Sebutkan 5 keindahan peninggalan sejarah Islam

Jakarta -

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah bagian yang tidak terlupakan dalam sejarah bangsa. Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia ini sebagian masih bisa disaksikan dan menjadi saksi biru perkembangan zaman.

Berbagai buku dan situs sejarah mencatat berdirinya kerajaan Islam di Indonesia, sosok di baliknya, masa kejayaan, dan peninggalan yang bersejarah. Kerajaan Islam kadang disebut kesultanan mengikuti sebutan pemimpin utama di wilayah tersebut. Berikut tujuh rangkuman Kerajaan Islam di Indonesia yang pertama dan peninggalannya:

1. Kerajaan Perlak (840-1292)

Kerajaan Perlak yang terletak di wilayah Aceh Timur berdiri pada tahun 840-1292. Perlak diyakini berasal dari kata Peureulak yang merupakan jenis kayu untuk membuat kapal. Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah. Beberapa peninggalan Kerajaan Perlak adalah stempel, mata uang, dan makam raja.

2. Kerajaan Ternate (1257-1950)

Ternate menjadi salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia atau yang tertua dari Maluku. Kerajaan ini terletak antara Sulawesi dan Papua sebagai lokasi perdagangan yang strategis. Ternate mencapai kejayaan di masa Sultan Baabullah yang mengusir penjajah Portugis. Beberapa peninggalan Kerajaan Ternate adalah bangunan kerajaan, masjid, makam Sultan Baabullah, dan Benteng Tolukko.

3. Kerajaan Samudra Pasai (1267-1521)

Samudra Pasai adalah salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang pertama dan terbesar. Dikutip dari situs Provinsi Aceh, raja pertama Aceh adalah Sultan Malik Al Saleh atau Malikussaleh. wilayah kekuasaan yang strategis mencakup seluruh Aceh membantu Samudra Pasai menjadi kerajaan besar melalui usaha perdagangan. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai antara lain koin emas Dirham yang menjadi mata uang kerajaan, Cakra Donya berbentuk lonceng besar, dan makam para sultan.

4. Kerajaan Pagaruyung (1347-1825)

Sebetulnya tidak banyak yang diketahui terkait sejarah Kerajaan Pagaruyung. Namun dari berbagai bukti sejarah, misal Prasasti Amoghapasa, diperkirakan kerajaan ini berkuasa pada kurun waktu 1347-1825. Kerajaan Pagaruyung awalnya bercorak Hindu yang beralih menjadi Islam, dengan raja pertama adalah Sultan Alif. Peninggalan Kerajaan Pagaruyung adalah makam raja-raja di Ustano Raja Alam dan Batu Kasur yang menjadi tempat ujian para calon raja.

5. Kerajaan Malaka (1405-1511)

Kerajaan Malaka berdiri tepat di wilayah tepian Selat Malaka yang ramai didatangi para pedagang. Awalnya, Parameswara yang merupakan pendiri Kerajaan Malaka memeluk Hindu kemudian beralih menjadi Islam. Parameswara mengganti nama menjadi Sultan Iskandar Syah dan menjalin persahabatan dengan China. Malaka adalah gerbang penyebaran Islam di Aceh dan Sumatera, sekaligus menjadi lokasi penting masuknya Portugis. Peninggalan Kerajaan Malaka meliputi Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Agung Deli, dan Johor Baru.

6. Kerajaan Cirebon (1430-1677)

Dikutip dari situs Pemerintah Kota Cirebon, pendiri Kerajaan Cirebon adalah Pangeran Walangsungsang yang merupakan anak Prabu Siliwangi penguasa Padjadjaran. Cirebon yang awalnya pedukuhan menjadi kerajaan atas pengaruh salah satu Wali Songo yaitu Sunan Gunung Djati, yang merupakan keponakan Pangeran Walangsungsang. Dalam sejarahnya Kerajaan Cirebon terpecah menjadi Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Gebang. Peninggalan Kerajaan Cirebon adalah Makam Sunan Gunung Djati, istana kerajaan, Kereta Singa Barong Kasepuhan, dan Patung macan putih.

7. Kerajaan Demak (1475-1548)

Berdirinya Kerajaan Demak dipengaruhi melemahnya Majapahit hingga wilayah tersebut bisa lepas dan punya pemerintahan sendiri. Demak yang didirikan Raden Patah berada di wilayah pantai utara Jawa yang strategis dan ramai didatangi pedagang antar negara. Selepas Raden Patah, Demak dipimpin Pangeran Sabrang Lor dan Sultan Trenggono yang membuka jalan bagi pengaruh Islam di Jawa. Peninggalan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak meliputi pintu yang disebut Pintu Bledek, tiang penyangga atau Soko Guru, dan Dampar Kencana tempat khatib memberi khutbah.

Simak Video "Megahnya Arsitrktur Istana Siak Bergaya Eropa dan Timur Tengah, Riau"



(erd/ddn)


Page 2

Jakarta -

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah bagian yang tidak terlupakan dalam sejarah bangsa. Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia ini sebagian masih bisa disaksikan dan menjadi saksi biru perkembangan zaman.

Berbagai buku dan situs sejarah mencatat berdirinya kerajaan Islam di Indonesia, sosok di baliknya, masa kejayaan, dan peninggalan yang bersejarah. Kerajaan Islam kadang disebut kesultanan mengikuti sebutan pemimpin utama di wilayah tersebut. Berikut tujuh rangkuman Kerajaan Islam di Indonesia yang pertama dan peninggalannya:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Kerajaan Perlak (840-1292)

Kerajaan Perlak yang terletak di wilayah Aceh Timur berdiri pada tahun 840-1292. Perlak diyakini berasal dari kata Peureulak yang merupakan jenis kayu untuk membuat kapal. Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah. Beberapa peninggalan Kerajaan Perlak adalah stempel, mata uang, dan makam raja.

2. Kerajaan Ternate (1257-1950)

Ternate menjadi salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia atau yang tertua dari Maluku. Kerajaan ini terletak antara Sulawesi dan Papua sebagai lokasi perdagangan yang strategis. Ternate mencapai kejayaan di masa Sultan Baabullah yang mengusir penjajah Portugis. Beberapa peninggalan Kerajaan Ternate adalah bangunan kerajaan, masjid, makam Sultan Baabullah, dan Benteng Tolukko.

3. Kerajaan Samudra Pasai (1267-1521)

Samudra Pasai adalah salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang pertama dan terbesar. Dikutip dari situs Provinsi Aceh, raja pertama Aceh adalah Sultan Malik Al Saleh atau Malikussaleh. wilayah kekuasaan yang strategis mencakup seluruh Aceh membantu Samudra Pasai menjadi kerajaan besar melalui usaha perdagangan. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai antara lain koin emas Dirham yang menjadi mata uang kerajaan, Cakra Donya berbentuk lonceng besar, dan makam para sultan.

4. Kerajaan Pagaruyung (1347-1825)

Sebetulnya tidak banyak yang diketahui terkait sejarah Kerajaan Pagaruyung. Namun dari berbagai bukti sejarah, misal Prasasti Amoghapasa, diperkirakan kerajaan ini berkuasa pada kurun waktu 1347-1825. Kerajaan Pagaruyung awalnya bercorak Hindu yang beralih menjadi Islam, dengan raja pertama adalah Sultan Alif. Peninggalan Kerajaan Pagaruyung adalah makam raja-raja di Ustano Raja Alam dan Batu Kasur yang menjadi tempat ujian para calon raja.

5. Kerajaan Malaka (1405-1511)

Kerajaan Malaka berdiri tepat di wilayah tepian Selat Malaka yang ramai didatangi para pedagang. Awalnya, Parameswara yang merupakan pendiri Kerajaan Malaka memeluk Hindu kemudian beralih menjadi Islam. Parameswara mengganti nama menjadi Sultan Iskandar Syah dan menjalin persahabatan dengan China. Malaka adalah gerbang penyebaran Islam di Aceh dan Sumatera, sekaligus menjadi lokasi penting masuknya Portugis. Peninggalan Kerajaan Malaka meliputi Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Agung Deli, dan Johor Baru.

6. Kerajaan Cirebon (1430-1677)

Dikutip dari situs Pemerintah Kota Cirebon, pendiri Kerajaan Cirebon adalah Pangeran Walangsungsang yang merupakan anak Prabu Siliwangi penguasa Padjadjaran. Cirebon yang awalnya pedukuhan menjadi kerajaan atas pengaruh salah satu Wali Songo yaitu Sunan Gunung Djati, yang merupakan keponakan Pangeran Walangsungsang. Dalam sejarahnya Kerajaan Cirebon terpecah menjadi Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Gebang. Peninggalan Kerajaan Cirebon adalah Makam Sunan Gunung Djati, istana kerajaan, Kereta Singa Barong Kasepuhan, dan Patung macan putih.

7. Kerajaan Demak (1475-1548)

Berdirinya Kerajaan Demak dipengaruhi melemahnya Majapahit hingga wilayah tersebut bisa lepas dan punya pemerintahan sendiri. Demak yang didirikan Raden Patah berada di wilayah pantai utara Jawa yang strategis dan ramai didatangi pedagang antar negara. Selepas Raden Patah, Demak dipimpin Pangeran Sabrang Lor dan Sultan Trenggono yang membuka jalan bagi pengaruh Islam di Jawa. Peninggalan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak meliputi pintu yang disebut Pintu Bledek, tiang penyangga atau Soko Guru, dan Dampar Kencana tempat khatib memberi khutbah.

Simak Video "Megahnya Arsitrktur Istana Siak Bergaya Eropa dan Timur Tengah, Riau"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/ddn)


Page 3

Jakarta -

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah bagian yang tidak terlupakan dalam sejarah bangsa. Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia ini sebagian masih bisa disaksikan dan menjadi saksi biru perkembangan zaman.

Berbagai buku dan situs sejarah mencatat berdirinya kerajaan Islam di Indonesia, sosok di baliknya, masa kejayaan, dan peninggalan yang bersejarah. Kerajaan Islam kadang disebut kesultanan mengikuti sebutan pemimpin utama di wilayah tersebut. Berikut tujuh rangkuman Kerajaan Islam di Indonesia yang pertama dan peninggalannya:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Kerajaan Perlak (840-1292)

Kerajaan Perlak yang terletak di wilayah Aceh Timur berdiri pada tahun 840-1292. Perlak diyakini berasal dari kata Peureulak yang merupakan jenis kayu untuk membuat kapal. Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah. Beberapa peninggalan Kerajaan Perlak adalah stempel, mata uang, dan makam raja.

2. Kerajaan Ternate (1257-1950)

Ternate menjadi salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia atau yang tertua dari Maluku. Kerajaan ini terletak antara Sulawesi dan Papua sebagai lokasi perdagangan yang strategis. Ternate mencapai kejayaan di masa Sultan Baabullah yang mengusir penjajah Portugis. Beberapa peninggalan Kerajaan Ternate adalah bangunan kerajaan, masjid, makam Sultan Baabullah, dan Benteng Tolukko.

3. Kerajaan Samudra Pasai (1267-1521)

Samudra Pasai adalah salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang pertama dan terbesar. Dikutip dari situs Provinsi Aceh, raja pertama Aceh adalah Sultan Malik Al Saleh atau Malikussaleh. wilayah kekuasaan yang strategis mencakup seluruh Aceh membantu Samudra Pasai menjadi kerajaan besar melalui usaha perdagangan. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai antara lain koin emas Dirham yang menjadi mata uang kerajaan, Cakra Donya berbentuk lonceng besar, dan makam para sultan.

4. Kerajaan Pagaruyung (1347-1825)

Sebetulnya tidak banyak yang diketahui terkait sejarah Kerajaan Pagaruyung. Namun dari berbagai bukti sejarah, misal Prasasti Amoghapasa, diperkirakan kerajaan ini berkuasa pada kurun waktu 1347-1825. Kerajaan Pagaruyung awalnya bercorak Hindu yang beralih menjadi Islam, dengan raja pertama adalah Sultan Alif. Peninggalan Kerajaan Pagaruyung adalah makam raja-raja di Ustano Raja Alam dan Batu Kasur yang menjadi tempat ujian para calon raja.

5. Kerajaan Malaka (1405-1511)

Kerajaan Malaka berdiri tepat di wilayah tepian Selat Malaka yang ramai didatangi para pedagang. Awalnya, Parameswara yang merupakan pendiri Kerajaan Malaka memeluk Hindu kemudian beralih menjadi Islam. Parameswara mengganti nama menjadi Sultan Iskandar Syah dan menjalin persahabatan dengan China. Malaka adalah gerbang penyebaran Islam di Aceh dan Sumatera, sekaligus menjadi lokasi penting masuknya Portugis. Peninggalan Kerajaan Malaka meliputi Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Agung Deli, dan Johor Baru.

6. Kerajaan Cirebon (1430-1677)

Dikutip dari situs Pemerintah Kota Cirebon, pendiri Kerajaan Cirebon adalah Pangeran Walangsungsang yang merupakan anak Prabu Siliwangi penguasa Padjadjaran. Cirebon yang awalnya pedukuhan menjadi kerajaan atas pengaruh salah satu Wali Songo yaitu Sunan Gunung Djati, yang merupakan keponakan Pangeran Walangsungsang. Dalam sejarahnya Kerajaan Cirebon terpecah menjadi Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Gebang. Peninggalan Kerajaan Cirebon adalah Makam Sunan Gunung Djati, istana kerajaan, Kereta Singa Barong Kasepuhan, dan Patung macan putih.

7. Kerajaan Demak (1475-1548)

Berdirinya Kerajaan Demak dipengaruhi melemahnya Majapahit hingga wilayah tersebut bisa lepas dan punya pemerintahan sendiri. Demak yang didirikan Raden Patah berada di wilayah pantai utara Jawa yang strategis dan ramai didatangi pedagang antar negara. Selepas Raden Patah, Demak dipimpin Pangeran Sabrang Lor dan Sultan Trenggono yang membuka jalan bagi pengaruh Islam di Jawa. Peninggalan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak meliputi pintu yang disebut Pintu Bledek, tiang penyangga atau Soko Guru, dan Dampar Kencana tempat khatib memberi khutbah.

Simak Video "Megahnya Arsitrktur Istana Siak Bergaya Eropa dan Timur Tengah, Riau"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/ddn)