Apakah diabetes bisa menyebabkan stroke

- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan diabetes mellitus sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Penyakit ini mengakibatkan terganggunya proses pengolahan glukosa dalam tubuh hingga mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.

Diabetes mellitus dibagi menjadi dua jenis, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Kedua jenis tersebut dibedakan berdasarkan penyebabnya.

Mengutip mayoclinic.org, diabetes tipe 1 terjadi karena masalah autoimun. Sistem kekebalan tubuh yang semestinya bekerja melawan patogen, malah berbalik menyerang sel-sel beta dalam pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tak mendapatkan suplai insulin yang cukup untuk mengurai glukosa menjadi energi sehingga terjadi penumpukan gula darah.

Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi akibat tubuh tidak lagi merespon hormon insulin. Dampaknya, insulin yang diproduksi pankreas tidak bekerja maksimal untuk mengurai glukosa. Kondisi tersebut, seperti halnya pada diabetes tipe 1, menyebabkan penumpukan gula darah.

Diabetes tipe 1 lazimnya muncul karena faktor genetik, infeksi virus, atau riwayat penyakit turunan. Adapun diabetes tipe 2 kerap terjadi karena masalah kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, maupun penambahan usia.

Gejala umum yang muncul pada kedua tipe diabetes tersebut serupa, seperti lebih sering buang air kecil, rasa lapar dan haus terus menerus, penurunan berat badan ekstrem tanpa dikehendaki, kelelahan, penglihatan buram, luka sulit sembuh.

Di samping itu, diabetes juga berpotensi menimbulkan komplikasi penyakit. Berikut ini beberapa komplikasi yang dipicu penyakit diabetes.

1. Penyakit jantung
Timbunan gula darah memicu pelbagai masalah pada sistem jantung. Penderita diabetes berisiko mengalami penyempitan pembuluh darah, yang berakibat pada serangan jantung atau stroke.

2. Gagal ginjal
Kontaminasi gula dalam darah membuat ginjal bekerja lebih keras dalam proses penyaringan. Keadaan seperti itu berisiko merusak struktur ginjal hingga terjadi gagal ginjal kronis yang berdampak serius.

3. Pikun
Pengidap diabetes tipe 2 rentan mengalami gangguan ingatan atau alzheimer yang mengakibatkan pikun atau lupa ingatan. Masalah ini terjadi karena kondisi gula darah yang tidak terkontrol hingga mempengaruhi kinerja otak.

4. Luka parah
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, diabetes akan membuat penderitanya mudah mengalami luka dan sulit disembuhkan. Dalam kondisi yang sudah parah, luka yang dialami penderita diabetes semakin membesar hingga terjadi kebusukan dan berakhir pada tindakan amputasi.

5. Kerusakan mata
Diabetes berpotensi menyebabkan kerusakan pembuluh darah di mata yang menuntun pada kebutaan. Diabetes juga dianggap meningkatkan risiko timbulnya katarak dan glaukoma pada mata.

Agar tidak mengakibatkan komplikasi serius dan berakibat fatal, diabetes mesti dideteksi secepat mungkin. Jika sudah menemukan gejala-gejala diabetes, segera konsultasikan dengan dokter.

Jika tak sempat ke rumah sakit karena aktivitas pada atau halangan lainnya, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter melalui GrabHealth. Caranya, buka aplikasi Grab lalu pilih menu Health. Di sana, kamu bisa berkonsultasi lewat chat dengan dokter atau mencari dokter spesialis untuk membantu mendeteksi masalah kesehatan.

Jangan kompromi dengan diabetes. Konsultasi dengan dokter sekarang dan selalu jaga kesehatan!

Simak Video "Kemenkes RI Laporkan Peningkatan Prevalensi Penyakit Diabetes-Stroke"
[Gambas:Video 20detik]
(mul/mpr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Diabetes merupakan penyakit yang mengacu dan mepengaruhi bagaimana tubuh Anda menggunakan gula darah (glukosa). Terlalu banyak gula dalam darah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Para pengidap diabetes harus hati-hati sebab menurut American Diabetes Association, orang yang menderita diabetes memiliki risiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena stroke. Hal itu disebabkan karena mereka memiliki terlalu banyak gula dalam darahnya, sehingga dapat merusak pembuluh darah. Kandungan gula berlebih dalam darah dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan penumpukan timbunan lemak. Kondisi inilah yang memicu penggumpalan darah yang bila berpindah ke otak dapat menyebabkan stroke. 

Risiko terjadinya stroke akan semakin meningkat jika penderita sudah berusia di atas 50 tahun dan memiliki kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, jarang berolahraga, obesitas, serta memiliki riwayat penyakit jantung atau hipertensi.

Lantas bagaimana cara mengantisipasinya? Berikut paparannya:

1. Kurangi Karbohidrat

Secara alami, tubuh akan memecah karbohidrat menjadi gula. Kemudian, insulin akan membawa gula ke dalam sel. Jika terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, proses tersebut akan terganggu sehingga kadar gula darah meningkat.

Untuk mengurangi asupan karbohidrat, Anda bisa menjalani pengaturan pola makan dengan mengganti nasi putih menjadi nasi merah atau mengurangi makan roti, gorengan, maupun cemilan lain yang terbuat dari tepung.

2. Aktif bergerak

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mencegah diabetes. Orang dengan pradiabetes sering mengalami penurunan sensitivitas insulin, juga dikenal sebagai resistensi insulin. Dalam keadaan ini, pankreas Anda harus membuat lebih banyak insulin untuk mengeluarkan gula dari darah Anda dan masuk ke dalam sel.

Olahraga meningkatkan sensitivitas insulin sel Anda, artinya Anda membutuhkan lebih sedikit insulin untuk mengelola kadar gula darah Anda.

3. Rajin Minum Air Putih

Menjadikan air sebagai minuman pilihan Anda akan membantu Anda membatasi minuman yang tinggi gula. Minuman manis seperti soda dan jus buah manis meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan diabetes autoimun laten orang dewasa (LADA).

Satu studi observasional besar pada 2.800 orang menemukan bahwa mereka yang minum lebih dari 2 porsi minuman manis per hari memiliki 99% dan 20% peningkatan risiko LADA dan diabetes tipe 2, masing-masing.

4. Berhenti Merokok

Merokok berkontribusi pada banyak kondisi kesehatan yang serius, termasuk penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker paru-paru dan usus. Sejumlah penelitian juga menghubungkan merokok dengan diabetes tipe 2. Diperkirakan bahwa merokok dapat meningkatkan resistensi insulin dan menghambat sekresi insulin.

5. Konsumsi ikan

Mengonsumsi ikan setidaknya dua kali seminggu dipercaya dapat menjadi salah satu cara mengatasi gula darah tinggi. Sebab, ikan tidak mengandung karbohidrat sama sekali, sehingga kandungan gulanya pun nihil.

Selain ikan salmon, Anda juga bisa mengonsumsi ikan tuna dan makarel yang juga kaya asam omega tiga sehingga bisa mencegah jantung. Namun, yang perlu diingat, hindari menggoreng ikan dengan banyak minyak.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Wajah Bisa Tunjukan Kaya atau Miskin? Ini Kata Riset

(hsy/hsy)

Penyakit apa saja yg menyebabkan stroke?

Secara umum, ada dua penyebab utama stroke yaitu arteri yang tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Selain itu, beberapa orang mungkin hanya mengalami gangguan sementara aliran darah ke otak, yang dikenal sebagai stroke ringan atau Transient ischaemic attack (TIA).

Apakah penyakit diabetes bisa menyebabkan kelumpuhan?

Waspada kadar gula tinggi bisa bikin lumpuh, inilah tanda dan gejala awal diabetes. KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jangan terlambat mendeteksi gejala penyakit diabetes. Penyakit gula ini bisa mengganggu organ tubuh lain, termasuk otak yang berujung pada kelumpuhan.

Apakah darah tinggi pemicu stroke?

Yoggie (2014) mengatakan hipertensi merupakan faktor pencetus utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke hemoragik ataupun iskemik. Hipertensi menyebabkan peningkatan tekanan darah perifer sehingga menyebabkan sistem hemodinamik yang buruk dan terjadilah penebalan pembuluh darah serta hipertrofi dari otot jantung.

Apakah penyakit diabetes bisa menyerang otak?

Kini para ilmuwan menemukan bukti bahwa diabetes juga merusak otak. Kadar gula darah yang terus menerus tinggi pada penderita diabetes akan menimbulkan kerusakan pada sistem tubuh, termasuk juga bagian otak. Penelitian juga mengaitkan diabetes dengan tingginya risiko stroke dan demensia.