Show
Dongeng ialah sebuah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya mempunyai sifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng yaitu cerita yang dikarang dan diceritakan kembali dengan secara berulang-ulang oleh orang-orang. Cerita itu bisa dibuat dikarenakan terinspirasi dari suatu peristiwa. Dongeng adalah suatu warisan dari nenek moyang kita secara turun temurun yang harus kita lestarikan keberadaannya. Meskipun benar atau tidaknya suatu dongeng tersebut masih perlu kita pertanyakan. Dongeng adalah suatu karya sastra yang bisa membangun sebuah karakter anak-anak untuk belajar berimajinasi. Dongeng Yaitu bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa, terjadi diluar nalar manusia yang penuh Fantasi dan khayalan (fiksi). Dongeng dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Dongeng memang sudah menjadi pelajaran lama dalam bidang studi Bahasa Indonesia. Oleh karena itu banyak siswa dituntun untuk mengerti tentang dongeng sejak di bangku sekolah dasar. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Cerpen – Ciri, Unsur, Intrinsik, Ekstrinsik, Genre, Contoh, Para Ahli
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Teks Anekdot Beserta Contoh Jenis-Jenis Dongeng
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Latar Cerita” Pengertian Menurut Para Ahli & ( Macam – Fungsi ) Ciri-ciri DongengSama seperti cerita-cerita yang lain, dongeng mempunyai beberapa ciri yang membedakan dengan bentuk cerita yang lainnya. Berikut ini merupakan ciri-ciri dongeng :
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Makalah Kerajaan Malaka : Sejarah Dan Peninggalan Serta Pendirinya Tema, Pembuka dan Struktur DongenTema DongengBiasanya, suatu dongeng mempunyai tema seperti ini.
Kalimat Pembuka DongengContoh kalimat pembuka:
Struktur Dongeng
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Fabel” Pengertian Dan ( Ciri – Struktur – Jenis – Contoh ) Cara Mengawali Menceritakan Dongeng
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan Paragraf Narasi Terlengkap Contoh dongengKisah Semut Dan Kepompong Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut. mKeesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan. Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. “Hu..huu…betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu..” sedih sang Kepompong meratapi keadaan. Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata “Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai” kata sang Semut dengan sombongnya. Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.
Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain. Kisah Semut Dan KepompongDikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut. Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan. Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. “Hu..huu…betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu..” sedih sang Kepompong meratapi keadaan. Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata “Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai” kata sang Semut dengan sombongnya. Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut. “Tolong…tolong….aku terjebak di lumpur hidup..tolong”, teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, “Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?” si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi. “Siapa kau?” tanya si Semut galau. “Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina” jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. “Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah”. Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut. Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain. Unsur intrinsik Tema Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa,konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit(tanpa disebutkan tetapi dipahami). Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi,selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Alur
Jenis alur berdasarkan urutan waktu kejadian
Dalam hubunganya dengan alur,ada beberapa istilah lain yang perlu di pahami:
Tokoh
Teknik penggambaran tokoh :
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Ada dua metode penyajian watak tokoh, yaitu:
Lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
Unsur intrinsik
Latar Latar : bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika tokoh mengalami peristiwa. Latar terbagi dalam :
Latar sangat mudah diidentifikasi, yaitu dengan memperhatikan kapan dan di mana cerita itu berlangsung, tempat di mana peristiwa itu berlangsung Latar tempat : hutan Latar waktu : pagi siang malam Latar suasana : hangatnya matahari dan kicauwan burung
Sang Kancil dengan BuayaPada zaman dahulu, Sang Kancil adalah binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang-binatang di dalam hutan, ia tidak menunjukkan sikap yang sombong, malah bersedia membantu kapan saja. Suatu hari, Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kawasan kediaman telah berkurang, Sang Kancil mencari makanan di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu sangat panas, Sang Kancil merasa kehausan karena terlalu lama berjalan, lalu ia berusaha mencari sungai yang berdekatan. Akhirnya, kancil menemukan sebuah sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa berpikir panjang, Sang Kancil minum sepuasnya. Segarnya air sungai tersebut telah menghilangkan rasa haus Sang Kancil. Kancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila merasa cape, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang di sekitar kawasan tersebut. Kancil berkata di dalam hatinya “Aku harus bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat”. Setelah rasa capenya hilang, Sang Kancil menyusuri tebing sungai sambil memakan dedaunan yang ada di sekitarnya. Ketika tiba di satu kawasan yang agak luas, Sang Kancil memandang kebun buah-buahan yang sedang masak dan ranum di seberang sungai.”Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut” pikir Sang Kancil. Sang Kancil terus berpikir mencari akal bagaimana cara menyeberangi sungai yang sangat dalam dan deras arusnya. Tiba-tiba Sang Kancil melihat Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya apabila hari panas suka berjemur untuk mendapatkan cahaya matahari.Tanpa membuang waktu lagi kancil terus menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata ” Hai sabahatku Buaya, apa kabar hari ini?” Buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari membuka mata dan melihat sang kancil yang menegurnya tadi “Kabar baik sahabatku Kancil,” sambung buaya lagi. “Apa yang menyebabkan kamu datang ke mari? ” Sang Kancil menjawab, “Aku membawa kabar gembira untukmu.” Mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar ingin mendengar kabar yang dibawa oleh Sang Kancil lalu berkata, “Ceritakan kepadaku kabar gembira itu!” Kancil berkata “Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini karena Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua.” Mendengar nama Raja Sulaiman disebutkan, buaya mempercayai berita dari sang Kancil karena Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah, yaitu memahami bahasa binatang. “Baiklah, kamu tunggu di sini, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawanku,” kata Sang Buaya. Sementara itu, Sang Kancil sudah berangan-angan menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata ,”Hai buaya sekalian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua karena Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini.” Kata kancil lagi, “Berbarislah kalian dari tebing sebelah sini hingga tebing sebelah sana.” Karena perintah tersebut datangnya dari Nabi Sulaiman, semua buaya segera berbaris tanpa membantah. Buaya tadi berkata,”Sekarang hitunglah, kami sudah siap”. Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ lalu melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mula menghitung dengan menyebut “Satu dua tiga …” sambil mengetuk kepala buaya. Akhirnya, sampailah kancil di seberang sungai. Ketika sampai ditebing sungai, kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak gembira dan berkata,” Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu kalian semua. Sebenarnya tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman.” Mendengar kata-kata Sang Kancil, semua buaya marah dan merasa malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan Kancil apabila bertemu di kemudian hari. Dendam buaya tersebut terus membara sampai hari ini. Sementara itu, Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buayabuaya sampai menghilang di kebun buah dan menikmati buah-buahan yang sudah masak dan ranum itu. |