Identitas Buku Judul : Max Havelaar Penulis : Multatuli Penerbit : Djambatan Penerjemah : H. B. Jassin Tahun terbit : 1977 Jumlah halaman : xviii + 229 hal Resensi : Buku Max Havelaar merupakan karya fiksi sejarah karya Eduard Douwes Dekker atau Multatuli -- nama samaranya yang digunakan untuk menulis buku yang terbit tahun 1860. Buku ini merupakan bentuk kritik terhadap penyelewangan yang terjadi di daerah Lebak selama masa pemerintahan Kolonial Belanda. Buku ini diawali dengan kisah seorang makelar kopi di Belanda bernama Batavus Droogstoppel. Dia memiliki firma bernama Last & Co yang terletak Lauriergracht, no. 37 -- Amsterdam. Batavus diceritakan sebagai seorang yang berprinsip tinggi. Keluarganya juga seorang yang religius sehingga dia kemudian dididik menjadi pendeta, meskipun Batavus akhirnya tidak menerima hal tersebut. Pada suatu malam dia bertemu dengan kawan lama sekolahnya yang sempat menyelamatkan dia dari perkelahianya dengan kelompok orang Yunani. Orang ini dia kenal sebagai Syaalman, seorang yang hidupnya terlihat tidak terlalu makmur. Setelah pertemuanya itu, Syaalman mengirimkan sebuah bungkusan ke firmanya. Bungkusan itu berisi naskah-naskah mengenai kopi. Syaalman meminta bantuan Batavus untuk dapat menerbitkan naskah tersebut. Awalnya Batavus menolak keras dan mendiamkan saja naskah itu, dia berpendapat bahwa Syaalman tidaklah setara denganya dan dengan keadaanya yang serba sulit, Syaalman hanya akan menyusahkanya saja. Namun pada akhirnya dia tertarik terhadap naskah tersebut karena isinya yang memang sangat menguntungkan makelar kopi sepertinya. Page 2
Identitas Buku Judul : Max Havelaar Penulis : Multatuli Penerbit : Djambatan Penerjemah : H. B. Jassin Tahun terbit : 1977 Jumlah halaman : xviii + 229 hal Resensi : Buku Max Havelaar merupakan karya fiksi sejarah karya Eduard Douwes Dekker atau Multatuli -- nama samaranya yang digunakan untuk menulis buku yang terbit tahun 1860. Buku ini merupakan bentuk kritik terhadap penyelewangan yang terjadi di daerah Lebak selama masa pemerintahan Kolonial Belanda. Buku ini diawali dengan kisah seorang makelar kopi di Belanda bernama Batavus Droogstoppel. Dia memiliki firma bernama Last & Co yang terletak Lauriergracht, no. 37 -- Amsterdam. Batavus diceritakan sebagai seorang yang berprinsip tinggi. Keluarganya juga seorang yang religius sehingga dia kemudian dididik menjadi pendeta, meskipun Batavus akhirnya tidak menerima hal tersebut. Pada suatu malam dia bertemu dengan kawan lama sekolahnya yang sempat menyelamatkan dia dari perkelahianya dengan kelompok orang Yunani. Orang ini dia kenal sebagai Syaalman, seorang yang hidupnya terlihat tidak terlalu makmur. Setelah pertemuanya itu, Syaalman mengirimkan sebuah bungkusan ke firmanya. Bungkusan itu berisi naskah-naskah mengenai kopi. Syaalman meminta bantuan Batavus untuk dapat menerbitkan naskah tersebut. Awalnya Batavus menolak keras dan mendiamkan saja naskah itu, dia berpendapat bahwa Syaalman tidaklah setara denganya dan dengan keadaanya yang serba sulit, Syaalman hanya akan menyusahkanya saja. Namun pada akhirnya dia tertarik terhadap naskah tersebut karena isinya yang memang sangat menguntungkan makelar kopi sepertinya. Page 3
Identitas Buku Judul : Max Havelaar Penulis : Multatuli Penerbit : Djambatan Penerjemah : H. B. Jassin Tahun terbit : 1977 Jumlah halaman : xviii + 229 hal Resensi : Buku Max Havelaar merupakan karya fiksi sejarah karya Eduard Douwes Dekker atau Multatuli -- nama samaranya yang digunakan untuk menulis buku yang terbit tahun 1860. Buku ini merupakan bentuk kritik terhadap penyelewangan yang terjadi di daerah Lebak selama masa pemerintahan Kolonial Belanda. Buku ini diawali dengan kisah seorang makelar kopi di Belanda bernama Batavus Droogstoppel. Dia memiliki firma bernama Last & Co yang terletak Lauriergracht, no. 37 -- Amsterdam. Batavus diceritakan sebagai seorang yang berprinsip tinggi. Keluarganya juga seorang yang religius sehingga dia kemudian dididik menjadi pendeta, meskipun Batavus akhirnya tidak menerima hal tersebut. Pada suatu malam dia bertemu dengan kawan lama sekolahnya yang sempat menyelamatkan dia dari perkelahianya dengan kelompok orang Yunani. Orang ini dia kenal sebagai Syaalman, seorang yang hidupnya terlihat tidak terlalu makmur. Setelah pertemuanya itu, Syaalman mengirimkan sebuah bungkusan ke firmanya. Bungkusan itu berisi naskah-naskah mengenai kopi. Syaalman meminta bantuan Batavus untuk dapat menerbitkan naskah tersebut. Awalnya Batavus menolak keras dan mendiamkan saja naskah itu, dia berpendapat bahwa Syaalman tidaklah setara denganya dan dengan keadaanya yang serba sulit, Syaalman hanya akan menyusahkanya saja. Namun pada akhirnya dia tertarik terhadap naskah tersebut karena isinya yang memang sangat menguntungkan makelar kopi sepertinya. Page 4
Identitas Buku Judul : Max Havelaar Penulis : Multatuli Penerbit : Djambatan Penerjemah : H. B. Jassin Tahun terbit : 1977 Jumlah halaman : xviii + 229 hal Resensi : Buku Max Havelaar merupakan karya fiksi sejarah karya Eduard Douwes Dekker atau Multatuli -- nama samaranya yang digunakan untuk menulis buku yang terbit tahun 1860. Buku ini merupakan bentuk kritik terhadap penyelewangan yang terjadi di daerah Lebak selama masa pemerintahan Kolonial Belanda. Buku ini diawali dengan kisah seorang makelar kopi di Belanda bernama Batavus Droogstoppel. Dia memiliki firma bernama Last & Co yang terletak Lauriergracht, no. 37 -- Amsterdam. Batavus diceritakan sebagai seorang yang berprinsip tinggi. Keluarganya juga seorang yang religius sehingga dia kemudian dididik menjadi pendeta, meskipun Batavus akhirnya tidak menerima hal tersebut. Pada suatu malam dia bertemu dengan kawan lama sekolahnya yang sempat menyelamatkan dia dari perkelahianya dengan kelompok orang Yunani. Orang ini dia kenal sebagai Syaalman, seorang yang hidupnya terlihat tidak terlalu makmur. Setelah pertemuanya itu, Syaalman mengirimkan sebuah bungkusan ke firmanya. Bungkusan itu berisi naskah-naskah mengenai kopi. Syaalman meminta bantuan Batavus untuk dapat menerbitkan naskah tersebut. Awalnya Batavus menolak keras dan mendiamkan saja naskah itu, dia berpendapat bahwa Syaalman tidaklah setara denganya dan dengan keadaanya yang serba sulit, Syaalman hanya akan menyusahkanya saja. Namun pada akhirnya dia tertarik terhadap naskah tersebut karena isinya yang memang sangat menguntungkan makelar kopi sepertinya. |