Tuliskan 3 dampak negatif manusia dengan lingkungan pada perkebunan kelapa sawit

Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia, dan saat ini telah menjadi salah satu sumber minyak nabati utama dunia. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat secara pesat, sampai tahun 2014 mencapai 10,9 juta ha, dan
diperkirakan meningkat pada tahun 2015 menjadi 11,4 juta ha. Pengembangan komoditas ini dilakukan di berbagai lahan di Indonesia, baik tanah mineral maupun tanah gambut. Pengembangan kelapa sawit pada lahan gambut di Indonesia telah mencapai lebih dari 1,7 juta ha dari total luas lahan gambut Indonesia seluas 14,9 juta ha. Pengembangan kelapa sawit di lahan gambut tersebar utamanya di pulau Sumatera sekitar 1,4 juta ha dan di Kalimantan sekitar 307 ribu ha

Perkembangan industri kelapa sawit yang pesat di Indonesia tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan antara lain, dapat meningkatkan perekonomian negara sebab nilai ekonomi tanaman ini yang cukup tinggi dan berdaya saing. Adanya industri kelapa sawit ini juga akan menopang kehidupan masyarakat, seperti menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, ditengah perannya yang besar terhadap perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, industri kelapa sawit harus menghadapi berbagai tantangan yang semakin besar, khususnya mengenai isu lingkungan. Perluasan lahan perkebunan kelapa sawit pada akhirnya akan mengkonversi kawasan hutan, khususnya pada lahan gambut. Sehingga akan menyebabkan degradasi lahan [kerusakan lahan] dimana lahan mengalami penurunan produktivitas. Pembakaran lahan pada saat deforestasi juga akan menyebabkan peningkatan emisi karbon yang berakibat meningkatnya intensitas efek gas rumah kaca pada atmosfer. Hal ini membuat panas matahari terperangkap di bumi sehingga kondisi mengalami pemanasan secara global. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, akan menyebabkan climate change.

Untuk mengurangi dampak negatif industri kelapa sawit terhadap lingkungan, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai mitigasi atau mengurangi emisi karbon. Diantaranya adalah melakukan evaluasi kesesuaian lahan, yaitu dengan mengidentifikasi karakteristik lahan gambut sebelum melakukan deforestasi untuk pembukaan lahan perkebunan. Selain itu, juga dapat mengaplikasikan teknik zero burning yaitu teknik pembukaan lahan tanpa melakukan pembakaran pada lahan. Tentunya, untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan juga diperlukan dukungan kebijakan pemerintah. Salah satunya yaitu telah dikeluarkannya Permentan No.11 Tahun 2015 tentang penerapan ISPO atau Indonesian Sustainable Palm Oil [ISPO]. Penerapan ISPO dimaksudkan untuk menjamin keberlanjutan perkebunan kelapa sawit melalui penerapan 7 prinsip dan kriteria. Pengelolaan lahan gambut dalam ISPO didukung dengan peraturan Permentan No. 14 Tahun 2009 dan Inpres No. 10 Tahun

2011.

Referensi:

  • Agroklimatologippks.files.wordpress.com. 2020. [online] Available at:
    <//agroklimatologippks.files.wordpress.com/2016/03/rangkuman-isu-lingkungan-dan-fakta-kelapa-sawit-di-lahan-gambut-revisi.pdf> [Accessed 18 May 2020].
  • Palm Oil Association of North Sumatera | GAPKI Sumatera Utara [Sumut]. 2020. Benarkah Perkebunan Sawit Menyebabkan Terjadinya Pemanasan Global? | Palm Oil Association Of North Sumatera |GAPKI Sumatera Utara [Sumut]. [online] Available at: <//gapkisumut.org/read/17171/benarkah-perkebunan-sawit-menyebabkan-terjadinya-pemanasan-global> [Accessed 18 May 2020].
  • Media.neliti.com. 2020. [online] Available at: <//media.neliti.com/media/publications/28986-ID-konversi-hutan-menjadi-tanaman-kelapa-sawit-pada-lahan-gambut-implikasi-perubaha.pdf>[Accessed 18 May 2020].
  • Wihardandi, A., 2020. Foto: Kerusakan Hutan Kalimantan Terkini Akibat Ekspansi Perkebunan Sawit. [online] Mongabay Environmental News. Available at: <//www.mongabay.co.id/2014/03/09/foto-kerusakan-hutan-kalimantan-terkini-akibat-ekspansi-
    perkebunan-sawit/> [Accessed 18 May 2020].

a. mengapa tahapan tersebut dianggap sebagai hama bagi petani? b. tuliskan tiga hewan yang melalui tahapan tersebut! ​

Tolong kakT.Tbutuh banget plis:[​

tolong dikerjakan secepatny​

larutan heterogen gula​

1. apa yang di maksud distribusi ?2. apa yang di maksud produksi ?​

1. apa yang di maksud produsen ?2. apa yang di maksud konsumen ? ​

sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui agen, grosir,pedagang kecil yang bertindak sebagai pedagang perantara disebut...a. langsungb. … semilangsungc. tidak langsungd. tertutup​

sebutkan 3 perbedaan zat tunggal dan campuran!​

tolong dijawab ya aku bingung sama pertanyaannya :]​

1. Apakah yang dimaksud dengan usaha Industri?2. Tuliskan jenis perdagangan berdasarkan jumlah barang yang diperdagangkan!3. Tuliskan ciri-ciri BUMN!4 … . Apakah yang dimaksud dengan koperasi konsumsi dan koperasi produksi?5. Tuliskan satu contoh hubungan saling membutuhkan antarprofesi!tolong dikerjakan ya kak besok pagi ditumpuk​

Video yang berhubungan

bantu jawab dengan iklas dan benar​

tolong jawab soal no. 7-8​

tolong jawab soal no. 8​

14. Bentuk adaptasi masyarakat di dataran tinggi adalah...​

sebutkan masing-masing 2 faktor penarik dan faktor pendorong yang menyebabkan bangsa asing ingin menguasai indonesia !​

kak bantu jawab soalnya mau dikumpulkan, makasi

kak bantu jawab soalnya mau dikumpulkan, makasi

kak bantu jawab dong, sebelumnya makasih

Perhatikan gambar berikut! SDA pada gambar dihasilkan/berasal dari ....

Cara melestarikan relief-relief pada candi-candi Buddha dapat dilakukan dengan …. melihat - lihat relief pada dinding candi datang ke candi setiap har … i mempelajari dan mengingatnya membuat diplikatnya untuk dipasarkan

Ada dua dampak negatif akibat dari ekspansi perkebunan dan pabrik kelapa sawit, yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung. Dampak negatif langsung dari perkebunan kelapa sawit skala besar khususnya ekologi, ekonomi, sosial, budaya, konflik lahan dan sumber daya agraria, pencemaran lingkungan, pemanasan global, kerentanan pangan, pencemaran air, tanah dan udara.

Dampak ekologi pengembangan dan perluasan perkebunan kelapa sawit merupakan proses konversi atau alih fungsi dan bentuk lahan yang merubah bentang alam lahan yang luas sehingga menyebabkan kerusakan fungsi dan jasa lingkungan.

Dampak ekonomi perubahan bentang alam terutama hutan, lahan, badan air, danau dan sungai menutup, membatasi dan mengurangi kemampuan dan akses masyarakat adat, perdesaan dan petani dalam meneruskan dan memelihara anugrah alam yang selama ini menjadi alat dan faktor yang menjadi sumber mata pencharian, pangan dan papan mereka.

Dampak sosial perubahan bentang alam juga sangat berpengaruh besar terhadap kondisi dan kehidupan sosial masyarakat akibat penguasaan dan persaingan yang semakin mengurangi dan merubah secara paksa jati-diri, kebiasaan dan kearifan masyarakat seperti berkurang atau tertutupnya hak dan akses, mata pencaharian, nilai budaya dan agama, mobilisasi tenaga kerja dari luar dengan hadirnya perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

Dampak budaya bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal lainnya mengalami perubahan, degradasi dan bahkan kepunahan kearifan lokal, tradisi, seni, nilai dan praktek kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pak hutan, sungai, danau dan betang alam lainnya.

Konflik lahan dan sumber daya agraria penguasaan dan pemilikan skala besar oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit menyebabkan ketimpangan, ketidak-adilan dan hilangnya hak, akses, kepemilikan, pemanfaatan, dan distribusi sumber-sumber agraria yang ada dalam masyarakat sehingga terjadi benturan dan sengketa yang mengorbankan harta benda dan bahkan nyawa.

Pemanasan global dari kelapa sawit sangat erat dengan sumber-sumber emisi gas rumah kaca dari proses produksi dan rantai pasok minyak sawit yang mengakibatkan rusaknya fungsi dan kemampuan serapan gas rumah kaca oleh lahan, hutan, dan gambut, termasuk gas-gas yang dihasilkan dari pabrik minyak sawit dan residu gas dari pupuk pertanian bahan kimia dan bahan bakar fosil aktifitas mesin pabrik dan perkebunan kelapa sawit.

Kerentanan pangan terutama masyarakat adat dan perdesaan berkurang baik mutu dan jumlahnya dengan semakin terbatasnya lahan pertanian dan sumber agraria akibat himpitan dan tekanan perluasan dan penguasaan oleh perkebunan kelapa sawit.

Pencemaran air, udara dan tanah bersumber dari aktifitas pembukaan lahan perkebunan seperti erosi dan sedimentasi, pembakaran lahan dan hutan, penggunaan bahan kimia pertanian yang bersumber dari pestisida dan herbisida berbahaya, beracun dan sangat mematikan oleh kebun sawit dan gas-gas pencemar lainnya dalam proses dan aktifitas pabrik terpapar dan menguap dalam air, tanah dan udara sekitarnya.

Dampak-dampak tidak langsung lainnya adalah buruknya tata kelola, sistem dan pranata hukum, dan lemahnya keinginan politik, komitmen kelembagaan dan kapasitas pemerintah dalam penegakkan hukum dalam mengendalikan dampak perkebunan dan industri kelapa sawit termasuk menjamurnya korupsi, kolusi dan nepotisme, kabut asap, eksploitasi buruh, pekerja anak, perdagangan manusia, penghindaran pajak, ketidak-adilan gender, pelanggaran hak buruh, hak asasi manusia, dll.