Apa saja kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain sesuai dengan makna surat At-Tin ayat 5

Apa saja kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain sesuai dengan makna surat At-Tin ayat 5
Manusia disebut sebagai Makhluk yang paling sempurna oleh Allah dalam Al-Qur'an. Tapi keadaan bisa berbalik, jika ?

BincangSyariah.Com – Bila melihat keterkaitan isi dari surat sebelumnya, surat ini merupakan turunan dari khusus ke umum. Surat Alam Nasyrah atau yang lebih dikenal dengan nama al-Insyirah adalah surat sebelum surat At-Tin yang berkesimpulan Rasulullah saw adalah manusia paling sempurna yang telah dianugerahi keistimewaan oleh Allah swt berupa kelapangan dada, keringanan beban serta kesehatan jasmani-rohani, yang tentunya patut dijadikan suri tauladan bagi seluruh manusia.

Sisi umumnya adalah bagaimana dalam surat al-Tin ini berisi tentang manusia sebagai makhluk Tuhan paling sempurna. Dalam artian, manusia merupakan sebaik-baik makhluk yang diciptkaan oleh Allah SWT.

Hal ini terlihat dari sisi potensi positif yang bisa selalu dikembangkan oleh pribadi masing-masing. Dan bahwa bila ingin menjadikan potensi dirinya semakin baik maka sepantasnyalah untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan.

Kurang lebih begitu, bagaimana Quraish Shihab menggambarkan munasabah antara surat al-Tin dengan surat al-Insyirah.

Dalam term “potensi baik” bisa dilihat dari berbagai macam sisi. Potensi tersebut dalam bentuk fisik dan psikis. Salah satunya bisa berupa kemampuan intelektual, keilmuan, kesopanan, serta kesempurnaan fisik.

Pada ayat 1-3 Surat At-Tin ini, Allah berfirman,

 (3) وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ (1) وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ (2) وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ

“Demi Tin dan Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota yang aman ini”

Surat ini dibuka dengan sumpah. Apabila Allah SWT membuka sesuatu dengan sumpah maka maknanya adalah memberikan argumentasi sebagai penguat apa yang akan Allah firmankan.

Dalam hal ini Allah menggunakan tiga hal yang sangat berkaitan erat dengan apa yang ingin Allah sampaikan.

Pertama dengan tin dan zaitun. Kedua dengan bukit Sinai. Dan ketiga dengan kota yang aman.

Ulama berbeda pendapat dalam memaknai tiga hal tersebut. Namun pendapat yang lebih bisa diterima adalah pendapat yang menyatakan bahwa Allah SWT bersumpah dengan tempat-tempat para nabi menerima tuntunan Ilahi.

Ayat pertama berkaitan dengan tempat Nabi Isa as ketika menerima wahyu berupa Injil. Ayat kedua berhubungan dengan Nabi Musa as ketika menerima wahyu berupa Taurat. Dan ketiga merupakan tempat di mana Rasulullah saw menerima wahyu berupa al-Qur’an.

Setelah Allah menyebut empat hal yang dijadikan media sumpah, pada ayat selanjutnya merupakan peruntukan dari sumpah tersebut. Selanjutnya Allah swt berfirman:

 (4) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Kesempurnaan penciptaan di sini merupakan penggambaran anugerah Allah bahwa manusia tidak hanya dilengkapi dengan kesempurnaan fisik namun juga psikis yang menjadikannya berbeda atas makhluk lainnya. Manusia dianugerahi akal agar bisa membedakan antara baik dan buruk serta mampu menganalisis segalah hal yang berkaitan dengan alam semesta yang pada puncaknya menjadi pribadi paripurna sehingga bisa menjalani mandat sebagai khalifah di bumi.

(6) ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ (5) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ

“kemudian Kami mengembalikannya ke(tingkat) yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”

Kedua ayat ini merupakan penjelasan tentang bagaimana manusia sebagai individu yang dianugerahi berbagai macam kemampuan dan kesempurnaan fisik, bisa mengaplikasikannya untuk hal-hal positif.

Namun apabila sebaliknya, maka ia hanya akan menjadi individu yang semakin tua akan semakin jatuh dalam keburukan dan kesengsaraan.

Maka dari itu, sangat dianjurkan untuk selalu menggali potensi-potensi positif agar di kemudian hari ia menjadi individu yang senantiasa berada dalam kebaikan yang tiada pernah putus.

 (8)  فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ (7) اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ

“Maka apakah yang menyebabkanmu mendustakan pembalasan sesudah (adanya keteranga-keterangan itu)? Bukankah Allah swt adalah Hakim yang paling sebaik

Surat ini ditutup dengan pertanyaan bahwa apakah masih akan mengingkari wahyu yang diturunkan kepada rasul-rasulNya, mengingkari segala anugerah Allah berupa kemampuan fisik untuk mematuhi segala perintahnya serta kemampuan intelektual untuk menganalisis yang haq dan yang batil? Sesungguhnya Allah maha adil dan bijaksana dalam memilah antara yang kebenaran dan kebatilan, menetapkan siapa yang taat dan yang durhaka, serta yang memberi balasan setimpal bagi setiap usaha.

Semuanya tidak akan pernah tertukar dan tidak akan pernah melebihi dari apa yang seharusnya.

Tidak heran apabila setelah membaca surat al-Tin, Rasulullah saw menganjurkan untuk menyambut pertanyaan Allah swt tersebut dengan membaca,

بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ

“Benar ya Allah (Engkaulah yang paling bijaksana dan paling adil) dan aku termasuk salah seorang yang bersaksi atas hal itu” (HR. Abu Daud dan al-Tirmidzi)

Jakarta -

Salah satu surah pendek dalam Al Quran adalah surah At Tin. Surah ini hanya memiliki 8 ayat yang terdiri dari 34 kata dan 162 huruf.

Surah ke-95 dalam Al Quran ini dinamai Al-Tin karena pada permulaan surah, diawali dengan pernyataan sumpah dengan menggunakan kata At Tin. Kata At Tin sendiri mengandung arti buah tin.

Adapun isi kandungan dari surah At Tin ayat 1-8 yang dikutip dari tafsir Ibnu Katsir, beberapa ulama tafsir masih memperdebatkan maksud kata At Tin dalam surah ini. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tin adalah sebuah masjid di kota Dimasyq. Pendapat lainnya menyebut buah tin.

Kemudian muncul pendapat lain lagi yang menyatakan bahwa tin adalah nama sebuah gunung yang penuh dengan buah tin. Bahkan ahli tafsir Qurtubi berpendapat bahwa tin adalah nama masjid As-habul Kahfi.

Sementara itu, mengenai zaitun yang disebut dalam surah ini, ahli tafsir Ka'bul Ahbar, Qatadah, Ibnu Zaid, dan beberapa ulama tafsir lainnya mengatakan zaitun adalah nama sebuah masjid yang terletak di kota Yerussalem (Baitul Maqdis). Berbeda dengan Mujahid dan Ikrimah yang menyebut sebagai buah zaitun.

Untuk penjelasan lebih lengkapnya, berikut ini rangkuman dari kandungan surah At Tin ayat 1-8.

1. Tiga ayat pertama dalam surah At Tin merupakan nama tiga tempat di mana Allah mengutus para nabi dari kalangan Ulul Azmi secara berurutan menurut zamannya. Pertama adalah tempat yang dipenuhi dengan tin dan zaitun dan tempat Allah mengutus Nabi Isa, yaitu Baitul Maqdis.

Kemudian, tempat kedua adalah Tur Sinai, yakni nama bukit tempat Allah SWT berbicara langsung dengan Nabi Musa. Dan yang ketiga ialah Mekah alias kota yang aman. Tempat inilah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW.

2. Isi sumpah Allah SWT yang menyatakan bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik dan rupa yang paling sempurna, tegak jalannya, hingga sempurna seluruh anggota tubuhnya.

3. Allah SWT juga berfirman menciptakan neraka Jahannam atau tempat yang paling hina bagi ciptaan-Nya yang sempurna bila mereka tidak taat kepada Allah dan tidak meneladani rasul-Nya.

4. Allah SWT mengingatkan tentang hari pembalasan kelak. Melalui surah At Tin, Allah berfirman bahwa semua tanda-tanda penciptaan-Nya sudah tergambarkan dengan jelas berikut dengan tanda-tanda bahwa semua ciptaan Allah akan kembali pada-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada lagi alasan bagi manusia untuk mendustakan hari pembalasan kelak.

5. Allah SWT merupakan Hakim yang paling adil, tidak melampaui batas, dan tidak aniaya terhadap seseorang pun. Termasuk dalam menciptakan hari kiamat dan memberi pembalasan bagi orang-orang yang melanggar perintah-Nya.

Adapun bacaan lengkap dari surah At Tin `ayat 1 sampai 8 adalah sebagai berikut.

وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ

Bacaan latin: wat-tīni waz-zaitụn

1. Artinya: "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,"

وَطُورِ سِينِينَ

Bacaan latin: wa ṭụri sīnīn

2. Artinya: "dan demi bukit Sinai,"

وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ

Bacaan latin: wa hāżal-baladil-amīn

3. Artinya: "dan demi kota (Mekah) ini yang aman,"

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Bacaan latin: laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm

4. Artinya: "sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ

Bacaan latin: ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn

5. Artinya: "Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),"

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Bacaan latin: illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn

6. Artinya: "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya."

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ

Bacaan latin: fa mā yukażżibuka ba'du bid-dīn

7. Artinya: "Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?"

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ

Bacaan latin: a laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn

8. Artinya: "Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?"

Semoga dengan memahami isi kandungan surah At Tin `ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya ya, sahabat hikmah. Aamiin.

(nwy/nwy)


Page 2

Jakarta -

Salah satu surah pendek dalam Al Quran adalah surah At Tin. Surah ini hanya memiliki 8 ayat yang terdiri dari 34 kata dan 162 huruf.

Surah ke-95 dalam Al Quran ini dinamai Al-Tin karena pada permulaan surah, diawali dengan pernyataan sumpah dengan menggunakan kata At Tin. Kata At Tin sendiri mengandung arti buah tin.

Adapun isi kandungan dari surah At Tin ayat 1-8 yang dikutip dari tafsir Ibnu Katsir, beberapa ulama tafsir masih memperdebatkan maksud kata At Tin dalam surah ini. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tin adalah sebuah masjid di kota Dimasyq. Pendapat lainnya menyebut buah tin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kemudian muncul pendapat lain lagi yang menyatakan bahwa tin adalah nama sebuah gunung yang penuh dengan buah tin. Bahkan ahli tafsir Qurtubi berpendapat bahwa tin adalah nama masjid As-habul Kahfi.

Sementara itu, mengenai zaitun yang disebut dalam surah ini, ahli tafsir Ka'bul Ahbar, Qatadah, Ibnu Zaid, dan beberapa ulama tafsir lainnya mengatakan zaitun adalah nama sebuah masjid yang terletak di kota Yerussalem (Baitul Maqdis). Berbeda dengan Mujahid dan Ikrimah yang menyebut sebagai buah zaitun.

Untuk penjelasan lebih lengkapnya, berikut ini rangkuman dari kandungan surah At Tin ayat 1-8.

1. Tiga ayat pertama dalam surah At Tin merupakan nama tiga tempat di mana Allah mengutus para nabi dari kalangan Ulul Azmi secara berurutan menurut zamannya. Pertama adalah tempat yang dipenuhi dengan tin dan zaitun dan tempat Allah mengutus Nabi Isa, yaitu Baitul Maqdis.

Kemudian, tempat kedua adalah Tur Sinai, yakni nama bukit tempat Allah SWT berbicara langsung dengan Nabi Musa. Dan yang ketiga ialah Mekah alias kota yang aman. Tempat inilah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW.

2. Isi sumpah Allah SWT yang menyatakan bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik dan rupa yang paling sempurna, tegak jalannya, hingga sempurna seluruh anggota tubuhnya.

3. Allah SWT juga berfirman menciptakan neraka Jahannam atau tempat yang paling hina bagi ciptaan-Nya yang sempurna bila mereka tidak taat kepada Allah dan tidak meneladani rasul-Nya.

4. Allah SWT mengingatkan tentang hari pembalasan kelak. Melalui surah At Tin, Allah berfirman bahwa semua tanda-tanda penciptaan-Nya sudah tergambarkan dengan jelas berikut dengan tanda-tanda bahwa semua ciptaan Allah akan kembali pada-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada lagi alasan bagi manusia untuk mendustakan hari pembalasan kelak.

5. Allah SWT merupakan Hakim yang paling adil, tidak melampaui batas, dan tidak aniaya terhadap seseorang pun. Termasuk dalam menciptakan hari kiamat dan memberi pembalasan bagi orang-orang yang melanggar perintah-Nya.

Adapun bacaan lengkap dari surah At Tin `ayat 1 sampai 8 adalah sebagai berikut.

وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ

Bacaan latin: wat-tīni waz-zaitụn

1. Artinya: "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,"

وَطُورِ سِينِينَ

Bacaan latin: wa ṭụri sīnīn

2. Artinya: "dan demi bukit Sinai,"

وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ

Bacaan latin: wa hāżal-baladil-amīn

3. Artinya: "dan demi kota (Mekah) ini yang aman,"

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Bacaan latin: laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm

4. Artinya: "sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ

Bacaan latin: ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn

5. Artinya: "Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),"

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Bacaan latin: illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn

6. Artinya: "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya."

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ

Bacaan latin: fa mā yukażżibuka ba'du bid-dīn

7. Artinya: "Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?"

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ

Bacaan latin: a laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn

8. Artinya: "Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?"

Semoga dengan memahami isi kandungan surah At Tin `ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya ya, sahabat hikmah. Aamiin.

(nwy/nwy)