Sifat wajib rasul fathonah artinya cerdas sedangkan siddiq artinya

Sifat Wajib Rasul dan Mustahil Beserta Artinya – Sifat wajib bagi Rasul Allah ialah sifat mulia yang harus dimiliki para Nabi & Rasul sebagai laki-laki pilihan Allah dan menjadi tauladan bagi semua umat manusia. Sedangkan sifat mustahil bagi Nabi Dan Rasul ialah sifat yang mustahil dan tidak mungkin dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, karena mereka semua maksum (terjaga dari dosa). Berikut akan dibahas secara detail mengenai sifat wajib dan mustahil bagi Rasul dan Nabi.

Mari simak dengan seksama penjelasan tentang sifat wajib dan sifat mustahil pada Rasul dibawah ini.

Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Rasul

Seperti disebutkan di atas, nabi dan rasul adalah sifat wajib dan sifat mustahil yang ada pada dalam dirinya. Ini tidak lain karena ini adalah kehendak Allah SWT. Semuanya bagi para nabi dan rasul untuk menjadi teladan kita.

Sifat Wajib bagi Nabi dan Rasul

Ada 4 sifat wajib yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul, yakni:

Sidiq

Atribut ini berarti kejujuran atau kebenaran yang artinya para nabi dan rasul dijaga oleh kejujuran dan kebenaran oleh Allah SWT. Oleh karena itu, apapun yang Nabi dan Rasul katakan kepada umatnya, mereka tidak akan pernah mengabaikannya karena mereka adalah orang-orang pilihan Allah SWT.

Seperti halnya yang pernah dikatakan oleh Nabi Ibrahim A.S. Dia memberi tahu ayahnya bahwa penyembahan berhala itu salah. Peristiwa ini dijelaskan pada Q.S. Maryam 19 : 41 yang berbunyi:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

Wazkur fil-kitaabi ibroohiim, innahuu kaana shiddiiqon nabiyyaa

Artinya:

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Quran), sesungguhnya dia seorang yang sangat mencitai kebenasran, dan seorang nabi.” (Q.S. Maryam : 41)

Amanah

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, para nabi dan rasul tidak pernah menyangkal atau berdusta, sifat ini menyiratkan dapat dipercaya. Itu selalu mungkin untuk mempercayai para nabi dan rasul untuk melaksanakan segala sesuatu yang Allah SWT perintahkan kepada mereka. hal ini dijelaskan dalam Q.S Asy

Syu’ara ayat 106-107 yang berbunyi:

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ . إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ

Iz qoola lahum akhuuhum nuuhun alaa tattaquun. Innii lakum rosuulun amiin

Artinya:

“Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (Q.S. Asy-Syu’ara’ ayat 106-107)

Fathonah

Sifat wajib dari Fatonah artinya cerdas, Nabi dan Rasul diberi kecerdasan oleh Allah SWT agar mereka mampu memerangi kaum yang berada diluar jalan Allah SWT dan mengajaknya untuk ikut berada di jalan yang benar, yaitu jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Dalam menyampaikan wahyu Allah SWT kepada umat manusia diperlukan kemampuan khusus, diplomasi dan strategi agar umat manusia dapat dengan baik menyampaikan dan menerima wahyu yang tersimpan dalam hukum Allah.

Hal ini terdapat dalam Al-Qur’an dalam Surat Al-An’am yang berbunyi: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.”

Tabligh

Sifat wajib terakhir ini adalah Tabligh yang artinya menyampaikan, oleh karena itu tugas utama para nabi dan rasul memang menyampaikan pesan Allah atau wahyu Allah kepada umatnya.

Sama seperti Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad SAW), dia memberikan semua ayat Alquran kepada orang-orangnya, tetapi tidak satupun dari mereka yang disembunyikan. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits yang dikatakan Sayyidina Ali

“Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.”

Sifat Mustahil bagi Rasul

Jika di atas merupakan sifat wajib dari nabi dan rasul, maka berikut ini adalah sifat mustahili oleh nabi dan rasul.

Kidzib

Sifat Kidzib berarti kebohongan atau kedustaan, yang tidak mungkin dimiliki oleh Nabi dan Rasul. Mereka terjaga dari sifat tersebut. Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam Q.S. An-Najm ayat 2-4 :

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ . وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Maa dholla shoohibukum wa maa ghowaa. Wa maa yangthiqu ‘anil-hawaa. In huwa illaa wahyuy yuuhaa.

Artinya:

“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya”. (Q.S. An-Najm ayat 2-4)

Khianat

Sifat khianat ini memiliki makna yang tidak bisa diandalkan, Nabi dan rasul adalah orang-orang yang Allah pilih secara langsung untuk menyebarkan atau menyampaikan keimanan agama Allah kepada umat manusia. Maka tidak mungkin mereka memiliki sifat khianat. Seperti pada Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 106:

اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Ittabi’ maaa uuhiya ilaika mir robbik, laaa ilaaha illaa huw, wa a’ridh ‘anil-musyrikiin

Artinya:

“Ikutlah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Qur’an Surat Al-An’am ayat 106)

Kitman

Sifat Kitmat memiliki makna yang tersembunyi, sebagaimana disebutkan di atas, Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang Allah SWT pilih secara langsung untuk menyampaikan dakwah Allah kepada seluruh umat manusia, jika memiliki ciri-ciri tersebut kemungkinannya sangat kecil.

Hal ini telah dijelaskan dalam Q.S. Al-An’am ayat 50:

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Qul laaa aquulu lakum ingdii khozaa inullohi wa laaa a’lamul-ghoiba wa laaa aquulu lakum innii malak, in attabi’u illaa maa yuuhaaa ilayy, qul hal yastawil-a’maa wal bashiir,a fa laa tatafakkaruun.

Artinya:

“Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.” (Q.S. Al-An’am ayat 50)

Baladah

Sifat yangi terakhir ini mempunyai makna yaitu bodoh, jika sudah dijelaskan bahwa Nabi dan Rasul adalah orang-orang pilihan Allah SWT, maka tidaklah mungkin Allah akan memilih pilihan yang bodoh.

Sifat wajib rasul fathonah artinya cerdas sedangkan siddiq artinya

Perbandingan Sifat Wajib dan Sifat Mustahil bagi Rasul

Di bawah ini kita dapat melihat perbandingan singkat perbedaan antara sifat wajib dan mustahil dari Nabi dan Rasul.

Siddiq >< Kidzib

Para Nabi dan rasul Allah memiliki sifat siddiq yaitu jujur dalam perkataan dan perbuatan. Sejak kecil, Nabi Muhammad dikenal karena kejujurannya. Dan tidak mungkin Rasulullah dan Rasul menjadi berkarakter kidzib karena tugas mereka adalah menyebarkan ajaran Allah SWT kepada SWT. Salah satu faktor kepercayaan orang adalah kejujuran sehingga orang yang dipilih oleh Allah tidak bisa menyampaikan ajarannya agar menjadi berkarakter kidzib.

Amanah >< Khianat

Nabi dan Rasul juga memiliki sifat amanah yang artinya dapat dipercaya. Nabi dan Rasul mustahil berkhianat. Karena sikap dan prilakunya tidak pernah melanggar larangan dan aturan-aturan Allah SWT. serta tidak menyimpang dari ajaranNya.

Tabligh >< Kitman

Nabi dan Rasul juga memiliki sifat tabligh, yakni menyampaikan apa yang semestinya disampaikan kepada umatnya. Wahyu yang diterima olehnya seluruhnya disampaikan kepada umatnya dan tidak ada satupun yang disembunyikan. Sehingga Nabi dan Rasul sangatlah mustahil memiliki sifat kitman atau menyembunyikan.

Fathanah >< Baladah

Tidak ada satupun Nabi dan Rasul yang Allah SWT. utus memiliki sifat baladah atau bodoh. Karena semuanya diberi akal dan pikiran yang cerdas. Cerdas dalam perencanaan, pelaksanaan, strategi dakwah dan lain-lain.

Nah itulah pembahasan dan ulasan singkat mengenai Sifat Wajib Rasul dan Mustahil Beserta Artinya, semoga bermanfaat dan sekian terimakasih.

tirto.id - Terdapat beberapa sifat wajib bagi para Rasul dalam agama Islam. Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Para rasul bertugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Tentu saja tugas seperti ini tidak mudah dijalankan oleh seorang manusia biasa, demikian seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag).

Dikutip NU Online, bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah pastinya,

Namun, ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti. Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136)

Meskipun para rasul itu adalah seorang manusia pada umumnya, tetapi sebagai manusia pilihan Allah SWT, rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.

Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat rasul ini patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya. Sifat ini disebut dengan sifat wajib bagi rasul.

4 Sifat Wajib bagi para Rasul

Sifat wajib

ini ada 4, berikut uraiannya:

1. Shidiq (صِدْقٌ)

Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.

Contohnya apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya Ibrahim adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah SWT:

وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا

Wazkur fil Kitaabi Ibraahiim; innahuu kaana siddiiqan Nabiyyaa

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi". (Q.S. Maryam: 41)

2. Amanah (اَمَانَةٌ)

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT. kepadanya.

Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.

Cotohnya di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah SWT menegaskan bahwa Nuh as. adalah orang yang terpercaya (amanah).

Hal ini seperti termaktub di surah berikut ini:

اِذۡ قَالَ لَهُمۡ اَخُوۡهُمۡ نُوۡحٌ اَلَا تَتَّقُوۡنَ, اِنِّىۡ لَـكُمۡ رَسُوۡلٌ اَمِيۡنٌۙ

Idz qoola lahum akhuuhum Nuuhun alaa tattaquun; Innii lakum Rasuulun amiin

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa"; Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Q.S. asy-Syu’ara: 106-107)

3. Tabligh (تَبْلِغٌ)

Tabligh artinya menyampaikan perintah dan larangan, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Quran, Ali pun menegaskan yang termaktub dalam ayat berikut:

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌ ؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf'al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya'simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

4. Fathonah (فَطَانَةٌ)

Fathonah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

Mereka mampu menghadirkan hujjah atau argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

Sebagai contoh ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan Hajar Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah.

Rasulullah SAW lalu menengahi dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawanya.

Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh betapa cerdasnya Rasulullah SAW.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait SIFAT WAJIB atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/tha)

Penulis: Dhita Koesno Editor: Addi M Idhom