Langkah model PEMBELAJARAN Discovery Learning

Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat menjalani hari-hari di tengah pandemi yang belum pasti kapan usai.

Salah satu kebahagiaan seorang guru adalah melihat kesuksesan para peserta didiknya. Kesuksesan yang dimaksud bisa berupa kesuksesan akademik maupun nonakademik. 

Membahas kesuksesan akademik, tentu tak bisa lepas dari kegiatan pembelajaran selama di berada di kelas. Saat di kelas, guru sering dihadapkan pada kondisi di mana sebagian peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi. 

Untuk mengatasi hal semacam itu, tak ada salahnya jika Bapak/Ibu mencoba menerapkan metode discovery learning. Seperti apa penjelasannya? Inilah ulasannya.

Pengertian Discovery Learning

Discovery learning adalah proses untuk memahami suatu konsep dari materi secara aktif dan mandiri untuk kemudian diperoleh suatu kesimpulan. Pada metode ini, guru tidak secara aktif menjelaskan materi pada peserta didik. 

Tugas guru hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan materi. Selanjutnya, peserta didiklah yang harus menemukan, menyelidiki, dan menyimpulkan hasil temuannya sebagai modal untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Metode ini dirumuskan pertama kali oleh seorang psikolog asal Amerika Serikat, yaitu Jerome Bruner. Seiring berjalannya waktu, metode ini juga dikembangkan oleh beberapa ahli di dalam negeri. Adapun pengertian metode discovery learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Jerome Bruner

Pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya informasi final dari suatu konsep atau materi, melainkan peserta didik harus mengorganisasi solusinya secara mandiri.

2. M. Hosnan

Model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan cara menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang didapatkan bisa bertahan lebih lama.

3. Sanjaya

Model pembelajaran yang bahan pelajarannya dicari dan ditemukan oleh peserta didik melalui berbagai kegiatan.

4. Sund

Kemampuan siswa dalam mengintegrasikan antara konsep dan prinsip.

5. Russefendi

Metode mengajar yang menekankan kemampuan peserta didik dalam menemukan pengetahuan.

Tujuan Discovery Learning

Berikut ini merupakan tujuan discovery learning.

  1. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
  2. Melatih peserta didik untuk berpikir secara sistematis dan ilmiah dalam menyelesaikan suatu permasalahan terkait materi.
  3. Meningkatkan pola berpikir kritis bagi peserta didik.
  4. Melatih peserta didik dalam menyusun strategi untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait materi yang sedang diajarkan.

Manfaat Discovery Learning

Manfaat discovery learning adalah pemahaman peserta didik tentang suatu konsep dalam pembelajaran bisa bertahan lebih lama karena mereka memahami konsep tersebut secara mandiri, melalui keaktifannya dalam menggali informasi.

Jenis Discovery Learning

Penerapan metode ini dalam mengajar diharapkan mampu meningkatkan ketertarikan peserta didik pada materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, Bapak/Ibu bisa memilih jenis discovery learning yang sesuai. Secara umum, dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Free discovery learning

Proses pembelajaran yang tidak disertai petunjuk atau arahan. Artinya, peserta didik harus memiliki kepekaan terhadap materi yang sedang dipelajari.

2. Guided discovery learning

Pembelajaran yang melibatkan peran guru sebagai fasilitator untuk menunjang terlaksananya pembelajaran.

Kira-kira, manakah yang bisa diterapkan di kelas Bapak/Ibu?

Langkah Discovery Learning

Mungkin Bapak/Ibu bertanya, bagaimana langkah penerapan metode ini dalam pembelajaran? Berikut ini langkah-langkahnya.

  1. Memberi rangsangan atau stimulus (stimulation)
  2. Mengidentifikasi masalah (problem statement)
  3. Proses mengumpulkan data (data collection)
  4. Proses pengolahan data (data processing)
  5. Pembuktian (verification)
  6. Penarikan kesimpulan (generalization)

Untuk melihat penerapan langkah di atas, perhatikan contoh discovery learning pada pembelajaran IPA berikut ini.

  • Topik/Tema: Kelistrikan dan Teknologi Listrik di Lingkungan
  • Subtopik/Tema: Konsep Listrik Statis

Adapun sintaks dan kegiatan pembelajaran berkaitan tema di atas adalah sebagai berikut.

a. Stimulation

Pada tahapan stimulation, guru memberikan motivasi agar peserta didik bisa lebih fokus dalam mempelajari materi tentang kelistrikan pada saraf. Lalu, guru meminta peserta didik untuk memukulkan sikunya ke meja.

b. Problem statement

Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi masalah terkait kelistrikan pada saraf sebanyak mungkin, hingga akhirnya timbul pemikiran dan pertanyaan dari peserta didik.

  • Guru bisa bertanya pada peserta didik, misalnya “Apa yang kalian rasakan setelah siku dipukulkan ke meja?”
  • Guru meminta peserta didik untuk merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan. Misalnya, “Mengapa siku terasa sakit saat dipukulkan ke meja?”, “Apa peran saraf dalam menanggapi rangsangan tersebut?”, “Bagaimana kelistrikan terjadi pada sel saraf manusia?”
  • Guru meminta peserta didik untuk membuat hipotesis terhadap pertanyaan di atas.

c. Data collection

Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mencari informasi yang relevan guna menjawab pertanyaan yang dirumuskan pada tahap problem statement.

d. Data processing

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk memproses informasi yang telah dikumpulkan oleh masing-masing anggota.

e. Verification

Tahap verification memuat kegiatan peserta didik untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan. Cara untuk membuktikannya adalah dengan melakukan pemeriksaan kembali hipotesisnya dan mencocokkan hipotesis tersebut dengan informasi yang diperoleh dari literatur.

f. Generalization

Pada tahap ini, peserta didik menyimpulkan berdasarkan kecocokan antara informasi yang diperoleh dan hipotesis.

Kelebihan Discovery Learning

Adapun kelebihan discovery learning adalah sebagai berikut.

  1. Mampu memperbaiki dan meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik di ranah kognitif.
  2. Menumbuhkan rasa senang saat berlangsungnya pembelajaran, terlebih jika kesimpulan yang diperoleh sesuai.
  3. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik bisa diingat dan dipahami lebih lama.
  4. Mampu membangkitkan keinginan belajar peserta didik.
  5. Mampu meningkatkan penalaran peserta didik.
  6. Lebih efektif dalam mentransfer pengetahuan pada peserta didik.

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang discovery learning, semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Apabila Bapak/Ibu sedang mencari-cari informasi tentang pendidikan, stay tune bersama Quipper Blog. Tetap semangat dan Salam Quipper!

[spoiler title=SUMBER]

  • pgdikdas.kemdikbud.go.id/
  • kajianpustaka.com/
  • passakanawang.com/
  • meenta.net/
  • repository.unpas.ac.id/ 
  • digilib.uinsby.ac.id/[/spoiler]

Penulis: Eka Viandari