Sebutkan anggota dewan yang terbentuk pada masa Utsman bin Affan

Utsman bin Affan terpilih sebagai khalifah melalui musyawarah dan baiat

tangkapan layar wikipedia

Utsman bin Affan terpilih sebagai khalifah melalui musyawarah dan baiat. (ilustrasi) utsman bin affan

Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umar bin Khattab menetapkan penentuan khalifah penggantinya di bawah majelis syura yang beranggotakan enam orang. Di antaranya, Utsman bin Affan, Ali bin Abi thalib, Thalhah bin Ubaidullah, az Zubair bin al Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abu Waqqash. 

Baca Juga

Dilansir dari laman Youm7 pada Kamis (3/6), dalam Al Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir djelaskan bahwa Umar merasa berat untuk memilih salah seorang di antara mereka. 

Beliau berkata, "Aku tidak sanggup untuk bertanggung jawab tentang perkara ini baik ketika aku hidup maupun setelah aku mati. Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap kalian, Dia akan membuat kalian bersepakat untuk menunjuk seorang yang terbaik di antara kalian sebagaimana telah membuat kalian sepakat atas penunjukan orang yang terbaik setelah Nabi kalian ﷺ". 

Di antara yang menunjukkan kesempurnaan kewaraan beliau, beliau tidak memasukkan dalam anggota majelis syura tersebut Said bin Zaid bin Amr bin Nufail karena dia adalah anak paman beliau. 

Beliau khawatir dia akan diangkat karena posisinya sebagai anak paman beliau, dan dia adalah salah seorang yang diberitakan masuk surga, bahkan pada riwayat al Madainy dari para Syaikhnya bahwa dia (Said bin Zaid) mendapat pengecualian di antara mereka, Umar katakan, "Kamu tidak termasuk anggota majelis syura." Umar berkata kepada anggota majelis syura, "Apakah Abdullah (anak beliau) ikut hadir? Dia tidak termasuk dalam keanggotaan majelis ini."   

Bahkan, beliau memberikan pendapat dan nasihat kepada anggota tersebut agar dia (Abdullah) jangan diberi jabatan tersebut. Beliau juga mewasiatkan agar Shuhaib bin Sinan ar Rumy mengimami sholat selama tiga hari sampai musyawarah itu tuntas dan majelis syura mempunyai kesepakatan atas urusan tersebut.  

Mereka bermusyawarah membicarakan tentang urusan ini hingga akhirnya hanya terpilih tiga kandidat. Zubair menyerahkan jabatan khalifah tersebut kepada Ali bin Abi Thalib, Saad kepada Abdur Rahman bin Auf, dan Thalhah kepada Utsman bin Affan.  

Abdurrahman bin Auf berkata kepada Ali dan Utsman, "Sesungguhnya aku melepaskan hakku untuk salah seorang di antara kalian berdua yang berlepas diri dari perkara ini, Allah sebagai pengawasnva. Sungguh akan diangkat sebagai khalifah salah seorang yang terbaik di antara dua orang yang tersisa."  

Ucapan ini membuat Utsman dan Ali terdiam. Kemudian Abdurrahman melanjutkan, "Aku akan berusaha untuk menyerahkan jabatan tersebut kepada salah seorang di antara kalian berdua dengan cara yang benar." Mereka berdua berkata, "Ya." 

Kemudian masing-masing mereka memberikan khutbahnya yang menyebutkan tentang keistimewaannya dan berjanji jika mendapat jabatan tersebut tidak akan menyimpang dan jika ternyata tidak, maka dia akan mendengar dan mentaati orang yang diangkat. Mereka berdua menjawab, "Ya." Lantas mereka pun bubar. 

Abdurrahman berusaha selama tiga hari tiga malam tidak tidur dan hanya melakukan sholat, doa, dan istikharah serta bertanya-tanya kepada mereka yang mempunyai pendapat tentang dua kandidat ini, dan tidak dijumpai seorang pun yang tidak condong kepada Utsman.   

Ketika tiba pagi hari yang keempat setelah wafatnya Umar bin Khattab, Abdurrahman mendatangi rumah kemenakannya, al Miswar bin Makhramah dan berkata, "Apakah engkau tidur ya Miswar? Demi Allah aku sangat sedikit tidur sejak tiga hari yang lalu. Pergilah untuk memanggil Ali dan Utsman!" Al Miswar berkata, "Siapa yang pertama harus kupanggil?" beliau berkata, "Terserah padamu." Maka aku pun pergi menemui Ali dan aku katakan, "Pamanku tadi memanggilmu," Ali bertanya, "Apakah dia juga memanggil yang lain selainku?" jawabku, "Benar"  

Ali bertanya, "Siapa?" jawabku, "Utsman bin Affan." Ali bertanya lagi, "Siapa yang dia panggil pertama kali di antara kami?" Jawabku, "Beliau tidak menyuruhku seperti itu, tetapi dia katakan terserah padamu siapa yang terlebih dahulu engkau panggil dan akhirnya aku mendatangimu."  Maka Ali pun pergi keluar bersamaku. Tatkala kami melintasi rumah Utsman bin Affan, Ali duduk dan aku masuk ke dalam rumah, aku dapati beliau sedang melaksanakan sholat witir menjelang fajar. Lantas dia bertanya sebagaimana yang ditanyakan Ali kepadaku, lantas dia pun keluar. 

Kemudian kami menghadap kepada pamanku yang sedang melaksanakan sholat. Ketika selesai mengerjakan sholat, beliau mendatangi Ali dan Utsman seraya berkata, "Sesungguhnya aku telah bertanya kepada masyarakat tentang kalian berdua dan tidak seorang pun dari mereka yang lebih mengistimewakan antara kalian berdua". Kemudian beliau mengambil perjanjian dari mereka berdua jika menempati jabatan tersebut harus bersikap adil dan jika tidak, maka dia harus mendengar dan menaati. 

Lantas, Abdurrahman membawa mereka ke masjid. Waktu itu Abdurrahman memakai serban yang dipakaikan Rasulullah ﷺ sambil membawa pedang. Beliau mengutus ke tengah-tengah masyarakat Muhajirin dan Anshar lalu diserukan untuk sholat berjamaah. 

Maka, masjid menjadi penuh dan orang-orang saling berdesakkan sehingga tidak ada tempat bagi Utsman untuk duduk kecuali di tempat paling belakang, beliau adalah seorang pemalu. 

Kemudian, Abdurrahman bin Auf naik ke atas mimbar Rasulullah ﷺ dan berdiri sangat lama sambil berdoa dengan doa yang sangat panjang dan tidak terdengar oleh orang banyak lalu berkata, "Wahai sekalian manusia! Aku telah menanyakan keinginan kalian baik secara pribadi maupun di depan umum, namun aku tidak dapati seorang pun yang condong kepada salah seorang dari mereka berdua, baik Ali maupun Utsman. Wahai Ali kemarilah!". 

Maka bangkitah Ali dan berdiri di bawah mimbar kemudian Abdurrahman memegang tangannya seraya berkata, "Apakah engkau mau di bai'at untuk tetap setia menjalankan Alquran, sunnah Nabi-Nya ﷺ dan apa yang telah dilakukan Abu Bakar dan Umar?" Ali Menjawab, "Tidak, akan tetapi akan aku jalankan sesuai dengan kemampuanku".

Lalu Abdurrahman melepaskan pegangannya dan memanggil Utsman, "Wahai Utsman kemarilah!" Maka Utsman pun bangkit dan tangannya dipegang Abdur Rahman lalu bertanya, "Apakah engkau mau dibaiat untuk tetap setia menjalankan Alquran, sunnah Nabi-Nya dan apa yang telah dilakukan Abu Bakar dan Umar?" Utsman menjawab, "Ya!".

Lantas Abdurrahman menengadahkan kepalanya ke atap masjid sambil memegang tangan Utsman dan berkata, "Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah sesungguhnya aku telah alihkan beban yang ada di pundakku ke pundak Utsman bin Affan."

Sumber: youm7 

Sebutkan anggota dewan yang terbentuk pada masa Utsman bin Affan

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Sebutkan anggota dewan yang terbentuk pada masa Utsman bin Affan

Sebutkan anggota dewan yang terbentuk pada masa Utsman bin Affan
Lihat Foto

?????

Makam Usman bin Affan di Baqi, Arab Saudi

KOMPAS.com - Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang menjadi Khulafaur Rasyidin.

Sebelum menjadi Khulafaur Rasyidin, ia memeluk Islam setelah diajak oleh salah satu teman dekat dan juga rekannya sebagai pedagang, yakni Abu Bakar.

Utsman merupakan salah satu sahabat Nabi yang kaya raya, tetapi rela mengeluarkan hartanya untuk kepentingan dakwah Islam.

Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, Utsman bin Affan berada di jajaran pemerintahan sebagai penasehat Khalifah.

Utsman bin Affan menjadi Khulafaur Rasyidin ketiga pada 644, menggantikan Umar bin Khattab yang meninggal karena dibunuh.

Pemerintahan Utsman bin Affan berlangsung selama 12 tahun, yakni hingga 656. Ia pun menjadi Khulafaur Rasyidin dengan masa pemerintahan terlama.

Baca juga: Biografi Utsman bin Affan, Sang Pemilik Dua Cahaya

Berikut adalah upaya yang dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan pada masa kepemimpinannya.

Menyeragamkan Al Quran

Salah satu prestasi Utsman bin Affan selama menjadi khalifah adalah menyusun dan menyeragamkan Al Quran.

Ketika Khalifah Utsman bin Affan memerintah, wilayah yang dikuasai oleh Khulafaur Rasyidin sangat luas.

Khalifah Utsman khawatir akan terjadi perbedaan dalam isi dan pembelajaran Al Quran di berbagai wilayah.

Sebutkan anggota dewan yang terbentuk pada masa Utsman bin Affan

Sebutkan anggota dewan yang terbentuk pada masa Utsman bin Affan
Lihat Foto

?????

Makam Usman bin Affan di Baqi, Arab Saudi

KOMPAS.com - Khalifah Usman memerintah selama 13 tahun yakni dari 644-655 M atau 23-35 H.

Dikutip dari Khulafaur Rasyidin (2019), Usman merupakan sahabat karib Abu Bakar. Lewat Abu Bakar, ia bertemu Muhammad dan masuk Islam.

Usman bin Affan punya julukan Zunnuarain Walhijratain. Artinya memiliki dua cahaya dan dua kali hijrah.

Ia menikahi dua putri Nabi, Rukayah dan Umi Kulsum. Usman juga dua kali hijrah yakni ke Hasby dan Madinah.

Ia disegani karena berasal dari keturunan bangsa saudagar yang kaya raya.

Baca juga: Nama dan Gelar Khulafaur Rasyidin

Usman menggantikan Umar bin Khattab menjadi khalifah yang ketiga.

Sebelum Umar wafat, Umar telah mengangkat enam orang yang bertugas menentukan khalifah selanjutnya.

Mereka adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa'ad bin Abi Waqas.

Keenamnya bermusyawarah untuk menentukan pengganti. Usman bin Affan dipilih karena paling senior.

Ia pun dibaiat sebagai khalifah di Masjid Nabawi pada 23 H atau 644 M di usia 70 tahun.

Baca juga: Masa Kekhalifahan Abu Bakar As Siddiq