Semua takdir yang kita dapat harus kita terima dengan

Semua takdir yang kita dapat harus kita terima dengan

Sumber: messageformuslim.blog

Takdir diyakini sebagai suatu ketentuan yang datangnya dari Allah. Hakikatnya, apapun bentuk takdir itu baik atau buruk harus kita yakini bahwa hal itu semua datangnya dari Allah. Mengimani takdir baik dan takdir buruk merupakan rukun iman yang wajib dipercayai

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al Hadid ayat 22

Semua takdir yang kita dapat harus kita terima dengan

Demikian pula hadits rasulullah SAW :

“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga ia beriman kepada qadar baik dan buruknya dari Allah, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya.” (HR.Tirmidzi )

Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan ketentuan Allah SWT, akan mendatangkan rasa penghambaan diri yang sangat kuat. Namun demikian bukan berarti kita pasrah dengan tidak melakukan apapun. Berusaha dan berdoa merupakan jalan terbaik yang harus dilakukan. Karena sesungguhnya kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi.

Allah SWT memberikan akal dan pikiran pada manusia sebagai tanda mahluk yang paling tinggi derajatnya. Dengan itu, manusia bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Dengan demikian manusia wajib mengusahakan hal-hal yang terbaik bagi dirinya.

Meski Allah telah menentukan segala sesuatunya, namun manusia tidak boleh pasrah dengan tidak melakukan apapun. Allah tetap memberikan kesempatan pada hambanya untuk merubah ketetapan-Nya itu. Karena sangat mudah bagi Allah untuk merubah segala sesuatunya. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Ar Ra’du ayat 39 :

Semua takdir yang kita dapat harus kita terima dengan

Hadits rasulullah berikut ini juga mengisyaratkan pada kita bahwa doa dapat merubah ketentuan Allah.

“Tidaklah ketetapan Allah dapat ditolak kecuali dengan doa dan tidaklah menambahkan usia kecuali berbuat kebaikan.” (HR.Tirmidzi)

Rasulullah SAW telah mengingatkan manusia agar meyakini kehendak dan ketentuan Allah. Jangan pernah berspekulasi dengan segala yang terjadi, berpikir seandainya tidak melakukan ini maka tidak akan terjadi begitu.

Rasulullah SAW bersabda, “Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah dan janganlah sampai kamu lemah (semangat). Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata seandainya aku melakukan ini dan itu, niscaya akan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah “Qodarullah wa maa syaa a fa’ala ( Allah telah mentaqdirkan segalanya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti dilakukan-Nya . Karena sesungguhnya (kata) seandainya itu akan mengawali perbuatan setan.” (HR.Muslim no.2664)

Berhubungan dengan takdir dan ketentuan Allah, seringkali sesuatu yang telah kita rencanakan dengan sempurna tidak terwujud seperti apa yang kita inginkan. Apapun yang tidak dikehendaki oleh Allah maka tidak akan terjadi meskipun kita telah mengupayakannya sekuat tenaga. Sebaliknya semua yang dikehendaki Allah pasti akan terjadi meskipun kita tidak menghendakinya. Karena sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Hal ini Allah jelaskan dalam surat Al Insan ayat 30.

Semua takdir yang kita dapat harus kita terima dengan

Disinilah hikmah beriman kepada takdir Allah. Sesungguhnya baik dan buruk bagi kita hanya Allah yang mengetahui. Memaknai takdir buruk sebagai takdir terindah dari Allah, akan menumbuhkan rasa syukur di dalam dada. Sehingga ketika bencana dan ujian datang melanda kita akan lebih bijak menyikapinya. Sebaliknya pada saat giliran kita mendapat kebahagiaan, selalu ada rasa syukur akan nikmatnya yang tiada terhitung jumlahnya.

Wallahu a’lam bishowab.

#edisimuhasabah#

Rumahku, Menggapai Mardhatillah, 2 November 2018.

Semua takdir itu baik. Ada hikmah di balik itu. Yang merasakan jelek adalah kita. Allah itu sama sekali tidak berbuat jelek. Takdir Allah tidaklah kejam.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ، إِنَّ اللهَ لاَ يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ

“Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Ahmad, 3:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Takdir Baik dan Takdir Buruk

Hadits Jibril yang membicarakan tentang rukun iman menyebutkan,

وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim, no. 8)

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk hanya pada yang ditakdirkan (al–maqdur, artinya manusia atau makhluk yang merasakan jelek). Takdir jika dilihat dari perbuatan Allah, semua takdir itu baik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ‘Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.’ Jadi, takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek. Karena ketetapan takdir itu ada karena rahmat dan hikmah. Kejelekan murni itu hanya muncul dari pelaku kejelekan. Sedangkan Allah itu hanya berbuat baik saja selama-lamanya.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah, hlm. 88)

Baca juga: Penjelasan Rukun Iman

Dalam salah satu doa iftitah yang terdapat dalam hadits ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu disebutkan,

وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ

“Kebaikan itu seluruhnya pada kedua tangan-Mu dan kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.” (HR. Muslim, no. 771)

Baca juga: Manfaat Beriman kepada Takdir

Mengapa Allah menakdirkan kejelekan?

Karena ada hikmah di balik itu seperti:

  1. agar kebaikan dapat dikenal;
  2. supaya manusia menyandarkan diri kepada Allah;
  3. supaya manusia bertaubat kepada-Nya setelah ia berbuat dosa;
  4. banyak meminta perlindungan kepada Allah dari keburukan dengan berdzikir dan berdoa;
  5. ada maslahat besar di balik kesulitan atau musibah yang menimpa.

Baca juga: Hikmah Adanya Musibah

Bisa Jadi yang Jelek itu Baik untuk Kita

Allah Ta’ala berfirman,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Allah yang lebih mengetahui akibat terbaik setiap perkara. Allah yang Mahatahu yang paling maslahat untuk urusan dunia dan akhirat kita. Sedangkan kita sendiri tidak mengetahui yang terbaik dan yang jelek untuk kita. (Tafsir Az-Zahrawain, hlm. 348-349)

Baca juga: Boleh Jadi Apa yang Engkau Benci itu Baik Bagimu

Doa Agar Semua Takdir Kita Baik

Dari Ummul Mukmini ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa berikut ini,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَولٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مَنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا

ALLOHUMMA INNI AS-ALUKA MINAL KHOIRI KULLIHI ‘AAJILIH WA AAJILIH, MAA ‘ALIMTU MINHU WA MAA LAM A’LAM. WA A’UDZU BIKA MINASY SYARRI KULLIHI ‘AAJILIH WA AAJILIH MAA ‘ALIMTU MINHU WA MAA LAM A’LAM. ALLOHUMMA INNI AS-ALUKA MIN KHOIRI MAA SA-ALAKA ‘ABDUKA WA NABIYYUK MUHAMMADUN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM. WA A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA ‘AADZA BIHI ‘ABDUKA WA NABIYYUK. ALLOHUMMA INNI AS-ALUKAL JANNAH WA MAA QORROBA ILAIHAA MIN QOULIN AW ‘AMAL. WA ‘AUDZU BIKA MINAN NAARI WA MAA QORROBA ILAIHAA MIN QOULIN AW ‘AMAL. WA AS-ALUKA AN TAJ’ALA KULLA QODHOO-IN QODHOITAHU LII KHOIROO.

Artinya:

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku. (HR. Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Baca juga: Doa Agar Semua Takdir Kita Baik

 Semoga kita diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi semua ketetapan Allah. Semoga pandemi segera berakhir di seluruh muka bumi. 

Yuk husnuzhan kepada Allah. Badai kan berlalu, kita harus yakin.

Baca juga:

Malam Senin, 25 Dzulqa’dah 1442 H

Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com