Sebutkan hal hal yang perlu dilakukan pemain untuk memperdalam karakteristik tokoh drama

Dalam proses menguasai penulisan cerita fiksi seperti novel dan cerita pendek, menggodok karakterisasi menjadi salah satu tahapan utama. Sebagai penulis, kamu bisa saja memikirkan sebuah jalan cerita keren atau gaya bercerita menakjubkan untuk para pembaca. Namun, jika tidak didukung dengan karakter yang menarik dan otentik, jalan cerita atau gaya bercerita menakjubkan tersebut tidak akan berarti apa-apa.

Dengan menganalogikan sebuah jalan cerita sebagai perahu, maka karakter adalah nakhoda yang mengemudikan perahu tersebut. Karakter dan karakterisasi adalah dua hal yang berbeda, tapi saling berkelindan. Karakter adalah bagaimana kamu menggambarkan tokoh ceritamu lewat gambaran fisik, sedangkan karakterisasi dapat digambarkan lewat bagaimana cara mereka berpikir, mengatakan sesuatu, dan bertindak.

Karakterisasi merupakan PR terbesar para penulis, di mana mereka mengembangkan kepribadian orang-orang dalam cerita mereka menjadi sebuah individu utuh yang menarik dan believable. Beberapa penulis bahkan menganggap karakterisasi jauh lebih penting daripada plot. Sebab seklise apapun cerita yang dibangun, jika karakternya menarik, para pembaca akan terus mengikuti jalan cerita.

Mengingat pentingnya pengembangan karakterisasi tokoh dalam cerita, Crafters merangkum banyak teknik dan langkah yang dapat diaplikasikan dalam pembuatan karakter yang menarik dan kompleks untuk kisahmu berikutnya.

Sebutkan hal hal yang perlu dilakukan pemain untuk memperdalam karakteristik tokoh drama

Bayangkan Penampilan Fisik Karaktermu

Dalam membentuk karakter, penampilan fisik merupakan salah satu proses yang relatif mudah. Jika sebagai penulis kamu tidak memiliki bayangan jelas bagaimana kira-kira penampilan fisik karaktermu, akan sulit bagi para pembaca untuk ikut membayangkan seperti apa mereka. Sebaliknya, kamu juga tak perlu terlalu detail dalam membentuk penampilan fisik karaktermu. Biarkan pembaca menggunakan imajinasinya dalam membayangkan karakter-karakter dalam ceritamu.

Kamu cukup berpegang pada impresi apa yang kira-kira akan diungkapkan oleh kenalan tokoh dalam ceritamu. Apakah mereka biasanya berpakaian sesuai dengan pekerjaan mereka? Bagaimana mereka tampil di depan publik? Apakah mereka senang berpakaian kasual atau fashionable? Adakah bagian aksesoris tertentu yang tak pernah luput dikenakan karaktermu?

Jawaban-jawaban pertanyaan tersebut akan langsung berhubungan dengan kepribadian tokoh dalam ceritamu, sekaligus memberikan para pembaca informasi mengenai pola pikir karakter terkait.

Ketahui Seluk Beluk Karaktermu

Agar para pembaca dapat bersimpati dengan karakter yang kamu buat, pastikan tokoh kamu memiliki aspek-aspek seperti manusia pada umumnya. Sebagai penulis yang menciptakan tokoh ini, kamu mutlak harus paham kepribadian mereka seperti kamu memahami dirimu sendiri.

Cara terbaik untuk menciptakan tokoh yang berdimensi seperti ini adalah dengan mengisi profil karakter. Dengan demikian, kamu bisa menentukan bagaimana sebuah karakter bereaksi terhadap segala situasi yang mungkin terjadi, dan bagaimana perasaan mereka mengenai peristiwa yang menimpa mereka.

Kamu juga perlu menentukan beberapa faktor ketika menyusun sebuah profil karakter, seperti jenis kelamin, tempat mereka lahir, tak terkecuali masa kecilnya. Meski terlihat gampang ditentukan, menyusun kedua faktor ini punya tingkat kesulitannya sendiri. Ambil contoh faktor pertama sebagai titik mula pembuatan karakter: jenis kelamin.

Umumnya kita mengidentifikasi dua jenis kelamin, yakni perempuan dan lelaki. Pada tingkatan biologis paling dasar, perbedaan antara perempuan dan lelaki tampak dari penampilan dan peran sosial serta fungsi reproduksi mereka. Menentukan apakah karakter kamu berjenis kelamin lelaki atau perempuan sangatlah mudah. Hanya saja, salah satu hal yang biasanya kurang banyak dibahas berikutnya adalah peranan gender.

Peranan gender dapat diartikan sebagai perbedaan sosial yang berkaitan secara langsung dengan lingkungan masyarakat di sekitar tokoh kamu tinggal. Faktor eksternal yang dibebankan masyarakat di suatu tempat -dalam kaitannya dengan peran gender- berhubungan erat dengan pembentukan budaya yang berlaku. Ketika kamu sudah menentukan jenis kelamin karaktermu dan lingkungan tempatnya tinggal, lengkap dengan ekspektasi masyarakat di sekitar mereka, kamu bisa menunjukkan bagaimana karaktermu merespons pelbagai situasi yang muncul di sekitarnya.

Hal inilah yang mampu membuat karaktermu "hidup" dan terasa "kompleks" sebagaimana manusia pada umumnya. Untuk itu, penentuan jenis kelamin dan tempat tinggal menjadi cukup penting dalam pengembangan karakter bagi pembaca. Setelahnya, kamu bisa menentukan beragam elemen lain. Seperti kepercayaan yang dianut oleh karaktermu, keadaan orang tua mereka, status sosial dan ekonomi mereka, pekerjaannya apa, apakah ada trauma masa lalu, dan lain-lain sebagainya.

Sebutkan hal hal yang perlu dilakukan pemain untuk memperdalam karakteristik tokoh drama

Berikan Karaktermu Keinginan/Tujuan

Keinginan merupakan dorongan yang memiliki kekuatan besar. Keinginan dapat mendorong karaktermu melakukan sesuatu yang luar biasa. Buatlah berbagai skenario dari cara-cara yang akan karaktermu lakukan untuk memenuhi keinginan mereka. Tempatkan karaktermu pada kondisi-kondisi menyulitkan, di mana keinginan mereka berbenturan dengan keinginan orang-orang terdekat mereka, atau lingkungan sosial mereka. Lalu tentukan, apakah karaktermu berhasil atau gagal mencapai keinginannya. Kemudian, konsekuensi apa saja yang harus mereka tanggung setelahnya.

Temukan Suara Mereka

Berikan karaktermu suara untuk menyampaikan pendapat. Ambil waktu untuk menentukan pola bicara mereka, kosakata yang mereka pakai, dan bagaimana aksen mereka ketika berbicara lewat penggunaan "bagaimana", "kapan", dan "di mana" mereka tinggal dan bersosialisasi.

Bentuk Hubungan Antar Karakter

Sama seperti kamu, karakter tokoh ceritamu akan jauh lebih kompleks dan menarik ketika mereka menjalin relasi dengan karakter lain. Seperti apakah tipe karakter yang cocok dengan karaktermu ketika mereka mencari teman, pasangan, atau figur panutan? Tentukan pula bagaimana hubungan itu membentuk karakter tokohmu sepanjang perjalanan cerita. Untuk lebih memudahkan, kamu bisa membuat sebuah diagram antar karakter.

Mengutip Ernest Hemingway, saat kamu menulis cerita, seorang penulis haruslah bisa membuat karakter yang hidup. Kunci dari pembuatan karakter yang menarik, berkepribadian kuat, dan berdimensi adalah riset yang tepat. Analisa orang-orang disekelilingmu untuk membantumu membuat karakter yang tak mudah dilupakan. Buat karaktermu lebih nyata dengan menentukan faktor-faktor internal dan eksternal yang membentuk kepribadian mereka. Selamat menulis!

Regular

Italic

Bold

What’s a Rich Text element?

The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.

Static and dynamic content editing

A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!

How to customize formatting for each rich text

Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.

Halo Sobat SMP! Pernahkah Sobat SMP menyaksikan drama teater di mana para tokohnya sangatlah keren dalam memerankan perannya masing-masing? pelakonan tokoh yang bagus dari teater akan membuat penontonnya merasa terbawa ke dalam cerita. Memang akting adalah salah satu kunci dari keberhasilan seni teater.

Bagi Sobat SMP yang belum tahu, seni peran atau dikenal dengan akting, adalah seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri. Seorang aktor yang merupakan unsur utama dalam sebuah pementasan fragmen atau teater harus mampu memerankan tokoh dan karakter sesuai dalam naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. 

Sebagai contoh, jika Sobat SMP sedang memerankan tokoh tentara dalam teater, itu artinya Sobat SMP juga harus bisa “menjadi” seorang tentara. Mulai dari gestur tubuh, lantangnya berkata-kata, hingga ekspresi kerasnya wajah seorang tentara.

Seorang aktor atau aktris haruslah selalu memesona ketika di atas pentas. Ia harus mampu meyakinkan penonton bahwa ia tidak sedang berpura-pura. Oleh karenanya, seorang pemain teater atau fragmen harus selalu mengasah kemampuan dirinya agar memiliki kepekaan melalui proses latihan teknik seni peran.

Sejatinya, untuk menjadi seorang pemain teater yang cakap tentu tidak boleh hanya mengandalkan bakat saja, tetapi harus melakukan latihan dengan sungguh-sungguh. Bahkan ada pemain yang merasa tidak memiliki bakat menjadi seorang aktor, namun mau bersungguh-sungguh latihan maka ia akan mampu bermain dengan baik. Jadi, bakat bukanlah satu-satunya faktor utama. Harus juga didukung keinginan dan motivasi yang kuat untuk menjadi pemeran atau aktor yang baik

Nah, pada kesempatan kali ini kita membedah cara mengolah teknik seni peran melalui tiga instrumen utama, yaitu, olah tubuh, olah suara, dan juga olah rasa.. Kira-kira seperti apa saja yang harus diperhatikan dalam mempelajari seni peran? Yuk simak artikel ini!

Tubuh merupakan elemen dasar yang menjadi pusat perhatian penonton saat seorang aktor berada di atas pentas. Gestur tubuh dapat mencerminkan watak dan karakter tokoh yang sedang diperankan. Untuk memiliki tubuh yang fleksibel agar dapat melakukan akting yang baik, seorang aktor harus melatih tubuhnya agar memiliki stamina dan kelenturan dalam memerankan tokoh.

Cobalah untuk melakukan pergerangan di beberapa bagian tubuh agar lebih luwes dalam melakukan beberapa gerakan. Bila tubuh sudah luwes, gestur dan gerakan akan terlihat lebih natural serta ciamik ketika sedang memerankan tokoh apa pun.

Baca Juga  Periodesasi Zaman Batu di Masa Praaksara

Suara adalah bagian penting dalam seni teater karena merupakan salah satu media dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Aktor harus memiliki vokal yang baik karena setiap kata yang diucapkan harus jelas terdengar oleh penonton. Untuk itu, seorang aktor dapat melatih suaranya dengan melakukan latihan artikulasi dengan mengucapkan huruf vokal a, i, u, e, o dengan jelas dan berulang-ulang.

Tidak hanya latihan vokal saja, penguasaan diksi, intonasi, tekanan kata, tempo, serta irama perlu diasah juga pada saat membaca naskah, membaca puisi, atau pada saat bernyanyi.

Selain gerakan dan suara, hal yang tak kalah penting adalah ekspresi dan penjiwaan. Latihan olah rasa bisa diawali dengan latihan pernapasan, konsentrasi, dan imajinasi. Olah rasa bertujuan untuk melatih kepekaan rasa seorang aktor untuk mampu memerankan tokoh sesuai karakter dan watak yang diinginkan.

Aktor yang baik harus mampu menjadi orang lain secara natural. Kepekaan rasa atau sukma ini dapat dilakukan dengan melatih rasa dan emosi, seperti rasa senang, sedih, marah, benci, malas, kecewa, bahagia yang dilakukan secara berulang-ulang. Penjiwaan yang tepat akan meyakinkan penonton bahwa kamu adalah benar-benar seorang tokoh di dalam teater tersebut.

Nah, itu tadi tiga cara mengasah kemampuan berakting dalam seni teater. Ketiganya merupakan instrumen yang sangat penting dalam memerankan karakter. Jika Sobat SMP ingin menjadi seorang aktor yang baik, sering-seringlah melatih gerakan (olah tubuh), vokal (olah suara), dan juga penjiwaan (olah rasa).

Selengkapnya Sobat SMP bisa membaca informasinya di modul PJJ Seni Teater terbitan Direktorat SMP yang dapat diunduh secara gratis di situs Direktorat SMP. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi yang tertarik mendalami dunia peran di seni teater.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul PJJ Seni Budaya Teater kelas VII semester gasal terbitan Direktorat SMP tahun 2020