Prinsip teknologi ramah lingkungan mana yang dapat ditemui di biopori

Prinsip teknologi ramah lingkungan mana yang dapat ditemui di biopori

Oleh : Iwan Saputro ( @f20-iwan)

Abstrak:

Lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero waste”, pada pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam proses industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. 

Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai dari bahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM. Industri yang menerapkan strategi ramah lingkungan mempunyai tujuan:

1. menciptakan produk yang sehat, aman dan berkualitas,

2. meminimalkan potensi kontaminasi bahan-bahan yang beracun atau

                berbahaya pada produk,

3. melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja

4. meminimalkan terbentuknya limbah baik dalam jumlah dan

                toksisitasnya.

Kata Kunci : Ramah Lingkungan,kontaminasi

Isi:

Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu industry dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy. Model industri yang menerapkan 6 prinsip tersebut dapat berupa nir limbah (zero waste), produksi bersih(cleaner production), produktivitas hijau (greenproductivity) atau perusahaan hijau(greencompany). Model-model tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.

1. Refine, adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah

    lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yangada saat

    ini.

2. Reduce, adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan

    dengan optimalisasi proses atau operasional menghasilkan limbah

    yang mengalami pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa

    bocor, memasang alat penangkap ceceran/lelehan.

3. Reuse, adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada

   proses yang berbeda.

4. Recycle, adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumberdaya

   untuk proses yang sama.

5. Recovery, adalah kegiatan pengambilan kembali sebagianmaterial

   penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses

   atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain.

6. Retrieve Energy, adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan

  sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan

  energi dalam proses produksi.

B. Manfaat Penerapan Strategi Ramah Lingkungan

Beragam manfaat dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan strategi ramah lingkungan. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah:

1. Sebagai pedoman bagi perbaikan produk dan proses produksi.

2. Efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam dan

    energi.

3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah.

4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media lingkungan ke

    media lingkungan lain.

5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan dan lingkungan.

6. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah pada

    sumbernya, teknologi bersih dan produk akrab lingkungan.

7. Menghindari biaya clean-up.

8. Meningkatkan daya saing produk di pasar internasional melalui

    penggunaan teknologi baru dan/atau perbaikan teknologi.

9. Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, agro-industri dan

     masyarakat.

10. Pengurangan biaya yang tinggi karena penerapan sistem

      pengelolaan limbah ujung pipa (end off pipe treatment).

C. Penerapan Teknik Ramah Lingkungan

Penerapan teknik ramah lingkungan pada industri dapat dimulai dengan hal-hal yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi dan secara bertahap dikembangkan sesuai dengan kesiapan perusahaan. Secara garis besar, pilihan penerapan industri ramah lingkungan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) bagian yaitu:

1. Perubahan bahan baku

1.1. Mengurangi atau menghilangkan bahan baku yang mengandung

       bahan berbahaya dan beracun seperti logam berat, zat pewarna,

       pelarut.

1.2. Menggunakan bahan baku yang berkualitas dan murni untuk

        menghindari kontaminasi dalam proses produksi.

1.3. Menggunakan bahan-bahan daur ulang untuk menciptakan pasar

        bagi bahan-bahan daur ulang.

2. Tata cara operasi dan housekeeping

2.1. Tindakan pencegahan kehilangan bahan baku, produk ataupun

        energi dari pemborosan, kebocoran dan tercecer dengan cara

        memasang bendungan/dike untuk menampung tumpahan dari

        tangki, memasang safety valve, perancangan tangki yang sesuai

       dan mendeteksi kebocoran.

2.2. Penanganan bahan untuk mengurangi kehilangan bahan akibat

       kesalahan penanganan seperti bahan telah kadaluarsa.

2.3. Penjadwalan produksi dapat membantu mencegah pemborosan

       energi, bahan dan air.

2.4. Melakukan koordinasi pengelolaan limbah.

2.5. Memisahkan atau segregasi limbah menurut jenisnya untuk

       memudahkan pengelolaan kerugian akibat kerusakan peralatan

      dan mesin.

2.6. Mengembangkan tata cara penanganan dan inventarisasi bahan

       baku, energi, air, produk dan peralatan.

3. Penggunaan kembali

3.1. Menggunakan kembali sisa air proses, air pendingin, dan bahan

       lainnya di dalam atau di luar sistem produksi.

3.2. Mengambil kembali bahan buangan sebagai energi.

3.3. Menciptakan kegunaan limbah sebagai produk lain yang dapat

       dimanfaatkan oleh pihak luar.

4. Perubahan teknologi

4.1. Merubah peralatan, tata letak dan perpipaan untuk memperbaiki

        aliran proses produksi dan meningkatkan efisiensi.

4.2. Memperbaiki kondisi proses seperti suhu, waktu tinggal, laju aliran,

       dan tekanan sehingga meningkatkan kualitas produk dan

        mengurangi jumlah limbah.

4.3. Menghindari penggunaan bahan-bahan B3 (bahan beracun dan

       berbahaya).

4.4. Menggunakan atau mengatur peralatan seperti motor dan pompa

       yang lebih hemat energi.

4.5. Menerapkan sistem otomatisasi dapat menghasilkan perbaikan

       monitoring dan pengaturan parameter operasi untuk menjamin

       tingkat efisiensi yang tinggi.

5. Perubahan produk

5.1. Merubah formulasi produk untuk mengurangi dampak kesehatan

        bagi konsumen.

5.2. Merubah bahan pengemasan untuk mengurangi dampak

       lingkungan.

5.3. Mengurangi kemasan yang tidak perlu.

BEBERAPA TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DI INDONESIA

1. Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem Biogas. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya kedalam system Biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N.

2. Biopori atau yang biasa disebut dengan Teknologi Lubang Resapan Biopori merupakan metode alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain dengan sumur resapan. Pemanfaatan Biopori ini akan membuat keseimbangan alam terjaga, sampah organik yang sering menimbulkan bau tak sedap dapat tertangani, disamping itu juga dapat menyimpan air untuk musim kemarau.  Selain itu kelebihan dari Biopori ini adalah memperkaya kandungan air hujan, karena setelah diresapkan kedalam tanah lewat Biopori yang mengandung lumpur dan bakteri, air akan melarutkan dan mengandung mineral mineral yang diperlukan oleh kehidupan. Adapun tujuan Lubang Resapan Biopori (LRB) ini adalah agar air masuk sebanyak mungkin kedalam tanah.Kelebihan LRB lainnya adalah selain sederhana, alat ini sangat mudah digunakan oleh kaum perempuan.

Selain itu 10 manfaat dari LRB ini antara lain adalah memelihara cacing tanah; mencegah terjadinya keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah; menghambat intrusi air laut; mengu-bah sampah organik menjadi kompos; meningkatkan kesuburan tanah; menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah; mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti Demam Berdarah, Malaria, Kaki Gajah, (mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan); mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan); serta mengurangi banjir, longsor dan kekeringan.

3. Energi alternatif biofuel yang dapat diperbarui dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar. Karenanya untuk mengembangkan bahan bakar tipe ini perlu kerja sama yang harmonis dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri otomotif dan swasta. Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan yaitu, etanol dan biodiesel. Etanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan bir atau minuman anggur. Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti ketela pohon. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar bensin.Khusus untuk mesin diesel, bias mempergunakan bahan bakar jenis biodiesel. Diproduksi dari dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa diperoleh dari lemak nabati. Bahan ester ini memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai C-etananya dibandingkan solar. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang memiliki C-etana lebih tinggi. Biodieselpun sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Negara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor

bahan bakar solar sebesar 39,7%.

4. Fenomena alam sering menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan. Biopulping adalah salah satunya yang meniru proses mikroorganisme pada proses pelapukan untuk digunakan dalam tingkat industri. Alam sering memberi ide cemerlang bagi hidup manusia dari proses pelapukan kayu, ranting, daun atau lainnya. Saat bahan-bahan itu melebur, terjadi pembusukan yang membuatnya hancur bersama alam. Tak ada sampah atau limbah. Bila ditelaah lebih detail, proses tersebut dimotori oleh mikroorganisme. Mikroorganisma yang terdiri atas sejumlah mikroba membantu proses pelapukan sehingga sampah alam itu terurai, kembali menjadi tanah berupa humus. Hasil kerja mikroorganisma yang sempurna tak menghasilkan polusi tersebut memberi inspirasi pada para ilmuwan kita untuk memanfaatkannya dalam sektor industri. Industri kertas dan pulp terkenal dengan limbahnya yang sulit diatasi. Limbah ini berasal dari bahan kimia seperti soda api, sulfit dan garam sulfida dalam proses penghilangan kandungan lignin. Bahan kimia inilah yang dianggap sebagai sumber pencemaran lingkungan.

 Proses penggunaan sulfur mencemari udara dan sudah dilarang di sejumlah negara maju seperti Jerman. Pengolahan pulp yang ideal adalahbiopulping, yakni mengolah pulp dengan menggunakan bantuan mikroba. Manfaat

biopulping yang menonjol adalah penghematan energi dan pengurangan pemakaian bahan kimia. Proses pembuatan bubur kayu alias pulp dan kertas biasa dilakukan dengan memasak serpihan kayu, jerami atau ampas tebu. Semuanya menggunakan bahan kimia. Tujuan proses ini untuk memisahkan komponen lignin. Dalambiopulping, bahan-bahan kimia tadi digantikan oleh sejenis mikroba yang bias mengeluarkan enzim dan mendegradasi lignin. Mikroba ini adalah golongan jamur atau fungi pelapuk kayu yang banyak dijumpai di alam bebas. Bahan pemutih kertas yang selama ini menggunakan bahan kimia seperti klorit dan hidrogen peroksida dapat digantikan dengan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fungi pelapuk. Beberapa enzim yang sangat dikenal untuk menguraikan lignin adalahmanganese peroksidase, laccase dan lignin peroksidase.

5.    SepedaSekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang

mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat transportasi yang ramah lingkungan seperti gerakan Bike-to-Work (B2W). Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer.

6.    Sepeda Listrik. Alternatif lain dari sepeda manual adalah sepeda yang

digerakkan dengan tenaga listrik baterai yang dapat diisi ulang. Di samping lebih hemat biaya, sepeda ini juga tidak menimbulkan kebisingan dalam penggunaannya dibandingkan sepeda motor. Kecepatan berkendaraan maksimum jenis sepeda ini adalah sekitar 40-60 km/jam dengan daya jelajah hingga 60 km.

7.    Kendaraan Hybrid. Adalah kendaraan yang dikembangkan dari bahan

yang ultra-ringan tapi sangat kuat seperti komposit. Sumber tenaga kendaraan jenis ini umumnya merupakan campuran antara bahan bakar minyak dan listrik yang dibangkitkan dari putaran mesin kendaraan melalui teknologirechargeable energy storage system (RESS). Kendaraan jenis ini diklaim sebagai memiliki tingkat polusi dan penggunaan bahan bakar yang rendah.

8.    Kendaraan hypercar. Kendaraan jenis ini memiliki fitur konstruksi yang

sangat ringan, desain yang aerodinamis, penggerak berbahan baker hybrid dan beban aksesoris yang minimal.

Daftar pustaka:

Hidayat, Atep Afia dan Kholil,Muhammad.2017.Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media.

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.academia.edu/11987302/Sumber_Daya_Energi_Ramah_Lingkungan_dan_Terbarukan&ved=2ahUKEwjhqK2t3KzZAhXGq48KHVytA9sQFjARegQICBAB&usg=AOvVaw1WSJQQv2Xx4IClaoCAheKI


Page 2