Nilai yang terkandung dalam film Guru Bangsa Tjokroaminoto

Youtube

Poster Film Guru Bangsa Tjokroaminoto

Rep: C22 Red: Winda Destiana Putri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film 'Guru Bangsa Tjokroaminoto' menceritakan perjuangan Tjokroaminoto sebagai seorang pahlawan nasional bangsa Indonesia untuk mencerdaskan bangsanya. Menurut pelindung yayasan Keluarga besar HOS Tjokroaminoto, MS Hidayat, film ini dibuat untuk memperkenalkan sosok Guru Bangsa Tjokroaminoto. Film ini diharapkan dapat mengena di hati semua generasi bangsa yang menontonnya dan tetap menghibur para pecinta film indonesia."Walaupun film ini terkesan sebagai film yang berat, kami berharap dapat mengena di hati semua generasi dan tetap menghibur," kata Hidayat di Jakarta, belum lama ini.Hidayat menambahkan film Guru Bangsa Tjokroaminoto digarap bukan tanpa alasan. Pasalnya film ini sangat penting, karena film ini merupakan kebanggaan bangsa Indonesia."Kita sepatutnya bangga dengan adanya film ini, karena kita bisa mengenal siapa pahlawan kita sebelum negara ini bernama Indonesia," ujar dia.Melalui film ini, pelindung yayasan tersebut menjelaskan seluruh bangsa Indonesia dapat mengingat siapa pahlawan negara ketika masih bernama Hindia Belanda yang masih dijajah oleh Belanda.

Film besutan sutradara Garin Nugroho rencananya akan ditayangkan pada tanggal 9 April 2015 mendatang di seluruh bioskop Indonesia.

Nilai yang terkandung dalam film Guru Bangsa Tjokroaminoto

Proposal ini disusun dalam pelatihan dan mata kuliah Metodologi Penelitian. Sistematika penulisan ini pun berdasarkan buku panduan penulisan skripsi yang diterbitkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baroroh, Afifatul (2018) Nilai-nilai ukhuwah wathaniyah dalam film “Guru Bangsa Tjokroaminoto”. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Keprihatinan akan melemahnya kesadaran keberagaman yang ditandai dengan semakin banyaknya perselisihan antar umat, merupakan masalah besar yang menjadi tantangan sesungguhnya bagi umat dalam suatu bangsa. Peneliti menyoroti sebuah film karya Garin Nugroho yang berjudul Guru Bangsa Tjokroaminoto. Film Guru Bangsa Tjokroaminoto merupakan salah satu film yang menceritakan perjuangan sosok seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia yaitu Haji Oemar Sa’id Tjokroaminoto dalam upaya mempersatukan Indonesia (saat itu namanya masih Hindia Belanda). Tjokroaminoto merupakan sosok panutan bagi para generasi muda bangsa yang berbakat, dan juga orang-orang yang berperan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, seperti Soekarno, Haji Samanhudi, Semaoen, Kartosoewiryo, dan juga Musso. Kisah perjuangan seorang Tjokroaminoto yang menyeru untuk senantiasa menghormati antara satu sama lain, dan mengajak untuk selalu bersama dalam sebuah persatuan bangsa menjadi sebuah rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu bagaimana nilai-nilai ukhuwah Wathaniyah dalam film Guru Bangsa Tjokroaminoto ?Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuin apa saja nilai-nilai ukhuwah Wathaniyah yang terkandung dalam film Guru bangsa Tjokroaminoto?Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan meggunakan analisis Isi (Content analysis).

Hasil yang diperoleh peneliti terkait nilai-nilai ukhuwah wathaniyah pada film Guru Bangsa Tjokroaminoto dalam film ini, seperti nilai keberanian, pengabdian, memperjuangkan keadilan, kemandirian, ketabahan yang ada pada tokoh Tjokroaminoto dalam usaha mempererat tali ukhuwah wathaniyah. Perjuangan Tjokroaminoto berdasarkan pada empat persamaan di antaranya: Pertama Adanya persamaan nasib. Kedua, adanya keinginan bersama untuk merdeka. Ketiga,adanya kesatuan tempat tinggal. serta Keempat, adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suku bangsa

Haendlift, justru itu adalah sebuah “gertakan” yang diberikan olehnya terhadap penjajah Belanda juga sebuah bentuk “perlindungan dan pembelaan” terhadap rakyatnya, khususnya dalam hal ini adalah rakyat Jawa. 3 Scene 4 Pada fase ini, scene diteliti ketika Tjokro sudah berada di masa-masa pertengahan dewasa, dimana rasa nasionalismenya yang ada dalam dirinya sudah tumbuh kuat juga besar terhadap bangsa dan negaranya. Tjokro tidak hanya melakukan perlawanan atas dasar cinta serta setia saja terhadap bangsa dan negaranya, tetapi juga untuk menjaga dan melindungi rakyatnya dari segala bentuk ancaman yang membuat ketidaknyamanan rakyatnya. Inilah bentuk nasionalisme yang tergambar dalam scene diatas, yaitu Tjokroaminoto mengajak seluruh rakyatnya agar tidak diam dalam setiap penindasan yang dilakukan oleh penjajah. Ia menyarankan untuk sama-sama melakukan perlawanan, karena dengan begitu mereka bisa ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang berguna untuk memajukan bangsa dan negaranya tercinta. Hal ini juga menandakan bahwa Tjokro mencoba untuk menjaga dan melindungi negara dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar, serta ia sudah ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang berguna untuk memajukan bangsa dan negaranya. 4 Scene 5 dan 6 Pada fase ini, scene masih diteliti ketika Tjokro sudah berada di masa- masa pertengahan dewasa, di saat ia mengunjungi salah satu anggota organisasinya Sarekat Islam. Semestinya ada di dalam diri setiap individu beragama maupun bernegara melakukan sebuah perubahan. Sama halnya dengan apa yang sudah Tjokro lakukan untuk rakyatnya. Ia mempunyai inisiatif tersendiri untuk memajukan rakyat nusantara agar terlepas dari genggaman penjajah. Walaupun bentuk perubahannya tidak terlalu signifikan, tetapi ia sudah berusaha semampu yang ia bisa, melakukan perubahan demi kemajuan bangsa dan negaranya. Hal ini pula yang menggambarkan rasa nasionalismenya yang kuat dalam dirinya terhadap seluruh rakyatnya. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan oleh penulis pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Tanda-tanda yang digambarkan melalui karakter dan gerak isyarat tergambar dengan jelas dalam film ini. Akhirnya, karakter dan gerak isyarat dalam film yang menampilkan nilai-nilai nasionalisme bisa dianalisa secara denotasi, konotasi, maupun mitos. a. Denotasi Analisis film “Guru Bangsa Tjokroaminoto” ini memiliki makna denotasi yang menggambarkan sosok Tjokroaminoto yang berasal dari keturunan priyai pangreh praja namun walaupun begitu ia tidak pernah menuruti apa yang diperintahkan oleh Belanda ataupun dengan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Sampai akhirnya ia keluar dari jabatan tersebut dan memimpin organisasi Sarekat Islam untuk memberikan kesejahteraan kepada seluruh rakyat Indonesia dengan berniat membentuk pemerintahan sendiri. b. Konotasi Makna konotasi yang tersirat dalam film ini adalah sosok Tjokro yang tidak tega melihat ketidakadilan yang diterima oleh rakyatnya. Semenjak pada saat itu, ia berani melawan penjajah Belanda yang selalu bertindak semena-mena terhadap rakyat dengan pemikiran- pemikirannya. Semua itu dikarenakan jiwa nasionalisme dalam dirinya timbul dari semenjak ia remaja sampai beranjak dewasa, yang mana saat-saat itulah mulai tumbuh sampai menguatnya rasa nasionalisme dalam dirinya. c. Mitos Mitos yang terkandung dalam film ini yaitu tindakan-tindakan yang Tjokro berikan kepada seluruh rakyatnya, khususnya rakyat jawa pada saat itu termasuk dari sikap profesionalitasnya untuk mensejahterakan rakyatnya dan memegang teguh amanatnya yang diberikan kepadanya sebagai seorang pemimpin. Dari ketiga makna diatas, penulis dapat simpulkan bahwa nilai-nilai nasionalisme dari seorang tokoh pencetus generasi muda bangsa berbakat yaitu Tjokroaminoto sudah melekat dalam dirinya semenjak ia remaja bahkan sebelum itu atas dasar agama Islam. Dalam Islam sendiri mengajarkan dan menganjurkan agar setiap muslim harus memiliki sikap nasionalisme. 2. Berdasarkan dari rumusan masalah kedua, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam beberapa scene yang sudah diteliti, banyak dijumpai sikap- sikap yang menunjukkan nilai-nilai nasionalisme diantaranya seperti memperjuangkan keadilan, keberanian, pengabdian, serta ketabahan, sehingga semakin menunjukkan terbentuknya sikap nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan negara pada tokoh Tjokroaminoto dalam film ini.

B. Saran

Setelah penulis menyampaikan kesimpulan dari analisa diatas, penulis ingin menyampaikan beberapa saran, yaitu warga negara Indonesia khususnya sineas- sineas baru, harus lebih kreatif dalam memproduksi sebuah film. Menurut penulis, film dalam bentuk sejarah masih sangat dibutuhkan untuk anak-anak dalam negeri, karena banyak sejarah Indonesia yang ditutup-tutupi ataupun dihilangkan jejaknya setelah zaman orde baru seperti salah satu contohnya yaitu Tjokroaminoto. Sehingga tidak jarang masyarakat tidak mengetahui siapa Tjokroaminoto sebenarnya. Tokoh Tjokroaminoto pun dalam film ini diuraikan sangat singkat demi kebutuhan skenario dan karakter tokoh dalam cerita, sehingga masyarakat hanya mendapatkan tidak begitu banyak informasi umum tentang dirinya. Warga negara Indonesia juga seharusnya tidak melupakan sejarahnya, karena dengan apa yang telah dilakukan dan diusahakan oleh para pahlawan pada masa lampau, kita dapat menikmati kemerdekaan tanpa ada lagi kekerasan, pemberontakan serta ketidakadilan seperti saat ini. Masyarakat pun harus lebih cerdas memilih film-film yang patut untuk ditonton atau sebaliknya. Karena saat ini sudah banyak film-film yang memang tidak seharusnya untuk ditonton oleh masyarakat khususnya anak-anak di bawah umur serta remaja, yang mana di usia mereka dapat menyerap cepat pesan-pesan yang disampaikan oleh para tokoh filmnya. Masyarakat pun harus memberikan apresiasi yang besar terhadap para tokoh pejuang kemerdekaan, dan juga kepada sineas-sineas baru dalam negeri yang saat ini sedang mengepakkan sayapnya di kancah perfilman sampai ke ranah internasional.