Penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan karena alveolus penuh cairan disebut

Penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan karena alveolus penuh cairan disebut

Penyakit

Pneumonia atau yang lebih dikenal dengan istilah paru-paru basah, merupakan peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru. Peradangan tersebut menyebabkan alveolus (kantong udara) terisi oleh cairan. Akibatnya paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik.

Pada beberapa kasus, pasien yang memiliki tingkat kekebalan tubuh yang rendah bisa terkena komplikasi berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah. Kondisi ini berpotensi menyebabkan kegagalan pada fungsi organ tubuh. Biasanya ditandai dengan abses paru hingga terdapat nanah.

Selain itu, peradangan yang tak segera diobati dapat menimbulkan terbentuknya cairan peradangan, yang kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung paru. Jika sudah demikian, harus dilakukan prosedur pengeluaran cairan oleh dokter.

Penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan karena alveolus penuh cairan disebut

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap organ paru, untuk mendengarkan apakah ada suara yang tidak normal saat Anda bernapas. Ada juga beberapa pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan, seperti:

  • Rontgen dada
    Pemeriksaan ini membantu dokter untuk mendeteksi pneumonia dan menentukan lokasi infeksi yang menyebabkan penyakit tersebut timbul.
  • Pemeriksaan darah
    Bisa dilakukan untuk melihat adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih.
  • Pemeriksaan denyut nadi
    Cara ini digunakan untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, dan bisa digunakan untuk menentukan separah apa pengaruh pneumonia terhadap pertukaran udara di sistem pernapasan.
  • Tes dahak
    Dahak akan dianalisis untuk melihat kuman yang menyebabkan infeksi pada paru.

Pneumonia biasanya diawal dengan gejala-gejala tertentu terlebih dahulu. Berikut ini gejala-gejala yang biasanya muncul:

• Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.• Batuk tidak berdahak, ataupun berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.• Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.• Mual, muntah, dan diare.• Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.

• Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.

Jika mendapati anggota keluarga mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi napas, segeralah bawa ke rumah sakit. Dengan demikian dapat dilakukan untuk penanganan yang tepat.

Dokter akan melakukan penanganan terhadap pneumonia dengan cara sebagai berikut:

  • Terapi kausal
    Terapi ini dilakukan dengan cara pemberian obat antibiotik atau obat antijamur.
  • Terapi suportif umum
    Penanganan ini disesuaikan dengan keadaan pasien, misalnya ketika pemberian terapi oksigen.
  • Terapi inhalasi
    Dengan cara menyalurkan obat langsung ke paru-paru, terapi ini sangat bermanfaat pada kondisi pasien yang membutuhkan pengobatan segera. Terapi ini dapat menghindari efek samping yang berkelanjutan, mengencerkan dahak yang kental dan kekuningan, serta mengatasi infeksi.
  • Fisioterapi dada

Cara ini dilakukan untuk mempermudah proses pengeluaran dahak dari paru.

Meningkatkan daya tahan tubuh sangat penting untuk menghindarkan diri dari pneumonia. Karena itu, jagalah kebersihan diri dengan menerapkan hal-hal berikut dalam keseharian:

• Rajin mencuci tangan• Mengenakan masker ketika pergi ke tempat umum

• Berolahraga secara teratur

Pneumonia disebabkan oleh berbagai mikroorganisme. Beberapa di antaranya adalah bakteri (S. Penumonia, H, influenza, S. aureus, P. aeruginosa, M. tuberculosis, M. kansasii, dan sebagainya), jamur (P. carinii, C. neoformans, H. capsulatum, C. immitis, S. fumigatus, dan sebagainya), protozoa, serta virus (CMV dan herpes simpleks).

Selain itu, ada beberapa penyebab langsung yang juga dapat memicu pneumonia, seperti:

• Kebiasaan merokok• Jantung kronik• Diabetes melitus• Kelemahan struktur organ pernapasan

• Penurunan tingkat kesadaran

Kuman yang menyebabkan pneumonia biasanya berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh:

• Interaksi pasien yang kemudian menyebabkan infeksi• Bagaimana cara terjadinya infeksi• Gangguan sistem kekebalan tubuh• Adanya penyakit kronik• Polusi lingkungan

• Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai

Penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan karena alveolus penuh cairan disebut

Klikdokter

Halodoc, Jakarta - Meski sama-sama menyerang paru-paru, mungkin masih ada yang keliru membedakan antara edema paru dan pneumonia. Kedua gangguan paru-paru ini sesungguhnya memiliki perbedaan.

Edema paru merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan gejala sulit bernapas akibat terjadinya penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru (alveoli). Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba maupun berkembang dalam jangka waktu lama.

Saat kondisi normal, udara akan masuk ke dalam paru-paru ketika bernapas. Sementara itu, ketika kondisi edema paru, paru-paru justru terisi oleh cairan. Akibatnya, oksigen yang dihirup pun tidak mampu masuk ke paru-paru dan aliran darah.

Edema Paru, Pengidap Lebih Cepat Lelah

Pada kondisi edema paru kronis yang bersifat jangka panjang, biasanya pengidap akan merasa lebih cepat lelah yang ditandai dengan lebih sering merasa sesak dibanding dengan biasanya. Sesak napas akan lebih terasa ketika pengidap sedang melakukan aktivitas fisik dan berbaring. Gejala edema paru kronis juga dapat disertai dengan suara napas tersumbat yang khas saat menghembuskan napas (mengi), terbangun pada malam hari saat tidur, peningkatan berat badan yang cepat, serta bengkak pada kedua tungkai.

Sementara itu pada edema paru akut, pengidap akan mengalami gejala sesak napas yang menyerang secara tiba-tiba hingga menyebabkan pengidapnya seakan-akan merasa tercekik atau tenggelam. Mereka akan terlihat cemas atau ketakutan dengan mulut megap-megap karena berusaha keras mendapatkan oksigen. Selain itu, pengidapnya akan mengalami palpitasi atau peningkatan detak jantung secara cepat dan tidak teratur, disertai batuk berdahak yang berbusa dan bercampur darah. Apabila edema paru akut ini terjadi akibat penyakit jantung, gejala nyeri dada juga dapat dirasakan.

Terdapat beberapa macam penyebab edema paru, biasanya berhubungan dengan gangguan jantung. Namun, edema paru juga dapat terjadi tanpa gangguan jantung. Fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh dari bagian rongga jantung yang disebut ventrikel kiri. Ventrikel kiri mendapat darah dari paru-paru, yang merupakan tempat pengisian oksigen ke dalam darah untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Darah dari paru-paru, sebelum mencapai ventrikel kiri, akan melewati bagian rongga jantung lainnya, yaitu atrium kiri.

Edema paru yang disebabkan gangguan jantung terjadi akibat ventrikel kiri tidak mampu memompa masuk darah dalam jumlah yang cukup, sehingga tekanan di dalam atrium kiri, serta pembuluh darah di paru-paru meningkat. Peningkatan tekanan in kemudian menyebabkan terdorongnya cairan melalui dinding pembuluh darah ke dalam alveoli.

Pneumonia atau Paru-paru Basah

Pneumonia dikenal juga dengan istilah paru-paru basah merupakan infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantung-kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada pengidap pneumonia, sekumpulan kantung-kantung udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, pengidap mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil.

Penyebab utama pneumonia adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Itulah sebabnya penyakit pneumonia sangat mudah ditularkan melalui udara. Biasanya, penularannya terjadi ketika seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.

Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh lain. Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.

Peluang kamu pun semakin besar untuk terkena penyakit pneumonia ini, jika kamu memiliki beberapa faktor risiko tertentu. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit pneumonia di antaranya adalah:

Selain kamu harus terus waspada akan kedua penyakit ini, sebaiknya selalu tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai gejala penyakit yang tidak kamu kenali. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca juga: