3 Apa saja Fungsi pameran seni rupa disekolah?

Siedoo, PAMERAN karya seni rupa tidak hanya dilakukan para seniman besar saja. Namun, saat ini sudah banyak seniman cilik atau seniman muda yang menampilkan karyanya lewat pameran kelas atau pameran sekolah. Pameran kelas atau sekolah juga merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa.

Pameran karya seni rupa kelas/sekolah merupakan kegiatan memperlihatkan karya seni rupa yang dihasilkan siswa selama menempuh pembelajaran di sekolah kepada orang banyak. Baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karya mereka kepada masyarakat di lingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.

Kegiatan pameran kelas atau sekolah sangat penting bagi siswa karena mampu memberikan manfaat besar bagi mereka. Manfaat pameran kelas atau sekolah antara lain:

  1. Siswa mampu menunjukkan apresiasi melalui kreativitas di bidang seni

Pameran dapat digunakan sebagai media apresiasi karena di dalamnya menampilkan berbagai jenis karya seni rupa. Hal tersebut dapat memberikan pengetahuan siswa tentang berbagai corak, gaya, dan teknik karya seni rupa yang dipajang dalam kegiatan pameran.

  1. Melatih siswa untuk bermasyarakat 

Penyelenggaraan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan pameran seni rupa di sekolah dapat mendidik para siswa untuk bekerjasama dan bermasyarakat.

  1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya

Pameran di sekolah memiliki fungsi sebagai sarana yang strategis dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan atau bakat siswa dalam melakukan apresiasi terhadap karya seni yang dipamerkan. Melalui kegiatan pameran, siswa dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan atau sikap.

  1. Bermanfaat membangkitkan motivasi siswa sekolah dalam berkarya seni

Melalui pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh masyarakat sehingga para siswa termotivasi untuk menghasilkan karya yang terbaik. Hal tersebut akan memunculkan persaingan yang sehat, terarah, dan dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berkarya.

Pameran kelas/sekolah juga memberi manfaat bagi siswa secara pribadi. Seperti belajar berorganisasi dan bekerjasama sekaligus sebagai sarana hiburan dari kejenuhan mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Selain memberi manfaat bagi siswa, pameran di sekolah memiliki fungsi sebagai sarana yang strategis. Yaitu fungsi dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan apresiasi terhadap karya seni yang dipamerkan.

Melalui kegiatan pameran siswa dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan/sikap. Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi hiburan (rekreasi).

Melalui kegiatan pameran, para siswa diberi kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap karya seni yang dipamerkan. Kegiatan pameran juga menyajikan hiburan bagi warga sekolah dan masyarakat sekitarnya.

*Narwan, S.Pd

Guru SD Negeri Jogomulyo Kecamatan Tempuran

Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah



yang diselenggarakan tiap dua tahun sekali, sedangkan triennial adalah pameran yang diselenggarakan tiap tiga tahunan. c. Menurut jenis karya Pameran menurut jenis karyanya merupakan pameran yang lebih mengetengahkan unsur-unsur yang ada pada karya seni rupa itu sendiri, baik tema maupun kebijaksanaan pameran yang diambil setelah mencermati karya seni rupa yang dipamerkan. Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan dibedakan menjadi dua, yaitu pameran “homogen” dan pameran “heterogen”. Pameran homogen artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya seni rupa saja, misalnya: pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik, dan lain sebagainya. Pameran heterogen artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai jenis karya seni rupa yang dilakukan dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan. d. Menurut tempat indoor out door Pameran Indoor adalah pameran yang digagas di dalam gedungbangunan baik di galeri, museum, mall, rumah tinggal, rumah sakit, hotel, restoran, dan lain-lain. Pameran Outdoor adalah pameran yang diselenggarakan di luar ruangan.

2.2.3. Fungsi Pameran Seni Rupa di Sekolah

Penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah merupakan kulminasi dan tindak lanjut proses pembelajaran seni rupa. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan menjelang akhir semester atau akhir tahun ajaran. Pameran di sekolah memiliki fungsi sebagai sarana yang strategis dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan apresiasi terhadap karya seni yang dipamerkan. Melalui kegiatan pameran siswa dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatansikap. Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri, di antaranya fungsi pendidikan edukasi dan fungsi hiburan rekreasi. Melalui kegiatan pameran, para siswa diberi kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap karya seni yang dipamerkan. Kegiatan pameran juga menyajikan hiburan bagi warga sekolah dan masyarakat sekitarnya. Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni seniman dengan pengamat seni apresiator. Hal tersebut sejalan dengan pandangan Wartono dalam Sobandi: 2008, bahwa fungsi utama dari pameran seni rupa pada hakikatnya adalah untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton. Kegiatan pameran merupakan wahana untuk menumbuhkembangkan apresiasi masyarakat tehadap seni. Selanjutnya, Cahyono dalam Sobandi 2008:190 membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi, fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi. Fungsi apresiasi, diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni. Sikap menghargai suatu karya seni diharapkan dapat muncul melalui kegiatan pameran. Suatu penghargaan akan timbul setelah pengamat apresiator melihat, menghayati, memahami karya seni yang disaksikannya. Melalui kegiatan pameran juga akan muncul apresiasi aktif dan apresiasi pasif. Apresiasi aktif biasanya dilakukan oleh seniman, setelah menonton pameran kemudian termotivasiterdorong untuk mencipta karya seni, sedangkan apresiasi pasif biasanya terjadi pada orang awam, setelah menyaksikan pameran biasanya bisa menghayati, memahami, menilai, dan menghargai karya seni. Fungsi edukasi, dimaksudkan bahwa kegiatan pameran karya seni akan memberikan nilai-nilai ajaran terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, nilai budaya, dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan pameran sekolah, tentunya karya yang dipamerkan harus memiliki nilai- nilai yang positif terhadap siswa dan warga sekolah. Fungsi rekreasi, dimaksudkan bahwa kegiatan pameran dapat memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Setelah menyaksikan pameran, apresiator menjadi senang, tenang, dan memberikan pencerahan. Lebih jauh lagi kegiatan menonton pameran terkait dengan salah satu fungsi seni sebagai katarsis pengobat jiwa. Fungsi prestasi, dimaksudkan bahwa melalui kegiatan pameran dapat diketahui para seniman yang berbakat. Hal tersebut bisa disaksikan dari bentuk- bentuk kreasi yang ditampilkan. Apresiator bisa memberi penilaian kepada seniman yang menciptakan karyanya berkaitan dengan kreativitasnya. Nurhadiat dalam Sobandi 2008:190 secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya: 1 meningkatkan apresiasi seni, 2 membangkitkan motivasi berkarya seni, 3 penyegar dari kejenuhan belajar di kelas, 4 berkarya visual lewat karya seni, 5 belajar berorganisasi. Sementara itu, Rasjoyo dalam Sobandi: 2008 menegaskan bahwa penyelenggaraan pameran di sekolah ditujukan untuk kepentingan pembelajaran seni dan pengembangan diri, di antaranya adalah : 1 meningkatkan kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain, 2 menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif, 3 melatih kerja kelompok bekerjasama dengan orang lain, 4 mempertebal pengalaman sosial, 5 melatih siswa untuk bertanggung jawab dan bersikap mandiri, 6 melatih siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja, 7 membangkitkan motivasi dalam berkarya seni, dan 8 sebagai sarana hiburan, untuk penyegar bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas dan sebagainya. Pameran sebenarnya adalah bagian dari pembelajaran seni rupa pada standar kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran pameran adalah menyiapkan karya dan menata karya seni rupa. Hal tersebut dapat dilihat dalam muatan kurikulum satuan pendidikan pada kompetensi tingkat dasar yakni: kemampuan menyiapkan karya seni rupa buatan sendiri untuk pameran di kelas atau di sekolah dan kemampuan menata karya seni rupa buatan sendiri dalam bentuk pameran di kelas atau di sekolah. Berkaitan dengan kegiatan apresiasi di sekolah, pameran seni rupa dapat digunakan sebagai media. Merujuk pendapat Iswidayati 2010:16, pameran seni rupa termasuk dalam kategori media serba aneka, karena di dalam pameran terdapat papandisplay karya-karya seni rupa dan serangkaian kegiatan kepanitiaan. Pameran seni rupa dapat memberikan ruang yang dinamis bagi siswa dalam melakukan kegiatan apresiasi. Pameran dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menghargai dan menikmati karya orang lain. Melalui pameran, masing-masing siswa akan mengamati beragam bentuk karya seni rupa dengan aneka teknik dan gaya ungkapan, sehingga dapat dicerap menjadi pengalaman estetis. Hal tersebut akan memberi manfaat besar bagi siswa berupa pengalaman, yang bila kebiasaan ini diperbanyak frekuensinya akan meningkatkan sensitivitas, sadar-estetik, sadar-sosial dan sadar-diri. Hal terpenting dari kegiatan pameran adalah untuk membimbing siswa melakukan pembelajaran apresiasi. Hal yang diutamakan dalam pembelajaran apresiasi adalah untuk menunjukkan sikap tertentu siswa terhadap karya seni yang dipilihnya. Sikap yang diharapkan adalah perilaku yang dikendalikan oleh kesadaran perasaan yang akan muncul dari dampak sebuah pembelajaran apresiasi, baik berupa hasil pembelajaran maupun hasil ikutan.

2.3. Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah