Siapa yang mengatakan bahwa walau hujan lebat pesawat tetap aman

DC, jenis pesawat yang sudah tak asing lagi bagi industri aviasi dunia. Pada awal merintis penerbangan, Indonesia juga menggunakan pesawat tipe tersebut yang dioperasikan Indonesian Airways.

Pada awal kemerdekaan, pesawat tersebut membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran, Jakarta. Saat itu Soekarno akan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Saat mengangkut Soekarno, pesawat sudah menggunakan logo dan nama baru, Garuda Indonesian Airways. Ini adalah nama yang diusulkan Soe­karno untuk perusahaan maskapai pertama di Indonesia tersebut.

Pada 28 Desember 1949, terjadi penerbangan bersejarah DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair.

Varian pesawat yang ngetop pada era tersebut merupakan hasil pemikiran dan kerja keras dari seorang yang ingin menciptakan teknologi baru untuk menghubungkan dunia.

Wills Donald Douglas namanya, putra kedua dari asisten kasir National Park Bank. Douglas lahir di Brooklyn, New York, pada 6 April 1892. Ia memulai pendidikan di Trinity Chapel School di New York City.

Keinginannya sempat tertunda dalam menggeluti teknik penerbangan, karena pada usia 17, Donald Douglas memasuki US Naval Academy di Annapolis, Md, untuk menjadi angkatan laut Amerika.

Tetap Memilih Penerbangan

Douglas tertarik dengan pesawat. Wills Douglas meninggalkan Akademi Angkatan Laut pada 1912, sebelum ia lulus, untuk mencari pekerjaan di bidang teknik penerbangan.

Douglas kemudian menekuni  karier yang dipilihnya. Ia menyelesaikan sarjana program ilmu penerbangan di Institut Teknologi Massachusetts hanya dalam dua tahun dari seharusnya empat tahun. Karena prestasi akademiknya, Douglas segera dipekerjakan di MIT (Massachusetts Institute of Technology) sebagai asisten profesor aeronautika.

Pada 1915, ia menjadi konsultan Connecticut Aircraft Co dan membantu membangun balon Angkatan Laut pertama. Pada Agustus tahun yang sama, ia bergabung dengan Glenn L. Martin Co, di Los Angeles, California, sebagai chief engineer.

Pada 1916, ia menjabat sebentar sebagai insinyur penerbangan sipil sebagai Kepala Bagian Signal Corps Army Aviation di Washington, DC, kemudian ia kembali ke Cleveland, Ohio, karena Martin Co telah pindah. Saat itu, Doughles menjadi chief engineer. Ia bertanggung jawab atas perakitan pesawat Angkatan Darat AS MB-1 bermesin ganda bomber, yang pertama terbang 17 Agustus 1918.

Dari Mencangkul hingga Merakit Pesawat

Douglas bertekad untuk membuat pesawat sendiri, terlepas dari modal yang ia memiliki hanya US$600. Sementara untuk mencukupi kebutuhan ­kelu­arganya, ia bekerja sebagai buruh, mencangkul kentang dan mencuci mobil.

Pesawat pertamanya dipesan David R. Davis. Olahragawan ini berani membayar USS$ 40.000 untuk membangun sebuah perusahaan penerbangan. David ingin menjadi orang pertama yang bisa terbang nonstop dari pantai ke pantai Amerika.

Berawal dari ketertarikan dan kepercayaan berbagai perusahaan untuk menggunakan pesawat Douglas, akhir­nya The Davis-Douglas Co mem-ba­ngun The Cloudster.

The Cloudster akhirnya menjadi kenyataan bagi Claude Ryan San Diego untuk membuka penerbangan California ke Los Angeles. Menurut Boeing, hal berbeda justru dialami Davis yang kehilangan minat usahanya dan dijual kepada Douglas, kemudian tergabung dengan The Co Douglas pada Juli 1921.

Davis akhirnya membuat pesawat Angkatan Laut sendiri untuk mem­ba­ngun pembom torpedo, dimulai deng­an DT-1 (Douglas Torpedo, Pertama).

Pada 1922, perusahaan Douglas telah sukses dengan enam pesawat senilai US$ 130.890. Ia menyewakan ba­ngunan yang ditinggalkan dari Herman Film Corp seluas 2.345 m2 di Wilshire Boulevard, Santa Monica, California, di mana ia membangun Cruiser World Douglas pada musim gugur 1928, senilai US$ 25 juta.

Sempat Alami Kecelakaan

Salah satu pesawat produksi Douglas mengalami kecelakaan pada 1929. Semua pihak kemudian meminta untuk mengkaji ulang desain dan perakit­annya. Hal tersebut mendatangkan banyak protes, tetapi Douglas tetap membangun perusahaannya dengan dukungan finansial militer.

Menurut Time, media online Amerika, “Untuk penerbangan AS, musim dingin adalah salah satu yang terburuk. Kemudian sebab suatu hal, DC-4 dijual ke United Air Lines, Inc yang dipimpin William Allan Patterson.

Pada 1932, ia mulai membangun DC-1 dan meluncurkan kariernya se­bagai pembangun transportasi udara dunia. Selanjutnya pada 1940, penjual­an DC-2 dan DC-3 kembali naik menjadi hampir US$ 61 juta.

Sejalan dengan perjalanan perusahaannya, dalam menjaga produksinya saat Perang Dunia II, Douglas membangun pabrik di Long Beach dan El Segundo, California, dengan sewa fasilitas di Chicago, Illinois, Oklahoma City, Tulsa, Okla Park.

Belum begitu lama beroperasi, sewa guna usaha tersebut ditutup pada akhir perang, namun Douglas terus memproduksi pesawat komersial dan militer, tempur, rudal dan roket.

Sumber

Siapa yang mengatakan bahwa walau hujan lebat pesawat tetap aman

KOMPAS.com - Naik pesawat saat cuaca buruk atau saat hujan turun dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan bagi penumpang lantaran adanya turbulensi. 

Meski demikian, mereka tidak perlu terlalu khawatir karena pihak maskapai penerbangan telah merancang prosedur keamanan untuk penerbangan saat cuaca buruk.

Melansir Pilot Institute, pesawat tetap aman untuk mengudara dalam kondisi tertentu, salah satunya ketika hujan. Cuaca yang buruk bukan berarti langsung bisa membahayakan pesawat.

Baca juga: Cek Lagi, Syarat Naik Pesawat untuk Perjalanan Domestik Saat Nataru

Maskapai penerbangan juga telah memprediksi berbagai kemungkinan saat pesawat mengudara, serta bagaimana prosedur keamanan sebaiknya dijalankan apabila terjadi cuaca buruk.

Untuk bisa terbang, menurut Alternative Airlines, pesawat juga wajib menunggu izin dari Air Traffic Controller (ATC) sebagai pengawas. 

Jadi, jika penumpang tetap terbang saat cuaca buruk, artinya kondisi memang memungkinkan untuk mengudara.

Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu lakukan jika terbang dalam kondisi cuaca buruk, dirangkum oleh Kompas.com dari berbagai sumber:

1. Cari informasi tentang penerbangan dan cuaca

Sebelum memutuskan untuk naik pesawat, calon penumpang bisa mencari informasi tentang prakiraan cuaca dan kondisi penerbangan, menurut NY Times.  

Dengan mengetahui informasi lengkap, kamu lebih bisa memprediksi dan menyiapkan kemungkinan yang bisa terjadi.

Baca juga: Coba 5 Kegiatan Ini saat Penerbangan Kamu Delay

2. Baca panduan keselamatan

Melansir BBC Indonesia, sebelum pesawat lepas landas, penumpang sebaiknya paham bahwa mengetahui prosedur keselamatan penting untuk dilakukan.

Mereka sedikitnya bisa mengetahui hal-hal umum, di antaranya letak pelampung dan cara memakai masker oksigen. 

Meski sudah terbiasa terbang, luangkan waktu sejenak untuk membaca-baca buku panduan keselamatan yang ada di sandaran kursi.

Baca juga: Jangan Panik, Ini 6 Tips Menenangkan Bayi Menangis Saat Naik Pesawat 

3. Kencangkan sabuk pengaman dan tetap duduk

Dikutip dari Safety First Airbus, jika cuaca masih buruk saat di tengah-tengah perjalanan, usahakan tetap duduk di kursi dengan sabuk pengaman terpasang.

Apabila awak kabin meminta penumpang untuk tetap duduk, ikuti arahan tersebut dengan baik. Jangan berjalan-jalan bila tidak ada keperluan yang mendesak.

Baca juga: Pentingnya Memotret Barang Bawaan Sebelum Naik Pesawat, Ini Alasannya

Siapa yang mengatakan bahwa walau hujan lebat pesawat tetap aman
UNSPLASH/Gerrie van der Walt Ilustrasi penumpang dalam pesawat

4. Ikuti petunjuk yang disampaikan awak kabin

Salah satu hal terpenting adalah mendengarkan instruksi atau arahan awak kabin selama berada di dalam pesawat.

Jangan lakukan hal-hal yang bisa membahayakan, salah satunya mengaktifkan ponsel.

Jika pesawat mengalami guncangan dan awak kabin meminta penumpang agar tetap memakai sabuk pengaman, ikuti arahan tersebut.

Ada baiknya kamu juga menghitung jumlah baris tempat duduk dengan pintu keluar terdekat atau pintu darurat. Dalam kondisi tertentu, awak kabin akan mengevakuasi penumpang melalui pintu darurat pesawat.

Baca juga: Jangan Sembarangan Buka Pintu Darurat Pesawat, Ini Waktu yang Tepat

5. Berpikir positif 

Usahakan untuk berpikir positif meskipun cuaca sedang buruk. Perjalanan tidak akan membaik hanya dengan membuat prasangka negatif. 

Selain itu, percayakan urusan pesawat kepada pilot dan awak kabin yang sudah terlatih serta berpengalaman.

Mengutip dari Insider, para pilot dan awak kabin telah terlatih berbulan-bulan hingga bertahun-tahun lamanya, dengan simulasi penerbangan saat menghadapi cuaca buruk. 

Pada kondisi tertentu yang tidak memungkinkan, ikuti aturan jika penerbangan harus ditunda. Pada dasarnya, semua aturan harus dijalankan demi kebaikan penumpang.

Baca juga: 8 Tips Naik Pesawat Bersama Anak agar Tetap Aman dan Nyaman 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.