Sunnah yang disandarkan pada ketetapan rasulullah disebut sunnah

Sunnah yang disandarkan pada ketetapan rasulullah disebut sunnah
Ilustrasi berdoa. ©Shutterstock

JATENG | 30 November 2020 06:06 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Setiap muslim selalu dianjurkan untuk berpedoman pada Alquran dan hadits. Alquran merupakan kitab suci dari Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, kemudian dijadikan pedoman hidup umat muslim. Sementara itu, hadits adalah setiap perbuatan, perkataan, dan ketetapan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW.

Secara bahasa, hadits memiliki arti berbicara, perkataan, dan percakapan. Hadits disebut juga sunnah, yang secara Istilah berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan, serta persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam.

Hadits dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dhaif. Macam-macam hadits tersebut memiliki definisinya masing-masing. Berikut macam-macam hadits yang dilansir dari NU Online:

2 dari 4 halaman

Sunnah yang disandarkan pada ketetapan rasulullah disebut sunnah

shutterstock/nuttakit

Macam macam hadits yang pertama adalah hadits Shahih. Jenis hadits ini diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas atau sangat kuat hafalannya. Seerti dikuti dari NU online, Mahmud Thahan dalam Taisir Musthalahil hadis menjelaskan hadis shahih seerti berikut:

"Setiap hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di dalamnya syadz dan 'illah."

Syarat-Syarat Hadist Shahih

Seperti yang sudah diketahui, hadits shahih sanadnya bersambung dan tidak ada cacatnya atau rusak. Menurut ta'rif muhadditsin, suatu hadist dapat dikatakan shahih apabila telah memenuhi lima syarat, adapun syarat-syaratnya ialah sebagai berikut:

1. Sanadnya bersambung. Tiap–tiap periwayatan dalam sanad hadist menerima periwayat hadist dari periwayat terdekat sebelumnya. Keadaan ini berlangsung demikian sampai akhir anad dari hadits itu.

2. Periwayatan bersifat adil. Periwayat adalah seorang muslim yang baligh, berakal sehat, selalu memelihara perbutan taat dan menjauhkan diridari perbuatan-perbuatan maksiat.

3. Periwayatan bersifat dhabit. Dhabit adalah orang yang kuat hafalannya tentang apa yang telah didengarnya dan mampu menyampaikan hafalannya kapan saja ia menghendakinya.

4. Tidak janggal atau Syadz. Adalah hadist yang tidak bertentangan dengan hadist lain yang sudah diketahui tinggi kualitas ke-shahih-annya.

5. Terhindar dari 'illat (cacat). Adalah hadits yang tidak memiliki cacat, yang disebabkan adanya hal-hal yang tidak baik atau yang kelihatan samar-samar.

3 dari 4 halaman

Sunnah yang disandarkan pada ketetapan rasulullah disebut sunnah
©Shutterstock

Hadits Hasan merupakan macam-macam hadits yang sanadnya tersambung. Menurut Ibnu Hajar, hadist hasan merupakan jenis hadist yang dinukilkan oleh orang yang adil, yang kurang kuat ingatannya, yang muttasil sanadnya, tidak cacat, dan tidak ganjil.

Jenis hadits ini hampir sama dengan hadits shahih, perbedaannya hanya mengenai hafalan, di mana hadist hasan rawinya tidak kuat hafalannya. Sementara itu, Imam Tirmidzi mengartikan hadist hasan sebagai berikut:

"Tiap-tiap hadist yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta (pada matan-nya) tidak ada kejanggalan (syadz) dan (hadist tersebut) diriwayatkan pula melalui jalan lain".

Syarat-syarat Hadits Hasan

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi suatu hadist yang dikategorikan sebagai hadist hasan, di antaranya sebagai berikut:

  • Para perawinya yang adil,
  • Ke-Dhabith-an perawinya dibawah perawi Hadist shahih,
  •  Sanad-sanadnya bersambung,
  •  Tidak terdapat kejanggalan atau syadz,
  •  Tidak mengandung 'illat.

4 dari 4 halaman

Macam-macam hadits lainnya yaitu hadits Dhaif. Jenis hadits ini tidak memenuhi kriteria hadits shahih dan hasan karena disebabkan oleh beberapa hal, yaitu keterputusan sanad dan perawinya bermasalah.

Kata Dhaif sendiri menurut bahasa berarti lemah, sebagai lawan dari Qawiy yang kuat. Sebagai lawan dari kata shahih, kata dhaif secara bahasa berarti hadist yang lemah, yang sakit atau yang tidak kuat. Hal ini sebagaimana penjelasan Mahmud Thahan dalam Taisiru Musthalahil Hadits, yang artinya:

"Penyebab hadits ditolak atau tidak diterima ada banyak. Akan tetapi, secara keseluruhan merujuk pada dua sebab: sanadnya tidak bersambung dan di dalam rangkaian sanadnya terdapat rawi bermasalah." (mdk/jen)

Baca juga:
30 Kata-kata Bijak Islami dari Hadist Nabi, Damaikan Hati
Pengertian Hadis Beserta Syarat dan Unsurnya, Wajib Diketahui Umat Islam
Kisah cemburunya Aisyah terhadap istri-istri Rasulullah SAW
Kisah sahabat sebarkan berita bohong tentang Rasulullah
Kisah Rasulullah SAW tegur sahabat tidak salat jemaah

Jakarta -

Saat mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, para siswa mungkin pernah mendapat soal sebutkan macam-macam sunnah. Lantas, seperti apa jawabannya?

Sunnah adalah segala sesuatu yang asalnya dari Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan dari segi kedudukannya sebagai salah satu sumber hukum Islam.

Jika detikers ditanyakan sebutkan macam-macam sunnah, maka ada berapa macam sunnah yang harus diketahui. Ada tiga sunnah yang harus diketahui. Berikut adalah penjelasannya yang dikutip dari laman Ristekdikti:

1. Sunnah Qauliyah

Sunnah qauliyah adalah segala yang dikatakan oleh Rasul SAW baik dalam bentuk pernyataan, anjuran, perintah, cegahan, maupun larangan. Berikut adalah contohnya:

Nabi Muhammad SAW bersabda: "berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah (tidak puasa) karena melihat hilal."

Rasulullah Muhammad SAW bersabda: barang siapa yang tidak sholat karena tertidur atau karena lupa maka hendaklah ia mengerjakan sholat itu ketika ia telah ingat.

2. Sunnah Fi'liyah

Sebutkan macam-macam sunnah yang kedua adalah sunnah Fi'liyah. Sunnah Fi'liyah adalah segala perbuatan dan perilaku yang dilihat oleh para sahabat rasul. Perilaku tersebut yaitu adalah masalah ibadah, muamalah, dan sebagainya. Contohnya adalah cara Rasul melakukan sholat, puasa, haji, dan lain sebagainya.

Ada 3 Bagian yang dapat diteladani dari Sunnah Fi'liyah yaitu sebagai berikut:

- Adat kebiasaan Rasul SAW sebagai manusia seperti cara makan, minum, duduk, berdiri, berpakaian, memelihara jenggot, dan sebagainya.

- Perbuatan Rasul yang hanya dilakukan oleh Rasul. Hal tersebut mencakup sholat duha, witir, tahajud, dan berkurban. Perbuatan tersebut hanya dikhususkan oleh Rasul namun disunnahkan untuk umatnya.

- Perbuatan Rasul SAW yang berisikan penjelasan hukum, hal tersebut mencakup tata cara sholat, puasa, cara melakukan jual beli, utang piutang, dan lain sebagainya. Ada dua bagian terkait hal ini:

a. Penjelas yang ada di dalam di Al-Qur'an yang masih memerlukan penjelasan di Al-Qur'an. Hukum yang dijelaskan oleh Rasul mengikuti hukum yang dijelaskan di dalam al-Qur'an yaitu wajib, nadb, dan ibahah.

b. Memberi petunjuk kepada umat bahwa hal tersebut dapat dilakukan. Menurut para ulama perbuatan yang dilakukan Rasul adalah penjelas hukum untuk umat dan menjadi dalil hukum yang harus ditaati oleh umat.

3. Sunnah Taqririyah

Sunnah Taqririyah adalah sikap diam Rasulullah SAW. Sikap diam ini dilakukan saat Rasul mengetahui peristiwa yang dilakukan oleh para sahabat baik dapat berupa ucapan, perbuatan, baik kejadian tersebut disaksikan Rasul secara langsung maupun didengarnya.

Rasul diutus untuk menjelaskan segala hal yang bertentangan dengan syariat, maka sikap diamnya Rasul berarti persetujuan dari beliau terhadap perbuatan atau ucapan tersebut.

Jadi jika ada pertanyaan sebutkan macam-macam sunnah, detikers sudah tidak bingung kan?

Simak Video "Catat! Ini Amalan Sunnah di Tahun Baru Islam"



(erd/erd)

Jakarta -

Hadits yang berdasarkan perkataan Rasulullah SAW adalah hadits qauli. Sementara, hadits yang berdasarkan perbuatan Rasulullah SAW adalah hadist fi'li. Keduanya merupakan jenis hadits yang ditinjau dari objek hadits itu sendiri.

Sebelum itu, perlu diketahui definisi hadits itu sendiri. Mengutip Hadits Ahkam Ekonomi oleh Iwan Permana, secara etimologis kata hadits memiliki banyak arti di antaranya al jadid (yang baru) dan al khabar (kabar atau berita).

Untuk definisi secara terminologis, para ulama baik muhaditsin, fuqaha, atau pun ulama ushul merumuskan pengertian hadits secara luas. Salah satunya dari ahli hadits Muhammad Mahfudz at Tirmidzi yang mendefinisikan hadits sebagai berikut.

"Sesungguhnya, hadits bukan hanya yang di-marfu-kan kepada Nabi Muhammad SAW melainkan dapat pula disebutkan pada yang mauquf (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari para sahabat) serta maqthu' (dinisbarkan pada perkataan dan sebagainya dari para tabi'in," bunyi penjelasan at Tirmidzi yang dikutip dari buku tulisan Iwan Permana.

Selain hadits yang berdasarkan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW, para ulama juga membagi bentuk hadits ke dalam 6 jenis bila ditinjau dari objek hadits itu sendiri. Berikut penjelasan lengkapnya.

6 jenis hadits, mulai dari perkataan hingga Perbuatan Rasulullah SAW

1. Hadits Qauli

Hadits yang berdasarkan segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Rasulullah adalah hadits qauli. Hadits ini berisi berbagai tuntunan, petunjuk syara', peristiwa, dan kisah yang berkaitan dengan aspek akidah, syariat, maupun akhlak.

2. Hadits Fi'li

Selanjutnya, hadits yang berdasarkan segala perbuatan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW adalah hadits fi'li. Hadits ini mengandung berita tentang perbuatan Rasulullah SAW yang menjadi panutan perilaku para sahabat pada saat itu. Sekaligus, menjadi panduan bagi umat muslim untuk meneladaninya.

3. Hadits Taqriri

Hadits ini mengandung ketetapan Rasulullah SAW terhadap apa yang datang atau dilakukan oleh para sahabatnya. Seperti, sikap Rasulullah yang membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabatnya tanpa mengintervensi atau pun membenarkannya.

4. Hadits Hammi

Jenis hadits selanjutnya adalah hadits yang berupa keinginan atau hasrat Rasulullah SAW yang belum terealisasikan, seperti halnya saat berpuasa tanggal 9 Asyura.

5. Hadits Ahwali

Hadits ahwali pada dasarnya hadits yang tidak mencakup empat hadits sebelumnya. Hadits kategori ini biasanya menceritakan sifat dan kepribadian serta keadaan fisik Rasulullah SAW.

6. Hadits Qudsi

Secara bahasa, qudsi bermakna suci. Sebab itu, hadits qudsi didefinisikan oleh sejumlah ulama sebagai sesuatu yang diberitakan Allah SWT kepada Rasulullah SAW selain Al Quran yang isinya disusun oleh Rasulullah SAW.

Hadits ini juga kerap disebut sebagai hadits Ilahiyah atau hadits Rabbaniyah karena datangnya dari Allah SWT.

Nah, itu dia jenis-jenis hadits lengkap yang mencakup hadits yang berdasarkan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW hingga datangnya dari Allah SWT langsung. Semoga mudah dipahami ya, detikers!

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"



(rah/row)


Page 2

Jakarta -

Hadits yang berdasarkan perkataan Rasulullah SAW adalah hadits qauli. Sementara, hadits yang berdasarkan perbuatan Rasulullah SAW adalah hadist fi'li. Keduanya merupakan jenis hadits yang ditinjau dari objek hadits itu sendiri.

Sebelum itu, perlu diketahui definisi hadits itu sendiri. Mengutip Hadits Ahkam Ekonomi oleh Iwan Permana, secara etimologis kata hadits memiliki banyak arti di antaranya al jadid (yang baru) dan al khabar (kabar atau berita).

Untuk definisi secara terminologis, para ulama baik muhaditsin, fuqaha, atau pun ulama ushul merumuskan pengertian hadits secara luas. Salah satunya dari ahli hadits Muhammad Mahfudz at Tirmidzi yang mendefinisikan hadits sebagai berikut.

"Sesungguhnya, hadits bukan hanya yang di-marfu-kan kepada Nabi Muhammad SAW melainkan dapat pula disebutkan pada yang mauquf (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari para sahabat) serta maqthu' (dinisbarkan pada perkataan dan sebagainya dari para tabi'in," bunyi penjelasan at Tirmidzi yang dikutip dari buku tulisan Iwan Permana.

Selain hadits yang berdasarkan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW, para ulama juga membagi bentuk hadits ke dalam 6 jenis bila ditinjau dari objek hadits itu sendiri. Berikut penjelasan lengkapnya.

6 jenis hadits, mulai dari perkataan hingga Perbuatan Rasulullah SAW

1. Hadits Qauli

Hadits yang berdasarkan segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Rasulullah adalah hadits qauli. Hadits ini berisi berbagai tuntunan, petunjuk syara', peristiwa, dan kisah yang berkaitan dengan aspek akidah, syariat, maupun akhlak.

2. Hadits Fi'li

Selanjutnya, hadits yang berdasarkan segala perbuatan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW adalah hadits fi'li. Hadits ini mengandung berita tentang perbuatan Rasulullah SAW yang menjadi panutan perilaku para sahabat pada saat itu. Sekaligus, menjadi panduan bagi umat muslim untuk meneladaninya.

3. Hadits Taqriri

Hadits ini mengandung ketetapan Rasulullah SAW terhadap apa yang datang atau dilakukan oleh para sahabatnya. Seperti, sikap Rasulullah yang membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabatnya tanpa mengintervensi atau pun membenarkannya.

4. Hadits Hammi

Jenis hadits selanjutnya adalah hadits yang berupa keinginan atau hasrat Rasulullah SAW yang belum terealisasikan, seperti halnya saat berpuasa tanggal 9 Asyura.

5. Hadits Ahwali

Hadits ahwali pada dasarnya hadits yang tidak mencakup empat hadits sebelumnya. Hadits kategori ini biasanya menceritakan sifat dan kepribadian serta keadaan fisik Rasulullah SAW.

6. Hadits Qudsi

Secara bahasa, qudsi bermakna suci. Sebab itu, hadits qudsi didefinisikan oleh sejumlah ulama sebagai sesuatu yang diberitakan Allah SWT kepada Rasulullah SAW selain Al Quran yang isinya disusun oleh Rasulullah SAW.

Hadits ini juga kerap disebut sebagai hadits Ilahiyah atau hadits Rabbaniyah karena datangnya dari Allah SWT.

Nah, itu dia jenis-jenis hadits lengkap yang mencakup hadits yang berdasarkan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW hingga datangnya dari Allah SWT langsung. Semoga mudah dipahami ya, detikers!

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/row)