Teknik menggambar komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu

SMPMTs Kelas VIII 142 4. Menggunakan Media yang Tepat Penggunaan media dalam menggambar komik dapat disesuaikan dengan media yang digunakan. Jika komik tersebut berupa buku dapat merupakan satu kesatuan cerita utuh tetapi dapat pula merupakan kumpulan cerita pendek. Jika komik hanya merupakan cerita pendek dapat menggunakan hanya selember kertas. Gambar komik tergantung dari panjang atau pendeknya cerita. Saat sekarang ini penggunaan media dalam menggambar komik sangat beragam. Ada juga komik yang sudah dibuat secara digital. Menggambar komik dapat dilakukan tidak hanya menggunakan peralatan dan bahan seperti membuat gambar atau lukisan tetapi juga dapat menggunakan alat bantu komputer. Menggambar komik dengan menggunakan alat bantu komputer memudahkan dalam berekspresi karena jika terjadi kesalahan dapat segera diganti. Hal ini berbeda jika menggambar komik masih menggunakan dengan teknik menggambar ada kesalahan sulit untuk melakukan perbaikan revisi. Menggambar komik unsur utama yang penting adalah pesan yang ingin disampaikan baru kemudian unsur keindahan.

C. Bahan dan Alat Menggambar Komik

Untuk membuat gambar komik dengan teknik menggambar tanpa alat bantu komputer manual tetap memerlukan alat dan bahan. Pada prinsipnya kebutuhan membuat komik hampir sama dengan kebutuhan menggambar atau melukis. Sebelum melakukan aktivitas menggambar perlu menyediakan peralatannya. Ada beberapa peralatan yang perlu disediakan diantaranya seperti terdapat di bawah ini. 1 1. Kertas Gambar Menggambar pada dasarnya mem butuh kan kertas berwarna netral putih, abu-abu, atau coklat dan dapat me nyerap atau mengikat bahan pewarna. Kertas gambar yang dapat digunakan dengan berbagai alat gambar misalnya kertas padalarang, HVS, kuarto, dan karton. Su er; I ter et Gambar 10.12 Co toh alat da aha u tuk e gga ar ko ik. Seni Budaya 143 Raden Ahmad Kosasih lahir di Bogor, Jawa Barat, 4 April 1919 – meninggal di Tangerang, Banten, 24 Juli 2012 pada umur 93 tahun adalah seorang penulis dan penggambar komik termasyhur dari Indonesia. Generasi komik mKarya- karyanya terutama berhubungan dengan kesusastraan Hindu Ramayana dan Mahabharata dan sastra tradisional Indonesia, terutama dari sastra Jawa dan Sunda. Selain itu ia juga menggambar beberapa komik silat yang memiliki pengaruh Tionghoa, namun tidak terlalu banyak. Kosasih mulai menggambar pada tahun 1953. Karyanya terutama adalah gambar sketsa-sketsa hitam-putih tanpa memakai warna. Ia mulai berhenti dan pensiun pada tahun 1993.asa kini menganggapnya sebagai Bapak Komik Indonesia. ri Asih bisa dianggap adaptasi komik pahlawan super Amerika ke dalam corak Indonesia. Pada 3 2 4 Su er; I ter et Gambar 10.13 Co toh alat da aha u tuk e gga ar ko ik. 2. Pensil menggambar Pensil dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pensil dengan tanda ”H” dan ”B”. Pensil H memiliki sifat keras dan cocok digunakan untuk membuat garis yang tipis. Pensil B me- miliki sifat lunak dan cocok digunakan untuk membuat garis tebal atau hitam pekat. Pensil H dan pensil B dibedakan dari segi tingkat kekerasan dan kepekatan hasilnya. Pensil H dan pensil B diberi tanda angka untuk mem- bedakan jenisnya. Untuk pensil B, makin besar angkanya makin lunak sifat nya dan makin pekat hasil goresannya. Untuk pensil H, makin besar angkanya, makin keras sifatnya dan makin tipis hasil goresannya. 3. Pensil Warna Pensil warna memiliki variasi warna yang banyak menghasilkan warna lembut. Peserta didik bisa menggunakan pensil warna untuk me warnai gambar dengan cara gradasi, yaitu pemberian warna dari arah gelap berlanjut ke arah lebih terang atau sebaliknya. 4. Penggaris Banyak ragam dan bentuk penggaris yang di guna kan pada proses pembuatan komik sesuai kebutuhan pembuat komik, antara lain penggaris mika, penggaris siku, busur, maupun penggaris mistar. Penggaris ber fungsi membentuk garis yang dibutuhkan untuk membuat strip- strip kolom pada komik. Mengenal Tokoh SMPMTs Kelas VIII 144

D. Uji Kompetensi 1. Kemampuan Pengetahuan

a. Jelaskan fungsi tema di dalam menggambar komik b. Jelaskan fungsi penentuan karakter dan tokoh dalam menggambar komik

2. Kemampuan Psikomotorik

a. Buatlah komik dengan tema “kepedulian sosial” b. Berilah dialog pada gambar komik berikut. masa-masa awal perkembangan komik Indonesia, para seniman komik berusaha membuat karya yang bisa diterima oleh kalangan budayawan dan pendidik. Ketika adaptasi pahlawan super dianggap tidak mendidik dan tidak berbudaya bangsa, maka pengenalan komik wayang menjadi jawabannya. Nani Wijaya adalah seorang gadis lugu yang apabila dia mengucapkan kata sakti “Dewi Asih” maka ia akan berubah menjadi pahlawan super wanita yang bisa terbang, kebal, berkekuatan super, bisa menggandakan diri, dan memperbesar tubuhnya. Kisah-kisah Sri Asih tidak hanya berlokasi di Indonesia tetapi juga sampai ke Singapura dan Macao. Karya karya Raden Kosasih antara lain; Sri Asih di Singapura 1. Sri Asih di Surabaya 2. Sri Asih vs Si Mata Seribu 3. Sri Asih di Macao 4. Sri Asih vs Komplotan Kawa-kawa 5. Sri Asih vs Gerombolan 6. Sri Asih vs Serigala Hitam 7. Sri Asih dan Bajak Laut

Menggambar komik berarti menggambar dengan memperhatikan dua disiplin ilmu sekaligus. Hal itu terjadi karena komik merupakan karya seni yang melibatkan gambar dan kata-kata secara bersamaan. Oleh karena itu, komik memiliki struktur kompleks yang terbagi menjadi  dua kelompok unsur, yaitu unsur visual dan unsur teks. Boleh dikatakan komik memiliki struktur teks cerita dari sastra dan unsur visual dari seni rupa atau desain. Lalu sebetulnya apa itu komik? Bagaimana langkah-langkah menggambar komik? Alat apa yang digunakan? Ikuti pemaparannya di bawah ini.

Pengertian Komik

Menurut Danesi [2004, hlm. 223], komik adalah narasi yang dibuat melalui beberapa gambar berderet yang disekat oleh garis-garis horizontal, strip atau kotak [panel], dan dilengkapi oleh teks verbal dari kiri ke kanan [runtut].

Meskipun komik dilengkapi oleh bahasa verbal berupa kata-kata, namun gambar dalam komik sendiri dapat memberikan pesan non-verbal. Gambar, terutama gambar berderet dapat menghasilkan suatu pesan tanpa kata-kata. Semua komik secara tidak langsung akan memuat pesan dari gambar seperti itu. Dengan demikian, pesan dari gambar juga harus diperhatikan, dan harus dibuat membantu menyampaikan pesan dari balon kata.

Selanjutnya, Setiawan [2002, hlm. 22] berpendapat bahwa pengertian komik secara umum adalah cerita bergambar yang biasanya terdapat dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku komik yang pada umumnya memiliki cerita yang mudah dicerna dan lucu.

Beberapa Ahli berpendapat bahwa komik sama dengan cerita bergambar. Namun dalam cerita bergambar, biasanya gambar hanya digunakan untuk menjadi ilustrasi untuk cerita. Gaya peletakan balon kata dalam cergam juga terbatas, sementara komik menggunakan balon kata yang jauh lebih dinamis dan kompleks. Komik lebih cocok disebut sebagai gambar yang bercerita, bukan cerita bergambar.

Dapat disimpulkan bahwa komik adalah karya seni yang terdiri dari komposisi gambar dan tulisan/huruf sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau cerita melalui teks atau verbal, maupun non verbal [pesan atau cerita yang dihasilkan oleh gambar].

Konsep Menggambar Komik

Menggambar komik tidak hanya menuntut kemampuan menggambar yang baik saja, akan tetapi membutuhkan keterampilan membangun karakter, tokoh dan runtutan peristiwa dari suatu kisah. Kemampuan untuk menyelaraskan pesan lewat gambar dan tertulis juga menjadi kemampuan yang harus diasah untuk menciptakan komik yang baik.

Gambar harus sesuai dengan tulisan, begitu juga sebaliknya, tulisan harus mampu memberikan konteks yang tepat bagi gambar. Tanpa keselarasan, keduanya tidak akan saling membantu untuk menceritakan kisah atau pesan yang ingin disampaikan dengan baik dan jelas. Gambar dan tulisan yang tidak selaras justru malah akan mengaburkan cerita yang ingin dikisahkan.

Maka dari itu, hampir dapat dikatakan bahwa menggambar komik memiliki syarat khusus yang harus diikuti. Berikut akan disampaikan mengenai “syarat” memnggambar komik tersebut.

Syarat Menggambar Komik

1. Menentukan Topik dan Tujuan

Topik adalah hal utama yang harus ditentukan dalam menggambar komik. Agar semua yang berhubungan dengan teknis komik dapat ditentukan juga dari awal. Imaji atau pencitraan yang tercipta melalui komik harus sesuai dengan topiknya. Tujuan komik juga penting untuk ditentukan. Misalnya, apakah komik bertuuan menyampaikan suatu pesan tertentu, atau hanya berupa hiburan saja.

Komik adalah media yang tidak hanya dapat digunakan untuk menghasilkan hiburan semata. Bisa saja kita menggunakan media yang powerful ini untuk menyampaikan tata-cara teknis tertentu. Misalnya komik ditujukan untuk menunjukkan bagaimana teknis pelaksanaan upacara yang baik, cara mencuci tangan yang bersih, petunjuk untuk melakukan sesuatu, dan sebagainya.

Melalui tema, topik, dan tujuan yang telah ditentukan, kita juga dapat mulai menentukan tokoh dan karakter yang akan dibuat. Fungsi tema di dalam menggambar komik adalah untuk menjadi acuan bentuk visualisasi dan kata yang cocok untuk memperkuat gambar visual terhadap pesan atau cerita komik. Misalnya, ketika kita tau bahwa tema komik adalah tema relijius, maka kita harus menciptakan berbagai tokoh dan gaya gambar yang relijius pula.

Selanjutnya, kita dapat menentukan watak dan peran tokoh atau karakter yang akan kita tampilkan dalam komik. Ya, fungsi penentuan karakter dan tokoh merupakan hal penting dalam menggambar komik, karena tokoh atau karakterlah yang berperan menjadi aktor dalam cerita. Mereka memegang peranan utama dalam menceritakan suatu kisah atau pesan yang ingin disampaikan dalam suatu komik. Oleh karena itu, terdapat pula hal-hal yang diperhatikan saat menggambar tokoh, yaitu:

  1. keselarasan anggota tubuh,
  2. perspektif yang tepat, dan
  3. sisi menarik dari tokoh tersebut [karakter kuat].

Menggambar komik juga dapat diibaratkan sama seperti menulis cerpen, namun kita tidak hanya bercerita melalui kata, namun melalui aspek visual [gambar] juga. Komik bahkan dapat dibuat berdasarkan cerita yang sudah ada, misalnya berbagai cerita rakyat yang sudah ada seperti Timun Mas, Malin Kundang, hingga ke Cinderella dan kisah terkenal lainnya. Proses tersebut biasanya disebut dengan proses transformasi [mengubah cerpen/sastra menjadi komik].

2. Membuat Kalimat Singkat dan Mudah Diingat

Komik harus dibuat dengan kalimat yang singkat dan mudah diingat. Mengapa? karena teks yang dapat disematkan dalam komik terhitung cukup terbatas. Hal itu berkaitan dengan kenyataan bahwa gambar akan jauh lebih mendominasi jumlahnya dalam sebuah komik. Untuk itu, pilihlah kata yang singkat namun cukup jelas.

Selain itu berbagai dialog yang terdapat pada komik haruslah mudah diingat. Buatlah kalimat yang berkesan dan sesuai dengan gambar pendukungnya. Sehingga pesan atau kisah yang disampaikan komik dapat dengan mudah dicerna dan dapat diingat dengan baik oleh pembaca.

3. Menggunakan Gambar

Menggunakan gambar di sini maksudnya bukan hanya sekedar gambar biasa saja. Gambar dalam komik bukan menjadi support atau penunjang jalan cerita yang ingin dikisahkan saja. Di dalam komik, gambar tidak hanya berupa ilustrasi untuk menunjang cerita, namun harus menjadi suatu kesatuan dengan teks yang ada. Gambar juga bahkan harus seakan dapat menghasilkan bunyi menggunakan tulisan sebagai penunjangnya.

Teknik Menggambar Komik

Menggambar komik membutuhkan kepiawaian dari beberapa teknik menggambar. Ketangkasan teknik menggambar tersebut antara lain menggambar model dan menggambar suasana. Mengapa? karena komik akan menampilkan kedua jenis gambar tersebut, baik secara bersamaan maupun berseri atau runtut.

Gambar model digunakan untuk menggambar tokoh yang ada dalam komik dengan detail. Sementara gambar suasana digunakan untuk membangun suasana dalam cerita komik. Jika keduanya digabungkan, secara tidak langsung kita akan membuat gambar ilustrasi yang dapat digunakan untuk membuat suatu adegan atau peristiwa dalam cerita komik.

Bahan dan Alat Menggambar Komik

Kebutuhan bahan dan alat gambar komik hampir sama seperti peralatan menggambar pada umumnya. Hanya saja ada beberapa alat khusus yang dapat membantu proses pembuatan komik secara manual.

Perlu diketahui bahwa meskipun kebanyakan hari ini komik diolah secara digital menggunakan perangkat komputer grafis, namun cara manual tetap digunakan. Apalagi pada berbagai komik karya agung yang mendunia. Kombinasi teknik manual dan digital masih memberikan hasil yang jauh lebih maksimal daripada menggunakan salah satunya saja. Berikut adalah beberapa bahan dan alat yang dapat digunakan untuk menggambar komik.

  1. Kertas Gambar
    Sudah dapat ditebak bahwa menggambar pasti membutuhkan media datar penampung gambar seperti kertas. Dalam menggambar komik, akan lebih mudah bila kita telah menyediakan kertas yang berukuran sesuai dengan ukuran kertas komik yang akan dicetak nantinya.
  2. Pensil Gambar
    Pensil masih menjadi alat utama menggambar disini. Shading tidak harus terlalu mendetail ketika menggambar masih menggunakan kertas. Pensil disini digunakan hanya untuk membuat sketsa atau outline. Komik biasanya akan dipertebal oleh pena atau drawing pen nantinya. Komik cenderung menggunakan alat yang dapat digunakan menggambar secara freehand tanpa kuas.
  3. Alat Pewarna
    Biasanya komikus professional menggunakan cat khusus yang tingkat saturasinya kuat. Karena komik cenderung membutuhkan warna murni yang pekat dan cerah. Media warna yang dapat digunakan meliputi: pensil warna, cat poster, crayon, dsb. Alat pewarna bisa jadi tidak diperlukan jika pewarnaan akan dilakukan pada aplikasi komputer grafis.
  4. Pena
    Pena biasanya lebih dipilih untuk menggambar garis luar [outline] komik. Mengapa demikian? karena dengan menggunakan pena untuk menggambar garis, kita dapat mengatur ketebalan garis dengan lebih mudah dan efisien. Bahkan, terdapat pena yang dirancang khusus untuk menggambar outline komik. Para Mangaka [pencipta komik manga ala Jepang] juga menggunakan pena ini. Pulpen lainnya juga dapat digunakan, terutama pulen yang dapat mencapai tingkat kehitaman yang sangat pekat dan memiliki banyak ukuran mata pulpen yang berbeda [dari kecil hingga besar].

Langkah-langkah Menggambar komik

Terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat kita ikuti untuk menggambar komik. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Tentukan tema komik
  2. Tentukan Isi atau jalan cerita
  3. Kembangkan tokoh-tokoh, baik secara teks [sifat tertulis] maupun gambar karakter
  4. Siapkan latar belakang cerita, dengan beberapa sampel visual wujud nyata gambar latar
  5. Buat alur cerita komik jika diperlukan
  6. Siapkan naskah berupa storyboard visual
  7. Mulai garap komik, adegan demi adegan sesuai dengan storyboard dan semua hal yang telah dipersiapkan [improvisasi sangatlah diperbolehkan].

Sebagai catatan, langkah-langkah tersebut hanya berlaku ketika kita benar-benar tidak tahu harus melakukan apa dari awal. Bisa jadi seorang komikus professional justru memulainya dari tokoh atau jalan cerita yang telah ia miliki, kemudian tema terbentuk dengan sendirinya, dsb.

Struktur Komik

Komik adalah produk multidisiplin yang setidaknya melibatkan sastra dan seni rupa. Maka dari itu, sebagai pertanggungjawaban wujud formal, struktur komik juga terbagi menjadi dua, yaitu: unsur teks cerita dan unsur visual. Berikut ini adalah pemaparannya.

Unsur Visual Komik

  1. Ilustrasi,
    Komik adalah sederetan gambar yang terangkai membentuk suatu alur peristiwa atau cerita. Masing-masing gambar atau secara berantai gambar-gambar tersebut membentuk suatu ilustrasi yang dapat menggambarkan suatu peristiwa atau cerita.
  2. Layout,
    Layout atau tata letak adalah bagaimana pengaturan panel [frame] antar gambar disusun. Bagaimana panel antar gambar saling berhubungan, pengaturan besar-kecilnya panel yang memuat ilustrasi, dsb.
  3. Sudut Pandang Kamera,
    Angle “kamera” yang berbeda dari setiap gambar komik akan memberikan dampak yang berbeda pula. Biasanya sudut pandang kamera dimainkan untuk mendapatkan efek dramatis tertentu, dsb.
  4. Psikologi,
    Setiap tokoh, jalan cerita dan pembentukan suasana yang ada di komik akan memberikan dampak psikologi yang berbeda. Komik seperti budaya populer lainnya banyak memainkan psikologi kita melalui gambar. Gambar dibuat meliuk-liuk untuk membuat kita tertawa. Di sisi lain gambar akan dibuat lebih gelap dan tegas untuk memberikan efek dramatis.
  5. Unsur Bunyi,
    Komik menghadirkan teks dengan tipografi dan typeface sedemikian rupa mampu menghadirkan unsur bunyi, meskipun tidak ada media suara asli yang dilibatkan, seperti: Bang! Gubrak! Woosh!

Unsur Cerita

  1. Tema,
    Merupakan inti pokok gagasan dari keseluruhan pesan atau cerita
  2. Tokoh dan Penokohan,
    Tokoh adalah pelaku cerita dengan sifat dan peranannya masing-masing, seperti tokoh utama [protagonis] atau tokoh antagonis yang memiliki konflik dengan protagonis.
  3. Alur atau Plot,
    Bagaimana rangkaian peristiwa yang terjadi saling berhubungan. Misalnya plot dimulai dengan pengenalan cerita, kemudian muncul awal konflik, terjadi konflik, hingga konflik terus memanas menjadi klimaks dan diakhiri oleh penyelesaian konflik/ending.
  4. Latar,
    Latar adalah tempat, waktu, dan lingkungan serta keadaan sosial dan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam komik.
  5. Sudut Pandang,
    Cara menyampaikan cerita seperti sudut pandang pertama [Aku] dan sudut pandang ketiga [Dia, mereka].

Referensi

  1. Setiawan, Muhammad Natsir. [2002]. Menakar Panji Koming Tafsir Komik Karya Dwi Koendoro. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
  2. Danesi, Marcel. [2004]. Pesan Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar MengenaiSemiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jala Sutra

Video yang berhubungan