Salah satu dari 3 pertanyaan yang harus dijawab produsen

Masalah mendasar dalam ekonomi produksi di Indonesia memang ada banyak sekali bentuknya. Dari sekian banyak masalah yang ada, diantaranya bisa tentang masalah jumlah barang yang diproduksi, masalah siapa yang memproduksi. 

Lantas, bagaimana konsep dasar menangani masalah mendasar dalam ilmu ekonomi? Nah, berikut ada empat masalah yang wajib kamu kenali agar ketika masuk dalam sebuah perusahaan, tidak mengalami kesulitan dalam menganalisis. 

What : Apa Yang Diproduksi?

Masalah mendasar dalam ekonomi produksi yang pertama adalah fokus pada apa? Dalam memproduksi, apa sih masalah yang sering dihadapi? Dan berapa jumlah barang yang diproduksi? Jika dalam menjalankan usaha bisnis usaha tidak melihat “apa” yang harus diproduksi sulit. 

Bagaimanapun juga dalam menjalankan sebuah bisnis dibutuhkan yang namannya tujuan jelas dan tahu apa yang dikerjakan. Tanpa mengetahui produknya yang dijual, dan tanpa megnetahui apa yang akan diproduksi sulit rasanya berkembang. 

Menentukan what dalam menjalankan ekonomi menjadi poin paling mendasar dan krusial. Hal ini juga akan membutuhkan bantuan sumber daya manusia dan sumber daya alam jika itu ada kaitannya dengan sumber alam. Lantas, apa yang terjadi jika terjadi dan mengalami kesalahan dalam menentukan what? 

Jawabannya sederhana, akan mempengaruhi beberapa hal. Mulai mempengaruhi permintaan jumlah barang dan jasa yang akan diproduksi. Juga akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibutuhkan oleh masyarakat. 

Salah satu keuntungan menghindari masalah mendasar dalam ilmu ekonomi tentang what ini adalah mengetahui persediaan permintaan pasar. Setidaknya proses produksi bisa dilakukan demi memenuhi dan memuaskan konsumen yang tidak pernah merasa puas. Pengaruh lain karena manusia memiliki rasa penasaran tinggi, sehingga rasa penasaran inilah yang harusnya perlu diperhatikan. 

Rasa penasaran tinggi terhadap “apa”  pada manusia juga sebagai kebutuhan ilmu. Adapun pengaruh yang bisa memuaskan penasaran, yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan atau memenuhi permintaan yang sifatnya memudahkan calon pelanggan atau calon konsumen. Tidak heran jika banyak produsen selalu membuat inovasi dalam rangka memenuhi permintaan yang sifatnya semakin mempermudah dan praktis bagi calon konsumen. 

Contoh konkrit adalah produksi fitur dan fasilitas smartphone. Pada dasarnya manusia selalu mencari kemudahan dalam banyak hal, maka smartphone yang dulu hanya dapat digunakan untuk mengirim pesan, bisa untuk telpon hingga sekarang sudah bisa digunakan untuk berbagai banyak yang sifatnya sangat luas sekali. Kemudian semakin banyak smartphone keluaran yang menggunakan bentuk dan fitur yang berbeda, tetapi tidak jauh beda. 

Bahkan nyaris sama, hal ini karena pada dasarnya manusia juga memiliki sifat meniru. Meskipun tidak melulu secara menyeluruh dan sama persis. Tetapi ada sisi kesamaan dari smartpohone pada umumnya. 

How : Bagaimana Cara Memproduksi Barang?

Masalah mendasar dalam kegiatan produksi, khususnya para pelaku usaha adalah bagaikmana cara memproduksi barang yang akan dijual. Tentu saja ini wajib dan perlu diperhitungkan dan dipikirkan secara matang. Karena dalam proses produksi, tidak hanya membicarakan tentang barang yang diproduksi. Tetapi juga membicarakan alat dan operator. 

Tentu saja jika hal ini wajib diperhatikan. Misalnya, bagaimana cara mendapatkan sumber daya yang mempengaruhi produksi. Termasuk pula memperhitungkan aspek-aspek lain. Termasuk dalam masalah penghematan dan efisiensi produksi barang. Tidak mungkin memproduksi 5 produk karena tidak ada permintaan. Kemudian memproduksi lagi sesuai pesanan secara satu-persatu. Tentu saja ini justru boros karena tidak hemat waktu dan tidak efektif. 

Aspek lain selain dari efektivitas adalah dari segi kualitas bahan baku yang digunakan. Karena sebuah produk akan puas ketika memuaskan pelanggan. Maka, selama proses produksi pun juga dibutuhkan dan diperlukan yang namannya memperbaiki bahan baku dengan cara memilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi. 

Sebagai produsen, tentu saja masalah mendasar dalam ilmu ekonomi adalah masalah tentang penggunaan mesin. Mesin yang digunakan ada masanya. Ada waktunya masin aus, perlu service atau mungkin butuh yang baru. Hal-hal semacam inilah yang seharusnya diperhatikan dan harus digarisbawahi.

Belum lagi masalah jenis produk yang kamu buat. Misalnya apakah limbahnya akan menyebabkan pencemaran lingkungan? Ini pun juga menjadi masalah mendasar dalam ilmu ekonomi yang perllu pengolahan khusus. 

Baca juga : 9 Tujuan Mempelajari Ilmu Ekonomi dan Jenis-jenisnya

Who : Siapa Pelaku Produksi?

Masalah mendasar dalam ekonomi terkait proses produksi yang ketiga adalah who (siapa). Tentu saja jika perusahaan memiliki keterampilan dibidang penerbitan, maka siapa dalam hal ini adalah penerbit buku. Memang setiap usaha bisnis memiliki banyak sekali peluang yang diambil. 

Tidak hanya penerbit, ada juga yang membuat makanan olahan instan siap untuk dimakan. Ada pula pelaku produksi yang memiliki keterampilan dibidang pertukangan. Maka produksi yang buat pun alat-alat pertukangan. 

Lantas siapa yang mengerjakan proses produksi? Tentu saja dibantu dengan mesin dan tenaga manusia. Nah, cara ini kembali lagi ke masing-masing perusahaan. Ada yang memiliki modal besar, maka berani membeli mesin dan alat produksi, sedangkan manusia sebatas operator saja. Ada pula perusahaan yang memutuskan untuk memproduksi secara manual, dan hanya dikerjakan oleh tenaga manusia saja. 

Prinsip akhir dari who adalah memenuhi permintaan pasar. Agar permintaan terpenuhi dengan baik dan penuh. Dengan kata lain, satu sama lain sebenarnya saling diuntungkan. 

For Whom? : Untuk Siapa Barang Diproduksi?

Masalah mendasar dalam ilmu ekonomi yang terakhir adalah for whom? Perusahaan yang tidak melihat atau menerapkan ini, akan mengalami kesulitan dalam penjualan barang. Penting sekali suatu perusahaan melihat barang tersebut diproduksi oleh siapa saja. 

Ini sebenarnya seperti halnya ketika menentukan tujuan perusahaan. Dalam proses produksi pun juga demikian. Dibutuhkan tujuan atar target pasar yang disasar. Misalnya penerbit buku, maka target pasar adalah para pembaca buku.

Pembaca buku pun jika dikerucutkan lagi juga bisa difokuskan ke beberapa cabang. Misalnya fokus untuk buku fiksi, buku ekonomi, buku non fiksi atau buku yang sifatnya buku-buku Pendidikan. 

Jika target pasar sudah ditemukan dan ditentukan, maka masalah untuk siapa barang diproduksi tidak lagi menjadi masalah mendasar. Karena poin dasar permasalahan itu sendiri sudah teratasi. Tinggal fokus ke pemasaran dan trik pemasarannya saja. Satu hal lagi, kamu boleh meraba potensi pasar juga loh. Misalnya, apakah potensi dan animo terhadap produk yang diproduksi banyak permintaannya? Atau sedikit? 

Nah, jika permintaan sedikit, maka proses produksi bisa membuat sedikit dulu. Barulah jika ada peningkatan permintaan, dapat dinaikan sesuai permintaan. Jangan langsun memproduksi banyak, padahal di pasar masih lesu permintaannya. Tentu saja tidak ingin jatuhnya bangkrut bukan?.

Baca juga artikel tentang permasalahan ekonomi berikut :

1. 8 Permasalahan Ekonomi Mikro di Indonesia, Bagaimana Solusinya?
2. 5 Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia

Dari keempat masalah mendasar dalam ilmu ekonomi produksi di atas, semoga bermanfaat. Ilmu ini cocok buat kamu yang ingin bekerja di industry perusahaan besar.

Produk Terkait

Sudah tiga bulan sejak kasus pertama COVID-19 muncul di Indonesia. Artinya, sudah berbulan-bulan pula semua bisnis menghadapi dampak dari kelumpuhan aktivitasnya. Untuk itu, siasat dan tindakan cepat dari para pemilik bisnis sangat diperlukan untuk menyelamatkan usaha masing-masing.

Gak ada pemilik bisnis yang siap menghadapi pandemi. Sehingga banyak pebisnis yang masih gak tahu, tindakan seperti apa sih yang harus mereka ambil? Berpikir sebelum bertindak merupakan cara terbaik buat jadi seorang pemenang. Sebagai pemilik bisnis, kamu perlu tau dulu nih, hal apa saja yang harus diperhatikan agar bisnismu bisa bertahan selama pandemi masih terjadi.

Ada 7 pertanyaan yang sudah Jenius rangkum dari Co.Create Online Class: Managing Cashflow for SME/s During Pandemic. Pertanyaan-pertanyaan berikut muncul dari materi yang dibagikan oleh Ria Sarwono (founder dan brand marketing director CottonInk) dan Ligwina Hananto (lead financial trainer QM Financial).

1. Bagaimana kondisi keuntungan dan kerugian bisnismu?

Jawaban untuk pertanyaan ini gak berhenti pada penyimpulan untung atau rugi. Kamu perlu tau secara rinci angka kerugian usahamu selama pandemi, atau keuntungan yang masih bisa dihasilkan.

Dalam menghadapi kondisi gak pasti akibat virus corona, usahakan jangan terlalu terpaku dan terus mengejar angka keuntungan jika sebenarnya bisnismu stuck. Buat sementara waktu, kamu perlu mengubah mindset usahamu dari growth menjadi defend.

Baca juga: 5 Strategi Bisnis Ria Sarwono dan CottonInk Menghadapi Pandemi

2. Bagaimana kondisi dana darurat bisnismu?

Saat mengecek dana darurat bisnismu, perlu diperhitungkan juga berapa lama dana tersebut bisa menopang bisnis. Satu bulan? Tiga bulan? Atau bisa sampai enam bulan? Lama waktu bertahan inilah yang jadi acuanmu mengambil keputusan untuk mempertahankan, mengakhiri, bahkan mengubah produk bisnismu.

Baca juga: Mengantisipasi Pengeluaran Tak Terduga dalam Bisnis

3. Apakah bisnismu punya aset lancar?

Luangkan waktu untuk membuat inventaris semua aset milik bisnismu. Dengan begitu kamu bisa memastikan nilai aset lancar yang bisnismu miliki. Aset lancar bisa berupa kas, piutang usaha, wesel tagih, persediaan, perlengkapan, investasi jangka pendek, beban biaya dibayar di muka, dan penghasilan.

Ini menjadi penting karena aset lancar dapat memberikan perputaran dana pada bisnismu agar bisa bertahan. Jika aset lancar gak bisa menutup biaya produksi atau utang yang harus dilunasi, coba cek aset tetap, aset tidak berwujud, atau investasi jangka panjang. Pikirkan aset mana yang harus dikorbankan duluan.

4. Apakah keadaan keuangan karyawanmu baik-baik saja?

Tanggung jawab sebagai pemilik bisnis sangat diharapkan karyawanmu dalam situasi ini. Sebisa mungkin, utarakan semua hal yang berkaitan dengan karyawan dan kondisi bisnismu secara transparan ya. Apabila keuangan bisnismu gak dapat mencukupi pembayaran gaji mereka, sampaikan dan berikan karyawanmu solusi yang pasti.

Jika pengambilan keputusan sulit dilakukan, libatkan karyawan untuk memilih beberapa opsi terbaikmu. Walau pilihannya berat, keputusan tersebut bisa jadi langkah terbaik untuk bisnismu dan karyawanmu di situasi pandemi seperti sekarang.

5. Bagaimana produkmu bisa menjawab keinginan pasar saat ini?

Pertama-tama, cek apakah produk dan jasa yang bisnismu tawarkan saat ini masih penting untuk konsumen. Kalau gak, mulai pikirkan hal-hal yang menjadi keperluan banyak orang saat ini.

Coba eksplor dan buat inovasi produk agar bisnismu bisa menjawab keinginan dan keperluan pasar. Ketika bisnismu bisa memasuki tahap ini, mindset-mu bisa dikembalikan lagi dari defend jadi growth.

Buat kamu dengan produk bisnis yang sulit dijual saat ini, jangan memaksakan penjualan. Cobalah peruntungan lain di bisnismu mungkin bisa jadi langkah tepat. Seperti bisnis F&B yang menghadirkan frozen food atau bisnis fashion dengan koleksi pakaian rumah yang nyaman.

6. Bagaimana cara pelanggan bisa membeli produkmu?

PSBB membatasi aktivitas, menjadikan belanja online solusi utama pemenuhan kebutuhan. Kalau sebelumnya bisnismu bersifat offline, mulai coba ubah dan kembangkan bisnis online-mu dari sekarang deh.

Selain itu, direct selling pada saat ini juga bisa mendorong peningkatan penjualanmu. Salah satu contoh direct selling mudah adalah melalui message broadcast yang dikirimkan lewat aplikasi chat ke pelanggan dan kerabatmu.

Beritahu mereka bahwa bisnismu masih ada dan bisa dijangkau melalui channel apa saja. Cara ini bisa membuat pesebaran informasi produk bisnismu jadi cepat meluas.

7. Apa langkah yang harus diambil saat bisnismu harus tutup?

Sebagai pemilik bisnis, kamu harus selalu bersiap untuk beragam risiko yang bakal terjadi selama berbisnis. Salah satu risiko terburuk adalah bangkrut dan bisnismu harus tutup. Saat ini, pahami bahwa gagal dalam bisnis bukan berarti gagal meraih kesuksesan hidup.

Sebelum mengambil keputusan untuk menutup bisnis, pastikan kamu menyelesaikan urusan bisnismu. Mulai dari permasalahan dengan pihak internal atau dari eksternal bisnismu. Biarkan hubungan baikmu tetap terjaga dengan mereka.

Setelah tenang, mulai pikirkan hal-hal positif yang bisa kamu ambil dari kegagalan bisnismu. Persiapkan rencana barumu dengan terus coba perdalam pengetahuan seputar bisnis lewat situs belajar online. Sambil menyusun strategi baru, kamu juga bisa menabung modal untuk usaha berikutnya.

Baca juga: 4 Langkah Mengumpulkan Modal Bisnis Walaupun Penghasilan Pas-Pasan

Setelah 7 pertanyaan di atas terjawab semua, sekarang kamu bisa mulai mengambil tindakan dan langkah tepat untuk bisnismu.

Masa pandemi memang berhasil menghambat berbagai aktivitas bisnismu. Tapi pikiran dan tindakanmu sebagai pemilik bisnis harus terus aktif, ya. Supaya bisnismu bisa menemukan jalan terbaik dalam menghadapi situasi ini.

Mau temukan kemudahan dalam mengelola keuangan bisnis hanya lewat smartphone? Buat akun bisnismu sekarang.


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA