Tumbuhan sangat bermanfaat untuk menjaga ketersediaan air bersih karena akar tumbuhan dapat menyerap

Pohon mempunyai peran yang sangat penting bagi makhluk hidup. Beberapa tahun terakhir, pesatnya pembangunan menyebabkan banyak pohon ditebang. Hilangnya satu pohon telah memutus mata rantai kehidupan. Beberapa jenis hewan berkurang jumlahnya dan hampir punah karena habitat mereka rusak.

Penebangan pohon menyebabkan panas bumi meningkat, jumlah pasokan oksigen semakin berkurang dan tingkat polusi udara cenderung meningkat. Demikian pula jumlah pasokan air dalam tanah semakin berkurang sehingga mengakibatkan masyarakat kesulitan memperoleh air bersih.

Peranan pohon bagi kehidupan sangatlah vital, berikut adalah manfaat adanya pohon:
1. Manfaat langsung, yaitu memberikan keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan menghasilkan bahan-bahan berupa kayu, daun, bunga, dan buah.

2. Manfaat tidak langsung, sebagai pembersih udara yang sangat efektif, yaitu menjaga kelangsungan pemeliharaan fungsi lingkungan beserta flora dan fauna yang ada (konservasi keanekaragaman hayati)

Dalam Petunjuk Teknis Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara yang diterbitkan oleh KLHK (2015), disebutkan bahwa 1 hektar Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar, dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk 1.500 penduduk/hari dan menyerap 2,5 ton karbon dioksida/tahun.

Satu hektar RTH juga dapat menyimpan 900 m3 air tanah/ tahun, mentransfer air sebanyak 4.000 liter/hari, menurunkan suhu 5 – 8°C, meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi kekuatan angin sebesar 75-80 persen.

#AyoTanamPohon#HariPohonSedunia

#WorldTreeDay

Apa jadinya jika suatu saat kita mengha­dapi kekurangan air. Hampir dapat dipasti­kan, kita akan mengalami dehi­drasi, badan menjadi lemas dan yang paling mengenas­kan bisa menyebabkan kema­tian. Meski pun kita lapar, namun dengan adanya air mi­num, kita masih dapat me­nahan rasa lapar tersebut.

Air dapat memperbaiki kemampuan dan daya tahan tu­buh kita. Manusia akan lebih dapat berkerja keras jika memiliki asupan air yang cukup. Dengan tersedianya air yang bersih dan layak di­minum, dapat mengurangi risiko penyakit yang berdam­pak pada kesehatan kita, se­perti batu ginjal, kanker kan­dung kemih dan dapat men­ce­gah sembelit.

Semua percaya bah­wa air adalah suatu unsur yang sa­ngat penting bagi keber­lang­sungan kehidupan manusia. Dengan air, kita mampu mel­akukan kegiatan sehari-hari dan mengkonsumsinya agar tetap bertahan hidup. Bahkan bukan hanya manusia saja yang membutuhkan, semua makhluk hidup sangat mem­butuhkan air. Bisa dilihat bahwa sebagian besar kawa­san bumi tertutupi oleh air, sehingga dapat dikatakan bah­wa air merupakan denyut nadi untuk kelangsungan ke­hidupan dan peradaban ma­nu­sia.

Karenanya, sangat diper­lu­kan pelestarian air di muka bumi ini agar semua makhluk bisa bertahan hidup. Air ha­rus dihindarkan dari dampak pencemaran lingkungan agar tidak mengganggu kesehatan manusia. Beri­kut ini be­be­ra­pa cara yang dapat kita laku­kan untuk menjaga ke­lesta­rian dan keberadaan air di bumi ini.

1. Menjaga kebersihan lingkungan. Keber­sihan ling­kungan adalah hal mutlak yang ha­rus kita jaga demi men­jaga keberadaan air agar tidak tercemar oleh limbah dan kotoran. Menjaga keber­sihan lingkungan akan mem­buat air yang kita pakai dan kita konsumsi tidak sampai tercemar. Adalah tugas bersa­ma untuk selalu menjaga ke­bersihan sungai, selo­kan dan sumber-sumber air yang kita butuhkan.

2. Menghemat pengguna­an air. Peng­gunaan air secara berlebihan dan tidak ber­tang­­gungjawab dapat berakibat pa­da bencana kekeringan. Kita harus bisa mengurangi kebiasaan buruk seperti man­di terlalu lama atau lupa un­tuk menutup keran air setelah mandi. Sebaiknya tidak me­nyiram tanaman di pekarang­an rumah dengan alat pe­nyem­prot, atau membersih­kan kendaraan bermotor de­ngan alat penyemprot karena ini adalah tindakan memuba­zirkan penggunaan air ber­sih. Pemborosan penggunaan air bisa mengakibatkan ber­kurangnya sumber air yang ada dan akan berdampak sa­ngat buruk saat terjadi musim kemarau.

3. Membuang sampah pa­da tempatnya. Keberadaan sam­pah di dalam saluran air atau di sungai selain menye­babkan pencemaran, dapat pu­la menyebabkan bencana banjir. Me­numpuknya sam­pah di selokan akan menutup aliran air sehingga air akan meluber hingga ke jalan, bah­kan bila volume airnya terus bertam­bah akan meng­genangi rumah-rumah di se­kitarnya. Sungai yang sudah tercemar oleh sampah pun pada akhirnya tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh ma­syarakat sekitar sungai untuk mandi atau sebagai sumber air bersih untuk dikonsumsi.

4. Mengurangi pengguna­an bahan kimia berbahaya. Meminimalkan penggunaaan bahan kimia dalam kehidup­an sehari-hari merupakan sa­lah satu cara yang sangat tepat untuk melindungi perairan dari cemaran bahan berba­ha­ya. Ketika bahan-bahan ki­mia yang telah dipakai larut dalam air, maka bahan-bahan tersebut akan dapat merusak ekosistem air. Misalnya zat-zat kimia yang ada di air akan dapat menghancurkan alga-alga yang merupakan ma­kan­an plankton. Selain tentu saja tidak bisa lagi dimanfaatkan oleh manusia untuk kehi­dup­annya.

5. Tidak sembarangan mem­buang bahan kimia. Bahan-bahan kimia yang di­perguna­kan dalam kehidupan sehari-hari ternyata juga da­pat berbahaya bagi kelestarian air dan dapat merusak lapisan atmosfer bumi. Bahan kimia yang dapat berubah jadi gas, apabila lepas ke udara akan menyebabkan pen­cer­maran udara yang dapat memperbu­ruk kese­hatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Se­baiknya tidak membuang cat, oli, minyak, atau bahan kimia lainnya ke dalam air sungai karena dapat membu­nuh ekosistem dalam sungai. Bahan-bahan kimia itu dapat ditanam sehingga dampak ter­papar kepada manusia da­pat diminimalisir.

6. Mendaur ulang barang bekas. Beberapa masyarakat memiliki tabiat buruk dengan membuang barang-barang be­kas atau sampah rumah tangganya ke dalam sungai atau sa­luran air. Padahal se­benarnya barang-barang be­kas itu masih bernilai eko­no­mis bila didaur ulang. Sam­pah dapur berupa sayuran yang sudah tidak terpakai bi­sa dibuat pupuk kom­pos, se­mentara sampah kering se­perti botol air mineral masih bisa dijual ke pengepul ba­rang-barang bekas dan bisa didaur ulang kembali oleh pabrik plastik.

7. Mencegah penebangan pohon secara liar. Penebang­an pohon di hutan-hutan lin­dung dapat memengaruhi ke­tersediaan air di lingkungan sekitarnya. Akar pohon yang kuat adalah tempat menyim­pan air yang akan mencegah kekurangan air di mata air pada saat musim kering. Bila pohon-pohon di hutan diba­bat habis, maka ketersediaan air ke daerah perkotaan akan minim. Keberadaan pohon-pohon juga dapat mencegah bencana banjir dan tanah longsor.

8. Menghijaukan kembali hutan. Dengan melaksanakan reboisasi atau menanam kem­bali pohon akan dapat me­ngu­rangi dampak kerusakan hutan. Hijaunya hutan kem­bali akan dapat menyediakan air bersih untuk dapat digu­nakan oleh manusia. Penye­diaan air alami dari hutan untuk dikonsumsi masyara­kat perkotaan adalah lebih baik dari pada pemrosesan air secara kimia dari sungai-su­ngai yang telah tercemar. Hu­tan yang hijau mampu memberikan mata air alami dan kebersihan airnya lebih terjamin.

9. Tidak membuang lim­bah pabrik ke dalam sungai. Pemerintah perlu membuat aturan yang ketat agar pabrik tidak mem­buang limbahnya secara langsung ke dalam alir­an sungai. Pabrik-pabrik wajib menye­di­akan lahan khusus untuk memproses limbah­nya sebelum dibuang ke aliran sungai. Limbah pab­rik yang biasanya adalah bahan kimia sangat berba­ha­ya dapat merusak eko­sistem air sungai dan tidak bisa di­manfaatkan lagi oleh manu­sia.

10. Mengecek saluran pipa secara rutin. Perlu diadakan pengecekan saluran pipa air bersih yang mengalir ke ru­mah-rumah masyarakat. Ini untuk mencegah kebocoran pipa dan pemborosan air aki­bat terbuangnya air secara per­cuma dalam volume yang cukup besar. Usia pipa besi saluran air pun harus diper­kirakan kapan waktunya di­ganti, karena besi biasanya me­lepaskan zat-zat kimia ber­bahaya bisa telah mengalami pengaratan. Saat ini pipa pa­ralon dari campuran plastik dan karet dinilai lebih aman daripada pipa besi yang bisa berkarat.

11. Menjaga kestabilan ketersediaan air bersih dari sumber-sumber air. Hutan lin­dung adalah satu-satunya penyedia air bersih alami dari sumber mata air alami. Ke­ter­sediaan air dari sumber mata air alami ini hanya dapat dijaga kestabilannya dengan menjaga kelestarian hutan alami di sekitar mata air. Hu­tan harus benar-benar dice­gah dari upaya pengalihan fungsinya atau dari upaya penebangan liar.

12. Menggunakan shower ketika mandi. Shower diya­kini dapat mengurangi peng­gunaan air saat kita mandi. Jika memakai gayung, gu­yur­an air ke tubuh tidak men­jang­kau seluruh bagian tu­buh sehingga memerl­ukan volume air yang lebih banyak ketim­bang menggunakan shower.

13. Tidak menggunakan air sumur secara berlebihan. Sumber air dari dalam tanah atau sumur tentu sangat ter­gantung dari resapan air hu­jan ke dalam tanah. Penggu­naan air sumur secara seram­pangan dan berlebihan dapat menyebabkan turunnya per­mukaan tanah akibat air da­lam tanah berkurang drastis. Pada musim kemarau, keter­sediaan air sumur bisa sangat berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Karena air su­mur sangat tergantung pada curah hujan, maka sebaiknya penggunaannya dibatasi ja­ngan sampai berlebihan.

[sumber:analisadayli/internet]

Jalan Air Kebun Raya Cibodas, foto: Endih Rosidin

Tumbuhan adalah penjaga air di muka bumi. Maka sudah waktunya kita tanam dan rawat tanaman, agar ketersediaan air dapat terjaga dan tetap tersedia.

Pernahkan kalian bayangkan bumi tanpa air? Tanah di sawah dan kebun pun kering bahkan muncul retakan-retakan besar. Tanaman di depan rumah mulai layu, daun mengering dan kecoklatan, pohon di hutan perlahan pun turut mengering dan akhirnya menggugurkan daunnya, setelah itu batangnya mulai kering dan akhirnya tumbang tertiup angin. Hilangnya pohon yang meranggas dan mati mengakibatkan suhu bumi semakin panas, panas matahari langsung terasa membakar kulit karena tak ada lagi daun-daun hijau yang dapat menyejukkan udara dan mendinginkan suhu di permukaan bumi. Bumi kering, panas dan nyaman lagi ditinggali

Pernahkah kita bayangkan, sungai yang kita lihat airnya deras mengalir kini mulai mengering. Sumur di belakang rumah pun mulai kering. Tak ada lagi air yang dapat kita pompa untuk memenuhi kebutuhan harian. Penjual air keliling yang biasanya muncul saat musim kemarau datang pun kini tak terlihat lagi karena tak ada lagi air yang dapat mereka jajakan.

Di mana-mana kita lihat orang yang mulai panik dan kebingungan karena mata air sudah kering, hujan tak pernah turun lagi dan udara panas yang membuat tubuh kita mengucurkan keringat tak henti. Kita tak dapat membersihkan diri, baik mandi maupun cuci kakus. Tempat kumuh yang dulu susah untuk kita lihat, kini hampir di semua tempat dapat kita jumpai. Orang-orang tak lagi peduli dengan kebersihan, tak satu pun kita temui manusia yang bersih atau wangi, daki di tubuh mulai menebal, panasnya udara membuat semakin menyengat bau tubuh manusia.

Tak hanya itu, satu persatu manusia mulai tumbang, tak lagi kuat menahan panasnya udara dan rasa haus yang tak terkira. Pada akhirnya kehidupan di muka bumi punah, bumi telah mati, seiring lenyapnya air di muka bumi ini.

Begitu kira-kira gambaran mengerikan yang terjadi terhadap bumi tempat kita tinggal dan bernaung. Manusia, hewan dan tumbuhan tak mampu lagi bertahan. Tak ada kehidupan, karena tanpa air maka taka da kehidupan. Begitu besarnya peran air dalam kehidupan kita. Seluruh sendi-sendi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan membutuhkan air dan tak dapat lepas darinya.

Melihat dari fitalnya peran air dalam kehidupan manusia, sudah seharusnya kita menghargai, menjaga dan berupaya agar ketersediaan air tetap terjaga. Menghargai air dapat kita lakukan dengan memanfaatkannya air secara bijaksana. Menggunakan air secukupnya, melakukan hal-hal yang dapat menjaga air tetap ada dan tidak mencemari air di sekitar kita. Kita juga harus menjaga agar ketersediaan air tetap terjaga, yaitu dengan menanam penjaga-penjaga air. Siapakah penjaga air itu?

Tumbuhan adalah Penjaga Air Di Bumi

Perlu kita ketahui, bahwa air di bumi jumlahnya selalu konstan. Sumber air yang dimanfaatkan manusia berasal dari air hujan, air permukaan, air laut, dan air laut (Tjutju Susana, 2003). Peran pohon/tumbuhan sebagai penjaga air dimulai dari proses turunnya hujan. Air hujan yang turun ke permukaan bumi, akan diserap oleh tanah dan tumbuhan kemudian dilepaskan ke udara. Keberadaan pohon/tumbuhan membantu air masuk ke dalam tanah secara perlahan dan menyimpannya sebagai cadangan air.

Pada lahan dengan sedikit tumbuhan akan membuat air hujan langsung mengalir ke daerah yang lebih rendah kemudian masuk ke sungai sehingga menyebabkan luapan/banjir. Selain itu, karena sedikitnya tumbuhan maka akan menyebabkan hilangnya daya serap tanah sehingga mengurangi cadangan air di musim kemarau. Dengan banyaknya tumbuhan maka cadangan air tetap terjaga, sehingga masyarakat tidak kekurangan air.

Kebun Raya dan Tumbuhan Penjaga Air

Kebun Raya Cibodas (KRC) adalah lembaga konservasi tumbuhan yang memiliki lima fungsi yaitu konservasi, penelitian, pendidikan, pariwisata dan jasa lingkungan. Kelima fungsi tersebut saling terkait dan tak terpisahkan. Fungsi jasa lingkungan kebun raya berjalan apabila fungsi konservasi dilakukan. Konservasi berarti kebun raya merawat dan memelihara tumbuhan yang merupakan pemeran utama dalam menjalankan fungsi jasa kepada lingkungan, manusia, hewan dan tumbuhan.

Kebun Raya Cibodas yang telah berusia lebih dari 168 tahun, Sejak awal berdiri hingga saat ini, terus melakukan pemeliharaan, perawatan dan penambahan jumlah koleksi. KRC telah mengoleksi sekitar 6.986 spesimen (sindata.krc.lipi.go.id). Tanaman koleksi dan non koleksi di KRC selain merupakan sumber oksigen yang sangat dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan juga membantu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah dan mencegah banjir serta longsor. Tanaman-tanaman itulah para penjaga air di kebun raya. Tanpa mereka maka air hujan yang turun akan langsung mengalir dan menyebabkan bencana lainnya.

Perayaan Hari Air Sedunia

22 Maret adalah perayaan hari air sedunia. Tema hari air tahun 2021 adalah valuing water. Setiap orang mempunyai pandangan masing-masing terhadap keberadaan air. Bagaimana kita dapat menumbuhkan kesadaran sepenuhnya bahwa tanpa air kita tak kan dapat hidup. Bagaimana peran air dalam hidup kita, begitulah cara kita menghargai air. Kita dapat memulai langkah kecil sebagai upaya kita untuk menjaga air dan kehidupan. Mulailah dengan menanam pohon dan merawatnya agar tumbuh semakin besar. Mulai dengan menanam pohon di sekitar tempat tinggal kita, karena dengan menanam pohon maka kita telah menanam penjaga air.

Mari kita mulai lebih menghargai air/valuing water, agar hidup kita menjadi lebih baik dan lebih berarti. Mari kita manfaatkan air secara bijaksana dan berkelanjutan. Mari kita jaga lingkungan dengan mulai menanam pohon, memelihara kebersihan lingkungan demi kehidupan yang lebih baik.

SELAMAT HARI AIR SEDUNIA, MENGHARGAI AIR, MENGHARGAI KEHIDUPAN

Winarni-Pranata Humas LIPI