Penggunaan energi alternatif bertujuan mengurangi penggunaan energi dari fosil, seperti minyak bumi. Mengapa? Karena butuh waktu bertahun-tahun untuk proses pembentukan minyak bumi. Selain itu, energi alternatif juga mengurangi kerusakan lingkungan. Pencemaran asap karena sisa pembakaran minyak bumi menyebar ke udara dan menyebabkan pemanasan global. Salah satu cara paling bijak yang bisa kita lakukan adalah berhemat energi. Ayo Berdiskusi Ayo, Hemat Energi! Hari ini, Udin dan teman-teman belajar mengenai energi minyak bumi. Di awal pelajaran, Pak Burhan menyajikan sebuah gambar mengenai proses pembentukan minyak bumi. Ternyata, butuh waktu yang sangat ... sangat ... sangat panjang. Jutaan tahun! Wah, pantas saja Udin sering mendengar anjuran “Hemat Energi” di mana-mana. Ketika berjalan pulang dari sekolah, Udin, Lani, Edo, dan Siti berbincang- bincang mengenai menghemat energi. Mereka berpikir, seharusnya ada yang bisa mereka lakukan untuk mengajak warga di Kampung Babakan untuk melakukan penghematan energi. Listrik, bahan bakar kendaraan, dan air adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh warga desa sehari-hari. Edo ingat, hampir sepanjang hari televisi di rumahnya selalu menyala. Ada, atau tidak ada yang menonton! Seperti sudah menjadi kebiasaan saja untuk langsung menyalakan televisi di pagi hari. Bahkan, ketika Edo ke sekolah, ayah kerja, dan ibunya memasak di dapur, televisi masih menyala tanpa penonton. Nah, itu satu hal yang bisa Edo lakukan. Mengingatkan anggota rumahnya untuk menghemat penggunaan listrik. Memang, memperoleh aliran listrik adalah salah satu hak masyarakat. Tetapi perlu diingat, bahwa kewajiban pemakai listrik bukan hanya membayar tagihan, tetapi juga harus menghemat pemakaian! Lani juga ingat. Ibunya selalu mengendarai motor untuk urusan apapun. Bahkan belanja ke warung Mpok Minah di ujung kampung pun, ibu mengendarai motor. Lani menyadari, ia harus mengingatkan ibu untuk menggunakan kendaraan seperlunya. Ibu perlu menghemat bahan bakar motor. Untuk jarak yang dekat, lebih baik berjalan kaki atau naik sepeda. Lebih hemat, lebih murah, dan lebih sehat! Hmm,.. Udin dan Siti jadi berpikir keras. Pasti ada yang bisa mereka lakukan untuk mengajak keluarga dan warga sekitar menghemat energi. Walaupun masih anak-anak, mereka pun menggunakan hak mereka sebagai pemakai energi. Jadi, mereka pun mempunyai kewajiban untuk melakukan penghematan. Akan lebih baik lagi jika mereka bisa menjadi pengingat warga. Ayo, hemat Energi! Berdasarkan teks di atas analisis pertanyaan berikut. 1. Mengapa kita perlu menghemat energi? Energi yang ada di alam jumlahnya sangat terbatas, jika tidak digunakan dengan bijak maka energi tersebut akan habis. Sumber energi yang tersisa bisa kita manfaatkan lagi di kemudian hari, terutama pada SDA yang tidak dapat diperbarui. bahkan hingga anak cucu kita bisa merasakan sumber energi yang ada di bumi. 2. Tindakan-tindakan apa yang sudah dilakukan untuk menghemat energi. Untuk menghemat energi dapat dilakukan dengan cara menggunakan kendaraan seperlunya saja, menghemat penggunaan listrik, mematikan tv jika tidak ditonton, 3. Tindakan-tindakan yang belum menunjukkan menghemat energi. Sepanjang hari tv di rumah edo selalu menyala padahal tidak ditonton, setiap hari ibu Lani menggunakan motor untuk urusan apapun. 4. Hal baik apa yang bisa kamu pelajari dari cerita di atas. Hal baik yang dapat kita pelajari dari bacaan di atas adalah kita harus dibiasakan menghemat energi sejak dini. Hemat energi berarti menjaga kelangsungan hidup generasi mendatang. Ya, selalu berhemat energi juga cara yang paling bijak untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Sebagai bagian dari masyarakat itu adalah kewajiban kita. Hal-hal apa saja yang sudah kamu dilakukan untuk menghemat energi?
Ayo Mengamati Sekarang, amatilah lingkunganmu. Tulislah fakta-fakta yang kamu temui mengenai kesadaran masyarakat dalam menghemat energi. Kamu bisa melakukan wawancara kepada ketua RT atau warga di lingkunganmu. Tulislah fakta-fakta yang kamu temukan pada tabel berikut. Hal-hal yang dilakukan masyarakat.
Ayo Mencoba Tahukah kamu?
Ayo Bernyanyi Tinggi nada suatu bunyi ditentukan oleh tinggi rendahnya frekuensi bunyi tersebut. Bunyi sebagai gelombang memiliki dimensi frekuensi. Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi dua, yaitu bunyi dengan frekuensi teratur yang disebut nada dan bunyi yang berfrekuensi tidak teratur yang disebut desah (noise). Dengan nada, kita dapat melantunkan sebuah lagu dan membuat alat musik. Dengan berbekal pengetahuan tentang hubungan antara frekuensi dan nada, manusia menciptakan tangga nada. Rangkaian tangga nada diatonik adalah C – D – E – F – G – A – B – C′ (do – re – mi – fa – sol – la – si – do′) |