya mampu membelinya.
CARA PENGGUNAAN
EFEK SETELAH PEMAKAIAN Selayaknya skincare pada umumnya, pada awal pemakaian, kulit saya terasa sedikit perih, dan baik lotion, milk, dan night cream-nya agak lama menyerapnya sehingga wajah saya terlihat jauh lebih berminyak daripada sebelumnya. Saya sempat berpikir, “ah ternyata sama aja ya. berarti memang kulit saya sudah tidak bisa tertolong. Fix harus saya ikhlaskan impian memiliki kulit lecir berkilau alami seperti Song Hye Gyo.” Purging ~ purging everywhere. Sempat panik sih karena tiba-tiba kulit di sekitar pipi dan tulang hidung saya menjadi kasar, lalu jerawat kecil-kecil bermunculan begitu saja. Yang anehnya lagi, jerawat ini bijil tapi tidak membesar dan matang. Setelah saya ‘totolkan’ krim malam ke jerawatnya, keesokan harinya langsung lenyap tak berbekas. Besok-besok mungkin akan saya coba ‘totolkan’ krim malam ke atas luka akibat ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya. Purging sudah mulai terkontrol tapi tetap ada 1-2 jerawat yang setia bertahan walau badai menghadang. Efek kulit mulus dan kenyal mulai terasa. Yang membuat saya senang bukan kepalang adalah hidung saya jadi bebas komedo, dan pori-pori di T-zone jadi mengecil. Efek ini tidak saya dapatkan dari skincare sebelumnya. Lalu, kulit saya mulai terasa kenyal dan elastis, bahkan smile line saya mulai menipis, lho. – Minggu keempat – sekarang Wajah saya mulai berhemat mengeluarkan minyak sehingga make up bisa menempel dengan baik. Sedikit curhat, terkadang saya sering malas ber-make-up jika pergi ke pasar atau supermarket, nah biasanya wajah saya menjadi sangat kusam dan super berminyak setelah lama di luar ruangan, tapi alhamdulillah sekarang kusam dan minyaknya sudah berkurang. Efek mencerahkan yang dijanjikan sih belum terasa ya, mungkin karena saya belum menggunakan essence-nya. Namun saya tidak mempermasalahkan karena kulit putih bukan lah target saya. KESIMPULAN Saya cukup puas dengan efek yang didapatkan wajah saya. Meskipun bau produk Hada Labo ini seperti perpaduan obat dan karet, tidak ada wangi-wanginya sama sekali, tetapi justru itu yang membuat saya jatuh cinta. Seram juga ‘kan kalau skincare yang kita gunakan memiliki wangi yang menyengat dan membuat pening. Selain itu harga produk-produk Hada Labo pun bisa dibilang cukup murah sebab dengan harga yang cukup terjangkau, produknya awet berbulan-bulan. Lotion dan milk yang saya dapatkan dari starter pack masih awet hingga sekarang padahal saya membelinya pada bulan Januari. Essence yang berharga di atas IDR 100 rb, dari review-review yang saya baca, bisa awet hingga 6-7 bulan. Efek yang paling saya suka adalah minyak di wajah jadi terkontrol, pori-pori mengecil, dan kulit menjadi kenyal dan lembut. Kekurangan dari produk Hada Labo hanyalah belum adanya label halal MUI di kemasannya. Meskipun memang produk Hada Labo tidak mengandung bahan-bahan yang melanggar syariat Islam, tapi alangkah baiknya segera ‘disahkan’. Namun semenjak adanya kerudung berlabel halal, saya sendiri jadi skeptis dengan sistem perhalalan di Indonesia. Resmi sudah kepindahan hati saya ke produk Hada Labo. Selain skincare-nya, saya pun menggunakan Tamagohada Ultimate Mild Peeling Face Wash, dan Hada Labo CC Cream Ultimate Whitening yang cocok banget di kulit wajah saya. Kapan-kapan akan saya buat review-nya, dan tips-tips penggunaannya. Entah kapan tapi ya sebab saya baru saja diterima bekerja. Oh akhirnya setelah 4 bulan menganggur … Sampai jumpa di postingan selanjutnya, dan selamat beristirahat, galaksi. |