Kunci jawaban Tema 4 untuk kelas 3 SD/MI pada buku tematik halaman 40, 41, 42, 43, dan 44 subtema 1 pembelajaran 6. Show
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban Tema 4 untuk kelas 3 SD/MI pada buku tematik halaman 40, 41, 42, 43, dan 44. Soal ini ada dalam Subtema 1 Pembelajaran 6 Kelas 3 SD Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018. Ada empat subtema dalam buku tematik kelas 3 SD Tema 4 yang berjudul Kewajiban dan Hakku. Pada subtema 1, siswa kelas 3 SD akan belajar mengenai Kewajiban dan Hakku di Rumah. Ada beberapa pembelajaran yang bisa dikerjakan siswa kelas 3 SD/MI dalam buku tematik 4 subtema 1 pembelajaran 6. Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 33, 34, 36, 37, 38 Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 5 Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 25 26 27 28 29 30 31 Subtema 1 Pembelajaran 4 Buku Tematik Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 19, 20, 21, 22, 23 Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 3 Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Buku Tematik Kelas 3 SD Halaman 10 12 13 14 16 17 Subtema 1 Pembelajaran 2 Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 2, 3, 4, 5, 6 Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 1 Berikut kunci jawaban dalam buku tematik 4 untuk kelas 3 SD/MI subtema 1 pembelajaran 6 halaman 40, 41, 42, 43, dan 44: Ayo Membaca (Halaman 40) Simaklah masalah-masalah berikut ini! Sampaikan saranmu di depan kelas! Lakukan secara berkelompok! Home > Balita dan Anak > Di atas 5 tahun 03 September 2018 Berilah contoh, dimulai dengan membereskan barang Moms sendiri Tak jarang Moms dipusingkan dengan rumah yang mendadak berantakan setelah Si Kecil puas bermain. Kondisi seperti ini biasanya bikin Moms emosi dan lelah untuk membereskannya, terlebih bila tak ada asisten rumah tangga yang membantu. Sebenarnya solusinya tak terletak pada orang lain, melainkan pada Si Kecil sendiri. Moms harus melatih anak agar mereka dapat membereskan mainannya sendiri. Berikut cara-cara yang bisa dicob! Dimulai Sejak DiniSejak Si Kecil sudah mulai mampu menirukan apa yang Moms lakukan, mulailah sejak dini untuk meminta mereka membantu Moms menata kembali mainannya. Setiap kali Moms membersihkan rumah dan dekat dengan Si Kecil, mulailah berikan mainan yang berada di lantai dan tunjuk tempat penyimpanannya. Apresiasi dan buat mereka bangga dalam melakukannya, dengan demikian mereka akan terbiasa melakukan hal tersebut. Kurangi MainannyaKasih sayang terkadang membuat Moms memberikan segala bentuk mainan untuknya, meski terlihat menyenangkan namun sebaiknya berikan batasan. Moms harus mampu membatasi jumlah mainan yang diberikan pada mereka, bila mainan sudah dirasa terlalu banyak maka sebaiknya menyumbangkan mainan lama mereka. Pilihan mainan yang semakin sedikit akan membuat semakin mudah dalam mengelola mainan-mainan tersebut. Baca Juga: Yuk Ajak Anak Bersih-bersih Rumah! Berikan Tempat KhususMasing-masing mainan harus diupayakan memiliki tempatnya masing-masing, seperti boneka, mobil-mobilan dan apapun jenisnya. Dengan menyimpannya secara terpisah dan teratur, akan membiasakan Si Kecil untuk mengambil dan mengembalikannya ke tempat yang sama. Dengan demikian, kedisiplinan dalam membereskan mainan pun lama-lama akan menjadi kebiasaan mereka. Menjadi ContohSebagai seorang peniru yang ulung, Si Kecil akan dengan mudah menirukan apa yang Moms dan Dads lakukan. Berilah contoh sesering mungkin untuk segala urusan positif, dimulai dengan membereskan barang Moms sendiri misalnya. Si Kecil yang mulanya hanya mengamati, lama kelamaan akan mulai meniru dan menerapkannya pada barang-barang mereka sendiri. Terapkan SyaratBila sudah mulai menemukan kesulitan dalam meminta sesuatu terhadap Si Kecil, Moms bisa mulai memberlakukan syarat pada mereka. Misalnya, Moms mengizinkan mereka makan es krim atau permen setelah mereka membereskan mainannya. Cara ini akan membuat mereka terbiasa mendapatkan sesuatu dengan usaha. Baca Juga: 7 Tips Memilih Mainan Bayi Ramah Lingkungan Jadikan PermainanDi sini kreativitas Moms harus diasah, Moms harus mampu membuat kegiatan beres-beres ini menjadi sesuatu yang menyenangkan seperti sebuah permainan. Langkah sederhananya Moms bisa mengajak mereka untuk berlomba membereskan mainan bersama Moms. Masih banyak lagi langkah-langkah cermat yang dapat Moms manfaatkan untuk membuat mereka mau membereskan mainan mereka. Namun, tetap jangan lupakan satu hal yang Moms, selalu apresiasi mereka untuk sekecil apapun yang telah dilakukan. Bentuk apresiasi inilah yang akan terus memotivasi mereka untuk melakukan hal yang lebih baik. Selamat mencoba! (MDP)
Memiliki anak memang pasti ada konsekuensinya, salah satunya adalah rumah atau kamar yang berantakan karena mainan anak berserakan. Betapa melelahkannya kalau siang-malam harus bolak-balik merapikan mainan anak hanya untuk diserakkan lagi olehnya. Nah, oleh sebab itu, yuk, Ma, mulai ajari anak untuk membereskan dan merapikan baran-barangnya sendiri. Bukan hanya membantu meringankan Anda, tapi juga untuk mengajarinya untuk bertanggung jawab memelihara baran-barang miliknya, sekaligus agar Ia sadar bahwa membereskan mainan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bermain. Sebaiknya, anak diajak untuk membantu membereskan barang-barangnya sejak dini. Bagaimana merapikan dan seberapa banyak yang dibereskan tentu harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Anak balita yang disuruh membereskan kamar berantakan tentu merasa kewalahan dan bisa jadi malah ngambek. Jadi sabar-sabar mengajarinya ya, Ma.• Saat anak batita sudah bisa mengikuti permintaan Anda, cobalah minta Ia memasukkan mainan yang sedang dipegangnya ke dalam kotak atau keranjang khusus yang Anda sediakan. Jadikanlah itu sebagai permainan.• Selanjutnya, Anda bisa meningkatkan ‘level’. Mintalah Ia memungut mainan tertentu untuk dimasukkan ke kotak, misal “Ambil bolanya sayang, masukkan ke kotak biru. Sekarang ambil boneka bebeknya, masukkan juga ke kotak sama bola”. Sebutkan bendanya satu-satu secara spesifik. Lakukan ini setiap hari, setiap kali selesai bermain. • Lebih baik ajak Ia beres-beres mainan yang sudah selesai dimainkan dulu sebelum mengizinkannya ‘menyebar’ mainan-mainan lain. Soalnya kalau sudah telanjur berantakan hebat, anak malah jadi enggan membereskan, sama seperti kita yang sering merasa bingung mulai membereskan dari mana saat melihat tempat yang berantakan bak kapal pecah. Berhasil melakukan tugas-tugas kecil akan menumbuhkan rasa percaya dirinya.• Kalau dari kecil sudah terbiasa dilatih membereskan barang-barangnya, di usia TK biasanya sudah bisa dipercaya melakukan tugas yang lebih menantang. Mama mulai bisa untuk mengatakan, “Kakak, beresin mobil-mobilannya, dong!” Bahkan jika mobil-mobilan beserta jenis mainan lain berserakan di area bermainnya, Ia sudah akan mampu membereskan. • Yang penting, jadikanlah waktu beres-beres menyenangkan bagi anak. Jadikan itu sebuah permainan juga, Anda bisa mengajaknya berlomba memasukkan barang ke keranjang, atau memutar sebuah lagu dan berusaha memasukkan semua barang ke kotak penyimpanan saat lagu selesai.
Melihat mainan anak yang berantakan tentu mengesalkan ya Bun. Sudah dibereskan, tapi si kecil lagi-lagi menuang mainannya ke lantai. Bahkan buku-buku yang semula tertata rapi, dibiarkan begitu saja di lantai. Kadang hal ini membuat Bunda lelah dan akhirnya marah pada si kecil. Alih-alih memintanya membereskan mainan dengan baik-baik, yang terjadi justru melontarkan amarah dan melabeli si kecil. Bisa saja kita melabeli mereka sebagai pemalas karena menolak utnuk membereskan mainan. Bun, sekalipun menjengkelkan, memberi label pada anak jelas tak dianjurkan. Apalagi untuk si kecil yang masih dalam tahap pertumbuhan, bisa-bisa ucapan Bunda membekas di hatinya. Ketimbang marah-marah, Bunda dapat mengajarkan kebiasaan membereskan dan membersihkan mainan maupun kamar Si Kecil sejak dini. Melansir Verywell Family, konsep merapikan tidak langsung dipahami Si Kecil, maka lakukan lima hal ini untuk menanamkannya sejak dini. Saat Memintanya, Jangan Lupa Berikan Arahan yang Jelas untuk Pekerjaannya BunBun, seringkali yang terjadi pada orangtua adalah mereka selalu meminta si kecil untuk membereskan mainan tanpa memberikan alasan yang jelas. Hal ini akhirnya membuat si kecil tak tahu harus mulai membersihkan dari area mana. Nah Bun, lebih baik berikanlah arahan yang detail ya. Katakan kalau buku-buku perlu ditaruh di rak, mobil atau boneka dimasukkan ke wadah. Kalau arahannya jelas, tentu ia mau melakukannya. Atau akali dengan membagi pekerjaan menjadi tugas-tugas kecil, maka tugas yang tampaknya tak ada habisnya menjadi mudah dikelola. Bagaimanapun, ingat Bun, si kecil baru mengenali konsep kerapihan dan kebersihan, karenanya mereka pun perlu Bunda untuk membersihkan kekacauan dengan bimbingan yang jelas. Jelaskan Pentingnya Menjaga Kebersihan dan Menciptakan KeteraturanBagi orang dewasa itu sudah jelas, tetapi bagi anak-anak, membersihkan tidak lebih dari menyingkirkan kesenangan. Karenanya, jelaskan baik-baik padanya kenapa mainan perlu diletakkan di tempat semula. Alasan keselamatan atau keteraturan perlu Bunda sampaikan padanya. Atau jelaskan pada Si Kecil bagian kecil dari mainannya bisa hilang sehingga mainan itu tidak lagi bisa digunakan. Dengan anak kecil, penting untuk membuat koneksi yang bisa mereka hubungkan. Buatkan Tempat Penyimpanan untuknya, BunDengan menyediakan tempat penyimpanan yang berbeda-beda untuk mainannya, maka hal tersebut akan membantunya belajar menata mainan dan jadi lebih rapi. Cobalah minta Si Kecil menggambar atau memotong gambar kesukaannya yang sesuai bentuk mainan dan gunakan gambar itu sebagai penanda. Di bawah gambar, tulis dengan rapi nama mainan atau barang, ini juga bisa menjadi cara pengenalan kata pada Si Kecil. Ketika semuanya memiliki tempat yang tepat, itu membuatnya jauh lebih mudah untuk menyingkirkannya. Biarkan Waktu Bersih-bersih Terasa Lebih MenyenangkanBagi si kecil, ia masih lebih suka bermain-main. Karenanya, membereskan mainan menurutnya adalah kegiatan yang membosankan atau bahkan membuatnya kesal. Maka daripada menyuruhnya sambil mengomel, cobalah buat suasana menyenangkan. Misalnya dengan memutar lagu kesukaannya, lalu ajak ia bernyanyi dan menari sambil meletakkan mainan-mainannya. Bunda juga bisa mengajaknya bermain, misalnya dengan adu cepat membereskan potongan puzzle atau balok-balok mainannya. Jangan Memperbaiki Hasil Kerja Si KecilSaat kamar atau ruang bermain anak akhirnya bersih, jangan ulangi apa yang tidak sempurna menurut Bunda. Biarkan si kecil menikmati keterlibatannya lebih dulu. Perabotan rumah boneka yang tidak cocok? Abaikan itu. Selama pekerjaan itu dilakukan dengan benar, biarkan saja, sebab anak-anak tidak akan pernah merapikan seperti halnya orang dewasa. Jika Bunda melanjutkan dan mengulang apa yang sudah mereka kerjakan dengan susah payah untuk diselesaikan, Si Kecil mungkin merasa tak senang karena hasil usahanya tetap dianggap tak sempurna.
|