Persatuan masyarakat Indonesia yang majemuk tercermin dalam semboyan bangsa yang berbunyi

nama pendiri negara nilai semangatnama pendiri negara dan nilai semangat ​

candi Budha terbesar di dunia yaitu​

umat Buddha terbesar di dunia yaitu​

Dalam melakukan perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ada kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Repub … lik Indonesia Tahun 1945. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!

tugas PPKn kelas 61.Sebutkan tiga karakter yang terdapat dalam permainan tradisional yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan!2. 1 Bekerja sama me … nanam tanaman di pekarangan rumah 2 menghormati teman yang melaksanakan ibadah 3 menjenguk teman yang sedang sakit 4 merawat tanaman yang ada di teras rumahpernyataan yang sesuai dengan sila persatuan Indonesia adalah nomor...A.4B.3C.2D.1​

manusia saling membutuhkan satu sama lain merupakan makna dari sila ke​

manusia saling membutuhkan satu sama lain merupakan makna dari sika ke​

apakah yg bisa kalian temukan kasus / Peristiwa 39 bertentangan dg Pelaksanaan teori kedaulatan rakyat. Serta berikan alasan dan solusinya.Tolong bant … u jawab besok di kumpul in​

Buatlah 7 Pertanyaan tentang kasus perbedaan berpendapat saat musyawarah untuk wawancara​

tuliskan pendapatmu. tentang pelajaran SMP yamg mengendarai sepeda motor ke sekolah! apakah perilaku pelajar tersebut sesuai norma? tolong di bantu​

Persatuan masyarakat Indonesia yang majemuk tercermin dalam semboyan bangsa yang berbunyi

Seorang pria memegang burung Garuda Pancasila di mobil bercorak Ulos Mandailing yang akan digunakan acara ngunduh mantu Kahiyang-Bobby di Medan, Senin (20/11). (Liputan6.com/JohanTallo)

Bola.com, Jakarta - Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang tertulis di lambang negara, Garuda. Bhinneka Tunggal Ika jika diterjemahkan memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Semboyan tersebut bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia untuk selalu menghormati perbedaan yang ada.

Ada banyak perbedaan yang ada di kalangan masyarakat Indonesia, antara lain ragam budaya, bahasa, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan.

Namun, perbedaan tersebut justru menjadikan Indonesia sebagai negara yang begitu indah. Keragamaan yang terjalin bisa membuat tali persaudaraan di antara sesama makin erat.

Gambaran tersebut yang diharapkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika yang sudah diakui secara hukum punya beberapa makna yang terpuji dan luhur bagi Bangsa Indonesia.

Apa saja makna yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika?

Berikut ini penjelasan mengenai sejarah dan makna Bhinneka Tunggal Ika, seperti dirangkum dari Dream dan Merdeka, Rabu (19/8/2020).

Persatuan masyarakat Indonesia yang majemuk tercermin dalam semboyan bangsa yang berbunyi

Salah satu kerajinan lambang Garuda Pancasila di bengkel rumahan, Jakarta, Kamis (13/8/2020). Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartanto memaparkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam bentuk bantuan bagi UMKM tercatat Rp32,5 triliun per 3 Agustus 2020. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelum memahami makna Bhinneka Tunggal Ika, perlu diketahui terlebih dahulu sejarah adanya semboyan tersebut.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M.

Bila diartikan kata per kata yaitu 'Bhineka' berarti beragam, 'Tunggal' berarti satu, dan 'Ika' berarti itu.

Dan dalam kitab Kakawin, Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna toleransi antaragama, terutama antara agama Hindu-Siwa dan Buddha. Meski dengan segala perbedaan, tetap harus bersatu padu.

Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:

Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa,

Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen,

Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,

Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Terjemahan:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.

Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?

Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal

Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. (Terjemahan: teks oleh Dr. Soewito Santoso)

Hal ini memberikan makna inspiratif bagi Bangsa Indonesia. Meski bangsa Indonesia memiliki keberagaman dari berbagai kebudayaan dan suku bangsa maupun kepercayaan, semuanya mengarah pada satu persatuan.

Semangat persatuan inilah yang menjadi motivasi bagi masyarakat Indonesia. Untuk selalu bersikap toleran dan menghargai setiap perbedaan.

Persatuan masyarakat Indonesia yang majemuk tercermin dalam semboyan bangsa yang berbunyi

Andi Kiswantoro rela mengecat seluruh bagian tubuhnya dan memegang patung Garuda Pancasila saat mendukung Timnas Indonesia U-16. (Bola.com/Aditya Wany)

Bangsa Indonesia menyadari keanekaragaman, baik suku bangsa, agama, ras, antargolongan, sama sakali bukan unsur yang bisa membuat negara ini terpecah belah. Justru keberagaman ini menjadi modal terbentuknya persatuan dan kesatuan Indonesia.

Adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika mendorong lahirnya persatuan dan kesatuan Indonesia yang makin kukuh.

Hal itu dikarenakan Bangsa Indonesia belajar dari pengalaman masa lalu. Jadi, saat masa-masa memperjuangkan kemerdekaan, Indonesia masih bersifat kedaerahan. Kondisi tersebut yang membuat Indonesia mudah dikuasai negara lain.

Bangsa Indonesia menyadari Bhinneka Tunggal Ika merupakan satu di antara pilar penting untuk kukuhnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain semboyan itu, UUD Negara RI tahun 1945, Pancasila dan NKRI juga adalah unsur yang memperkuat Indonesia.

Nah, itulah sekilas penjelasan mengenai arti Bhinneka Tunggal Ika bagi Bangsa Indonesia. Dalam negara yang punya berbagai perbedaan ini, sikap toleransi dan memahami karakter suku atau golongan lain sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, kedamaian Indonesia bakal selalu terjaga.

Disadur dari: Dream.co.id (Reporter: Ulyaeni Maulida. Published: 3/8/2020), Merdeka.com (Reporter: Dewi Ratna. Published: 26/4/2016)