Perbedaan pendapat dan sudut pandang dalam menyikapi sebuah permasalahan merupakan faktor penyebab

Dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan pendapat sudah menjadi hal yang lumrah untuk kita temui, baik saat sedang berkomunikasi dengan teman sebaya, orang tua, dan guru di kelas. Sama hal nya dengan orang tua dan anak, walaupun Anda dan anak-anak Anda sangat erat hubungannya, Anda tidak bisa memastikan bahwa pendapat Anda dengan mereka akan selalu sama. Lantas bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat dengan anak?

Sebelum membahas tentang cara yang tepat dalam menyikapi perbedaan pendapat dengan anak, sebaiknya kita terlebih dulu membahas apa yang dimaksud dengan perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat merupakan saat di mana seseorang mengalami perbedaan pendapat atau argumen ketika sedang berdiskusi, biasanya perbedaan pendapat ini kerap kali terjadi ketika sedang ada kerja kelompok, presentasi tugas, berdiskusi dengan keluarga, teman dan orang lain untuk menyelesaikan masalah. Istilah perbedaan pendapat ini sudah ada sejak lama, tetapi permasalahan ini masih sering terjadi sampai saat ini dan tidak bisa sepenuhnya dibiarkan begitu saja karena akan berdampak buruk ketika dibiarkan begitu saja.

Beberapa penyebab mengapa perbedaan pendapat sering kali terjadi antara orang tua dengan anak yang harus Anda tahu yaitu:

Penyebab Munculnya Perbedaan Pendapat Antara Orang Tua dengan Anak

Kita tidak bisa memastikan bahwa argumen atau pendapat setiap orang akan selalu sama di setiap harinya. Begitu juga dengan yang akan terjadi pada Anda dengan anak-anak Anda di kemudian hari. Akan ada momen  di mana Anda akan menemukan perbedaan pendapat ketika sedang berkomunikasi dengan anak. Apabila dipikir-pikir dengan baik, perbedaan pendapat bukanlah permasalahan yang besar, tetapi yang harus Anda tahu bahwa tidak jarang pula orang-orang bertengkar karena adanya perbedaan pendapat, baik bertengkar dalam skala biasa saja sampai menimbulkan permasalahan yang lebih besar lagi. Namun, saat ini Anda harus mengetahui apa sih yang menyebabkan munculnya perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak. Saat ini Anda harus mengetahui apa sih yang menyebabkan munculnya perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak. Berikut penjelasannya.

1. Orang Tua Masih Bingung Dalam Memperlakukan Anaknya yang Sudah Dewasa

Karena sudah terbiasa mengurus anak-anaknya saat masih bayi hingga beranjak dewasa, kerap kali orang tua sering lupa bahwa anaknya sudah tumbuh menjadi seseorang yang sudah dewasa. Sebagai orang tua tentunya Anda sudah terbiasa dan akan ada momen di mana Anda menganggap bahwa anak-anak Anda masih belum dewasa dan belum sanggup menghadapi kejamnya dunia di luar sana. Memang terdengar tidak bagus, tetapi alasan Anda memperlakukan anak Anda layaknya anak kecil yaitu karena Anda masih dan akan selalu menyayangi mereka. Itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang yang bisa Anda berikan. Namun, sikap Anda yang seperti ini sering kali membuat anak-anak Anda kesal dan tidak bebas.

2. Orang Tua Hanya Ingin Melindungi Anaknya

Sebagai orang tua tentunya Anda memiliki naluri untuk melindungi anak-anak Anda selalu, sehingga tidak jarang Anda akan merasa khawatir berlebihan ketika jauh dengan anak-anak. Anda sering merasa takut ketika anak-anak Anda berada di tempat yang jauh mereka akan merasa tersakiti dan tidak bisa merawat dirinya dengan baik. Anda akan merasa takut ketika mereka sedang sakit dan Anda tidak ada di sisi mereka untuk merawatnya.

3. Memiliki Ketakutan yang Besar Mengenai Pergaulan Anaknya

Orang tua sering kali mengucapkan kata “tidak” ketika anak-anak mereka sedang meminta izin untuk pergi ke suatu tempat dan bermain dengan teman-temannya. Orang tua cenderung memiliki pemikiran yang negatif terhadap pergaulan dan lingkar pertemanan anak-anaknya. Apabila dipandang dari sudut pandang anak, bisa dikatakan bahwa sikap Anda sangat keterlaluan dan mengekang mereka. Namun, apabila dipandang berdasarkan sudut pandang orang tua, perlakuan tersebut adalah simbol cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya yang mana mereka tidak ingin mereka jatuh di lubang yang namanya penyesalan karena salah bergaul.

4. Sering Lupa Bahwa Orang Tua dan Anak Tumbuh di Zaman yang Berbeda

Perkembangan zaman selalu berbuah dari tahun ke tahun. Hal inilah yang kerap kali sering menjadi faktor terjadinya pertengkaran antara orang tua dengan anak. Orang tua sering kali lupa bahwa mereka dan anak-anaknya tumbuh di zaman yang berbeda. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk tahu bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat dengan anak.

5. Karena Takut Kehilangan

Kasih sayang orang tua dengan anaknya begitu besar dan tulus. Maka bisa dipastikan bahwa setiap orang tua selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dan memastikan anak-anaknya akan merasa aman dan nyaman di luar sana, walaupun mereka tahu bahwa anak-anaknya sudah tumbuh dewasa. Namun, bagi orang tua, anak-anaknya tetaplah seperti anak kecil yang butuh perlindungan. Anda hanya merasa takut merasa kehilangan anak-anak Anda.

Setelah mengetahui penyebab munculnya perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak, ada baiknya Anda juga mengetahui bagaimana cara menyikapi terjadinya perbedaan pendapat dengan anak. Simak penjelasan di bawah ini.

Cara Tepat Dalam Menyikapi Perbedaan Pendapat dengan Anak

1. Berkomunikasi

Salah satu faktor terbesar dari munculnya permasalahan, baik antara orang tua dengan anak, pasangan dan keluarga yaitu minimnya komunikasi. Tidak jarang seseorang akan bertengkar ketika adanya selisih paham dan perbedaan pendapat. Dalam permasalahan ini, kita sering menemukan fakta bahwa orang tua selalu menganggap bahwa ucapan, pendapat dan apa yang mereka inginkan selalu menjadi yang terbaik dan harus dilakukan anak-anaknya. Misalnya seperti ketika Anda dan anak-anak Anda sedang berdiskusi tentang pendidikan anak, Anda berpikir bahwa pilihan Anda yang terbaik dan cocok buat anak-anak, tetapi berbeda dengan mereka, mereka berpikir bahwa Anda terlihat egois dan tidak bisa memberikan mereka kesempatan dalam memilih untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, ada baiknya ketika Anda hendak melakukan dan memutuskan sesuatu, komunikasikanlah terlebih dulu dengan anak-anak Anda untuk mengantisipasi munculnya konflik.

2. Mawas Diri

Walaupun Anda adalah orang tua, tidak masalah bagi Anda untuk mawas diri atau intropeksi diri. Manusia adalah makhluk yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga dengan orang tua yang mana bisa melakukan kesalahan. Oleh karena itu, ketika terjadi perbedaan pendapat, ambil waktu sejenak dan pikirkan apakah pendapat Anda sudah benar adanya atau tidak, sehingga Anda bisa mengetahui dengan baik apa yang sebenarnya terbaik untuk dilakukan.

3. Tidak Boleh Mudah Tersinggung atau Marah

Sebagian orang tua akan merasa tersinggung atau marah ketika anak sedang memberikan kritik atau sebuah masukan kepadanya. Orang tua cenderung berpikir bahwa mereka telah diajari oleh anak-anaknya sendiri. Padahal Anda tidak seharusnya berpikir seperti demikian, anak-anak melakukan itu sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang, seperti Anda yang sedang memberikan masukan kepada anak-anak Anda. Ada baiknya Anda bersikap terbuka ketika sedang berdiskusi, jangan ingin menang sendiri dan menutup akses anak untuk berpendapat.

Itulah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat antara anak dengan orang tua dan bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat dengan anak. Pada dasarnya, setiap orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, sehingga tidak jarang munculnya perbedaan pendapat. Bersikaplah bijaksana dan santai ketika sedang mengalami permasalahan seperti itu, ya.

Hal yang sama berlaku pada setiap anggota keluarga. Setiap orang berhak memiliki pandangannya sendiri. Jika Anda terus memaksakan sudut pandang dan tidak menghargai ruang pribadi orang lain, perbedaan pendapat dalam keluarga cepat atau lambat akan memicu konflik.

4. Mengabaikan isu perbedaan yang tidak diperlukan

Saat Anda berselisih paham dengan anggota keluarga, pikirkan kembali apakah perdebatan tersebut memang diperlukan. Hindari memperdebatkan masalah kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus beradu pendapat dengan nada tinggi.

Waktu dan energi yang Anda habiskan untuk berdebat dapat digunakan untuk hal lain yang lebih berguna. Misalnya, melakukan kegiatan menyenangkan bersama seluruh anggota keluarga untuk mempererat ikatan emosional satu sama lain.

5. Mengakhiri pembicaraan

Jika nada bicara mulai meninggi, semua orang memaksakan kehendak, dan perbedaan pendapat dalam keluarga menimbulkan suasana negatif, ini saatnya mengakhiri pembicaraan. Anda bisa kembali ke prinsip awal, yaitu sepakat untuk tidak sepakat. Setuju bahwa ada perbedaan.

Perhatikan gestur dan nada bicara Anda saat mengakhiri pembicaraan. Jangan memotong perkataan orang lain yang dapat membuatnya tersinggung. Cobalah mengatakan, “Saya baru menyadari hal itu. Coba saya pikirkan dahulu.”

Perbedaan pendapat dan argumen dalam keluarga tak selalu berarti buruk. Malah, ini merupakan pelajaran baru yang berharga bagi setiap anggota keluarga. Terutama bagi anak-anak yang sedang giat mencontoh sikap orang dewasa.

Pada akhirnya, keluarga adalah orang-orang terdekat yang paling bisa memahami satu sama lain. Perbedaan pendapat tak semestinya memecah-belah hubungan keluarga yang telah terjalin erat.