Membagikan sembako murah kepada masyarakat yang berhak merupakan nilai-nilai sila ke

Membagikan sembako murah kepada masyarakat yang berhak merupakan nilai-nilai sila ke
Langkah Presiden Joko Widodo memberikan bantuan sembako kepada warga di sepanjang jalan Jakarta-Bogor kembali menuai kritikan tajam.


Anggota Komisi III DPR RI, M. Nasir Djamil menilai pembagian sembako kepada masyarakat di saat kesulitan akibat dampak negatif wabah Covid-19 ini tentu sangat dinanti oleh seluruh masyarakat.

Namun, dia melihat pemberian bantuan sembako yang dilakukan Presiden Joko Widodo tidak mencerminkan sila kedua Pancasila.

“Kalau pembagian sembako itu dilakukan dengan cara yang belum mencerminkan sila kedua Pancasila, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab, tentu kita sayangkan,” ujarnya, Senin (27/4), dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Pihaknya meminta Presiden Joko Widodo lebih arif dan bijak lagi dalam memberikan bantuan. Bukan dengan cara melempar atau memberi dari dalam mobil lalu direbutkan oleh masyarakat tak mampu.

“Membagikan sembako dari dalam mobil tanpa berhenti dan terburu-buru mirip cerita sinetron, di mana orang kaya memberikan sesuatu kepada orang miskin,” katanya.

“Sebagai presiden, tentu Pak Jokowi punya cara yang lebih bijaksana dan merakyat untuk memberikan sembako. sebagai warga negara, saya miris dengan model pembagian sembako ala Pak Jokowi itu,” demikian politisi PKS itu.


Jakarta -

Pancasila memiliki lima sila. Di dalam kelima sila Pancasila, termuat nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Pancasila juga memiliki arti sebagai ideologi nasional. Menurut Edi Rohani dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, hal ini berarti Pancasila merupakan seperangkat nilai oleh bangsa Indonesia untuk menata warga negaranya.

Maka, Pancasila tak hanya bersifat kefilsafatan, namun juga aplikatif karena berkenaan dengan bagaimana manusia harus bertindak.

Membantu teman saat jatuh dari sepeda merupakan pengamalan sila ke-2 Pancasila. Sila kedua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan beradab.

Pancasila sila ke-2 mempunyai makna keadilan. Maksudnya, tiap masyarakat Indonesia berhak mendapat keadilan dalam hal apapun.

Nilai yang terkandung di dalam sila kedua ini adalah nilai kemanusiaan. Dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV karangan Tim Tunas Karya Guru, beberapa nilai perikemanusiaan dalam sila kedua Pancasila adalah:

1. Pengakuan adanya harkat serta martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya.

2. Perlakuan adil pada sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar, dan Tuhan.

3. Manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya mempunyai daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan.

Masih dari buku yang sama, ini dia 11 contoh sikap sila ke-2:

1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi tiap manusia. Tanpa membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit, kedudukan sosial, dan faktor lainnya

2. Mengakui dan memperlakukan manusia berdasarkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan

3. Mengembangkan sikap saling mencintai dan kasih sayang antara sesama manusia

4. Tidak semena-mena pada orang lain

5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, contohnya bakti sosial, memberi bantuan pada panti asuhan, atau membantu korban bencana alam

6. Senang membantu teman yang sedang kesusahan

7. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa salira

8. Menjunjung tinggi hak asasi manusia

9. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

10. Menyadari bahwa kita semua memiliki hak dan kewajiban yang sama

11. Berani membela kebenaran

Sebagaimana disebutkan di atas, membantu teman yang sedang kesusahan merupakan salah satu contoh sikap yang mencerminkan sila ke-2. Jadi, membantu teman saat jatuh dari sepeda juga merupakan pengamalan Pancasila.

Kini detikers sudah paham, bukan?

Simak Video "Riuh Klakson Saat Penutupan Jalan di Depan Monumen Pancasila Sakti"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)

Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur bekerjasama dengan Bank Jatim telah menyelenggarakan Kegiatan Pemberian Sembako Bagi Masyarakat Miskin Bulan Ramadhan 1435 H, pada hari Kamis, 24 Juli 2014 jam 09.00–11.00 WIB di Kelurahan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut, Surabaya. 

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian sembako yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu,  yang terdiri dari :

-        Beras 5 kg

-        Minyak Goreng 2 liter

-        Gula 2 kg

            Kegiatan ini dihadiri oleh Pengurus ISEI Cabang Surabaya, antara lain: Bpk. Muljanto, SE, MM (Ketua ISEI Cabang Surabaya sekaligus Komisaris Utama Bank Jatim), dan  Bpk. Dr. Eko Purwanto, SE, M.Si (Ketua Harian ISEI Cabang Surabaya). Selain Pengurus ISEI Cabang Surabaya, kegiatan ini juga dihadiri oleh pengurus PIISEI Cabang Surabaya yang ikut membantu dalam kepanitiaan dan panitia pelaksana dari sekretariat ISEI Cabang Surabaya.

            Kegiatan ini diawali dengan sambutan Ketua Harian ISEI Cabang Surabaya, Bpk. Dr. Eko Purwanto, SE, M.Si mewakili Ketua ISEI Cabang Surabaya yang kehadirannya terlambat, dilanjutkan dengan penyerahan sembako secara simbolis kepada warga yang berhak menerima. Setelah itu, semua warga yang menerima kupon secara bergiliran menukarkan kupon dengan sembako yang disediakan oleh panitia.

            Pelaksanaan kegiatan ini juga memperoleh bantuan dari Pengurus RT dan RW setempat. Pembagian kupon untuk pengambilan sembako terlebih dahulu dilakukan oleh Ketua RT beberapa hari sebelum pelaksanaan pemberian sembako. Kegiatan pemberian sembako tersebut berjalan dengan lancar, tertib dan sukses.

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh adanya kenaikan harga  kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Jawa Timur menjelang bulan suci Ramadhan 1435 H. Kenaikan harga cukup signifikan terjadi pada harga sembako jenis beras, telur, minyak goreng dan bawang putih yang melonjak hingga mencapai dua hingga tiga kali lipat. Selain itu, pasokan yang terbatas membuat warga terpaksa melakukan aksi borong untuk kebutuhan puasa. (www.indosiar.com)

            Kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok ini terjadi sejak sepekan terakhir menjelang bulan Ramadhan di beberapa pasar tradisional di Jawa Timur.  Salah satunya terjadi di Pasar Tanjung Jember, yang merupakan pasar terbesar di Kabupaten Jember. Di pasar tersebut, hampir sebagian besar harga komoditi utama seperti beras, telur ayam, minyak goreng hingga bawang putih terus mengalami peningkatan yang signifikan. Kenaikan harga paling mencolok terjadi pada bawang putih yang mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya yakni dari 6000 rupiah perkilogramnya menjadi 12.000 ribu rupiah perkilogramnya.

            Belum tibanya masa panen yang kemudian berakibat pada minimnya pasokan diduga menjadi penyebab utama kenaikan harga ini. Kondisi tersebut terjadi bersamaan dengan semakin dekatnya bulan puasa, yang selalu disertai dengan kenaikan permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok. Hal inilah yang menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok yang luar biasa besar. Selain bawang putih, kenaikan harga juga terjadi pada sembako jenis beras. Harga beras kualitas super kini telah mencapai 6300 rupiah perkilogramnya, naik 500 rupiah dari harga sebelumnya sebesar 5800 rupiah perkilogramnya.

            Di Kabupaten Sidoarjo, harga sembako juga merangkak naik. Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada bawang putih yang naik hingga 300 persen dari harga biasanya, dari 3000 rupiah naik menjadi 12000 rupiah perkilogram. Harga bahan pokok seperti telur, minyak goreng, gula, terigu dan sayuran mulai merangkak naik. Telur yang semula harganya 12.000 rupiah naik menjadi 13.000 rupiah perkilogram. Minyak goreng semula 7.500 rupiah naik menjadi 8500 rupiah. Kenaikan harga sembako ini memberatkan para konsumen, karena kenaikan tidak hanya terjadi pada satu jenis sembako tetapi hampir semua jenis sembako. Menurut pedagang, kenaikan harga sembako di pasar tradisional Larangan Sidoarjo diduga disebabkan oleh tingginya permintaan konsumen menjelang empat hari sebelum puasa Ramadhan tahun ini. (www.indosiar.com)

            Efek kenaikan harga sembako tersebut memberikan beban yang makin berat bagi kelompok rumah tangga miskin, khususnya yang memiliki putra/putri yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini terjadi karena bulan Juli adalah momen tahun ajaran baru yang menyebabkan peningkatan biaya sekolah, baik bagi siswa yang melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun siswa yang naik kelas. Para orangtua harus membayar biaya sekolah pada saat putra/putrinya melakukan daftar ulang di sekolah masing-masing.

            Lonjakan harga sembako menjelang bulan Ramadhan selalu terjadi setiap tahun. Pada berbagai kasus yang terjadi, terlihat sekali bahwa pemerintah kurang berhasil dalam upaya pengendalian inflasi. Hal ini antara lain terkait dengan fakta bahwa sebagian komoditas di tingkat distributor dikelola dalam pasar oligopolis, bahkan cenderung kartel, seperti di sektor pertanian. Kondisi ini yang seringkali menimbulkan lonjakan harga yang luar biasa besar pada beberapa komoditi seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan komoditi lainnya. Selain itu,  Kemampuan pemerintah mengendalikan harga sampai saat ini sangat lemah, karena tidak diimbangi dengan infrastruktur lembaga dan kelembagaan yang mapan.

            Menyikapi kondisi beban hidup masyarakat yang  semakin berat pada bulan Ramadhan ini, sangat penting bagi kita untuk menyimak apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau dalam sabdanya menyampaikan bahwa “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan ummatku berarti bukan dari golonganku”. Ramadhan adalah bulan penuh berkah, karena Allah SWT telah memberikan banyak keutamaan-keutamaan di bulan suci, bulan penuh kemuliaan ini. Barang siapa yang beramal shaleh di bulan Ramadhan maka dialah yang akan mendapatkan keutamaannya, karena pahala yang diberikan akan dilipatgandakan.

            Oleh karena itu, ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur memandang perlu untuk melakukan kegiatan yang dapat membantu masyarakat miskin, dengan menyelenggarakan Bazar dan Pemberian Sembako Bagi Masyarakat Miskin yang diselenggarakan dalam bulan Ramadhan 2014. Kegiatan ini diharapkan dapat meringankan beban hidup yang semakin berat yang dialami oleh kelompok masyarakat kurang mampu selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.