Perbedaan sejarah perkembangan seni rupa barat dan Timur

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 KOMPARASI SEJARAH SENI RUPA BARAT DAN TIMUR KEBUDAYAAN YUNANI DENGAN INDIA Winia Hafiti Universitas Pendidikan Indonesia Aini Loita Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya Abstract This article contains the history of fine arts especially Asian and Western art. This article is discussed in general about the spread of eastern civilization and the spread of western civilization. The cultural products of east and west are each represented by Indian civilization for eastern culture while for western culture is represented by Greek civilization. Each civilization is considered as the foundation of subsequent civilization in each eastern and western region. The discussion of this article explores examples of representative work in terms of architecture, painting and sculpture for East and West in the form of comparative analysis. This article explains the comparison of Indian culture and Greek culture that encompasses the issues of philosophy, art and philosophers expressing the concept of similarity differencies between Eastern and Western art Keywords: Greek Fine Arts; Fine Arts of India. Abstrak Artikel ini memuat tentang komparasi sejarah seni rupa khususnya seni rupa Asia dan Barat. Dalam artikel ini dibahas secara garis besar mengenai jalur penyebaran peradaban timur dan jalur penyebaran peradaban barat. Hasil-hasil kebudayaan dari timur dan barat masing-masing diwakili oleh peradaban India untuk kebudayaan timur sedangkan untuk kebudayaan barat diwakili oleh peradaban Yunani. Masing-masing peradaban dianggap pondasi peradaban selanjutnya di masing-masing wilayah timur dan barat. Bahasan artikel ini mengupas contoh karya representatif dari segi arsitektur, seni lukis dan seni pahat untuk Timur dan Barat berupa analisis perbandingan. Artikel ini menjelaskan mengenai perbandingan kebudayaan India dan kebudayaan Yunani yang meliputi persoalan: filsafat, karya seni dan berbagai pendapat para Filusuf yang mengungkapkan konsep perbedaan dan atau kesamaan di antara seni Timur dan Barat. Kata Kunci: Seni Rupa Yunani; Seni Rupa India. A. PENDAHULUAN Peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan nya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Peradaban di dunia melahirkan berbagai bentuk kebudayaan yang berbeda-beda. Perkembangan pertanian menghantarkan pada pendirian kota-kota pertama di dunia. Kawasan tersebut merupakan pusat perdagangan, pabrik, dan kekuatan politik. Perkembangan kota-kota berarti kemunculan peradaban. Peradaban ini berkembang di berbagai belahan dunia, di antaranya adalah peradaban Asia (India dan Cina), Afrika (Mesir dan Mesopotamia), Eropa (Yunani dan Romawi), dan Amerika (Maya, Inca, dan Aztec). Dalam bahasan makalah ini penulis khususkan untuk membahasa peradaban seni barat dan timur. Penjelasan Sukaeni, Abdurachman, Tugiyono (1995) menyebutkan bahwa pusatpusat kebudayaan kuno yang terkenal adalah Mesir, Mesopotamia, Cina dan India (kebudayaan sungai). Yunani dan Romawi memiliki kebudayaan laut. Bangsa Maya, Aztek dan Inca memiliki kebudayaan Indian Amerika (kebudayaan pedalaman). Ada beberapa peradaban lain tapi tidak banyak berinteraksi peradaban barat dan timur tengah ini karena terpisah oleh geografi yang ekstrem. Peradaban Cina tidak banyak berhubungan peradaban awal barat dan timur tengah karena jarak yang jauh dan juga terputus oleh pegunungan Himalaya, gurun Gobi dan hutan rimba Asia. Begitu juga peradaban Afrika, terpisah oleh gurun Sahara, gurun terbesar di dunia. Begitu pula peradaban Amerika, terpisah lautan Atlantik yang luas. Peradaban-peradaban awal di Timur muncul di tepi-tepi sungai besar seperti: Sungai Huang Ho di Cina, Sungai Indus di India, Sungai Nil di Afrika, Sungai Tigris dan Eufrat di Irak. Peradaban yang berasal dari sungai Tigris dan Eufrat bernama Mesopotamia yang artinya diantara sungaisungai, merupakan peradaban tertua di dunia, awal mula peradaban di bumi. Seiring berjalannya waktu, kota-kota disepanjang sungai bersatu dan menamakan dirinya bangsa Sumeria. Disini ditemukan aksara, tembikar, roda, gerobak, sistem bilangan awal. Jika peradaban kuno di Asia dan Afrika memiliki pola umum yaitu merupakan peradaban lembah sungai kegiatan ekonomi yang utama adalah pertanian (agraris) maka peradaban Yunani maupun Romawi akar budaya peradaban Eropa menyimpang dari pola umum tersebut karena faktor alam yang berbeda. Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung sehingga antar wilayah terpisah antara satu yang lain. Tiga puluh persen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Sisanya berupa jazirah yaitu Peloponesos dan Attica. Gununggunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unitunit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Kesatuan politik itu disebut Polis dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya serta tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Tabel 1. Komparasi Seni Barat dan Timur Ditinjau dari Aspek Filsafat, Karya Seni, dan Pembatasan Kultural Aspek Perbandingan Filsafat Seni Barat Filsafat Barat sejak masa Yunani telah menekankan akal budi dan pemikiran yang rasional pusat Seni Timur Filsafat Timur lebih menekankan hati daripada akal budi, sebab hati dipahami Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 67

kodrat. Filsafat Barat menjadikan subyek dan alam obyek sehingga menghasilkan eksploitasi berlebihan atas alam. Filsafat Barat menganggap mengisi hidup bekerja dan bersikap aktif kebaikan tertinggi. Filsafat Barat amat menekankan status individu segala kebebasan yang ia miliki, dan masyarakat tidak bisa menghilangkan status seorang kebebasannya. instrumen yang mempersatuk an akal budi dan intuisi, serta intelegensi dan perasaan. Filsafat Timur menjadikan harmoni antara alam kunci. Manusia berasal alam namun sekaligus menyadari keunikannya di tengah alam. Cita-cita filsafat Timur adalah harmoni, ketenangan, dan kedamaian hati. Filsafat Timur menekankan martabat tetapi penekanan yang berbeda, Karya Seni Arsitektur, patung, lukisan, tembikar, musik, seni sastra, filsafat dan ilmu pengetahuan. Pembatasan Kultural Jalur laut kuno Di daerah Mediterania, disini muncul bangsa Mycenaea, Kreta, Fenisia, Yunani dan Roma. Dari daerah inilah berasal peradaban barat. sehingga ada bukan untuk dirinya melainkan ada di dalam solidaritas sesamanya. Seni lukis, seni patung, seni bangunan (arsitektur), seni kerajinan, seni busana dan lain nya. Jalur darat kuno Daerah antara lain India sampe Mesir. Disini muncul bangsa Mesopotamia, Persia, Arab. Dari sini awal peradaban timur tengah. Rute darat kuno ini yang terkenal jalur sutera. B. PEMBAHASAN 1. Kebudayaan Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat. Dari daerah yang terletak di ujung Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 68

semenanjung Balkan ini, tercipta dan berkembang berbagai hal penting, misalnya demokrasi, alfabet, filsafat, teater, dan ilmu pasti. Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada abad 8-6 SM, hingga tahun 146 SM ketika Romawi menaklukan Yunani setelah Pertempuran Korinthos. Kesenian Yunani mengutamakan keindahan (idelaisme) berdasarkan akal (rasionalisme) dan berpusat pada (humanisme). Kartika (2007: 6) menyebutkan bahwa keindahan (beauty) merupakan pengertian seni yang telah diwariskan oleh bangsa Yunani. Istilah esetika yang kita kenal sekarang ini juga berasal dari bahasa Yunani Kuno. Hal ini ditulis oleh Sumardji dalam kartika (2007:6) bahwa estetika berasal dari bahasa Yunani Kuno aestheton, yang berarti kemampuan melihat lewat penginderaan. Peninggalan karya seni dan seni patung yang bermutu tinggi dibuat berdasarkan pedoman yang dirumuskan pada buku Golden Section. Bangsa Yunani termasuk penganut Polyteisme (banyak Dewa). Diwujudkan bentuk yang cantik dan tampan (Antroforfisme) seperti Dewa Apolo, Dewa Zeus, Dewi Nike, dll. Kebudayaan Yunani diawali dari kebudayaan-kebudayan daerah disekitar laut tengah, yaitu kebudayaan Kreta (Minois), kemudian berkembang hingga mencapai klasiknya. Pada Periode Klasik, budaya Yunani berkembang pesat, dan tersebar ke penjuru Laut Mediterania melalui Kekaisaran Athena, selain juga oleh para pedagang, imigran, dan penakluk dari Yunani. Yunani Klasik sangat berpengaruh terhadap Kekaisaran Romawi, yang pada gilirannya menyebarluaskannya ke seluruh penjuru Mediterania dan Eropa di bawah kekuasaan Romawi. Karena alasan inilah, Yunani Klasik dianggap pondasi bagi peradaban Barat. 2. Kebudayaan India Sejarah India kuno memiliki berbagai macam hasil kebudayaan, antara lain seni lukis, seni patung, seni bangunan (arsitektur), seni kerajinan, seni busana dan lain nya. Karya-karya seni rupa India terutama lukisan sudah ditemui semenjak zaman prasejarah sekitar 5.500 SM. Seni rupa di India muncul seiring perkembangan budaya dan masuknya pengaruh agama. Sebagaimana diketahui karya seni di India tidak semata-mata bertujuan keindahan melainkan ditujukan untuk pemujuan dan memperdalam kehidupan kerohanian. Pengaruh agama seperti Budha, Hindu, dan Islam banyak menjadi insipiarsi seniman dalam berkarya. Dalam mengapresiasi seni rupa India harus dipahami latar belakang agama yang mendasarinya. Karya-karya seni rupa India bersifat simbolis tidak dibuat berdasarkan ekspresi semata. Ada aturanaturan tertentu dalam membuat karya, aturanaturan itu sangat baku seperti proporsinya, bentuk-bentuk, dan warna yang digunakan. Jika terjadi penyimpangan dari aturan maka karya itu dianggap tidak bermanfaat walau karya tersebut indah dan halus (eksperisif). Hal ini tidak lepas dari maksud seni dibuat tidak untuk memuaskan rasa estetis seniman melainkan untuk mempertinggi martabat dewa dan memperdalam rasa keagamaan. Terjadinya berbagai variasi dalam karya disebabkan pengaruh lokal dan perkembangan zaman. Pengaruh agama juga menimbulkan style karya seperti awalnya Budha tidak dibuat dalam bentuk patung figuarif melainkan motif pohon bodhi, telapak kaki, ataupun motif hias roda. Bagian atas candi atau atap pada abad 9 sampai abad 13 dibuat dalam bentuk ujung peluru. Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 69

Aspek Perbandingan Arsitekt ur Seni Barat Kuil Zeus Olympia di Athena Arsitektur meliputi rumah, bangunan suci seperti kuil dan makam, bangunan umum seperti dinding kota, teater, stadion, dan stoa. Melalui penaklukan Alexander Agung, arsitektur menjadi cara yang penting untuk menyebarka n kebudayaan Yunani dan menunjukka n kekuasaan Yunani di daerah taklukan. Umumnya berbentuk Seni Timur Chaitya Arsitektur India yaitu stupa, candi, dan kuil berkaitan agama Budha, Hindu, dan Jaina. Artinya bangunanbangunan itu selain berfungsi untuk tempat pemujaan juga tempat tinggal bikhsu. Komplek stupa selain monumen juga berfungsi tempat pemujaan, di situ ada chaitya dan wihara tempat pertemuan, tempat pemujaan dan Lukisan persegi tiang-tiang besar penyangga. Lukisan dinding yang menggambarka n Perempuan Mykenai Seni lukis berkembang pesat Lukisan Yunani kuno dilukis di dinding (fresco), dekorasi ruangan, seperti mural atau kertas dinding. Orang Minoa amat tertarik pada alam dan mereka senang melukis tanaman serta hewan. sekaligus tempat tinggal bikhsu. Lukisan dinding Padmapani di Gua Ajanta Seni lukis kurang berkembang Banyak dilukis di dinding di gua-gua teknik fresco. Karya-karya lukis dibuat dari filosofi yang dalam, yang anggun dan agung. Bila dilihat dari teknik seni lukis modern maka lukisan sudah sangat maju. Hal ini dapat dilihat sudah adanya pemahaman Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 70

Seni Patung Selain itu, orang Minoa juga suka melukis, misalnya pejabat, kawan, dan budak mereka. Patung Aphrodite Patung meliputi figurin, arca, dan batu nisan. Bahan batu kapur, marmer, logam. Pada Abad pertengahan, patungpatung Yunani kurang dihargai, sehingga banyak patung Yunani perspektif yang dapat dilihat pada bagian tiangtiang bangunan. Stambha Seni patung meliputi teracotta, figurin, Seni patung budha tertua berupa tiang-tiang batu yang disebut stambha atau dharmastamb ha. Tingkat kerumitan yang tinggi pada pahatannya. Patung teracotta berfungsi mainan kuno yang dibakar untuk kemudian dijadikan bahan bangunan. Ciri-ciri: Figur badan penuh: berupa lakilaki muda atletis atau wanita telanjang. Portrait: menunjukka n tandatanda usia atau karakter yang kuat. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik. Peduli naturalisme didasari observasi, seringkali memakai model sungguhan. mengambil objek binatang seperti lembu, burung, gajah, dan badak. Seni patung India diperuntukka n untuk pemujaan (sangat dihargai). Bahan dari batu, logam. Ketika masyarakat Budha masih bersifat Ai- Iconis (tidak mengenal patung media pemujaan), maka Budha hanya diwujudkan dalam bentuk perlambanga n saja, seperti Tahta Budha, Cakra Budha atau Telapak Kaki Budha. Kemudian setelah India mendapat pengaruh dari kesenian Yunani- Romawi, barulah Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 71

Budha diwujudkan dalam bentuk patung ciri ciri masih memperlihatk an gaya seni patung Yunani (Dewi Apolo). Ciri cirinya yaitu: bergaya realis, muka lonjong, rambut bergelomban g dan sikap duduk kaki berjuntai. Dalam perkembanga n selanjutnya seni patung India memperlihatk an ciri khasnya, yaitu raut muka seperti orang India, duduk bersila sikap tangan tertentu yang mengandung atri (Mujra). 3. Analisis Pendapat Filusuf tentang Persamaan dan Perbedaan Seni Barat Timur a. Aristoteles Pendapat para filusuf banyak mengungkap mengenai persamaan dan perbedaan antara seni barat dan timur. Seperti halnya Plato, Aristoteles juga berpendapat bahwa seni itu suatu imitasi atau tiruan (mimesis). Namun pendekatan yang dilakukan Aristoteles lebih imiah. Sumardjo (2000:273) menyebutkan bahwa Aristoteles berpendapat bahwa imitasi disini bukan sekedar reproduksi realitas. Seniman memang meniru realitas, tetapi menyimpang dari dunia pengalaman dan empiris. Seniman memilih sejumlah realitas untuk membangun sebuah gambaran yang memiliki makna. Yang ditiru oleh seniman adalah tingkah laku. Dalam seni barat dan timur banyak diwujudkan dalam hasil karya seni rupa berupa karya patung dan lukisan, didalamnya banyak divisualkan bentuk-bentuk yang menggambarkan tingkah laku. Karya-karya tersebut memiliki makna khusus terutama untuk sarana ritual dan keagamaan. Hal ini mengungkapkan konsep kesamaan di antara seni Barat dan Timur. Aristoteles sendiri mengungkapkan bahwa ciri-ciri lengkap keindahan, baik pada alam maupun karya seni adalah kesatuan atau keutuhan yang dapat menggambarkan kesempurnaan bentuk, tak ada yang berlebih atau berkurang. Sesuatu yang pas dan khas apa adanya. Harmoni atau keseimbangan antar-unsur yang proporsional, sesuai ukurannya yang khas. Kejernihan, bahwa segalanya memberikan suatu kesan kejelasan, terang, jernih, murni, tanpa ada keraguan. Memandang pendapat Aristoteles tentang ciri-ciri keindahan ini dapat dilihat dari visual karya patung jaman Yunani yang berciri perwujudan patung yang utuh. Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang. Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat. Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 72

Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik. Peduli naturalisme didasari observasi, seringkali memakai model sungguhan. Berbeda karya seni timur sebelum mendapat pengaruh Yunani, seni patung India pada saat masyarakat Budha masih bersifat Ai-Iconis (tidak mengenal patung media pemujaan), maka Budha hanya diwujudkan dalam bentuk perlambangan saja, seperti Tahta Budha, Cakra Budha atau Telapak Kaki Budha. Kemudian setelah India mendapat pengaruh dari kesenian Yunani-Romawi, barulah Budha diwujudkan dalam bentuk patung ciri-ciri masih memperlihatkan gaya seni patung Yunani (Dewi Apolo). b. Réne Descartes Langkah pertama dari teori Descartes melalui alasan-alasan metafisika yang cerdik, dia mampu memuaskan dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya "ada" ("Saya berpikir, karena itu saya ada"), dan Tuhan itu ada serta alam di luar dunia pun ada. Pendapat ini mengungkapkan bahwa di seni barat dan timur ada persamaan dalam dalam hal ini. Keberadaan peradaban dari suatu bangsa dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan karya seninya. Seni barat Yunani dan timur India merupakan peradabaan yang sangat maju, pemikiran-pemikiran bangsa-bangsa tersebut dapat terlihat dari peninggalanpeninggalan monumentalis dari beberapa karyanya terutama arsitektur dan seni pahat yang sudah sangat modern dari segi teknik, gaya maupun material yang digunakannnya. Pendapat Descartes yang mengemukakan bahwa Tuhan itu ada serta alam di luar dunia itu ada, sangat jelas persamaannya antara seni barat dan timur. Mereka membuat karya seni sarana rutual dan ibadah, juga simbol penujaan kepada Tuhan dan Dewa- Dewi. Di Yunani misalnya, Kuil dibuat tempat ibadah, patung Dewi Aphrodite dibuat untuk memuja dewi kecantikan dan banyak dibuat patung-patung dewa dewi lain yang mereka anggap Tuhan. Di India terutama karya seninya sangat dipengaruhi oleh unsur agama. Bangunanbangunan dibuat sarana peribadatan, simbol agama, serta sarana penyebaran agama. Yunani dan India sama-sama menganut politheisme yaitu menyembah banyak dewa. Setiap dewa melambangkan kekuatan alam hingga perlu disembah dan dihormati. c. George Wilhelm Friedrich Hegel Pemikiran Hegel yaitu The Philosophy of History / Philosophical History. Semua yang real bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat real. Hegel percaya bahwa sejarah adalah kepastian absolute yang akan diperoleh mengkompromikan perbedaan-perbedaan ke dalam satu sistem integral yang dapat mewadahi segala-galanya. Hegel ingin meleburkan berbagai perbedaan dalam sistem metafisiknya ke dalam satu sintesis universal, yakni Aufhebung. Aufhebung ini dapat berupa apa saja: Negara, Masyarakat, Pasar, atau institusi apa pun yang merupakan kompromi dari perbedaan-perbedaan. Hegel membayangkan adanya suatu sistem yang secara metafisik dapat memayungi segala anasir yang berbeda dan merangkulnya menjadi satu. Penalaran dialektis Hegel ini melihat perbedaan ancaman yang harus ditanggulangi mengintegrasikannya ke dalam suatu pola yang koheren dan stabil. Dalam pandangan Hegel, kemungkinan-kemungkinan direpresi sedemikian rupa menyajikan gambaran yang sepenuhnya pasti tentang masa depan. Hegel sendiri memandang filsafat dan metafisika haruslah memberi kepastian kepada modern. Kepastian ini diperlukan agar mereka dapat melangkah menuju masa depan langkah yang tepat dan terukur. Contohnya dalam hal ini terdapat pada seni barat karena pola dari Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 73

sebuah peradaban dan kerajaan adalah penaklukan, konsolidasi, ekspansi, degenerasi, ditaklukan kembali. Merunut dari sejarah masa lalu, bangsa yang memenangkan daerah taklukan kembali meneruskan sejarah peradabadan masa lalu dari wilayah taklukan. Mereka mengkompromikan perbedan-perbedaan yang ada membuat suatu peradaban baru, atau menambahkan peradaban mereka sehingga saling lengkap melengkapi. C. SIMPULAN Karya seni yang dihasilkan di barat dan timur hampir memiliki kesamaan. Arsitektur, seni pahat, lukisan serta kriya dihasilkan dari kedua peradaban. Tetapi dari segi bentuk, gaya dan terutama dari segi fungsi sedikit berbeda satu sama lain. Seni barat lebih mengedepankan rasional dalam setiap kemunculan karyanya. Sedangkan seni timur sangat dipengaruhi oleh agama. Karya seni di timur dibuat sarana ibadah dan ritual keagamaan sehingga sangat diperhatikan dalam proses penciptaan karya karena ada aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi untuk menghormati dewa dan memperdalam keagamaan. Walaupun di barat agama juga termasuk tetapi alasan agama kurang dalam setiap karya seni yang dihasilkan. Ia hanya karya seni semata yang sewaktu-waktu dapat dihancurkan. Bahkan patung-patung monumental yang dipuja dapat mudah dilebur. Kesenian barat mengutamakan keindahan (idelaisme) berdasarkan akal (rasionalisme) dan berpusat pada (humanisme). Peradaban seni barat dimulai Jalur laut kuno sedangkan peradaban seni timur dimulai dari jalur darat kuno (jalur sutera). Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat secara rasional masih lebih menonjol daripada agama. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitasuniversitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno. Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Budaya Timur lebih mendorong orang untuk menghayati diri bagian dari alam dalam kesatuannya alam, sedangkan budaya Barat menghadapi alam objek yang bila dikuasai dan dimanfaatkan. Tujuan utama berfilsafat adalah menjadi bijaksana dan menghayati kehidupan, dan untuk itu pengetahuan harus disertai moralitas. DAFTAR PUSTAKA Kartika, DS. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains. Sukaeni, E., Abdurachman, O., & Tugiyono. (eds). (1995). Sejarah SLTP Kelas 1 Caturwulan 1,2 dan 3. Bandung: Penerbit Djatnika. Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB. Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 2, Desember 2018, ISSN: 2620-8598 74