Mengapa kurva PENAWARAN agregat jangka pendek miring ke atas

Sehingga, dapat kita simpulkan, kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri karena: Kenaikan harga input. Ekspektasi harga di masa depan yang lebih rendah. Pajak bisnis yang meningkat.

Apa yang menyebabkan kurva AD bergeser ke kanan?

PERGESERAN KURVA AD Bila pengeluaran autonomous berubah (meningkat), maka kurva AE akan bergeser ke atas, sehingga kurva AD akan bergeser ke kanan.

Bagaimana terbentuknya keseimbangan antara AD dan AS?

Kondisi keseimbangan AD-AS akan terbentuk pada saat jumlah agregat demand (AD) sama dengan jumlah agregat supply (AS). Saat keseimbangan AD-AS terjadi, tingkat harga saat itu yaitu tingkat harga keseimbangan.

Kenapa kurva permintaan agregat memiliki slope negatif?

Jawaban: Kurva permintaan memiliki kemiringan (slope) negatif karena adanya hubungan negatif antara harga dengan permintaan barang.

Apa yang anda ketahui tentang keseimbangan AD-AS?

KESEIMBANGAN AD-AS Analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi negara dalam keadaan harga yang mengalami perubahan. Definisi Penawaran Agregat (Aggregate Supply-AS) adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu.

Mengapa kurva penawaran ber-slope positif?

Kurva penawaran ber-slope positif, yaitujika harga naik maka kuantitas penawaran akan bertambah, dan sebaliknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran, yaitu :1.Tingkat teknologi yang digunakan. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi.

Apa yang dimaksud dengan kurva penawaran agregat jangka panjang?

Penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) mengacu pada total output dalam perekonomian ketika harga input bervariasi. Upah dan harga input lainnya fleksibel dan beradaptasi secara proporsional dengan perubahan tingkat harga.

Penjelasan yang paling sederhana mengenai kurva penawaran agregat jangka pendek yang miring ke atas adalah teori kekakuan upah. Menurut teori ini, kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas karena dalam jangka pendek, upah nominal sulit berubah, atau “kaku.”

Apa penyebab kurva permintaan agregat bergeser ke kanan?

Pergeseran kurva permintaan dapat disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor ceteris paribus (barang itu sendiri) disesuaikan dengan pendapatan pembeli dan perubahan harga barang pendukung. Apabila pendapatan meningkat maka kurva bergeser sejajar ke kanan dan bila turun kurva permintaan sejajar ke kiri.

Mengapa kurva permintaan agregat jangka pendek dapat bergeser?

Permintaan agregat bergeser jika terjadi perubahan pada kebijakan ekonomi makro, seperti perubahan kebijakan moneter, perubahan pada pengeluaran pemerintah, dan perubahan tingkat pajak. Menurut Mankiw (2006:256) kurva permintaan agregat adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan tingkat harga agregat.

Mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk tegak lurus?

Dalam jangka panjang kurva penawaran agregat atau Long-run Aggregate Supply (LRAS) berbentuk vertikal karena output ditentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tetapi tidak oleh tingkat harga.

Apa yang menyebabkan pergeseran kurva penawaran agregat?

Sehingga, dapat kita simpulkan, kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri karena: Kenaikan harga input. Ekspektasi harga di masa depan yang lebih rendah. Pajak bisnis yang meningkat.

Faktor penentu apa saja yang mempengaruhi penawaran agregat jangka panjang?

Penawaran Agregat Kurva jangka panjang akan bergeser apabila faktor-faktor tersebut terpenuhi yaitu tenaga kerja, modal, kemajuan teknologi, investasi serta edukasi. Pada jangka pendek, jika inflasi naik maka kuantitas supply akan meningkat dan kurva berbentuk dari kiri bawah ke kanan atas.

Kenapa kurva penawaran bisa bergeser ke kiri dan ke kanan?

Pembahasan. Pergeseran kurva penawaran ke kiri atau ke kanan dapat terjadi akibat faktor-faktor lain di luar harga yang memengaruhi kuantitas barang yang ditawarkan.

Mengapa terjadi pergeseran kurva AD?

PERGESERAN KURVA AD Karena kurva AD merupakan hubungan antara ekuilibrium pendapatan nasional dengan tingkat harga, maka perubahan tingkat harga yang menyebabkan pergeseran kurva AE menyebabkan gerakan sepanjang kurva AD.

Apa yang bisa menyebabkan pergeseran agregat supply?

Pergeseran aggregate supply dapat dikaitkan dengan banyak variabel, termasuk perubahan ukuran dan kualitas tenaga kerja, inovasi teknologi. Kemudian juga kenaikan upah, kenaikan biaya produksi, perubahan pajak produsen, dan subsidi serta perubahan inflasi.

Bagaimana bentuk kurva penawaran agregat jangka panjang?

Tingkat output tidak bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) bentuknya adalah vertikal. Produksi di tingkat ini menunjukkan posisi kesempatan kerja penuh. Dalam jangka panjang, penurunan JUB berpengaruh pada tingkat harga tetapi tidak menyebabkan tingkat output turun.

2 faktor-faktor apa saja yang dapat mengakibatkan pergeseran kurva permintaan agregat?

Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat adalah :

  • pendapatan masyarakat.
  • intensitas kebutuhan.
  • perubahan harga barang lain yang berhubungan.
  • selera.
  • jumlah penduduk.

Faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran agregat dan permintaan agregat?

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Aggregate Demand

  • Perubahan Suku Bunga. Naik atau turunnya nilai suku bunga mampu mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh setiap konsumen dan para pebisnis.
  • 2. Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat.
  • Perubahan Ekspektasi Inflasi.
  • Perubahan Nilai Tukar Mata Uang.

Apa itu penawaran agregat jangka panjang?

Penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) mengacu pada total output dalam perekonomian ketika harga input bervariasi. Upah dan harga input lainnya fleksibel dan beradaptasi secara proporsional dengan perubahan tingkat harga.

Apa yang terjadi jika kurva penawaran bergeser ke kiri?

Apabila harga barang terkait meningkat, maka kurva penawaran bergeser ke kiri.

Mengapa kurva penawaran menaik dari kiri bawah ke kanan atas?

Jawaban. Kurva penawaran naik dari kiri bawah ke kanan atas karena harga pada saat harga barang rendah maka jumlah barang yang diproduksi kecil penawaran mempunyai hubungan yang positif.

MengapaKurvaPenawaranAgregatJangka Pendek Miringke AtasKurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertical.Sebaliknya,dalam jangkapendek,kurva penawaran agregat berbentuk miring keatas.Dalam periode satu atau duatahun,kenaikan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian cenderung meningkatkanjumlah penawaran barang dan jasa,sedangkan penurunan dalam tingkat harga cenderung akanmengurangi jumlah penawaran barang dan jasa.Yang menyebabkan hubungan positif antara tingkat harga dan output ini yaitu jukaekonomi makro telahh mengemukakan tiga teori yang menjelaskan tentang kurva penawaran7

Mengapa kurva PENAWARAN agregat jangka pendek miring ke atas

Gambar 1. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Apabila kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertikal. Maka, dalam jangka pendek, kurva penawaran agregat miring ke atas, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Artinya, dalam periode satu atau dua tahun, naiknya tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian cenderung menaikkan jumlah penawaran barang dan jasa, dan penurunan tingkat harga cenderung mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa (Turunnya tingkat harga dari P1 ke P2 mengurangi jumlah hasil produksi yang ditawarkan dari Y1 ke Y2.

Apakah penyebab hubungan positif antara tingkat harga dan output ini? Para ahli ekonomi makro telah mengemukakan tiga teori untuk menjelaskan mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas. Dalam masing-masing teori, suatu ketidaksempurnaan pasar yang spesifik menyebabkan sisi penawaran dari perekonomian perilakunya berbeda dalam jangka pendek dibandingkan dalam jangka panjang. Meskipun isi masing-masing teori tersebut berbeda, ketiga teori ini memiliki kesamaan : Jumlah output yang ditawarkan menyimpang dari jangka panjang, yang biasanya disebut "tingkat alamiah"-nya, ketika tingkat harga menyimpang dari tingkat harga yang diharapkan. Pada saat tingkat harga naik di atas yang diharapkan, maka output juga meningkat di atas tingkat alamiahnya, dan ketika tingkat harga jatuh di bawah tingkat yang diharapkan, maka output pun jatuh sehingga berada di bawah tingkat alamiahnya. Berikut adalah rincian dari ketiga teori tersebut.

Teori Kekakuan Upah. Penjelasan pertama dan paling sederhana mengenai mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas adalah teori kekakuan upah. Menurut teori ini, kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas karena dalam jangka pendek, upah nominal sulit berubah, atau "kaku". Hingga batas tertentu, lambatnya perubahan upah nominal itu terkait dengan kontrak jangka panjang (antara pekerja dengan perusahaan) yang mengatur upah nominal, yang terkadang berjangka waktu hingga tiga tahun. Selain itu, perubahan yang lambat tersebut mungkin juga terkait dengan norma-norma sosial dan pemahaman mengenai keadilan yang memengaruhi penentuan upah dan tidak berubah drastis dari waktu ke waktu.

Untuk melihat hubungan kekakuan upah nominal tersebut dengan penawaran agregat, bayangkan suatu perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan para pekerjanya untuk membayar upah nominal dalam jumlah tertentu yang didasarkan atas harapan perusahaan perihal tingkat harga di masa mendatang. Jika tingkat harga P jatuh di bawah tingkat yang diharapkan dan upah nominal tetap pada W, maka upah riil W/P naik di atas tingkat semula yang rencananya akan dibayarkan oleh perusahaan. Karena upah biasanya merupakan komponen besar dari keseluruhan biaya produksi, maka upah riil yang lebih tinggi tentu saja akan meningkatkan biaya riil perusahaan. Perusahaan akan menanggapi masalah kenaikan biaya ini dengan mengurangi jumlah pekerja dan menurunkan jumlah barang dan jasa yang mereka produksi. Dengan kata lain, karena upah tidak dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap tingkat harga, maka penurunan tingkat harga membuat jumlah pekerjaan dan produksi menurun, sehingga perusahaan mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa.

Teori Kekakuan Harga. Beberapa ekonom mengemukakan pendekatan lain terhadap kurva penawaran agregat jangka pendek, yang disebut teori kekakuan harga. Seperti yang telah dibahas, teori kekakuan upah menekankan bahwa upah nominal lambat menyesuaikan dirinya dari waktu ke waktu. Teori kekakuan harga menekankan bahwa harga berbagai barang dan jasa juga lambat menyesuaikan dirinya untuk menanggapi perubahan kondisi ekonomi. Penyesuaian harga yang lambat tersebut sebagian terjadi karena adanya biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menyesuaikan harga, yang disebut biaya menu. Biaya menu meliputi biaya pencetakan dan distribusi katalog serta waktu yang dibutuhkan untuk mengganti label harga. Oleh karena itu, harga-harga, seperti upah, bersifat kaku dalam jangka pendek.

Untuk melihat implikasi dari kekakuan harga terhadap penawaran agregat, kita misalkan setiap perusahaan dalam suatu perekonomian mengumumkan harga-harganya berdasarkan kondisi ekonomi yang diramalkan akan terjadi di masa depan. Kemudian, setelah harga diumumkan, jumlah uang yang beredar dalam perekonomian tersebut tiba-tiba mmenyusut tidak sesuai harapan, sehingga tingkat harga keseluruhan dalam jangka panjang menurun. Walaupun beberapa perusahaan menurunkan harga-harga mereka dengan cepat sebagai tanggapan terhadap kondisi perekonomian yang berubah-ubah ini, perusahaan lainnya mungkin saja tidak mau mengeluarkan biaya-biaya tambahan sehingga akan tertinggal untuk sementara. Karena perusahaan-perusahaan yang tertinggal itu mengenakan harga yang terlalu tinggi, penjualan mereka akan menurun. Menurunnya penjualan akan menyebabkan perusahaan yang bersangkutan harus mengurangi produksi dan jumlah pekerjanya. Dengan kata lain, karena tidak semua harga disesuaikan dengan cepat terhadap situasi perekonomian yang berubah cepat, penurunan tingkat harga yang tidak terduga meninggalkan beberapa perusahaan yang mengenakan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan, dan harga yang terlalu tinggi ini akan menurunkan penjualan dan mendorong perusahaan tersebut mengurangi jumlah barang dan jasa yang ditawarkannya.

Teori Kesalahan Persepsi. Pendekatan ketiga terhadap kurva penawaran agregat jangka pendek adalah teori kesalahan persepsi. Teori ini menyatakan bahwa perubahan-perubahan pada tingkat harga keseluruhan terkadang dapat menyesatkan produsen perihal apa yang terjadi dalam masing-masing pasar tempat mereka menjual produk-produknya. Akibat kesalahan persepsi jangka pendek tersebut, produsen menanggapi perubahan-perubahan dalam tingkat harga, dan hal ini dapat menyebabkan kurva penawaran agregat miring ke atas.

Untuk memahami cara kerjanya, bayangkan tingkat harga keseluruhan tiba-tiba turun di bawah tingkat yang diharapkan. Ketika para produsen mengetahui bahwa harga-harga produk mereka menurun, mereka mungkin mengira bahwa harga-harga relatif produk mereka juga turun. Sebagai contoh, para petani gandum mungkin menganggap penurunan harga gandum sebagai kemerosotan harga relatif produknya, tanpa terlebih dahulu memerhatikan penurunan harga berbagai barang yang mereka beli. Mereka mungkin segera menyimpulkan bahwa imbalan dari memproduksi gandum menjadi rendah untuk sementara, dan mereka akan menanggapinya dengan mengurangi produksi gandum. Demikian pula, para pekerja memerhatikan turunnya upah nominal mereka sebelum memerhatikan turunnya harga-harga barang yang mereka beli. Mereka mungkin menyimpulkan bahwa imbalan yang diterima dari bekerja menjadi lebih rendah untuk sementara dan menanggapinya dengan mengurangi jumlah penawaran tenaga kerja. Pada kedua kasus tersebut, penurunan tingkat harga menyebabkan kesalahan persepsi perihal harga relatif, dan kesalahan persepsi ini memengaruhi produsen untuk menanggapi penurunan tingkat harga dengan menurunkan jumlah penawaran barang dan jasa mereka.

Ringkasan. Terdapat tiga penjelasan alternatif untuk bentuk kurva penawaran agregat jangka pendek yang miring ke atas : (1) kekakuan upah, (2) kekakuan harga, dan (3) kesalahan persepsi. Sejauh ini para ekonom masih terus mendebatkan mana di antara ketiga teori tersebut yang benar, dan sangkat mungkin masing-masing teori tersebut mengandung kebenaran. Untuk tujuan kita dalam buku ini, persamaan teori-teori ini lebih penting daripada perbedaannya.. Ketiga teori ini sama-sama menyatakan bahwa output menyimpang dari tingat alamiahnya ketika tingkat harga menyimpnag dari tingkat harga yang diharapkan sebelumnya. Kita dapat menyatakannya secara sistematis :

Jumlah Output yang ditawarkan = Tingkat Output Alamiah + a (Tingkat Harga
                                                             Aktual - Tingkat Harga yang diharapkan)

di mana a adalah jumlah yang menentukan seberapa tanggapnya output terhadap perubahan tingkat harga yang tidak diharapkan.

Perhatikan bahwa masing-masing teori mengenai penawaran agregat jangka pendek ini menekankan suatu masalah yang tampaknya bersifat sementara. Terlepas dari apakah bentuk kurva penawaran agregat jangka pendek yang miring ke atas ini disebabkan oleh kekakuan upah, kekakuan harga, atau kesalahan persepsi, kondisi-kondisi tersebut tidak akan berlangsung selamanya. Pada akhirnya, setelah masyarakat menyesuaikan kembali harapan mereka, upah nominal juga disesuaikan, harga menjadi lebih bebas untuk bergerak, dan kesalahan persepsi diperbaiki. Dengan kata lain, tingkat harga aktual dan tingkat harga yang diharapkan adalah sama dalam jangka panjang, dan kurva penawaran agregatnya berbentuk vertikal alih-alih miring ke atas.


NILAI TERENDAH DARI BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI REALISASI NETO (LCNRV) Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan. Namun, jika persediaan turun nilainya sampai ke tingkat di bawah biaya aslinya, maka prinsip biaya historis menjadi tidak relevan. Apapun alasan untuk penurunan nilai tersebut, baik itu usang, perubahan tingkat harga, atau rusak, perusahaan harus menurunkan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto untuk melaporkan kerugian ini. Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah biaya aslinya. Nilai Realisasi Neto Ingat bahwa biaya adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan menggunakan salah satu metode berbasis biaya historis. Nilai realisasi neto ( net realizable value /NRV) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan. Secara khusus, nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan bisnis bi

Pengumpulan data kependudukan di Indonesia ada tiga macam, yaitu sensus, survei, dan registrasi. 1. Sensus Sensus penduduk disebut cacah jiwa. Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penilaian data penduduk yang menyangkut antara lain ciri demografi, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup. a. Syarat-syarat Sensus Di dalam sensus, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya sebagai berikut. - Semua Orang atau Bersifat Mandiri Informasi demografi harus mencakup semua orang atau mandiri yang ada di dalam suatu wilayah tertentu. Baik itu yang bersumber dari anggota masyarakat atau anggota keluarga. - Waktu Sensus dilakukan secara periodik pada saat yang telah ditentukan. Waktu pelaksanaan secara serentak. - Wilayah Tertentu Cakupan sensus dan ruang lingkup sensus, meliputi wilayah tertentu secara rata di setiap wilayahnya. Di Indonesia, pencacahan jiwa atau sensus dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. H

Perjanjian Internasional mempunyai bermacam-macam istilah. Beberapa istilah tersebut di antaranya sebagai berikut. 1. Traktat ( Treaty ) Traktat adalah suatu perjanjian atau persetujuan antara dua negara atau lebih untuk mencapai hubungan hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama. Traktat mengatur masalah-masalah yang bersifat fundamental sehingga kekuatan mengikatnya sangat ketat. Oleh karena itu, traktat merupakan bentuk persetujuan yang paling resmi (formal) dan harus diratifikasi oleh badan eksekutif dan atau legislatif negara peserta. Misalnya, Perjanjian Celah Timur yaitu perjanjian antara negara Timor Loro Sae dengan Australia mengenai bagi hasil pengolahan minyak di Kawasan Celah Timur. 2. Konvensi ( Convention ) Istilah konvensi digunakan untuk memberi nama suatu catatan dari persetujuan mengenai hal-hal penting, tetapi yang tidak bersifat politik tinggi. Konvensi juga dipergunakan untuk menyebut persetujuan formal yang bersifat multilateral yang diadakan