Tempat yang disediakan swt sebagai pembalasan bagi orang yang beriman dan beramal shaleh adalah

Jakarta -

Penjelasan tentang kebenaran akan datangnya hari kiamat sudah banyak dijelaskan dalam Al Quran dan hadits Rasulullah SAW. Bahkan Al Quran sendiri memiliki banyak penyebutan untuk hari kiamat. Salah satunya adalah Yaumul Jaza.

Bukti kedatangan hari kiamat salah satunya disebutkan dalam surah Al Hajj ayat 7:

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

Artinya: "Dan sungguh hari kiamat itu pasti akan datang, tak ada keragu-raguan padanya; dan sungguh Allah akan membangkitkan semua orang di dalam kubur."

Lalu, apa itu Yaumul Jaza dan bagaimana keadaan manusia pada saat itu?

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak karya Drs. H. Masan AF, M.Pd, Yaumul Jaza adalah hari pembalasan seluruh amal manusia. Bagian ini adalah bagian akhir dari keseluruhan hari akhir. Setelah dihisab dan ditimbang amal perbuatan manusia, maka mereka akan memperoleh balasan atas segala perbuatannya.

Saat tiba masa Yaumul Jaza ini, Allah SWT telah menyiapkan dua tempat di akhirat bagi manusia, yakni surga dengan segala kenikmatan yang ada untuk orang yang beriman dan beramal sholeh. Kemudian, neraka dengan segala siksaannya yang menyakitkan untuk orang yang tidak mau beriman semasa di dunia.

Menurut tafsir Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah mengatakan penjelasan Yaumul Jaza sudah tertuang secara rinsi di dalam surat Al Ghasiyah. Kandungan dari surat tersebut menjelaskan tentang hari kiamat dengan ganjaran bagi umat manusia. Selain itu, kecaman terhadap orang-orang yang enggan mengambil pelajaran ayat-ayat Allah SWT.

Berikut ini gambaran surga dan neraka yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia pada Yaumul Jaza yang dikutip dari keterangan-keterangan ayat Al Quran.

1. Surga yang dijanjikan oleh Allah SWT tersebut adalah tempat indah di akhirat yang hanya berisikan kesenangan dan kegembiraan. Keindahan surga tersebut pernah dijelaskan dalam firman Allah QS. Muhammad ayat 15 yang berbunyi:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ ۗفِيْهَآ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّاۤءٍ غَيْرِ اٰسِنٍۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗ ۚوَاَنْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ
وَاَنْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۗوَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ

Artinya: "Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka...."

2. Manusia yang ditetapkan masuk ke surga milik Allah akan tampak berseri-seri. Hal ini disebut sebagai bukti rasa puas mereka setelah mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya selama di dunia. Gambaran orang-orang yang beramal sholeh juga dijelaskan dalam surah Al Gasyiyah ayat 8-16:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌلِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌفِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍلَا تَسْمَعُ فِيهَا لَاغِيَةًفِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌفِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌوَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌوَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ

وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ

Artinya: "Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri, merasa senang karena usahanya (sendiri), (mereka) dalam surga yang tinggi, di sana (kamu) tidak mendengar perkataan yang tidak berguna. Di sana ada mata air yang mengalir. Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar."

3. Neraka menjadi suatu tempat di akhirat yang berbanding terbalik dengan keadaan surga. Neraka disebut sebagai tempat pembalasan bagi orang-orang kafir dan melanggar perintah Allah. Bahkan panasnya api neraka tidak dapat dibandingkan dengan panasnya api yang ada di dunia. Gambaran mengenai siksa api neraka termaktub dalam surah An Nisa ayat 56:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

Artinya: "Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Maha-perkasa, Mahabijaksana."

4. Bagi manusia yang melanggar perintahNya, Allah telah menyiapkan balasan berupa minuman dari air kotor seperti nanah di neraka. Keterangan lain mengenai pedihnya siksaan neraka juga tercantum dalam QS Ibrahim ayat 16-17:

مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَىٰ مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ
يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ ۖ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ

Artinya: "di hadapannya ada neraka Jahanam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diteguk-teguknya (air nanah itu) dan dia hampir tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di hadapannya (masih ada) azab yang berat."

Setelah memahami definisi Yaumul Jaza dan gambaran pada saat itu, semoga kita semua bisa mengambil hikmah dengan mempersiapkan bekal untuk di akhirat kelak. Aamiin.

Simak Video "Asa Menjadi Penghapal Al-Qur'an"



(rah/erd)

Jadikan iman sebagai motivator, pendorong diri untuk terus beramal saleh.

Pixabay

Ilustrasi Manfaatkan waktu yang terbatas ini untuk beribadah sebaik mungkin.

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Agus Sopian

Manusia beruntung dan bahagia adalah yang menjadikan dunia sebagai ladang beramal saleh. Namun, sedikit saja orang menyadari hal itu. Hanya Mukmin sejati yang mampu memahaminya. Ia menjadikan dunia sebagai persiapan menuju akhirat. Karena itu, ia pun menjadikan berbagai fasilitas yang ada sebagai sarana memperbanyak amal saleh.

Kehidupan dunia bukanlah tujuan utama, melainkan jembatan menuju akhirat. Bagi Mukmin sejati, dunia tidak lain sebagai tempat ibadah, tempat bersedekah, tempat berjihad, dan tempat ia berlomba dengan saudaranya untuk menggapai kebaikan (surga). Berharap, atas usahanya itu ia tergolong orang-orang yang bertakwa. Ia senantiasa memperbanyak bekal, yaitu takwa. Ia meyakini hanya dengan takwa, kebahagiaan sejati bisa diraih.

Allah SWT berfirman, "Berbekallah. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS al-Baqarah:197). Kehidupan dunia hanya sementara. Jadikan iman sebagai motivator, pendorong diri untuk terus beramal saleh. Sebab, hanya amal saleh yang akan menemani perjalanan kita, kelak setelah mati. Manfaatkan waktu yang terbatas ini untuk beribadah sebaik mungkin. Beramal saleh dengan apa yang kita miliki. Jika dikaruniai harta, berinfaklah.

Jika diberikan ilmu, manfaatkan dan ajarkanlah. Bantulah orang yang membutuhkan. Sekecil apa pun ke sempatan berbuat baik hadir, kita harus mampu memaksimalkannya. Allah berfirman, "Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik." (QS ar-Ra'd Ayat: 29). Ketahuilah segala apa yang kita peroleh adalah dari Allah. Maka sudah sepatutnya, kita pergunakan di jalan yang Dia ridai. Gunakan semua itu untuk memperoleh pahala dari-Nya (QS al-Qashash:77).

Bagi Mukmin sejati, dunia tidak lebih dari sebuah penjara. Ia tidak bisa bebas sepuas-puasnya, apalagi mengumbar nafsu semaunya. Ada aturan yang membatasinya. Jika melewati batas itu, dirinya akan terjungkal sedalam-dalamnya ke lembah kenistaan yang berujung pada penyesalan. Begitulah Rasulullah SAW mengabarkan, dalam sabdanya, "Dunia itu penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR Muslim).

Keimananlah yang senantiasa membimbing hati dan penglihatannya. Ketika melihat suatu kegelapan, ia akan mengingat kegelapan alam kubur. Jika melihat sesuatu yang menyakitkan, ia akan ingat siksa Allah. Jika men dengar suara yang keras, ingat suara sangkakala hari kiamat. Saat melihat orang yang tidur nyenyak, ia mem bayangkan orang yang meninggal. Manakala melihat kelezatan, pikirannya langsung ke surga.

Kesadaran itu akan membuat Mukmin sejati selalu waspada dan mawas diri. Sesegera mungkin menjauhi kemaksiatan dan bergegas dalam beramal saleh.

Tempat yang disediakan swt sebagai pembalasan bagi orang yang beriman dan beramal shaleh adalah

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Tempat yang disediakan swt sebagai pembalasan bagi orang yang beriman dan beramal shaleh adalah
Oleh: H Imam Nur Suharno MPdI

Nilai kebaikan diukur melalui amal shaleh. Amal shaleh merupakan implikasi dari keimanan seseorang. Amal shaleh memiliki tempat yang mulia dalam ajaran Islam. Karena itu, Islam memberikan balasan kebajikan untuk orang-orang yang istikamah dalam beramal shaleh.

Di antara balasan yang dijanjikan Allah SWT itu adalah, pertama, diberi pahala yang besar. ”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS al-Maidah [5]: 9).

Kedua, diberi kehidupan yang layak.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS an-Nahl [16]: 97).

Ketiga, diberi tambahan petunjuk. “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.” (QS Maryam [19]: 76).

Keempat, dihapuskan dosa-dosanya. “Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS al-Ankabut [29]: 7).

Kelima, dimuliakan hidupnya. “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS al-Isra’ [17]: 70).

Keenam, dijauhkan dari kegagalan. ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS al-Ashr [103]: 1-3).

Untuk itu, hanya amal shaleh yang berasal dari keimanan kepada Allah SWT, keyakinan akan keadilan-Nya, dan hanya berharap akan rahmat-Nya yang akan membawa manfaat dalam kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.

Penulis adalah sahabat Republika Online

_____________________________________________________

 Anda ingin BERSEDEKAH pengetahuan dan kebaikan? Mari berbagi hikmah dengan pembaca Republika Online. Kirim naskah Anda melalui .  Rubrik ini adalah forum dari dan untuk sidang pembaca sekalian, tidak disediakan imbalan.

Tempat yang disediakan swt sebagai pembalasan bagi orang yang beriman dan beramal shaleh adalah