Perhatikan grafik pemuaian air berikut ini pada grafik a dan b dapat disimpulkan bahwa

Perhatikan grafik pemuaian air berikut ini pada grafik a dan b dapat disimpulkan bahwa

Perhatikan grafik pemuaian air berikut ini pada grafik a dan b dapat disimpulkan bahwa
Lihat Foto

britannica.com

Ilustrasi pemuaian zat padat, cair, dan gas

KOMPAS.com - Pemuaian adalah peristiwa perubahan dimensi atau ukuran suatu benda akibat perubahan suhu.

Disadur dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dimensi yang dimaksud dapat berupa dimensi panjang, luas, dan volume.

Dimensi benda umumnya memuai jika mengalami kenaikan suhu, sedangkan menyusut jika mengalami penurunan suhu.

Setiap zat tersusun dari banyak partikel yang selalu bergetar. Ketika suhu bertambah, kecepatan getar meningkat, menyebabkan kebutuhan ruang antarpartikel bertambah pula.

Pemuaian juga terbagi menjadi tiga, yaitu:

Pemuaian pada zat padat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

Muai panjang

Pemuaian terjadi di segala arah, sehingga panjang, luas, dan ukuran volume zat akan bertambah.

Untuk zat padat yang bentuknya memanjang dan berdiameter kecil, sehingga panjang benda jauh lebih besar daripada diameter seperti kawat. Pertamabahan luas dan volume akibat pemuaian dapat diabaikan.

Baca juga: Termometer dan Jenisnya

Sebaliknya, yang diperhatikan hanya pertambahan ukuran panjang.

Pemuaian yang hanya berpengaruh secara nyata pada pertambahan panjang zat disebut muai panjang.

Rumus kalor dan grafik perubahan wujud zat digunakan untuk menentukan banyak kalor yang dibutuhkan atau dilepaskan pada suatu perubahan zat, Misalnya zat yang berubah wujud menjadi es atau yang biasa disebut dengan mencari. Pada awalnya, zat berada pada suhu di bawah 0oC setelah mendapat sejumlah kalor suhu zat menjadi di atas 0oC. Satuan kalor dinyatakan dalam Joule (J) atau kalori (kal), di mana 1 J = 0,24 kal dan 1 kal = 4,2 J.

Ada beberapa rumus kalor yang digunakan untuk menentukan berapa banyak kalor yang dilepaskan pada saat benda mengalami perubahan wujud zat. Penggunaan rumus kalor tersebut tergantung dari keadaan yang dialami suatu zat. Apakah mencair, menguap, atau keadaan lainnya.

Bagaimana penggunaan rumus kalor untuk menentukan kalor yang dilepaskan suatu zat? Simak ulasan materi tentang kalor dan cara menetukan kalor yang dilepaskan pada contoh soal grafik perubahan wujud melalui halaman ini.

Table of Contents

Pengertian Kalor, Satuan Kalor, dan Rumus Kalor

Kalor adalah bentuk energi yang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain karena perbedaan suhu. Kalor sendiri dibagi menjadi 2 (dua) jenis dalam perubahan zat yaitu kalor untuk menaikkan suhu dan kalor laten.

Pada kalor untuk menaikkan suhu, besarnya kalor yang dihitung adalah kalor saat terjadinya perubahan (kenaikan) suhu. Sedangkan pada kalor laten, kalor yang dibutuhkan pada perubahan wujud zat. Kalor laten dibedakan menjadi dua yaitu kalor lebur dan kalor uap.

Rumus kalor untuk menaikkan suhu:

Q = m × c × ΔT

Q = C × ΔT

Keterangan:Q = kalor (J)m = massa (kg)

c = kalor jenis (J/kgoC)


C = kapasitas kalor (J/kgoC)
ΔT = perubahan suhu (oC)

Sedangkan kalor lebur dilepaskan saat terjadinya perubahan zat dari padat menjadi cair (mencair). Sedangkan kalor uap dilepaskan saat terjadinya perubahan zat dari cair menjadi uap (menguap). Selanjutnya, rumus kalor laten yang terdiri atas kalor lebur dan kalor uap dapat dihitung seperti persaman di bawah.

Rumus kalor untuk mengubah wujud (Kalor Laten):

  1. Kalor Uap: Cair ke Gas (menguap)
    Q = m × U
  1. Kalor Lebur: Padat ke Cair (melebur/mencair)
    Q = m × L

Keterangan:Q = kalor (J)m = massa (kg)U = kalor uap (J/kg)

L = kalor lebur (J/kg)

Sebelum mempelajari proses menghitung kalor yang diterima atau dilepaskan sebuah benda, kita akan mengulas sedikit tentang satu asas dalam pembahasan kalor yang terkenal, yaitu asas black.

Asas Black:
Pada pencampuran dua benda yang berbeda suhunya maka benda yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor. Kalor yang dilepaskan akan diserap oleh benda yang suhunya rendah sampai akhirnya suhu kedua benda sama. Secara singkat, Asas Black dinyatakan dalam persamaan berikut.

Qlepas = Qterima

Catatan: Prinsip Asas Black hanya berlaku pada sistem terisolasi, artinya tidak ada pertukaran kalor dengan lingkungan.

Ulasan materi yang akan dibahas selanjutnya adalah menghitung nilai kalor yang dibutuhkan untuk suatu proses perubahan wujud zat.

Baca Juga: Suhu dan Pemuaian

Proses Mengitung Nilai Kalor

Perubahan wujud zat dari padat ke cari, atau cair ke gas membutuhkan kalor. Banyak kalor yang dibutuhkan unutk melakukan proses perubahan wujud zat tersebut dapat dihitung melalui sebuah rumus. Melalui halaman ini, sobat idschool akan mempelajari rumus kalor.

Pada bagian akhir akan diberikan contoh soal kalor dan pembahasannya. Contoh soal yang diberikan berupa contoh soal grafik perubahan wujud zat yang sudah dilengkapi dengan pembahasa. Jadi, simak sampai selesai materinya, oke?

Proses perhitungan kalor yang dilepaskan suatu zat biasanya digambarkan dalam sebuah grafik perubahan wujud zat. Penyampaian materi yang akan diberikan di sini berupa analisis grafik tersebut. Materi yang akan diberikan di sini berupa sebuah study kasus.

Perhatikan grafik proses perubahan wujud zat cair (dalam kasus ini air) pada gambar di bawah!

Perhatikan grafik pemuaian air berikut ini pada grafik a dan b dapat disimpulkan bahwa

Proses dan besarnya kalor yang dibutuhkan dapat dilihat pada persamaan di bawah.

  • Q1 = mes × ces × (TB ‒ TA)
  • Q2 = mes × L
  • Q3 = mair × cair × (TC ‒ TD)
  • Q4 = mair × U
  • Q5 = muap × cuap × (TF ‒ TE)
  • Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5

Baca Juga: Cara Menghitung Suhu Akhir Campuran dengan Massa yang Berbeda

Contoh Soal dan Pembahasan

Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman bahasan di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!

Perhatikan grafik pemanasan 1 kg es berikut ini!

Perhatikan grafik pemuaian air berikut ini pada grafik a dan b dapat disimpulkan bahwa

 Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg, dan kalor jenis air adalah 4.200 J/kgoC maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P – Q – R adalah ….A. 10.500 JB. 21.000 JC. 336.000 J

D. 346.500 J

Pembahasan:

Perhatikan gambar berikut untuk memduhakan menentukan rumus yang digunakan dalam menghitung setiap step proses kalor yang dilepaskan/dibutuhkan.

Perhatikan grafik pemuaian air berikut ini pada grafik a dan b dapat disimpulkan bahwa

 Kalor yang dibutuhkan untuk proses dari titik P ke Q adalah Q1:
Q1 = mes × Ces × ΔT
Q1 = 1 × 2.100 × ( 0 -(-5))
Q1 = 1 × 2.100 × 5 = 10.500 J

Kalor yang dibutuhkan untuk proses dari titik Q ke R adalah Q2:
Q2 = mes × L
Q2 = 1 × 336.000 = 336.000 J

Kalor yang dibutuhkan untuk proses dari titik P – Q – R adalah Q1 + Q2:
QP-Q-R = Q1 + Q2
QP-Q-R = 10.500 J + 336.000 J = 346.500 J

Jadi, kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P – Q – R adalah 346.500 J

Jawaban: D

Perhatikan tabel kalor jenis berikut!

Perhatikan grafik pemuaian air berikut ini pada grafik a dan b dapat disimpulkan bahwa

Logam X bermassa 4,2 kg dipanaskan hingga suhunya 140oC, kemudian dimasukkan ke dalam 9,2 kg air yang suhunya 30o. Setelah beberapa saat terjadi keseimbangan, suhu akhir campuran menjadi 40o. Bila diketahui kalor jenis air 4.200 K/kgoC, maka dapat disimpulkan bahwa jenis bahan logam X adalah ….A. alumuniumB. besiC. tembaga

D. perak

Pembahasan:

Diketahui informasi tentang logam X:

  • massa logam X: m1 = 4,2 kg
  • suhu awal logam X: T1 = 140oC
  • suhu air: T2 = 30o
  • massa air = m2 = 9,2 kg
  • massa jenis air: C2 = 4.200 K/kgoC
  • suhu campuran = Tc = 40o

Menghitung masa jenis logam menggunakan prinsip azaz black (kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas, Q1 = Q2):

Q₁ = Q₂ m₁ × C₁ × ΔT₁ = m₂ × C₂ × ΔT₂

m₁ × C₁ × (T₁ – Tc) = m₂ × C₂ × (Tc – T₂)

4,2 × C₁ × (140 – 40) = 9,2 × 4.200 × (40 – 30)4,2× C₁ × 100 = 9,2 × 4200 × 10420 × C₁ = 386.400

C₁ = 386.400 : 420 = 920 J/kg°C

Logam yang memiliki massa jenis sama dengan 920 J/kg°C adalah Alumunium.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa jenis bahan logam X adalah alumunium.

Jawaban: A

Sekian pembahasan mengenai materi kalor yang memuat pembahasan mengenai rumus kalor, contoh soal kalor dan pembahasannya, serta contoh soal grafik perubahan wujud zat. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Suhu dan Pemuaian