Teknik untuk mengolah bahan menjadi kerajinan kain tenun dan sertakan gambar yang menarik

Teknik pembuatan tenun ikat secara tradisional ternyata menyimpan langkah langkah menarik. Bagaimana setiap tahapan proses yang dilalui seakan menjelaskan kekayaan budaya kain Indonesia.

Kain tenun memang tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Kain tradisional ini memiliki banyak motif dan ciri khas dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Nah, untuk itu jangan pernah mengaku bangga dengan kain tradisional kalau tidak tahu dengan teknik pembuatan tenun ikat.

Kain tenun ikat merupakan salah satu ciri khas Indonesia dengan memiliki banyak motif dan juga warna. Untuk itu, mengenai hal ini bisa Anda lihat seperti dibawah ini.

Teknik Pembuatan Tenun

Proses pembuatan tenun ini memang pada dasarnya tidak dapat dilakukan oleh semua orang dan membutuhkan keahlian dalam melakukannya. Namun, sebagai informasi yang bermanfaat dan berguna untuk Anda.

Anda wajib untuk mengetahui bagaimana teknik pembuatan tenun yang sebenarnya. Sehingga meskipun Anda belum pernah mencobanya, namun Anda dapat mengetahui dengan jelas.

Nah, bagaimana pula proses pembuatan kain tenun ini? Di bawah ini bisa Anda lihat dan simak dengan jelas.

Teknik Pembuatan Tenun : Menghani

Menghani ini merupakan salah satu tahapan atau proses awal pada saat pertenunan. Yang mana proses ini bisa disebut juga seperti proses pembuatan helaian-helaian benang.

Yang nantinya akan dijadikan sebagai lungsi pada alat-alat tenun yang dinamai alat hani. Untuk teknik pengerjaan menghani ini yaitu seperti berikut ini:

  • Membuat sebuah pola ukuran panjang lungsi tepatnya pada alat hani ini dan mengikuti pula pola serta benang diurai menjadi helaian-helaian.
  • Kemudian membuat benang lungsi tersebut sesuai dengan panjang pola ukuran sesuai jumlah benang lungsi tersebut. Kemudian jangan lupa pula silangkan pada benang lungsi.
  • Lalu setiap 10 benang lungsi diikat sehingga dapat lebih memudahkan Anda untuk menghitung benang lungsi tersebut.
  • Nah, jika nantinya benang lungsi tersebut panjang maka Anda harus bisa menggulungnya terlebih dahulu. Dengan cara menjalin menjadi sebuah jalinan rantai agar nantinya tidak kusut.

Memasang Benang Lungsi

Berikutnya yaitu memasang benang lungsi pada bum. Dimana dalam memasang benang lungsi ini tepatnya pada alat tenun merupakan memasang helaian-helaian benang.

Kemudian akan dijadikan langsung benang lungsi pada sebuah alat tenun dan ini bukan pada mesin bum benang lungsi. Dalam proses pengerjaannya yaitu pertama Anda dapat mengatur terlebih dahulu benang lungsi pada posisinya.

Lalu siapkan bum benang lungsi dan putar engkelnya hingga sampai semua tali dapat terurai dengan baik. Pastikan semua posisi benang lungsi ini rata sehingga hasilnya bagus. Jika sudah gulung benang lungsi pada bum dan sisakan pula panjang benang lungsi hingga sampai batas sisir.

Pencucukan Pada Mata Gun

Proses pencucukan benang atau memasukkan benang ke dalam boom

Pencucukan ini adalah sebuah proses yang mana nantinya akan memasukan benang lungsi ke dalam mata gun yang sesuai dengan corak kain tenun tersebut.

Untuk melakukan tahapan atau teknik ini tentunya ada prosesnya, diantaranya yaitu seperti pertama-tama masukan benang lungsi ke mata un dan mulailah dari tengah hingga sampai ke kanan ataupun tengah kekiri hingga sebaliknya. Lalu kedua masukkan pada mata gun yang mana sesuai dengan corak yang ingin dibuat.

Jika sudah, masukkan pula benang lungsi ke satu persatu ke sisir dan Anda bisa memulai dari tengah ke kanan ataupun sebaliknya.

Pencucukan Pada Sisir

Memang untuk teknik pembuatan kain tenun ini bisa dibilang tidaklah mudah, ada banyak proses dan tahapan yang nantinya harus Anda lalui salah satunya yaitu pencucukan pada sisir. Dimana pencucukan berikutnya ini merupakan proses untuk memasukkan benang-benang lungsi ke bagian sisir yang mana hal ini disesuaikan dengan corak tenun yang diinginkan.

Setiap benang-benang tersebut yang telah dimasukkan ke bagian sisir tentunya akan membentuk sebuah corak yang bagus dan akan menghasilkan sebuah kain tenun yang berkualitas.

Pada tahapan ini Anda perlu memasukan satu persatu benang-benang lungsi tersebut ke sisir dan nanti bisa memulai dari tengah ke kanan ataupun sebaliknya tengah kekiri.

Mengikat Benang Lungsi

Mengikat benang-benang lungsi pada bum kain tentunya dilakukan setelah benang-benang tersebut dicucuk melalui mata gun dan juga sisir. Nah, untuk proses pengikatan atau teknik dalam membuat tenun ini bisa seperti:

  • Putarlah terlebih dahulu BUM kain hingga sampai semua talinya terurai dengan baik
  • Lalu ikat benang lungsi yang ada pada bentangan kayu pada rangkaian BUM kain.
  • Kemudian mulailah ikatan dari tengah, lalu ke tepi bagian kanan, tengah ke bagian tepi kiri baru nanti ke bagian-bagian yang lainnya sampai ke semua benang lungsi dapat terikat dengan baik.

Penyetelan

Nah, didalam teknik yang disebut penyetelan ini ada hal-hal yang harus dan wajib untuk Anda ketahui. Dimana di dalam penyetelan cobalah untuk Anda memberikan nomor-nomor pada gun seperti no. 1, 2, 3, 4, 5 dan pada injakan juga diberikan nomor yang sama sehingga hal ini dapat memudahkan Anda dalam proses melakukan penenunan kain. Jika sudah, maka cermati pula hasil pencucukan apakah sudah benar atau belum. 

Teknik Pembuatan Tenun : Menenun

Di dalam menenun tentu membutuhkan keahlian dan teknik khusus bukan? hal seperti ini tentu membutuhkan pelajaran bagi Anda khususnya yang belum pernah melakukan hal ini yaitu tenun kain.

Nah, untuk mengawali tenun maka posisi susunan benang lungsi harus sudah merata dengan baik. Untuk itu, ketika pada saat menenun usahakan jarak dari gunung-gunung harus bisa sama sehingga nanti untuk hasil lebarnya bisa dapat merata antara kiri dan kanan. 

Melepas Tenunan

Jika Anda sudah selesai melakukan tenunan kain dengan motif yang diinginkan tentunya pada tahap atau teknik terakhir yaitu melepas tenunan. Dimana untuk melepas tenunan ini membutuhkan teknik dan proses pula sehingga kualitas kain yang telah ditenun tidak mudah rusak ataupun benangnya tertarik.

Jadi, untuk melepaskannya dengan baik Anda harus berhati-hati dalam melakukannya. Berikut cara melepas kain ikat dari alat tenun :

  • Kendorkan terlebih dahulu tenunan.
  • Kemudian potong semua benang-benang lungsi dan aklau bisa benang lusi pada cucukan gun tersebut disisakan sedikit, karena dengan adanya cucukan sisa nantinya masih bisa digunakan lagi.
  • Lalu hasil tenunan bisa dilepaskan dengan cara membuka ikatan-ikatan yang ada pada benang lungsi.
  • Jika sudah, maka selanjutnya rapikan hasil tenunan dan bagian pada rumbainya dapat disimpulkan dengan rapi.

Bagaimana, apakah Anda sudah paham sekarang dengan teknik pembuatan kain tenun? Tentunya saja bukan. Nah, meskipun Anda belum pernah mencoba untuk menenun kain tenun maka setidaknya Anda bisa mengetahui mengenai proses dan tahapan pembuatan kain tenun tersebut.

Selain itu, jika memang saat ini Anda sedang mencari kain tenun yang berkualitas maka Anda bisa membeli produk tenun melalui toko online kami. Sebab semua jenis kain tenun disini memang sangat berkualitas terbaik dan memiliki penawaran harga yang terjangkau.

Untuk itu, selain melihat teknik pembuatan tenun yang ada seperti diatas maka Anda bisa juga mengunjungi toko online kami di tokotenun.com untuk melihat berbagai produk kain tenun berkualitas. Kamu juga bisa menonton beragam video tenun di channel youtube tokotenun.com.

Summary

Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil – Produk kerajinan bahan tekstil ialah produk kerajinan yang dihasilkan melalui keterampilan tangan dan keterampilan berpikir dalam mengolah suatu bahan atau material sehingga menghasilkan estetika atau keindahan sekaligus fungsi tertentu. Produk kerajinan tekstil mempunyai nilai yang tinggi karena menuntut kemampuan berkarya menggunakan keterampilan tangan, baik tanpa menggunakan alat bantu maupun dengan menggunakan alat bantu sederhana. Kerajinan tekstil yang berkualitas, mengangkat kekhasan daerah, dan dilakukan oleh masyarakatnya memiliki nilai jual yang tinggi, dan dapat dimanfaatkan untuk lingkungan dan juga kesejahteraan bersama. 

Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil

Dalam Pembuatan seni kerajinan tekstil teerdapat beberapa teknik yang digunakan adapun teknik yang digunakan dalam kerajinan tekstil diantanya ialah sebagai berikut :

1. Teknik Tenun

Teknik tenun yaitu teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lungsi dan pakan secara bergantian. Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan karena mengandalkan keterampilan tangan yaitu teknik tenun. Kain tenun di Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik, yaitu tenun gendong [benang lungsi yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun] yang dipakai di seluruh Indonesia, dan teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu sebagai alat bantu tenun.

Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang ataupun selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung [berbentuk tabung]. Proses teknik tenun ialah sebagai berikut.

  1. Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama dengan panjang kain yang kita inginkan.
  2. Memasang benang lungsin pada cucukan.
  3. Menyiapkan benang pakan.
  4. Penenunan dilakukan dengan memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin.

Baca Juga : Wirausaha Produk Kosmetik

Alat Tenun

Alat tenun ialah alat atau mesin untuk menenun benang menjadi tekstil [kain]. Menurut ukurannya, alat tenun tradisional dan alat tenun bukan mesin yang berukuran kecil dipakai untuk menenun sambil duduk, sementara alat tenun berukuran besar digunakan untuk menenun sambil berdiri. Berikut ini yaitu alat tenun tradisional yang ada di beberapa daerah di Indonesia.

Alat Tenun Gendong. Bagian alat yang disebut epor diletakkan di belakang pinggul seperti menggendong ketika menenun dan menggunakan tangan pada saat prosesnya. Hasil dari proses ini dapat menghasilkan kain tenun hingga mencapai ukuran 50–90 cm.

ATBM. Alat Tenun Bukan Mesin merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan kaki untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi, Pengrajin duduk kursi/dibangku karena alat tenun berdiri di atas lantar membentuk sebuah kerangka kayu. Alat ini merupakan perombakan dari alat berpenahan pinggang menjadi alat penggerak kaki.

2. Teknik Pewarnaan

Pada umumnya, teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Perbedaan utama teknik batik dan sasirangan dengan kain tenun ikat adalah pewarnaan kain batik dilakukan setelah benang ditenun menjadi kain, sedangkan pada kain tenun ikat pewarnaan dilakukan pada benang sebelum ditenun menjadi kain.

Teknik Pewarnaan Ikat Celup

Teknik ikat celup sudah dilakukan sejak lama di seluruh belahan dunia. Asal usul teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani sejak 906 s.d. 618 SM. Teknik ini berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibuat pada kain sutera.

Teknik pewarnaan ikat terdiri atas ikat [hanya pada benang lungsin atau pakan] dan ikat ganda [pewarnaan pada benang pakan dan lungsin].

  • Langkah pertama teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan. 
  • Kedua adalah menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan. 
  • Ketiga adalah mengikat bagian benang sesuai dengan motif yang diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akan dapat menghalangi warna dengan baik. 
  • Keempat adalah benang yang sudah diikat dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Pewarnaan dilakukan mulai dari warna yang paling tua, ke warna yang paling muda. Setelah pewarnaan pertama, warna kedua diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai. 

Benang yang sudah diwarnai lalu dikeringkan. Setelah kering, benang lungsin dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting.

Teknik Pewarnaan Batik

Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang tenun, ada pula teknik rintang warna dengan menggunakan lilin/malam, yaitu teknik batik. Proses pewarnaan pada teknik batik adalah sebagai berikut.

  1. Membuat sketsa motif batik pada kain polos.
  2. Menyiapkan alat dan bahan seperti malam, canting, kompor batik dan zat warna alam berikut fasilitas pendukung lainnya.
  3. Memanaskan malam pada kompor batik sampai 60 °C.
  4. Dengan menggunakan canting [untuk batik tulis] atau cap aluminium [untuk batik cap], mengambil malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah ditentukan.
  5. Menentukan warna celup.
  6. Mencelup kain batik sesuai dengan warna yang telah ditentukan.
  7. Melorod [melepaskan malam] dengan cara merebus kain pada air mendidih, dibilas dan diangin-angin.
  8. Untuk proses pewarnaan lebih daripada 1 warna, langkah kerja mulai dari menggambar dangan canting atau cap hingga melorod diulang sesuai dengan jumlah warna.

3. Teknik Membentuk Kerajinan Tekstil

Produk kerajinan tekstil sangat beragam. Namun, secara umum, pembentukan kerajinan tekstil dilakukan dengan memotong dan menyambung bahan.

  • Pemotongan diawali dengan penggambaran pola sesuai dengan bentuk dan ukuran produk kerajinan tekstil yang dirancang. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting khusus kain, untuk kemudahan pemotongan dan menghasilkan potongan yang rapi. Ingatlah selalu untuk memotong bahan sedikit lebih besar daripada pola, untuk memberikan ruang penyambungan. 
  • Penyambungan bahan dapat dilakukan dengan teknik jahit, manual, teknik jahit dengan menggunakan mesin jahit, dan penggunaan lem. Teknik penempelan dengan lem hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu saja, misalnya penempelan aksesori dengan syarat kain atau bahan tekstil cukup tebal atau rapat dan lem cukup kental sehingga lem tidak menembus kain.

4. Teknik Dekorasi

Dekorasi Tekstil adalah teknik menghias tekstil dengan cara memberikan motif atau hiasan pada tekstil. Teknik yang digunakan ada bermacam-macam yang bertujuan untuk menambah keindahan pada tekstil.Teknik dekorasi diantaranya adalah sulam dan bordir.

Sulam dan bordir selama ini menjadi unsur estetis sebagai perannya dalam mempercantik tampilan kerajinan tekstil. Keduanya jika dilihat memiliki tampilan yang sama, namun sebenarnya keduanya berbeda. Teknik pembuatan bordir dilakukan menggunakan mesin. Sedangkan sulam adalah hiasan yang dibuat di atas kain menggunakan jarum jahit dan dilakukan dengan tangan. Terdapat berbagai jenis mesin bordir yang sering digunakan, namun tidak ada mesin sulam. Karena sulam pada dasarnya adalah mengaplikasikan tusuk jelujur, tusuk kelim, tusuk rantai, dan tusuk silang.

Selain itu bahan yang digunakan pun berbeda, mulai dari benang yang digunakan untuk menyulam hingga jenis kainnya, seperti wol, linen, sutra, katun, rayon, dan lainnya. Dalam tekniknya mengaplikasikan sulam tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, karena dibutuhkan ketelitian, serta kreativitas. Jika dibandingkan dengan bordir tentunya lebih cepat dan mudah, karena mengunakan mesin.

Teknik Sulam

Teknik sulam adalah seni membuat hiasan motif dengan memadukan dekorasi sulaman pada kain dengan alat jarum dan benang. Dekorasi sulam pada kain tenun di antaranya dengan menambahkan benang emas dan manik-manik kaca [cermuk]. Selain benang, hiasan untuk sulaman dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Sulaman dilakukan dengan menjahitkan benang sulaman atau benang emas pada kain dasar yang dipola. Kain dasar dijepit kencang pada suatu bingkai yang terbuat dari sejenis kayu tipis yang terdiri dari dua buah lingkaran. Lingkaran pertama diletakkan di  bagian dalam dan lingkaran kedua dibagian luar. Pada sambungan lingkaran dipasang sekrup yang dinamakan dengan “ram” [berfungsi seperti pembidang]. Kain yang akan disulam direntangkan pada lingkaran tadi, dijepit diantara dua lingkaran [diantara ram] dan dikencangkan dengan memutar skrup. Setelah kain renggang, dimulailah menjahit motif pada kain melalui tangan-tangan terampil.

Teknik Bordir

Dekorasi dapat kita lakukan dengan memanfaatkan teknik bordir, yaitu teknik sulam yang di kerjakan dengan bantuan mesin jahit modifikasi. Beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan kerajinan sulam dan bordirnya, yaitu Tasikmalaya, Sumatra Barat, Gorontalo, Aceh, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Proses sulam atau bordir adalah sebagai berikut.

  1. Menyiapkan kain yang akan disulam atau dibordir.
  2. Menentukan pola sulam/bordir atau motif atau ragam hias.
  3. Menjiplak pada kertas minyak dengan menggunakan spidol atau balpoin.
  4. Menjiplak ke atas kain dengan menggunakan kertas karbon.
  5. Menyiapkan kain pada gelang ram atau pamidangan dengan meregangkan kain sampai ketegangan maksimum.
  6. Kain siap untuk disulam atau dikerjakan dengan teknik bordir.

Teknik kerajinan pengolahan kerajinan tekstil dapat kita lakukan dengan berupa pembentukan bahan, pembuatan motif dan nishing. Pengolahan bahan: serut; pintal; tarik. Pembentukan motif: tenun ikat pakan, tenun ikat lungsin, tenun ikat ganda, batik tulis, batik cap, printing mesin, sablon tangan, batik kombinasi, songket, sasirangan, dan lain-lain. Pada tahap nishing: dikanji; kerawang; aplikasi kain; manik; payet; prada; hiasan logam; kerang-kerangan, dan lain-lain. Kita dapat menghasilkan karya tekstil yang inovatif dan unik dengan kreativitas kita mengolah tekstil dengan teknik-teknik tersebut, secara khusus ataupun mencampurkan beberapa teknik.

Sekian pembahasan mengenai teknik pembuatan kerajinan tekstil. Semoga pembahasan dari pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang kami sajikan dapat bermanfaat.

Sumber : Prakarya dan Kewirausahaan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.—Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA