Penerapan dari sifat koligatif larutan tekanan osmosis adalah

Penerapan Sifat Koligatif – Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada kosentrasi partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenisnya.

Adapun sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih serta tekanan osmotik.

Apa Saja Penerapan Sifat Koligatif?

Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmotik memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, ilmu pengetahuan dan industri. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari.

PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP

1. Kolam Apung

Contoh dari penurunan tekanan uap yaitu terdapat pada Laut Mati. Laut Mati terletak di daerah gurun yang sangat panas dan juga kering, yaitu antara Yordania dan Palestina serta tidak berhubungan dengan laut bebas.

Laut Mati memiliki kadar garam sangat tinggi, yaitu 32% sementara kadar garam rata-rata air laut hanya 3%. Kosentrasi zat terlarut di dalamnya semakin tinggi hingga sulit menguap. Akibatnya, terjadilah penurunan tekanan uap.

Jika seseorang berenang di Laut Mati tidak akan tenggelam karena kosentrasi zat terlarutnya sangatlah tinggi.

Penerapan prinsip yang sama dengan Laut Mati juga dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia berupa kolam apung. Misal kolam apung Atlantis Water Adventure di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.

2. Mendapatkan Benzena Murni

Bahan bakar untuk pesawat terbang yaitu bernama avgas (aviation gasoline) atau yang lebih dikenal dengan nama bensol. Nama lain dari bensol ialah benzena. Benzena merupakan kandungan alami dari minyak bumi. Benzena biasanya tercampur dengan toluena yang akan membentuk larutan benzena-toluena.

Untuk mendapatkan benzena murni yaitu menggunakan pemisahan campuran dengan cara distilasi bertingkat, mengguakan prinsip berbedaan tekanan uap antara zat pelarut dengan zat terlarut.

PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU

1. Membuat Campuran Pendingin sebagai Bahan Pembuat Es Puter

Campuran pendingin adalah larutan yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 derajat Celcius. Campuran pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es puter. Campuran pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai garam ke dalam air.

Sebagai contoh, campuran pendingin dalam pembuatan es krim dibuat dari campuran garam dapur dengan kepingan es batu dalam bejana. Pada campuran tersebut, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun.

2. Membuat Zat Anti Beku pada Radiator Mobil

Pada daerah yang beriklim dingin, air radiator di kendaraan mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, radiator kendaraan akan cepat rusak. Oleh karena itu, ditambahkanlah etilen glikol sebagai zat anti beku ke dalam air radiator.

3. Mencairkan Salju di Jalan Raya

Di daerah yang mengalami musim salju, setiap terjadi hujan salju maka jalanan akan dipenuhi es salju. Lapisan salju di jalan raya tersebut dapat mengakibatkan kendaraan tergelincir sehingga perlu dibersihkan. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, semakin banyak pula salju yang mencair.

4. Antibeku dalam Tubuh Hewan

Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku untuk bertahan hidup.

Darah ikan-ikan laut mengandung zat antibeku yang mampu menurunkan titik beku air hingga 0,8 derajat Celcius. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan pada musim dingin yang suhunya mencapai 1,9 derajat Celcius. Zat antibeku dalam tubuh ikan tersebut dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.

5. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)

Pengakuan sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada kosentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut serta nilai penurunan titik bekunya maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.

PENERAPAN TEKANAN OSMOTIK

1. Membuat Cairan Fisiologis

Larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik.

Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmotik, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.

2. Membasmi Keaong Mas

Garam dapur (NaCl) yang ditaburkan pada tubuh keong mas mampu menyerap air yang ada pada jaringan tubuh sehingga keong mas akan kekurangan air dalam tubuhnya. Oleh karena itu, garam dapur juga digunakan untuk membasmi binatang lunak seperti keong mas.

3. Pengawet Makanan

Garam dapur dapat membunuh mikroba penyebab busuknya makanan. Oleh karena itu, garam dapur dapat digunakan sebagai bahan mengawetkan makanan seperti ikan.

4. Pembuat Obat Tetes Mata

Cairan obat tetes mata dibuat hingga mendekati isotonis terhadap cairan mata. Hal ini agar obat tetes mata dapat diterima oleh mata tanpa rasa nyeri dan tidak menyebabkan keluarnya air mata yang dapat mencuci keluar obat tersebut dari mata. Beberapa larutan obat mata perlu dibuat hipertonik terhadap cairan mata untuk meningkatkan daya serap sehingga mempercepat efek obat.

5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman

Tanaman menyerap air tanah melalui akar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sel-sel penyusun akar tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga kosentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.

6. Pengolahan Air Limbah

Air limbah yang mengandung zat-zat pencemar lingkungan dihubungkan dengan cairan hipertonis melalui membran semipermebel. Akibatnya, kandungan air dalam air limbah mengalami osmosis ke cairan hipertonis. Dengan demikian, zat-zat pengotor yang mulanya terlarut dalam air limbah tertinggal dan dapat diolah lebih lanjut.

7. Mesin Cuci Darah

Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi yang bernama cuci darah. Terapi cuci darah menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lainnya, kemudian dibuang. Membran tidak dapat dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.

8. Pengawetan Selai

Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada proses pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata berperan penting dalam proses pengawetan, karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan botulisme. Botulisme adalah sebuah kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri Clostridium Botulinum. Bila sel bakteri berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel akan cenderung untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini kemudian yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel bakteri tersebut mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi.

Baca Juga : 9 Hasil Penyulingan Minyak Bumi

Sekian pembahasan materi tentang penerapan sifat koligatif dari Synaoo.com. Semoga pembahasan penerapan sifat koligatif dapat bermanfaat bagi sobat Synaoo.

Selamat Belajar !!!

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Halo teman teman, kalian tau ga sih kalo sifat koligatif itu bermacam macam? Apakah sifat koligatif tersebut ada dalam kehidupan sehari hari? Bagaimana penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari hari? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk kita simak artikel ini sampai tuntas!

Pasti kalian sudah tau kan sifat koligatif itu apa? Jadi, sifat koligatif adalah sifat sifat fisik larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenisnya, yang meliputi : Penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih dan tekanan osmotik.

Nah.. pada jenis jenis di atas, kali ini kita akan membahas lebih eksplisit mengenai tekanan osmotik.

Apa Itu Tekanan Osmotik?

Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut. Dengan kata lain, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis.

Nah.. jika kalian sudah paham dari penjelasan di atas mengenai pengertian tekanan osmotik, yuk langsung kita cari tau penerapan tekanan osmotik dalam kehidupan sehari hari.

  • Terasa haus saat makan makanan asin.

Kalian pasti pernah kan merasakan haus saat memakanan makanan asin? Hal ini terjadi karena garam adalah zat terlarut dan setelah kita banyak mengkonsumsi garam, sel kita menjadi terkonsentrasi dengan garam, hal ini yang memicu proses rasa haus.

  • Dapat membantu mengawetkan makanan.

Hallo gengsss siapa disini yang ga tau acar dan selaii?? Waduhhh pasti sudah pada tau dong yaa.. inilah alasanya mengapa kita bisa menikmati acar dan selai untuk waktu yang lebih lama tanpa takut rusak. Hal ini merupakan proses osmotik yang di mana keduanya mengandung garam dan gula dalam proporsi tinggi, berfungsi sebagai pengawet alami untuk buah dan sayuran. Penggunaan garam dan gula yang tinggi menyebabkan hipertonik terhadap sel bakteri menyebabkan sel bakteri kehilangan air.

  • Dapat membunuh keong atau siput.

Ada yang tau ga? Ternyata menaburi garam pada siput merupakan salah satu proses osmotik loh.. kok bisa yaa?? Karena Siput memiliki kandungan air di dalam tubuhnya, kulit siput sangat mudah untuk ditembus oleh partikel. Ketika garam mengenai tubuh siput, garam itu akan tercampur dengan lendir yang keluar dari kulit siput. 

Larutan itu memiliki kandungan garam lebih tinggi dibandingkan cairan yang ada di dalam tubuh siput. Nah, kalau siput terkena terlalu banyak garam, maka air dari sel kulitnya bisa keluar dalam jumlah banyak sehingga menyebabkan siput Kekurangan cairan atau dehidrasi bisa menyebabkan siput mati.

Saat kita berenang atau mandi pasti kalian pernah mengalami jari-jari menjadi keriput. Pristiwa tersebut karena proses osmosis. Kulit jari-jari kita menyerap air dan mengembang atau membengkak, sehingga mengakibatkan jari jari menjadi keriput..