Siapa saja yang termasuk dalam hirarki gereja?

Siapa saja yang termasuk dalam hirarki gereja?
Di dalam gereja katolik, kita kenal dgn sebutan hierarki gereja. Yang termasuk dalam golongan ini adalah Paus, Kardinal,Uskup,Imam diosesan dan imam biarawan. Tahukah kita kalau dalam Keusupan-keuskupan itu dikenal jabatan uskup agung, uskup koajutor,uskup auxilier dan masih ada yang lain. Dalam edisi ini kami akan menampilkan beberapa pengertian uskup-uskup itu. Kiranya dapat menjadi sumber pengetahuan baru bagi kita semua.

Uskup Agung: Disebut metropolit jika ia menggembalakan Keuskupan Agung dan mengetuai propinsi gerejani. Keuskupan Agung biasanya menjadi gereja induk bagi keuskupan sufragan-nya. Ada pula uskup agung bukan metropolit seperti Singapura.

Uskup: Pemangku jabatan tertinggi dalam keuskupannya. Setelah tahbisan uskup, ia menjalankan tugas pelayanan yang tidak bisa dihapus darinya. Tugasnya mencakup kegembalaan dan mengajar. Ia disebut juga uskup diosesan.

Uskup Koajutor.Uskup Bantu yang punya hak  mengganti Uskup diosesan. Bila uskup diosesan wafat, mengundurkan diri atau pindah ke keuskupan lain ia langsung diangkat menjadi  uskup diosesan.

Uskup Auxilier:Uskup bantu yang diangkat oleh Roma, atas permintaan uskup diosesan, mengingat luasnya daerah keuskupan tersebut. Ia dapat menjalankan tugas-tugas uskup seperti memberi sakramen penguatan dan tahbisan. Jika uskup diosesan wafat, mengundurkan diri atau  pindah ke keuskupan lain ia tetap menjalankan tugasnya  sebagai vikjen atau  vikaris episkopal. Ia dapat juga diangkat menjadi adminitrator  diosesan.

Administrator Apostolik. Imam yang ditugaskan sementara oleh Paus untuk  melaksanakan administrasi di keuskupannya. Ia memangku jabatan ini sampai datangnya uskup baru.

Administrator Diosesan. Imam yang ditugaskan oleh dewan penasihat untuk sementara memimpin keuskupan sampai datangnya uskup baru.

Vikaris Jenderal. Imam yang ditunjuk oleh uskup diosesan menjadi wakil dalam memimpin seluruh keuskupan. Ia termasuk kepada administrasi keuskupan dan mempunyai kuasa eksekutif. Jika uskup wafat,mengundurkan diri atau pindah ke keuskupan lain, jabatan vikjen otomatis non aktif.

Vikaris Epikopal. Imam atau bisa juga uskup bantu yang ditunjuk oleh uskup diosesan untuk mengurusi suatu bagian keuskupan, bisa merupakan bidang tugas atau daerah tertentu. Ia berwenang memberikan dispensasi misalnya halangan pernikahan

Dasar, Struktur, Fungsi dan Corak Kepemimpinan (Hierarki) dalam Gereja Katolik

  1.       Dasar Kepemimpinan (Hierarki) dalam Gereja

Kepemimpinan dalam Gereja pada dasarnya diserahkan kepada hierarki yang berasal dari Kristus sendiri.Konsili mengajarkan bahwa “atas penetapan Ilahi, para uskup menggantikan para rasul sebagai penggembala Gereja”.[14]Konsili juga mengajarkan dan mengatakan bahwa Yesus Kristus, Gembala kekal, telah mendirikan Gereja kudus, dengan mengutus para rasul seperti Ia sendiri diutus oleh Bapa.[15]Para pengganti mereka yakni para uskup dikehendakiNyamenjadi gembala dalam GerejaNya hingga akhir zaman.[16]Dengan demikian, dasar dari kepemimpinan dalam Gereja adalah berasal dari kehendak Tuhan.

  1.       Struktur Kepemimpinan (Hierarki) dalam Gereja
  2.       Dewan Para Uskup dengan Paus sebagai Kepalanya

Para uskup adalah pengganti para rasul.Tugas dari dewan para uskup adalah menggantikan dewan para rasul dan yang memimpin Gereja adalan dewan para uskup. Ketika Kristus mengangkat dua belas rasul, Ia membentuk mereka menjadi semacam dewan atau badan yang tetap. Sebagai ketua dewan, diangkatNya Petrus yang dipilih dari antara mereka.

Sama seperti Santo Petrus dan para rasul lainnya yang atas penetapan Tuhan merupakan satu dewan para rasul, demikian pula Paus, pengganti Petrus, bersama para uskup, pengganti rasul, merupakan suatu himpunan yang serupa.

Konsili Vatikan II menegaskan: “Adapun dewan atau badan para uskup hanyalah berwibawa, bila bersatu dengan imam agung di Roma, pengganti Petrus, sebagai kepalanya dan selama kekuasaan primatnya terhadap semua baik para gembala maupun kaum beriman, tetap berlaku seutuhnya.” Sebab Imam Agung di Roma berdasarkan tugasnya, yakni sebagai wakil Kristus dan gembala Gereja semesta, mempunyai kuasa penuh, tertinggi dan universal terhadap Gereja dan kuasa itu selalu dapat dijalankan dengan bebas.[17]

Kristus mengangkat Santo Petrus menjadi pemimpin para rasul.Paus, pengganti Petrus, adalah pemimpin para uskup.

Konsili Vatikan II merumuskan dengan jelas: “Masing-masing uskup menjadi asas dan dasar kelihatan bagi kesatuan dalam Gerejanya”.[18]Tugas pokok uskup adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas pemersatu itu dibagi menjadi tiga khusus yakni: tugas pewartaan, perayaan dan pelayanan. Tugas utama para uskup adalah pewartaan Injil.[19]Uskupyaitu memimpin umat dalam kalangan pastoral keuskupan.

  1.       Pembantu Uskup: Imam dan Diakon
  • Para Imam adalah wakil uskup disetiap jemaat setempat.Tugas konkret para imam adalah pewartaan, perayaan dan pelayanan umat.Para imam ditahbiskan untuk mewartakan Injil dan menggembalakan umat beriman.

Imam merupakan “penolong dan organ para uskup” (Lumen Gentium 28) Didalam Gereja Katolik ada imam diosesan (sebutan yang sering dipakai imam praja) dan imam religius (ordo atau kongregasi).Imam diosesanadalah imam keuskupan yang terikat dengan salah satu keuskupan tertentu dan tidak termasuk ordo atau kongregasi tertentu. Imam religius (misalnya SJ, MSF, OFM, dsb) adalah imam yang tidak terikat dengan keuskupan tertentu, melainkan lebih terikat pada aturan ordo atau kongregasinya.[20]

  • Para Diakon; tingkat hierarki yang lebih rendah terdapat para diakon yang ditumpangi tangan bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan.[21]Diakon adalah pembantu Uskup dan Imam dalam pelayanan terhadap umat beriman. Mereka ditahbiskan untuk mengambil bagian dalam imamat jabatan. Karena tahbisannya ini, maka seorang diakon masuk dalam kalangan hirarki. Di Gereja Katolik ada 2 macam Diakon, yaitu: 1) mereka yang dipersiapkan untuk menerima tahbisan Imam. 2) mereka yang menjadi Diakon untuk seumur hidupnya tanpa menjadi Imam.[22]

Catatan: “Kardinal”, Kardinal bukan jabaran hirarkis dan tidak termasuk struktur hirarkis. Kardinal adalah penasehat Paus dan membantu Paus dalam tugas reksa harian seluruh Gereja. Mereka membentuk suatu dewan Kardinal. Jumlah dewan yang berhak memilih Paus dibatasi 120 orang yang di bawah usia 80 tahun. Seorang Kardinal dipilih oleh Paus secara bebas.Kardinal adalah merupakan gelar kehormatan. Kata “kardinal” berasal dari kata Latin”cardo” yang berarti “engsel”, dimana seorang Kardinal dipilih menjadi asisten-asisten kunci dan penasehat dalam berbagai urusan gereja. Kardinal dapat dipilih dari kalangan Imam ataupun Uskup. Di Indonesia telah ada 2 orang Kardinal, yaitu Yustinus Kardinal Darmojuwono Pr (alm.) dan Julius Kardinal Darmaatmaja SJ.

Fungsi khusus hirarki adalah:

a.       Menjalankan tugas gerejani yakni tugas-tugas yang secara langsung dan eskplisit menyangkut kehidupan beriman Gereja seperti melayani sakramen-sakramen, mengajar agama dan sebagainya.

b.      Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hirarki mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk, nasihat dan teladan.

  1.       Corak Kepemimpinan dalam Gereja

a.       Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus, dimana campur tangan Tuhan merupakan unsur yang dominan. Oleh sebab itu, kepemimpinan dalam Gereja tidak diangkat oleh manusia berdasarkan suatu bakat, kecakapan atau prestasi tertentu. Kepemimpinan dalam Gereja tidak diperoleh oleh kekuatan manusia sendiri. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” Kepemimpinan dalam masyarakat dapat diperjuangkan oleh manusia, tetapi di dalam Gereja tidaklah demikian.

b.      Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya, walaupun ia sungguh mempunyai wewenang yang berasal dari Kristus sendiri. Kepemimpinan gerejani adalah kepemimpinan untuk melayani, bukan untuk dilayani. Kepemimpinan untuk menjadi orang yang terakhir bukan yang pertama. Kepemimpinan untuk mencuci kaki sesama saudara.

c.       Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapus oleh manusia.

HIERARKIS GEREJA KATOLIK

Menurut Ajaran resmi Gereja struktur Hierarkis termasuk hakikat kehidupan-nya juga. Perutusan ilahi, yang dipercayakan Kristus kepada para rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman (lih. Mat 28:20). Sebab Injil, yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan azas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hirarkis yaitu para Rasul telah berusha mengangkat para pengganti mereka.Maka Konsili mengajarkan bahwa“atas penetapan ilahi para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja” Kepada mereka itu para Rasul  berpesan, agar mereka menjaga seluruh kawanan, tempat Roh Kudus mengangkat mereka untuk menggembalakan jemaat Allah (lih. Kis 20:28).(LG 20). Pengganti meraka yakni, para Uskup, dikehendaki-Nya menjadi gembala dalam Gereja-Nya hingga akhir jaman (LG 18).

makdud dari “atas penetapan ilahi para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja” ialah bahwa dari hidup dan kegiatan Yesus timbulah keplompok orang yang kemudian berkembang menjadi Gereja, seperti yang dikenal sekarang. Proses perkembangan pokok itu terjadi dalam Gereja perdana atau Gereja para rasul, Yakni Gereja yang mengarang Kitab Suci Perjanjian baru. Jadi, dalam kurun waktu antara kebangkitan Yesus dan kemartiran St. Ignatius dari Antiokhia pada awal abad kedua, secara prinsip terbentuklah hierarki Gereja sebagaimana dikenal dalam Gereja sekarang.

Striktur Hierarkis Gereja yang sekarang terdiri dari dewan para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya, dan para imam serta diakon sebagai pembantu uskup

1. Para Rasul

Sejarah awal perkembangan Hierarki adalah kelompok keduabelas rasul. Inilah kelompok yang sudah terbentuk waktu Yesus masih hidup. Seperti Paulus juga menyebutnya kelompok itu ” mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku” (Gal 1:17). Demikian juga Paulus pun seorang rasul, sebagaimana dalam Kitab Suci (1Kor 9:1, 15:9, dsb)

Pada akhir perkembangannya ada struktur dari Gereja St. Ignatius dari Antiokhia, yang mengenal “penilik” (Episkopos), “penatua” (presbyteros), dan “pelayan” (diakonos). Struktur ini kemudian menjadi struktur Hierarkis yang terdiri dari uskup, imam dan diakon.

2. Dewan Para Uskup

Pada akhir zaman Gereja perdana, sudah diterima cukup umum bahwa para uskup adalah pengganti para rasul, seperti juga dinyatakan dalam Konsili Vatikan II (LG 20). Tetapi hal itu tidak berarti bahwa hanya ada dua belas uskup (karena duabelas rasul). Disini dimaksud bukan rasul satu persatu diganti oleh orang lain, tetapi kalangan para rasul sebagai pemimpin Gereja diganti oleh kalangan para uskup. hal tersebut juga di pertegas dalam Konsili Vatikan II (LG 20 dan LG 22).

Tegasnya, dewan para uskup menggantikan dewan para rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja adalah dewan para uskup. Seseorang diterima menjadi uskup karena diterima kedalam dewan itu. itulah Tahbisan uskup, “Seorang menjadi anggota dewan para uskup dengan menerima tahbisan sakramental dan berdasarkan persekutuan hierarkis dengan kepada maupun para anggota dewan” (LG 22). Sebagai sifat kolegial ini, tahbisan uskup belalu dilakukan oleh paling sedikit tiga uskup, sebab tahbisan uskup berarti bahwa seorang anggota baru diterima kedalam dewan para uskup (LG 21).

3. Paus

Kristus mengangkat Petrus menjadi ketua para rasul lainnya untuk menggembalakan umat-Nya. Paus, pengganti Petrus adalah pemimpin para uskup.

Menurut kesaksian tradisi, Petrus adalah uskup Roma pertama. Karena itu Roma selalu dipandang sebagai pusat dan pedoman seluruh Gereja. Maka menurut keyakinan tradisi, uskup roma itu pengganti petrus, bukan hanya sebagai uskup lokal melainkan terutama dalam fungsinya sebagai ketua dewan pimpinan Gereja. Paus adalah uskup Roma, dan sebagai uskup Roma ia adalah pengganti Petrus dengan tugas dan kuasa yang serupa dengan Petrus. hal ini dapat kita lihat dalam sabda Yesus sendiri :

“Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat 16:17-19).

4. Uskup

Paus adalah juga seorang uskup. kekhususannya sebagai Paus, bahwa dia ketua dewan para uskup. Tugas pokok uskup ditempatnya sendiri dan Paus bagi seluruh Gereja adalah pemersatu. Tugas hierarki yang pertama dan utama adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas itu boleh disebut tugas kepemimpinan, dan para uskup “dalam arti sesungguhnya disebut pembesar umat yang mereka bimbing” (LG 27).

Tugas pemersatu dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan Gereja. Komunikasi iman Gereja terjadi dalam pewartaan, perayaan dan pelayanan. Maka dalam tiga bidang itu para uskup, dan Paus untuk seluruh Gereja, menjalankan tugas kepemimpinannya. “Diantara tugas-tugas utama para uskup pewartaan Injilah yang terpenting” (LG 25). Dalam ketiga bidang kehidupan Gereja uskup bertindak sebagai pemersatu, yang mempertemukan orang dalam komunikasi iman.

5. Imam

Pada zaman dahulu, sebuah keuskupan tidak lebih besar daripada sekarang yang disebut paroki. Seorang uskup dapat disebut “pastor kepala” pada zaman itu. dan imam-imam “pastor pembantu”, lama kelamaan pastor pembantu mendapat daerahnya sendiri, khususnya di pedesaan. Makin lama daerah-daerah keuskupan makin besar. Dengan Demikian, para uskup semakin diserap oleh tugas oraganisasi dan administrasi. Tetapi itu sebetulnya tidak menyangkut tugasnya sendiri sebagai uskup, melainkan cara melaksanakannya. sehingga uskup sebagai pemimpin Gereja lokal, jarang kelihatan ditengah-tengah umat.

melihat perkembangan demikian, para imam menjadi wakil uskup. “Di masing-masing jemaat setempat dalam arti tertentu mereka menghadirkan uskup. Para imam dipanggil melayani umat Allah sebagai pembantu arif bagi badan para uskup, sebagai penolong dan organ mereka” (LG 28).

Tugas konkret mereka sama seperti uskup: “Mereka ditahbiskan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman, dan untuk merayakan ibadat ilahi”

6. Diakon

“Pada tingkat hiererki yang lebih rendah terdapat para diakon, yang ditumpangi tangan ‘bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan'” (LG29). Mereka pembantu uskup tetapi tidak mewakilinya.

Para uskup mempunyai 2 macam pembantu, yaitu pembantu umum (disebut imam) dan pembantu khusus (disebut diakon). Bisa dikatakan juga diakon sebagai “pembantu dengan tugas terbatas”. jadi diakon juga termasuk kedalam anggota hierarki

oo 000 ooo

Istilah nama:

seorang kardinal adalah seorang uskup yang diberi tugas dan wewenang memilih Paus baru, bila ada seorang Paus yang meninggal. (karena Paus adalah uskup roma, maka Paus baru sebetulnya dipilih oleh pastor-pastor kota Roma, khususnya pastor-pastor dari gereja-gereja “utama” (cardinalis)). Dewasa ini para kardinal dipilih dari uskup-uskup seluruh dunia. lama kelamaan para kardinal juga berfungsi sebagai penasihat Paus, bahkan fungsi kardinal menjadi suatu jabatan kehormatan. Para kardinal diangkat oleh Paus. Sejak abad ke 13 warna pakaian khas adalah merah lembayung.

Berikut link Artikel terkait dalam proses Pembelajaran iman Katolik :

[Home katekese] [Pengantar Awal] [Menjadi Katolik] [Pengenalan akan Allah] [Hierarkis Gereja] [Home Dasar Iman Katolik] [Magisterium] [Tradisi Suci] [Kitab Suci] [Home Gereja Katolik] [Sejarah Gereja Katolik] [Satu] [Kudus] [Katolik] [Apostolik] [Allah Tritunggal] [Bapa] [Putra] [Roh Kudus] [Home Hukum Gereja][Sepuluh Perintah Allah] [Lima Perintah Gereja] [Katekismus Gereja Katolik] [Kitab Hukum Kanonik] [Sejarah Syahadat] [Syahadat iman/Syahadat Panjang] [Syahadat Para Rasul/Syahadat Pendek] [Penjelasan Syahadat Pendek] [Home Liturgi] [TPE Umat 2005] [TPE Imam 2005] [Simbol-simbol Liturgi] [Kalender Liturgi] [Perlengkapan Liturgi] [Arti kata liturgi] [Teologi Liturgis] [Pelayanan Perangkai Bunga Liturgis] [Bagaimana Menyanyikan misa] [Bunga dalam tata ruang liturgis] [Liturgi, dekorasi, bunga] [Tata Gerak Sikap Tubuh][Tata Kata Liturgis] [Home Sakramen] [Sakramen Baptis ] [Sakramen Ekaristi] [Sakramen Tobat ] [Sakramen Krisma] [Sakramen Perkwainan] [Sakramen Perminyakan] [Sakramen Imamat] [Doa-doa Dasar Katolik][Tanda Salib] [Bapa Kami] [Salam Maria] [Kemualiaan] [Doa Tobat] [Doa Iman] [Terpujilah] [Doa-doa Liturgis] [Ibadat Pagi] [Ibadat sore] [Ibadat malam] [Doa masa Advent] [Doa Masa Natal] [Doa Masa Prapaskah] [Doa Masa Paskah] [Doa Novena Roh Kudus] [Doa Roh Kudus] [Home Doa-doa Pribadi] [Doa Pribadi] [Doa Keluarga] [Doa Jemaat] [Doa Masyarakt Umum ] [Devosi & Ziarah] [Jalan Salib] [Doa Silih][Litani Hati Yesus] [Doa Rosario] [Litani St. Perawan Maria] [Novena Tiga Salam Maria] [Dosa] [Dosa Berat] [Dosa Ringan] [Bunda Maria] [Api Penyucian] [Orang-Orang Kudus] [Mistagogi] [Sifat-Sifat Allah] [Yesus Kristus] [Gereja & Pewartaannya] [Penghayatan Sakramen] [Hidup Menjemaat] [Silsilah Yesus Kristus]