Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Struktur kimia dari metana, alkana yang sangat sederhana

Alkana (juga dinamakan dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum sebagai alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang sangat sederhana adalah metana dengan rumus CH4. Tidak hadir batas berapa karbon yang mampu terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom jumlah atom karbon yang mulia, bisa semakin dari 10 atom karbon.

Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah kumpulan dari atom karbon yang terangkai dinamakan juga dengan rumus kerangka. Secara umum, jumlah atom karbon dipergunakan sebagai mengukur berapa mulia ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).

Gugus alkil, kebanyakan disingkat dengan simbol R, adalah gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, misalnya adalah metil atau gugus etil.

Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan mempunyai perkara biologi sedikit.

Klasifikasi struktur

Hidorkarbon tersaturasi mampu berupa:

  • lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa hadir cabang
  • bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya mempunyai cabang-cabang
  • siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya bertemu sehingga membentuk suatu siklus.

Menurut ciri utama dari IUPAC, 2 golongan pertama di atas dinamakan alkana, sedangkan golongan yang ketiga dinamakan dengan sikloalkana.[1] Hidrokarbon tersaturasi juga mampu membentuk gabungan ketiga macam rantai diatas, misalnya linear dengan siklik membentuk polisiklik. Senyawa seperti ini sedang dinamakan dengan alkana (walaupun tidak mempunyai rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak seperti siklus).

Keisomeran

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

C4-alkana dan -sikloalkana yang berbeda-beda (kiri ke kanan): n-butana dan isobutana adalah 2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana adalah 2 isomer C4H8.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tidak mempunyai isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak mempunyai isomer.

Alkana dengan 3 atom karbon atau semakin mampu disusun dengan banyak macam perkara, membentuk isomer struktur yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah bagian, mirip dengan anagram kimia, tapi berlainan dengan anagram, isomer mampu mengandung jumlah komponen dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia mampu disusun berbeda-beda strukturnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka ragam. Isomer sangat sederhana dari sebuah alkana adalah ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa hadir cabang. Isomer ini dinamakan dengan n-isomer (n sebagai "normal", penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Walaupun begitu, rantai karbon mampu juga bercabang di banyak letak. Kemungkinan jumlah isomer akan meningkat tajam ketika jumlah atom karbonnya semakin mulia.Contohnya:

Tata nama

Tata nama IUPAC sebagai alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon. Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai sistematis dengan imbuhan belakang "-ana".[2]

Rantai karbon lurus

Alkana rantai karbon lurus kebanyakan dikenalo dengan awalan n- (singkatan dari normal) ketika tidak hadir isomer. Walaupun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang berlainan. Misalnya n-heksana atau 2- atau 3-metilpentana.

Bagian dari rantai lurus ini adalah:

  • Metana, CH4 - 1 karbon dan 4 hidrogen
  • Etana, C2H6 - 2 karbon dan 6 hidrogen
  • Propana, C3H8 - 3 karbon dan 8 hidrogen
  • Butana, C4H10 - 4 karbon dan 10 hidrogen
  • pentana, C5H12 - 5 karbon dan 12 hidrogen
  • heksana, C6H14 - 6 carbon dan 14 hidrogen

Mulai dengan jumlah karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan jumlah yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Misalnya selang lain adalah pentana, heksana, heptana, dan oktana.

Rantai karbon bercabang

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Model dari isopentana (nama umum) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)

Sebagai memberi nama alkana dengan rantai bercabang dipergunakan langkah-langkah berikut:

  • Cari rantai atom karbon terpanjang
  • Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
  • Beri nama pada cabang-cabangnya

Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai utama. Misalnya adalah 2,2,4-trimetilpentana yang dinamakan juga isooktana. Rantai terpanjangnya adalah pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada karbon nomor 2, 2, dan 4.

Perbedaan tatanama sebagai 3 isomer C5H12
Nama umum/trivialn-pentanaisopentananeopentana
Nama IUPACpentana2-metilbutana2,2-dimetilpentana
Struktur
Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?
Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?
Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Alkana siklik

Sikloalkana adalah hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai karbonnya membentuk cincin.

Sikloalkana sederhana mempunyai awalan "siklo-" sebagai membendakannya dari alkana. Penamaan sikloalkana diamati dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya, misalnya siklopentana (C5H10) adalah sikloalkana dengan 5 atom karbon seperti pentana(C5H12), hanya saja pada siklopentana kelima atom karbonnya membentuk cincin. Hal yang sama berjalan sebagai propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dan lain-lain.

Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi - cincin sikloalkananya tetap hadir, dan substituennya dinamai berlandaskan dengan posisi mereka pada cincin tersebut, pemberian nomornya mengikuti aturan Cahn-Ingold-Prelog.[3]

Nama-nama trivial

Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana adalah "parafin." Nama trivial dari senyawa-senyawa ini kebanyakan diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial dipergunakan sebelum hadir nama sistematik, dan sampai masa ini sedang dipergunakan karena penggunaannya familier di industri.

Mampu nyaris ditetapkan sekiranya nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai bercabang dinamakan isoparafin. Penggunaan kata "paraffin" sebagai sebutan secara umum dan seringkali tidak membedakan selang senyawa murni dan campuran isomer dengan rumus kimia yang sama.

Beberapa nama ini dipertahankan oleh IUPAC

Ciri-ciri fisik

Tabel alkana

AlkanaRumusTitik didih [°C]Titik lebur [°C]Massa jenis [g·cm3] (20 °C)
MetanaCH4-162-183gas
EtanaC2H6-89-172gas
PropanaC3H8-42-188gas
ButanaC4H100-138gas
PentanaC5H1236-1300.626 (cairan)
HeksanaC6H1469-950.659 (cairan)
HeptanaC7H1698-910.684 (cairan)
OktanaC8H18126-570.703 (cairan)
NonanaC9H20151-540.718 (cairan)
DekanaC10H22174-300.730 (cairan)
UndekanaC11H24196-260.740 (cairan)
DodekanaC12H26216-100.749 (cairan)
IkosanaC20H4234337padat
TriakontanaC30H6245066padat
TetrakontanaC40H8252582padat
PentakontanaC50H10257591padat
HeksakontanaC60H122625100padat

Titik didih

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan °C.

Senyawa alkana merasakan gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya. Semakin mulia gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya, maka semakin tinggi titik didihnya.[4]

Hadir penentu lain sebagai menentukan berapa kekuatan gaya van der Waals:

  • jumlah elektron yang mengelilingi molekul, yang jumlahnya akan meningkat seiring dengan berat molekul alkana
  • lapang permukaan molekul

Dengan temperatur dan tekanan standar, senyawa alkana dari CH4 sampai C4H10 berwujud gas; C5H12 sampai C17H36 berwujud cairan; dan C18H38 ke atas berwujud padat. Karena titik didih alkana ditentukan oleh beratnya, maka bukanlah suatu hal yang jarang hadir sekiranya titik didih alkana berbanding lurus dengan massa molekulnya. Titik didih alkana akan meningkat anggaran 20–30 °C sebagai setiap 1 atom karbon yang ditambahkan pada rantainya.[4]

Alkana rantai lurus akan memiliki titik didih yang semakin tinggi daripada alkana rantai bercabang karena lapang permukaan kontaknya semakin mulia, maka gaya van der Waals antar molekul juga semakin mulia. Misalnya adalah isobutana (2-metilpropana) yang titik didihnya -12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik didihnya 0 °C. Contoh lainnya adalah 2,2-dimetilbutana yang bertitik didih 50 °C dan 2,3-dimetilbutana bertitik didih 58 °C.[4] Hal ini diakibatkan karena 2 molekul 2,3-dimetilbutana mampu saling berikatan semakin baik daripada 2,2 dimetilbutana yang berwujud salib.

Konduktivitas dan kelarutan

Alkana tidak menghasilkan listrik dan tidak mampu dipolarisasi oleh medan listrik. Sebagai alasan ini mengapa alkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak mampu bercampur dengan pelarut polar seperti air.

Kelarutan alkana pada pelarut nonpolar lumayan baik, ciri-ciri yang dikenal dengan nama lipofilisitas.

Massa jenis alkana akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah atom karbon, tapi tetap akan semakin rendah dari massa jenis air. Maka, alkana akan berada di lapisan atas jika dicampur dengan air.

Sifat-sifat kimia

Secara umum, alkana adalah senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C antar atomnya relatif stabil dan tidak gampang dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.

Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60, yang berfaedah sulit sebagai bereaksi dengan asam maupun basa (lihat karbanion). Pada minyak bumi, molekul-molekul alkana yang terkandung di dalamnya tidak merasakan perubahan sifat sama sekali selama jutaan tahun.

Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)

Semua alkana mampu bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, walaupun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi akan semakin sulit sebagai diterapkan seiring dengan jumlah atom karbon yang bertambah. Rumus umum pembakaran adalah:

CnH2n+2 + (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2

Ketika jumlah oksigen tidak cukup banyak, maka mampu juga membentuk karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:

CnH(2n+2) + nO2 → (n+1)H2O + nCO

Contoh reaksi, metana:

2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2OCH4 + 1.5O2 → CO + 2H2O

Reaksi dengan halogen

Reaksi selang alkana dengan halogen dinamakan dengan reaksi "halogenasi radikal bebas". Atom hidrogen pada alkana akan secara bertahap dialihkan oleh atom-atom halogen. Radikal lepas sama sekali adalah senyawa yang ikut berpartisipasi dalam reaksi, kebanyakan menjadi campuran pada produk. Reaksi halogenasi adalah reaksi eksotermik dan mampu menimbulkan ledakan.

Reaksi ini sangat penting pada industri sebagai menghalogenasi hidrokarbon. Hadir 3 tahap:

  • Inisiasi: radikal halogen terbentuk melalui homolisis. Biasanya, diperlukan energi dalam wujud panas atau cahaya.
  • Reaksi rantai atau Propagasi: radikal halogen akan mengabstrak hidrogen dari alkana sebagai membentuk radikal alkil.
  • Terminasi rantai: tahap dimana radikal-radikal bergabung.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua reaksi halogenasi bisa menghasilkan semua campuran isomer yang berfaedah mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap reaksi. Atom hidrogen sekunder dan tersier kebanyakan akan tergantikan karena stablitas radikal lepas sama sekali sekunder dan tersier semakin baik. Contoh mampu diamati pada monobrominasi propana:[4]

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Isomerisasi dan reformasi

Isomerisasi dan reformasi hadir babak pemanasan yang mengubah wujud alkana rantai lurus dengan keadaan katalis platinum. Pada isomerisasi, alkana rantai lurus menjadi alkana rantai bercabang. Pada reformasi, alkana rantai lurus berubah menjadi sikloalkana atau hidrokarbon aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua babak ini akan meningkatkan bilangan oktan pada senyawa yang dihasilkan.

Cracking

Cracking akan memecah molekul mulia menjadi molekul-molekul yang semakin kecil. Reaksi cracking mampu diterapkan dengan perkara pemanasan atau dengan katalis. Perkara cracking dengan pemanasan akan melibatkan mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal lepas sama sekali. Perkara cracking dengan bantuan katalis kebanyakan melibatkan katalis asam, babaknya akan mengakibatkan pemecahan ikatan heterolitik dengan menghasilkan ion yang muatannya berlainan. Ion yang dihasilkan kebanyakan berupa karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.

Reaksi lainnya

Alkana akan bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Alkana juga mampu melalui babak klorosulfonasi dan nitrasi walaupun membutuhkan kondisi khusus. Fermentasi alkana menjadi asam karboksilat juga mampu diterapkan dengan beberapa teknik khusus. Pada Reaksi reed, sulfur dioksida, klorin dan cahaya mengubah hidrokarbon menjadi sulfonil klorida. Abstraksi nukleofilik mampu dipergunakan sebagai memisahkan alkana dari logam. Gugus alkil daris sebuah senyawa mampu dipindahkan ke senyawa lainnya dengan reaksi transmetalasi.

Terdapat pada

Alkana pada alam semesta

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Metana dan etana adalah salah satu komponen kecil dari atmosfer Yupiter.

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Ekstraksi dari minyak bumi, yang mengandung banyak komponen hidrokarbon, termasuk alkana.

Alkana adalah senyawa yang terdapat pada beberapa kecil dari atmosfer beberapa planet seperti Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Saturnus (0.2% metana, 0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana, 1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari Saturnus, telah diteliti oleh Huygens bahwa atmosfer Titan menurunkan hujan metana secara periodik ke permukaan bulan itu.[5] Di Titan juga dikenal terdapat sebuah gunung yang menyemburkan gas metana, dan semburan gunung ini mengakibatkan banyaknya metana pada atmosfer Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini, terlihat juga hadir beberapa danau metana/etana di kawasan kutub utara dari Titan. Metana dan etana juga dikenal terdapat pada bagian ekor dari komet Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa kelimpahan etana dan metana nyaris sama banyak, dan hal itu menunjukkan bahwa es metana dan etana ini terbentuk di selang ruang antar bintang. [6]

Alkana di bumi

Gas metana (sekitar 0.0001% atau 1 ppm) hadir di atmosfer bumi, dihasilkan olwh organisme macam Archaea dan juga ditemukan pada kotoran sapi.

Sumber alkana yang sangat penting adalah pada gas alam dan minyak bumi.[4] Gas alam mengandung metana dan etana, dengan sedikit propana dan butana, sedangkan minyak bumi adalah campuran dari alkana cair dan hidrokarbon lainnya. Hidrokarbon ini terbentuk dari jasad renik dan tanaman (zooplankton dan fitoplankton) yang mati, pengahabisan terkubur di samudra, tertutup oleh sedimentasi, dan berubah setelah terkena panas dan tekanan tinggi selama jutaan tahun. Gas alam terbentuk dari reaksi di bawah ini:

C6H12O6 → 3CH4 + 3CO2

Alkana yang berwujud padat dikenal sebagai tar. Tar terbentuk ketika senyawa alkana lain yang semakin ringan menguap dari deposit/sumber hidrokarbon. Salah satu deposit alkana padat alam terbesar di alam adalah danau aspal yang dikenal dengan nama Danau Pitch di Trinidad dan Tobago.

Metana juga terdapat pada biogas yang dihasilkan oleh binatang ternak. Biogas ini mampu menjadi sumber energi terbaharui di pengahabisan hari.

Alkana nyaris tidak mampu bercampur dengan air, berlaku kandungannya dalam air laut bisa dituturkan amat sedikit. Meski begitu, pada tekanan yang tinggi dan suhu rendah (seperti di landasan laut), metana mampu mengkristal dengan air sebagai membentuk padatan metana hidrat. Walaupun masa ini padatan ini sedang belum bisa dieksploitasi secara komersial, tapi energi pembakaran yang dihasilkan diperkirakan cukup mulia. Maka dari itu, metana yang diekstraksi dari metana hidrat mampu diasumsikan sebagai bahan bakar masa depan.

Pada bagian biologi

Bakteria dan archaea

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Archaea Metanogenik pada kotoran sapi ini menghasilkan metana yang terlepas ke atmosfer bumi.

Beberapa jenis archaea, misalnya metanogen, menghasilkan metana dalam jumlah mulia ketika memetabolisme karbon dioksida atau senyawa organik lainnya. Energi dilepas ketika pengoksidasian hidrogen:

CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O

Produksi

Pengilangan minyak

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Sebuah pengilangan minyak di Martinez, California.

Seperti sudah dituturkan sebelumnya, sumber alkana yang sangat penting adalah gas alam dan minyak bumi.[4] Alkana dipisahkan di tempat pengilangan minyak dengan teknik distilasi fraksi dan diproses menjadi berjenis-jenis produk, misalnya bensin, diesel, dan avtur...

Fischer-Tropsch

Babak Fischer-Tropsch adalah sebuah perkara sebagai mensintesis hidrokarbon cair, termasuk alkana, dari karbon dioksida dan hidrogen. Perkara ini dipergunakan sebagai menghasilkan substitusi dari distilat minyak bumi.

Persiapan laboratorium

Sedikit sekali alkana yang dibuat dengan perkara disintesis di laboratorium karena alkana kebanyakan dijual umum. Alkana juga adalah senyawa yang non reaktif, baik secara biologi maupun kimia. Ketika alkana dibuat di laboratorium, kebanyakan alkana adalah produk samping dari reaksi. Sebagai contoh, penggunaan n-butillitium sebagai basa akan menghasilkan produk sampingan n-butana:

C4H9Li + H2O → C4H10 + LiOH

Alkana atau gugus alkil mampu dibuat dari alkil halida pada reaksi Corey-House-Posner-Whitesides. Deoksigenasi Barton-McCombie[7][8] akan memecah gugus hidroksil dari alkohol sehingga reaksinya akan berupa:

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

dan reduksi Clemmensen[9][10][11][12] akan memecah gugus karbonil dari aldehida dan keton sebagai membentuk alkana atau senyawa dengan gugus alkil, misalnya:

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Penggunaan

Penggunaan alkana sudah mampu dikenal dengan baik oleh manusia. Penggunaan alkana kebanyakan dikelompokkan berlandaskan jumlah atom karbonnya. Empat alkana pertama dipergunakan kebanyakan sebagai kebutuhan memasak dan pemanasan, di beberapa negara juga sebagai sumber pembangkit listrik. Metana dan etana adalah komponen utama pada gas alam dan kebanyakan diangkut dalam wujud air, dengan perkara dikompresi terlebih dahulu dan gas didinginkan.

Propana dan butana mampu dicairkan dengan tekanan rendah. Propana dan butana umum dijumpai pada elpiji dan juga dipakai sebagai propelan (zat pendorong) pada semprotan aerosol. Butana juga ditemukan pada pemantik rokok cair.

Dari pentana sampai oktana adalah alkana yang berwujud air. Alkana ini umum dipergunakan sebagai bahan bakar bensin sebagai mesin mobil. Alkana rantai bercabang semakin diutamakan karena cenderung semakin tidak gampang tersulut daripada alkana rantai lurus. Bahan bakar yang gampang tersulut akan menimbulkan ketukan pada mesin yang mampu merusak mesin. Kualitas bahan bakar mampu diukur dengan bilangan oktan bahan bakar itu, dimana bilangan oktan ditentukan dari berapa persen kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana) pada bahan bakar (bahan bakar yang bilangan oktannya 98 berfaedah mengandung 98% isooktana, sisanya adalah heptana). Selain dipergunakan sebagai bahan bakar, alkana-alkana ini juga dipakai sebagai pelarut sebagai senyawa nonpolar.

Alkana dari nonana sampai heksadekana (16 atom karbon) adalah alkana berwujud air dengan viskositas yang semakin tinggi, dan tidak dipergunakan pada bensin. Alkana jenis ini kebanyakan dipergunakan pada bahan bakar diesel dan bahan bakar penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel mampu ditentukan dengan mulianya bilangan cetana (cetana adalah nama lama sebagai heksadekana). Alkana jenis ini mempunyai titik didih yang tinggi, dan akan mengakibatkan masalah jika suhu udara terlalu rendah, karena bahan bakar akan semakin mengental sehingga sulit mengalir.

Alkana dari heksadekana kebelakang kebanyakan adalah komponen pada minyak bakar dan pelumas. Beberapa jenis alkana ini juga dipergunakan sebagai zat anti korosif karena sifatnya yang hidrofobik.

Alkana dengan jumlah karbon 35 atau semakin ditemukan pada bitumen (aspal) yang dipakai sebagai melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya juga rendah, maka alkana-alkana jenis ini kebanyakan dipecah menjadi alkana yang semakin kecil dengan perkara cracking.

Beberapa polimer sintetis seperti polietilena dan polipropilena adalah alkana yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini umumnya dikenal sebagai plastik dan setiap tahunnya dihasilkan milyaran kilogram di alam.

Transformasi di sekeliling yang terkait

Ketika dilepaskan ke sekeliling yang terkait, alkana tidak akan merasakan biodegradasi yang cepat, karena alkana tidak memiliki gugus fungsi (seperti hidroksil atau karbonil) yang diperlukan oleh banyak organisme sebagai memetabolisme senyawa ini.

Meski begitu, hadir beberapa bakteri yang mampu memetabolisme beberapa alkana dengan perkara mengoksidasi atom karbon terminal. Hasilnya adalah alkohol, yang mampu dioksidasi lagi menjadi aldehida, dan dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat. Hasil kesudahannya yang berupa asam lemak mampu dimetabolisme melalui babak degradasi asam lemak.

Bahaya

Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4). Alkana suku rendah lainnya juga gampang meledak apabila bercampur dengan udara. Alkana suku rendah yang berwujud air sangat gampang terbakar. Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya untuk sekeliling yang terkait dan beracun. Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga mampu bersifat karsinogenik.

Lihat pula

  • Daftar alkana
  • Alkena
  • Alkuna
  • Sikloalkana
  • Perengkahan

Referensi

  1. ^ International Union of Pure and Applied Chemistry. "alkanes". Compendium of Chemical Terminology Internet edition.
  2. ^ IUPAC, Commission on Nomenclature of Organic Chemistry (1993). "R-2.2.1: Hydrocarbons". A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds (Recommendations 1993). Blackwell Scientific. ISBN 0632034882. Retrieved 12 February 2007. 
  3. ^ William Reusch. "Nomenclature - Alkanes". Virtual Textbook of Organic Chemistry. http://www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/nomen1.htm.
  4. ^ a b c d e f R. T. Morrison, R. N. Boyd (1992). Organic Chemistry (6th ed.). New Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-643669-2. 
  5. ^ Titan: Arizona in an Icebox?, Emily Lakdawalla, 21 January 2004, verified 28 March 2005
  6. ^ Mumma, M.J.; Disanti, M.A., dello Russo, N., Fomenkova, M., Magee-Sauer, K., Kaminski, C.D., and D.X. Xie (1996). "Detection of Abundant Ethane and Methane, Along with Carbon Monoxide and Water, in Comet C/1996 B2 Hyakutake: Evidence for Interstellar Origin". Science 272 (5266): 1310. Bibcode:1996Sci...272.1310M. doi:10.1126/science.272.5266.1310. PMID 8650540. 
  7. ^ Barton, D. H. R.; McCombie, S. W. (1975). "A new method for the deoxygenation of secondary alcohols". J. Chem. Soc., Perkin Trans. 1 (16): 1574–1585. doi:10.1039/P19750001574. 
  8. ^ Crich, David; Quintero, Leticia (1989). "Radical chemistry associated with the thiocarbonyl group". Chem. Rev. 89 (7): 1413–1432. doi:10.1021/cr00097a001. 
  9. ^ Martin, E. L. Org. React. 1942, 1, 155. (Review)
  10. ^ Buchanan, J. G. St. C.; Woodgate, P. D. Quart. Rev. 1969, 23, 522. (Review)
  11. ^ Vedejs, E. Org. React. 1975, 22, 401. (Review)
  12. ^ Yamamura, S.; Nishiyama, S. Comp. Org. Syn. 1991, 8, 309-313.(Review)

Bacaan semakin lanjut

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Portal Kimia

  • Virtual Textbook of Organic Chemistry

edunitas.com


Page 2

Tags (tagged): alkanal, unkris, sederhana, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, pusat, ilmu, pengetahuan, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 3

Tags (tagged): alkanal, unkris, sederhana, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, pusat, ilmu, pengetahuan, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 4

Tags (tagged): alkanal, unkris, sederhana, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, pusat, ilmu, pengetahuan, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 5

Tags (tagged): aldehida, unkris, sederhana, alkanal, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, center, of, studies, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 6

Tags (tagged): aldehida, unkris, sederhana, alkanal, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, center, of, studies, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 7

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Model 3D dari etilena, alkena yang sangat sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang sangat sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu himpunan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang sangat sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya adalah alkena mempunyai tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang sangat sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 adalah alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Contohnya adalah 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diamankan dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut mempunyai nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Beragam contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon mempunyai 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans mampu dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka dinamakan sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka dinamakan sebagai (trans-).

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Referensi

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


edunitas.com


Page 8

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Model 3D dari etilena, alkena yang sangat sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang sangat sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu himpunan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang sangat sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya adalah alkena mempunyai tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang sangat sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 adalah alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Contohnya adalah 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diamankan dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut mempunyai nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Beragam contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon mempunyai 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans mampu dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka dinamakan sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka dinamakan sebagai (trans-).

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Referensi

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


edunitas.com


Page 9

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Model 3D dari etilena, alkena yang sangat sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang sangat sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu himpunan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang sangat sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya adalah alkena mempunyai tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang sangat sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 adalah alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Contohnya adalah 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diamankan dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut mempunyai nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Beragam contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon mempunyai 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans mampu dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka dinamakan sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka dinamakan sebagai (trans-).

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Referensi

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


edunitas.com


Page 10

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Model 3D dari etilena, alkena yang sangat sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang sangat sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu himpunan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang sangat sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya adalah alkena mempunyai tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang sangat sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 adalah alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Contohnya adalah 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diamankan dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut mempunyai nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Beragam contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon mempunyai 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans mampu dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka dinamakan sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka dinamakan sebagai (trans-).

Mengapa semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana semakin tinggi titik didih dan titik leburnya?

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Referensi

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


edunitas.com


Page 11

Tags (tagged): alkanal, unkris, sederhana, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, pusat, ilmu, pengetahuan, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 12

Tags (tagged): alkanal, unkris, sederhana, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, pusat, ilmu, pengetahuan, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 13

Tags (tagged): aldehida, unkris, sederhana, alkanal, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, center, of, studies, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 14

Tags (tagged): aldehida, unkris, sederhana, alkanal, merujuk, pada, segolongan, senyawa, organik, golongan, dikenal, pula, sebagai, aldehid, nama, trivialnya, formaldehida, formalin, alkena, alkuna, amida, amina, asam, fosfonit, fosfonat, center, of, studies, sianat, isosianida, peroksida, sulfoksida, sulfona, turunan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 15

Tags (tagged): amina, unkris, sekunder amina tersier, amina merupakan, senyawa, organik, amoniak biasanya, dipanggil amida, memiliki, berbagai, amoniak ialah, ikan tua, air, kencing rotting daging, mani, alkana, alkanal, alkena alkuna amida, amina asam, fosfonit, asam, center of, studies keton, nitril sianat isosianida, peroksida amina


Page 16

Tags (tagged): amina, unkris, sekunder amina tersier, amina merupakan, senyawa, organik, amoniak biasanya, dipanggil amida, memiliki, berbagai, amoniak ialah, ikan tua, air, kencing rotting daging, mani, alkana, alkanal, alkena alkuna amida, amina asam, fosfonit, asam, center of, studies keton, nitril sianat isosianida, peroksida amina


Page 17

Tags (tagged): amnesti, unkris, amnesti amnesti dari, bahasa yunani, amnestia, sebuah, status tak, bersalah kepada, orang, sudah dinyatakan, diberikan, oleh badan, hukum, tinggi negara semisal, badan, indonesia, merupakan salah satu, hak presiden, center, of studies penerapan, sistem pembagian, kekuasaan, lihat pula amnesti


Page 18

Tags (tagged): amnesti, unkris, amnesti amnesti dari, bahasa yunani, amnestia, sebuah, status tak, bersalah kepada, orang, sudah dinyatakan, diberikan, oleh badan, hukum, tinggi negara semisal, badan, indonesia, merupakan salah satu, hak presiden, center, of studies penerapan, sistem pembagian, kekuasaan, lihat pula amnesti


Page 19

Tags (tagged): amnesti, unkris, amnesti amnesti dari, bahasa yunani, amnestia, sebuah, status tak, bersalah kepada, orang, sudah dinyatakan, diberikan, oleh badan, hukum, tinggi negara semisal, badan, indonesia, merupakan salah satu, hak presiden, pusat, ilmu pengetahuan penerapan, sistem pembagian, kekuasaan, lihat pula amnesti


Page 20

Tags (tagged): amnesti, unkris, amnesti amnesti dari, bahasa yunani, amnestia, sebuah, status tak, bersalah kepada, orang, sudah dinyatakan, diberikan, oleh badan, hukum, tinggi negara semisal, badan, indonesia, merupakan salah satu, hak presiden, pusat, ilmu pengetahuan penerapan, sistem pembagian, kekuasaan, lihat pula amnesti


Page 21

Tags (tagged): amonia, unkris, 42 d sudut, ikatan 107, 5, bahaya bahaya utama, berbahaya, penting, bagi, keberadaan nutrisi bumi, amonia sendiri, digunakan secara komersial, dinamakan amonia, 7, amonia berada rumah, biasanya memiliki, konsentrasi, pusat ilmu pengetahuan, from the, website, of the united, states department, of


Page 22

Tags (tagged): amonia, unkris, amonia memiliki sumbangan, penting bagi, keberadaan, amonia as diatur, sebagai gas, tak, mudah terbakar, temperatur, amat rendah, walaupun, begitu kalor penguapannya, biasanya memiliki, konsentrasi, 5 hingga 10, persen berat, pusat, ilmu pengetahuan co, a b, toxic, faq sheet for, ammonia published, by, the amonia


Page 23

Tags (tagged): amonia, unkris, amonia memiliki sumbangan, penting bagi, keberadaan, amonia as diatur, sebagai gas, tak, mudah terbakar, temperatur, amat rendah, walaupun, begitu kalor penguapannya, biasanya memiliki, konsentrasi, 5 hingga 10, persen berat, center, of studies co, a b, toxic, faq sheet for, ammonia published, by, the amonia


Page 24

Tags (tagged): amonia, unkris, 42 d sudut, ikatan 107, 5, bahaya bahaya utama, berbahaya, penting, bagi, keberadaan nutrisi bumi, amonia sendiri, digunakan secara komersial, dinamakan amonia, 7, amonia berada rumah, biasanya memiliki, konsentrasi, center of studies, from the, website, of the united, states department, of


Page 25

Tags (tagged): amortisasi, unkris, amortisasi amortisasi, pengurangan, nilai aktiva, seperti, merek dagang, hak, cipta lain lain, secara, dalam, jangka, waktu tertentu pada, setiap periode, dilakukan mendebit akun, beban, center, of, studies terhadap akun, aktiva lihat, pula, depresiasi edunitas


Page 26

Tags (tagged): amortisasi, unkris, amortisasi amortisasi, pengurangan, nilai aktiva, seperti, merek dagang, hak, cipta lain lain, secara, dalam, jangka, waktu tertentu pada, setiap periode, dilakukan mendebit akun, beban, center, of, studies terhadap akun, aktiva lihat, pula, depresiasi edunitas