Show
JABAR | 21 Oktober 2020 16:14 Reporter : Novi Fuji Astuti Merdeka.com - Inflasi merupakan gejala ekonomi yang menjadi perhatian banyak pihak. Inflasi tidak hanya menjadi perhatian masyarakat umum, tetapi juga menjadi perhatian dunia usaha, bank sentral, dan pemerintah. Sebab inflasi dapat berpengaruh terhadap masyarakat dan perekonomian suatu negara. Menurut Bank Indonesia, secara sederhana inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Jika dilihat dari faktor-faktor utama yang menyebabkan inflasi, inflasi dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran, maupun ekspektasi. Faktor yang juga menyebabkan inflasi tersebut dapat merupakan gabungan dari ketiga faktor tersebut. Untuk mengatasi inflasi diperlukan kerja sama yang konkret antara masyarakat, pemerintah dan juga para pelaku usaha. Lebih lanjut simak informasi mengenai cara mengatasi inflasi yang telah dirangkum merdeka.com melalui bi.go.id dan liputan6.com. 2 dari 4 halaman
Kebijakan Fiskal Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal Selain kebijakan fiskal dan moneter, cara mengatasi inflasi oleh pemerintah juga dapat dengan meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi barang. 3 dari 4 halaman
1. Berdasarkan Sifatnya Inflasi Ringan/Merayap (Creeping Inflation) Inflasi Sedang (Galloping Inflation) Inflasi Berat (High Inflation) Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation)
Domestic inflationDomestic inflation berasal dari dalam negeri. Inflasi jenis ini biasanya diawali dengan adanya defisit dalam APBN. Jika pemerintah memutuskan untuk membiayai APBN dengan melakukan pencetakan uang baru, maka akan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Meningkatnya jumlah uang yang beredar ini akan cenderung meningkatkan harga-harga kebutuhan. Akhirnya, timbul inflasi dalam negeri. Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah meningkatnya biaya produksi dalam negeri, dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang sementara kenaikan penawaran tidak bisa mengimbanginya. Imported inflationImported inflation berasal dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena naiknya harga-harga kebutuhan di luar negeri atau di negara-negara mitra dagang. Karena harga kebutuhan di luar negeri meningkat, otomatis harga barang tersebut pada saat dijual kembali di Indonesia juga akan menjadi tinggi. 4 dari 4 halaman
1. Inflasi Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation) Berkurangnya produksi bisa terjadi akibat berbagai hal seperti masalah pada sumber produksi, bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut. Sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Selain itu, meningkatnya biaya produksi juga dapat disebabkan oleh kenaikan harga misalnya kenaikan harga bahan baku. Selain itu juga bisa disebabkan kenaikan upah atau gaji, contohnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang. 2. Inflasi Permintaan (Demand Pull Inflation) 3. Tingginya Peredaran UangPenyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%. Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, di mana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun hal ini malah membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi. (mdk/nof)28 Jun 2021 by Kredit Pintar, Last edit: 25 Aug 2022 Inflasi adalah keadaan dimana harga-harga barang mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang hingga bertahun-tahun. Kondisi ini sangat tidak baik bagi iklim ekonomi suatu negara karena inflasi akan melemahkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, jika inflasi terjadi pemerintah Indonesia segera menerapkan beberapa cara mengatasi inflasi.
Secara umum, inflasi terjadi karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak daripada yang diperlukan. Konsumsi yang meningkat di tengah supply barang yang stagnan membuat harga barang naik. Sobat Pintar perlu memahami bahwa tidak semua kondisi naiknya harga barang bisa dikategorikan sebagai inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan makanan dan pakaian saat hari raya Lebaran bukanlah inflasi. Naiknya harga komoditi hanya terjadi karena adanya lonjakan kebutuhan konsumsi masyarakat. Sementara itu, setelah Lebaran harga barang perlahan turun kembali ke kondisi normal. Ada empat golongan inflasi, yakni ringan (<10% per tahun), sedang (10-30% per tahun), berat (30-100% per tahun), dan hiperinflasi (>100% per tahun). Lambat laun, inflasi dapat melemahkan nilai mata uang dan menyebabkan resesi ekonomi. Negara dapat menerapkan berbagai metode pencegahan inflasi berikut ini. 1. Kebijakan MoneterKebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dengan langkah-langkah yang fokus di bidang keuangan (moneter). Terdapat tiga wujud kebijakan moneter: Penetapan Persediaan KasBank sentral (dalam kasus ini berarti Bank Indonesia) mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan batas minimum kas setiap lembaga perbankan di Indonesia. Alhasil, bank tidak bisa mengeluarkan banyak uang. Tujuan akhirnya adalah mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. DiskontoBank Indonesia menerapkan kebijakan peningkatan suku bunga. Masyarakat jadi tergerak untuk menyimpan uang di bank, bukan untuk berbelanja. Akhirnya, uang yang beredar di masyarakat bisa berkurang. Operasi Pasar TerbukaBank Indonesia menerapkan kebijakan ini dengan cara menjual surat-surat berharga kepada publik, contoh yang paling mudah adalah Surat Utang Negara (SUN). Penjualan surat berharga akan menyerap uang masyarakat dan menekan peredaran uang. Hasilnya, laju inflasi bisa ditekan. 2. Kebijakan FiskalCara mengatasi inflasi selanjutnya adalah penerapan kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi nominal pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini dapat berbentuk dua kegiatan: Menghemat pengeluaran pemerintahAlih-alih meminta masyarakat untuk menekan belanja, pemerintah dapat melakukannya sendiri. Saat pengeluaran negara ditekan, maka jumlah pembelian produk barang dan jasa akan ikut turun. Demand yang turun akan mampu menekan laju inflasi. Menaikkan tarif pajakKenaikan tarif pajak akan turut mengurangi tingkat belanja masyarakat. Hasilnya, peredaran uang di tengah masyarakat berkurang dan harga barang berangsur-angsur kembali ke kondisi normal. 3. Kebijakan LainnyaSelain fokus di bidang moneter dan fiskal, masih ada cara mengatasi inflasi lain yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Dua metode tersebut adalah: Menambah jumlah barang di pasarPenambahan jumlah barang dapat diwujudkan dengan dua cara. Pertama, pemberian subsidi atau stimulus agar industri meningkatkan produksi hingga level tertentu. Kedua, pelonggaran keran impor agar stok barang di pasar meningkat secara signifikan. Menetapkan harga batas atasLari inflasi bisa ditekan dengan menetapkan harga maksimal untuk barang-barang tertentu. Langkah ini bertujuan agar harga tidak semakin naik dan tidak terkendali. Namun, kebijakan ini rawan memunculkan praktik pasar gelap (black market). Sebagai pelaku usaha, Sobat Pintar perlu memahami konsep inflasi secara umum, termasuk tentang cara mengatasi inflasi. Seperti yang telah dibahas, inflasi dapat ditekan dengan penerapan kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan dua kebijakan umum lain. Setelah memahami materi ini, Sobat Pintar dapat mengambil langkah penyelamatan terhadap bisnis jika sewaktu-waktu terjadi inflasi di Indonesia. Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.
|