Apa apa saja kendala yang dihadapi katekumen dalam menerapkan ketaatan kepada Kristus

Doa  :

Pembacaan Alkitab Kisah Rasul 4 :17-20  :

4:17   Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu.”

4:18 Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.

4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.

4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”

Tema Renungan kita : KENDALA BERUPA ANCAMAN & LARANGAN PEMBERITAAN INJIL

          Kendala yang dialami para Rasul setelah Sang Guru mereka, terangkat ke Sorga tidak menyurutkan semangat dan kualitas pelayanan yang ditunjukkan mereka. Kendala para Rasul jelas sekali dari para Imam, Kaum Saduki dan Pengawal Bait Allah. تعريف القمار Para Imam dengan terang dijelaskan Kisah Para Rasul (dr Lukas) bentuk ancaman dan larangan untuk berbicara dengan siapapun (ayat 17), jangan berbicara atau mengajar dalam nama Tuhan Yesus (ayat 18)… kendala yang dihadapi, apakah para Rasul mengikuti apa yang dilarang …? Ayat 19 dan ayat 20 jelas sekali keberanian dan ketaatan serta siap menangung resiko yang akan mereka hadapi.

          Kita dapat belajar dari Para Rasul bagaimana menghadapi kendala dalam memberitakan Injil dari ancaan dan larangan : Pertama, Prinsip ketaatan kepada kehendak Tuhan mereka menyadari bahwa manusia hanyalah alat Tuhan untuk menyampaikan kebenaran(ayat 19 : Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.) Kedua, berani berkomunikasi berpatokan pada Firman Tuhan (ayat 4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat = FIRMAN YANG MENJADI MANUSIA dan yang telah kami dengar.” = YESUS YANG BERKTA-KATA DAN TERBUKTI)

          Bapak/Ibu, saudara-saudara, bagaimana dengan kita ? Kendala apa yang sedang kita hadapi dalam memberitakan Injil dan sejauh mana keterlibatan kita dalam pemberitaan Injil ? فيلم سيارات سباق Mari….kita lebih taat kepada Allah untuk mengatakan kebenaran dan dengan berani terus memberitakan Injil ….

NKB. 38 – T’lah Lewat Malam Yang Gelap

T’lah lewat malam yan gelap, datang hari yang cerah!

Dan rasa takut pun lenyap, jiwaku bersukalah!

Refrein : Sungguh nyata damai sorga membuatku bergemar.

Kasih Mukhalis bagiku jadi harta yang besar.

Doa Penutup : ….

Apa apa saja kendala yang dihadapi katekumen dalam menerapkan ketaatan kepada Kristus
Jika firman Allah — kabar baik tentang Yesus Kristus — secara inheren memiliki kekuatan untuk meningkat dan berlipat ganda melalui karya Roh Kudus, mengapa penginjilan begitu sulit? Mengapa kita tidak membagikan Injil lebih daripada yang kita lakukan? Kita perlu bertanya apakah kita adalah angin segar yang menyebabkan benih kabar baik dapat tersebar, atau sebaliknya, kendala yang mencegahnya untuk bergerak lebih jauh dan lebih cepat. Sayangnya, banyak dari kita yang lebih menyerupai seperti dinding dibandingkan angin. Akan tetapi, mengapa?

Empat Kendala Penginjilan

  1. Kurangnya Pengetahuan tentang Injil

Berapa kali Anda mendengar Injil dalam khotbah, buku, atau percakapan? Jika Anda sudah menjadi orang Kristen, bahkan untuk waktu yang singkat, Anda memiliki kemungkinan mendengar Injil ratusan kali. Namun, banyak dari kita masih berjuang untuk mengartikulasikan kebenaran Injil dalam cara yang sederhana, koheren, dan dimengerti. Bisakah Anda berbagi pesan penting dari Injil dalam waktu enam puluh detik saat ini juga?

Beberapa dari kita tak terlalu peduli tentang orang-orang yang terhilang. Kita tidak akan pernah mengatakannya, tetapi prioritas dan kehidupan kita mengungkapkannya. Kita tidak menyiapkan waktu dalam jadwal kita yang sibuk untuk berinteraksi dan terlibat dengan mereka yang tidak mengenal Kristus. Kita telah lama berhenti berdoa untuk orang yang terhilang di lingkungan dan tempat kerja kita. Kita tidak memiliki teman non-Kristen dan nyaris tanpa ikatan dengan mereka. Orang yang terhilang berada dalam prioritas yang rendah. Misalnya, kapan terakhir kali Anda mengundang seseorang yang tidak mengenal Kristus ke rumah Anda?

3. Takut

Apa yang orang lain pikirkan tentang saya? Bagaimana jika mereka tidak menyukai saya atau keluarga saya? Beberapa orang dilumpuhkan oleh pikiran tentang menjadi tidak disukai, terpinggirkan, ditertawakan, atau terang-terangan diejek. Kita takut akan kehilangan bisnis atau tidak mendapat promosi. Bagaimana jika mereka berhenti mengundang anak-anak saya ke pesta ulang tahun? Bagaimana jika membicarakan tentang Kristus membuat tetangga saya menjadi canggung? Bagaimana jika mereka menyamakan saya dengan Ned Flanders atau sekte Westboro Baptist Church?

Kita kurang memiliki belas kasih bagi yang terhilang. Kita telah lama melupakan bagaimana rasanya hidup tanpa harapan, hilang, dan terpisah dari Kristus. Kita jarang mempertimbangkan bahwa mereka yang tidak mematuhi Kristus “akan mengalami hukuman kebinasaan yang kekal, jauh dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuasaan-Nya” (2 Tesalonika 1:9). Kita hanya tidak terlalu peduli. Kita dapat mengatakan bahwa kita peduli, tetapi kita jarang menangis kepada Tuhan untuk keselamatan tetangga, rekan kerja, dan teman sekelas kita yang terhilang. Belas kasih Paulus dalam Roma 9:3 adalah hal yang benar-benar asing bagi kita: “Sebab, aku berharap agar diriku terkutuk, terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani”.

Jika melakukan pemuridan adalah misi kita (Matius 28:18-20), bagaimana pengikut Kristus dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut sehingga dapat menjadi saluran anugerah kepada yang terhilang? Salah satu cara utama agar kita dapat mengatasi kurangnya pengetahuan akan Injil, perasaan apatis, rasa takut, dan kurangnya belas kasih adalah dengan berkumpul bersama dengan sesama orang percaya untuk mengingat dan menumbuhkan panggilan dan keyakinan inti kita.

Semua orang Kristen memerlukan sesama orang percaya untuk membantu mereka bertumbuh dalam pemahaman mereka tentang Injil. Kita semua membutuhkan orang lain dalam hidup kita, yang memacu kita untuk memberi kasih sayang yang lebih besar dan semangat untuk mencintai yang terhilang dengan berbagi kabar baik tentang Yesus dengan rela, yakin, dan berani.

Sumber:  http://www.desiringgod.org/articles/four-reasons-we-don-t-share-the-gospel

Apa apa saja kendala yang dihadapi katekumen dalam menerapkan ketaatan kepada Kristus

Sejak saya menyerahkan hidup saya kepada Tuhan, saya percaya bahwa Tuhan punya sebuah rencana untuk saya. Dan bukan hanya sekedar rencana tapi sebuah rancangan terbaik. Masuk dalam sebuah universitas kristen, saya belajar bahwa setiap kita punya panggilan dari Tuhan dan itu dapat dihidupi lewat karir kita.

Dalam Yeremia 29:11 dikatakan “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Tapi bagaimana jika keinginan kita berbeda dengan kehendak Allah? Sungguh berbahaya jika kita salah mengartikan ayat ini. Kita jenuh dengan budaya yang mengatakan kejarlah panggilan dan apa yang menjadi gairah di hidupmu agar hidupmu berarti. Karenanya, kami meminta Allah untuk masuk dalam kehidupan kita dan menjawab doa dengan cara yang kita inginkan.

Keinginan kita tidaklah selalu menjadi bagian dari ‘panggilan’ kita.

Berikut adalah tiga hambatan yang mungkin kamu alami saat mencoba untuk hidup dalam panggilanNYA

1. Takut
Ketika mencoba untuk menemukan apa panggilan Tuhan melalui karir, saya mengabaikan keinginan pribadi. Melihat apa yang menjadi gairah dan kemampuan yang saya miliki, saya pun melamar di beberapa lowongan pekerjaan. Menyelesaikan studi pasca sarjana sambil menunggu jawaban tuhan untuk membuka sebuah pintu.
Tapi ketika sebuah pintu dibuka, saya bertanya-tanya, “Apakah ini pilihan terbaik Tuhan untuk saya? Apakah ini jalan yang benar?”
Jadi, saya mengambil waktu untuk berdoa. Saya bertanya kepada teman dan keluarga. Saya mencari jawaban apakah itu rencana Tuhan atau bukan. Apakah saya mengambil jalan yang salah? Bagaimana jika pintu ini ternyata bukan dari Tuhan?
Di tengah ketakutan, saya kehilangan tujuan untuk apa Tuhan memanggil saya. Saya seakan membeku dengan keyakinan bahwa Allah memiliki satu rute yang sempurna namun saya tak melihatnya terjadi. Tuhan tidak selalu meminta kita untuk mengejar sebuah karir yang sempurna.

Mari kita jujur, nyatanya tidak ada karir yang sempurna.

Saat kita terjebak dengan itu, kita menanti rasa damai dan penegasan bahwa ada pintu terbuka di depan kita dan memastikan itu panggilanNYA bagi kita. Terkadang, kita butuh untuk mengambil sebuah ‘lompatan’ iman. Jika kamu sudah berdoa dan mencari arah Tuhan dari teman dan keluarga, mungkin sudah waktunya untuk berjalan melalui pintu itu.
Ketika mencari hal utama, kita harus meletakkan kepuasan kita dibawah kemuliaan Tuhan.Tuhan meminta kita hidup untukNYA ada dalam pilihan utama. Jika kamu memilih jalan yang dapat atau akan memuliakan Allah, itu adalah jalan yang benar.

2. Fulfillment / Pemenuhan Hasrat Terdalam
Permasalahan lain dalam menemukan panggilan hidup adalah fulfillment. Fulfillment adalah sebuah perasaan kepuasan telah mencapai apa yang diinginkan. Langkah pertama yang diambil dalam menemukan panggilan Allah dalam hidup kita adalah mempertimbangkan apa yang DIA sukai. Tapi ini akan memakan waktu yang cukup panjang.
Saat kita menempatkan fulfillment sebagai yang terutama, kita meletakkan kepuasan pribadi diatas kemuliaan Tuhan. Ketika hal itu terjadi, maka tujuan kita pun terlupakan. Dampaknya, kita akan terjebak dalam kebingungan untuk menetapkan langkah selanjutnya.

Tuhan terkadang meminta kita untuk belajar melalui hal yang rasanya kurang menyenangkan. Apakah itu gaji yang lebih kecil atau mencoba banyak pekerjaan. Terkadang Tuhan juga menempatkan kita di tempat yang rasanya jauh dari apa yang dianggap menyenangkan atau menguntungkan.

Tuhan ingin kalau fulfillment kita adalah dariNYA. Memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari adalah fulfillment yang sesungguhnya kita cari.

3. Merasa Ditinggalkan
Terakhir, ketika kita menempatkan segala sesuatu sebagai prioritas sebelum Tuhan, kita benar-benar menyerahkan hidup pada dewa yang salah. Kita menciptakan berhala.
Apakah kamu melihat sebuah karir karena uangnya? Apakah kamu berharap bekerja untuk memiliki kekuasaan dan kontrol? Apakah kamu berharap dengan membantu mereka yang membutuhkan untuk melakukan pembenaran atas diri sendiri? Berhala tidak akan memberikan peringatan dan hal itu akan terus menjalar kedalam keinginan dan harapan kita saat kita terus membiarkannya terjadi.

Di saat kita membiarkan berhala ini masuk dalam motivasi kita, hasilnya kamu dan saya akan merasa ditinggalkan Allah.

Ketika Allah meminta kita untuk mengikutiNYA, DIA berkata untuk menempatkan hal duniawi dibelakang alias bukan prioritas utama. Sangat penting buat kita sekarang untuk melihat jauh kedepan dan jujur terhadap diri sendiri apa yang sebenarnya menjadi motivasi kita, apakah ada berhala yang bersembunyi dibalik motivasi tersebut. Jangan berpaling dari Allah dalam pencarianmu.

Baca juga: Bagaimana Cara Menumbuhkan IMAN?

Panggilan Utama
Tuhan memanggil kita untuk hidup bagi kemulianNYA setiap hari. Apakah pekerjaan kita mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia atau hanya berdampak mempengaruhi satu jiwa, yang terpenting kemuliaanNYA dinyatakan dalam kita.

Jangan membuang waktu untuk mencari rencana yang sempurna sehingga lupa melangkah. Jalanilah kasih Tuhan sekarang. Ambil sebuah resiko, jalanlah melewati sebuah pintu dan tempatkan hatimu di tanganNYA. Hidup sepenuhNYA bagi DIA dalam apapun yang kamu lakukan dan tujuan hidupmu akan tercapai.

Panggilan kita bukanlah karir yang sempurna, tapi hidup bagi kemuliaanNYA setiap hari. Lihatlah setiap saat sebagai kesempatan yang diberikan Tuhan untuk membawa jiwa-jiwa kepadaNYA.

Apa apa saja kendala yang dihadapi katekumen dalam menerapkan ketaatan kepada Kristus
Klik disini untuk download app yesHEis