Setelah melakukan hubungan intim langsung menstruasi apakah berbahaya

Meskipun seks saat haid bisa menjadi pilihan, tetapi alangkah lebih baik jika Anda dan pasangan dapat merencanakan seks yang berkualitas di masa subur.

3. Mengecek cairan serviks

Selain menghitung tanggal, ternyata lendir serviks, yakni cairan yang keluar dari vagina, juga dapat digunakan untuk mengecek masa subur lho.

Saat masa ovulasi terjadi, biasanya lendir yang keluar dari serviks lebih ringan dan licin. Anda dapat merencanakan kehamilan di saat itu dengan melakukan hubungan seks setiap hari atau berselang satu hari.

Namun, pastikan Anda memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi lendir, seperti penggunaan cairan pembersih kewanitaan, konsumsi obat-obatan atau pengaruh hormonal seperti stres dan menyusui.

4. Cek suhu basal tubuh

Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh saat sedang beristirahat atau tidur di malam hari. Biasanya suhu basal tubuh akan meningkat sekitar 0.3°C sampai 0,5°C jika Anda berada dalam masa ovulasi.

Masa yang paling subur terjadi pada 2-3 hari sebelum peningkatan suhu tubuh basal. Oleh karena itu, lakukan pengecekan suhu tubuh setiap hari sebelum bangkit dari tempat tidur dan beraktivitas.

5. Cek kesehatan reproduksi

Jika merencanakan kehamilan, Anda boleh saja melakukan seks setelah haid. Selain menjalankan tips-tips di atas, lakukan pula cek kesehatan reproduksi untuk memastikan reproduksi Anda sehat.

Jika Anda mengalami penyakit yang mengganggu kehamilan seperti kista ovarium dan PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome), sebaiknya Anda mengobatinya lebih dulu.

Setelah melakukan hubungan intim langsung menstruasi apakah berbahaya

Setelah melakukan hubungan intim langsung menstruasi apakah berbahaya
Lihat Foto

Shutterstock/Siriluk

Ilustrasi pendarahan setelah berhubungan seks, keluar darah setelah berhubungan seks

KOMPAS.com - Setelah berhubungan seks, sejumlah wanita mendapati ada darah yang keluar dari vaginanya.

Kondisi ini acapkali bikin khawatir, terutama apabila wanita tidak sedang haid atau menstruasi.

Pendarahan setelah berhubungan seks bisa terjadi karena banyak hal, seperti infeksi sampai tanda penyakit kanker. Simak penjelasan berikut.

Baca juga: Kenali Apa itu Seks Anal dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Penyebab keluar darah setelah berhubungan seks tapi tidak sedang haid

Terdapat beberapa kemungkinan penyebab keluar darah saat berhubungan seks tapi tidak haid, antara lain:

  • Cedera pada organ kewanitaan

Melansir Medical News Today, penyebab pendarahan setelah berhubungan seks bisa berasal dari cedera karena gesekan yang terlalu kencang saat berhubungan intim, atau selaput darah robek (biasanya kali pertama pasangan berhubungan seks).

Vagina kering merupakan penyebab keluar darah setelah berhubungan seks yang cukup sering. Kondisi ini bisa disebabkan kurangnya pelumasan saat berhubungan seks, menopause, melahirkan dan menyusui, efek samping obat tertentu, sampai paparan bahan kimia yang mengiritasi vagina.

Segala jenis infeksi yang menyebabkan peradangan pada vagina membuat organ intim jadi lebih rentan saat berhubungan seks. Kondisi ini bisa berasal dari infeksi jamur, penyakit radang panggul, vaginitis, atau infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore.

  • Polip, miom, atau endometrium

Pertumbuhan jaringan abnormal di serviks atau rahim seperti polip, miom, atau endometrium bisa menyebabkan wanita mengalami pendarahan setelah berhubungan seks.

Baca juga: Sakit saat Berhubungan Seks karena Endometriosis, Coba 5 Tips Berikut

Sel-sel kelenjar bagian dalam leher rahim dapat tumbuh secara tidak normal di bagian luar serviks. Kondisi ini biasanya hilang tanpa pengobatan, tetapi dapat menyebabkan pendarahan di luar jadwal haid.

Endometriosis menyebabkan jaringan selaput lendir rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan di panggul serta memicu pendarahan setelah berhubungan seks.

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah bercinta keluar darah seperti haid padahal belum waktunya menstruasi, mungkin membuat Anda merasa bingung, bahkan khawatir. Dalam dunia medis, keluar darah setelah berhubungan seks dikenal dengan istilah postcoital bleeding. Kondisi ini dapat dialami oleh perempuan dari berbagai rentang usia. Pada perempuan yang belum mengalami menopause, sumber perdarahan biasanya berasal dari serviks (leher rahim). Selain dari leher rahim, sumber keluarnya darah setelah berhubungan bisa berasal dari rahim (uterus), bibir vagina (labia), dan uretra (saluran kencing).

Pada kasus yang normal, sebanyak 9 persen perempuan yang belum menopause di dunia pernah mengalami kondisi vagina berdarah setelah berhubungan seks. Risiko keluar darah setelah berhubungan juga meningkat pada perempuan yang sudah menopause. Menurut sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Menopausal Medicine, ada sekitar 63 persen perempuan menopause yang mengalami vagina kering dan vagina berdarah saat berhubungan intim.

Meski umumnya keluar darah seperti haid setelah bercinta merupakan hal yang normal dan tidak membahayakan, Anda tetap perlu waspada. Pasalnya, bisa jadi vagina berdarah setelah berhubungan seks adalah tanda infeksi penyakit atau pada kasus yang jarang terjadi merupakan gejala kanker serviks.

Berikut ini beberapa penyebab keluar darah setelah bercinta baik yang normal dan tergolong membahayakan

1. Efek penggunaan alat kontrasepsi

Salah satu penyebab keluar darah setelah bercinta adalah efek penggunaan alat kontrasepsi. Seorang dokter spesialis kandungan mengatakan bahwa beberapa kontrasepsi hormonal jenis apa pun bisa menjadi penyebab keluar darah setelah berhubungan seks.Umumnya, Anda akan menyadarinya ketika baru saja mengonsumsi pil kontrasepsi. Hal ini karena tubuh membutuhkan penyesuaian waktu selama beberapa bulan terhadap kontrasepsi hormonal. Alat kontrasepsi dalam rahim atau KB spiral (IUD) juga dapat mengakibatkan perdarahan, terutama bila terjadi pergeseran posisi akibat bercinta. Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat membuat vagina kering sehingga aktivitas seksual jadi terasa menyakitkan sehingga timbul perdarahan.

2. Vagina kering

Penyebab keluar darah setelah bercinta yang paling utama adalah kondisi vagina kering. Jika vagina kekurangan pelumas saat melakukan hubungan seks, maka besar kemungkinan Anda akan mengalami perdarahan. Tak hanya itu, Anda juga akan mengalami rasa nyeri saat berhubungan intim. Selain kekurangan pelumas, beberapa penyebab vagina kering di antaranya riwayat pengangkatan ovarium atau adanya masalah pada ovarium, setelah melahirkan atau sedang menyusui sehingga membuat kadar estrogen dalam tubuh menurun, lonsumsi obat-obatan yang bisa mengganggu produksi hormon estrogen. Selain itu sedang melakukan pengobatan kanker, alergi bahan kimia, douching atau melakukan hubungan seksual padahal Anda belum benar-benar terangsang atau mencapai klimaks.

3. Cedera pada vagina

Cedera pada vagina bisa jadi penyebab keluar darah setelah bercinta. Umumnya, cedera vagina dapat muncul akibat karena aktivitas seks yang terlalu keras.Hal ini juga bisa terjadi apabila muncul luka kecil atau lecet pada area vagina akibat vagina kering yang disebabkan oleh Anda sedang menyusui, menopause, atau faktor risiko lainnya.Perempuan yang baru kali pertama melakukan hubungan intim juga mungkin mengalami perdarahan dari vagina. Ini karena lipatan kecil kulit vagina yang dikenal dengan selaput dara meregang dan putus.

4. Radang serviks atau servisitis

Penyebab keluar darah setelah berhubungan seks yang umum terjadi adalah kondisi radang serviks atau servisitis. Kondisi ini dapat muncul apabila darah yang keluar berasal dari leher rahim. Radang serviks atau servisitis umumnya bukan kondisi setelah berhubungan keluar darah seperti haid yang berpotensi membahayakan.

5. Polip serviks

Kemunculan polip serviks juga menjadi penyebab keluar darah setelah bercinta. Polip serviks adalah tumor jinak dengan bentuk kecil dan panjang sekitar 1-2 sentimeter yang tumbuh pada leher rahim. Polip yang menggantung di serviks memiliki banyak pembuluh darah dan bisa menimbulkan perdarahan apabila tersenggol. Akibatnya, Anda mungkin akan melihat sedikit darah setelah melakukan hubungan seksual. Polip merupakan hal yang sering dialami pada perempuan usia 40 tahun ke atas.

6. Ektropion serviks

Ektropion serviks adalah suatu kondisi di mana sel kelenjar dari dalam serviks menonjol ke luar. Meski dapat menjadi penyebab keluar darah setelah berhubungan seks, umumnya kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

7. Displasia serviks

Displasia serviks adalah kondisi di mana sel-sel tumor prakanker yang tumbuh tidak terkendali pada lapisan leher rahim. Pertumbuhan sel-sel ini yang dapat menimbulkan iritasi sehingga merusak jaringan di sekitarnya, tak terkecuali menyebabkan keluar darah setelah bercinta.

8. Penyakit menular seksual

Setelah berhubungan keluar darah seperti haid bisa jadi kondisi yang berbahaya apabila disebabkan oleh penyakit menular seksual. Misalnya, klamidia, gonore, atau trikomoniasis.Terkadang, tidak ada tanda-tanda atau gejala yang ditunjukkan saat mengidap salah satu jenis penyakit menular seksual tersebut. Namun, gejala yang umum ditemui adalah keluar darah setelah berhubungan seks, padahal Anda tidak sedang menstruasi.

9. Kanker serviks

Pada kasus yang jarang terjadi, setelah bercinta keluar darah seperti haid bisa menandakan kondisi kanker serviks. Gejala kanker serviks yang umum muncul adalah keluar darah setelah berhubungan intim.

Pada dasarnya, jika kondisi setelah bercinta keluar darah seperti haid cenderung normal dan perdarahan ringan bisa hilang dengan sendirinya, Anda tidak perlu menemui dokter. Anda harus segera menemui dokter kandungan apabila keluar darah setelah berhubungan seks terjadi terus menerus, cenderung parah, dan terjadi beberapa jam setelah hubungan intim.

Anda juga perlu menemui dokter apabila keluar darah setelah berhubungan seks disertai dengan tanda atau gejala lain, seperti mual, muntah, hingga kehilangan nafsu makan, vagina gatal, sensasi rasa terbakar pada vagina, keluar cairan tidak biasa dari vagina, rasa nyeri yang parah pada perut, sensasi rasa terbakar atau perih saat kencing atau berhubungan seks, nyeri punggung bagian bawah, merasa lelah dan lemas yang tidak diketahui penyebabnya, sakit kepala hingga kulit pucat.

Namun ada beberapa cara mencegah tingkat keparahan dan frekuensi keluar darah seperti haid setelah bercinta. Misalnya dengan minum banyak air putih, gunakan pelumas berbasis air atau silikon selama aktivitas seksual berlangsung, jangan terlalu keras saat melakukan aktivitas seksual, hindari menggunakan produk kebersihan vagina yang mengandung wewangian tertentu. Bila menggunakan alat kontrasepsi IUD, periksakan ke dokter kandungan Anda untuk mengetahui posisi alat kontrasepsi tersebut.

SEHATQ