Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

  1. Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen berpindah pekerjaan dijadikan seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha bersedia mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Beliau melaksanakan investasi di suatu segi yang selisih dengan ayahnya. Namun, beliau gagal dan berakhir jatuh miskin. Babak perpindahan jabatan atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk sosial warga inilah yang dikata gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility)

Pengertian

Definisi

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam bentuk sosial adalah pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Bentuk sosial meliputi sifat hubungan selang individu dalam kelompok dan hubungan selang individu dengan kelompoknya.

Show

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melaksanakan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tsb akan menciptakan orang dilebihkan bahagia dan memungkinkan mereka melaksanakan jenis pekerjaan yang peling cocok untuk diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar balik sosial selisih. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai letak sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja banyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

Mobilitas sosial lebih gampang terjadi pada warga buka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada warga yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, warga feodal atau pada warga yang menganut sistem kasta. Pada warga yang menganut sistem kasta, bila seseorang kelahiran dari kasta yang sangat rendah untuk selamanya beliau tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun beliau memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang dijadikan kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

Cara untuk melaksanakan mobilitas sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melaksanakan mobilitas sosial ke atas adalah untuk berikut :

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat dijadikan Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di warga tidak dapat dipercakapkan naik apabila beliau tidak mengubah standar hidupnya, contohnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika beliau dijadikan pegawai rendahan.

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilaksanakan menempuh perkawinan.

Contoh: Seseorang wanita yang bersumber dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di warganya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tsb.

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama dilebihkan megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan dikata untuk orang kaya oleh warga, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

Untuk memperoleh status sosial yang tinggi, orang berupaya menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan untuk kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan untuknya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: supaya penampilannya meyakinkan dan dianggap untuk orang dari kelompok lapisan kelas atas, beliau selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia cakap dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

Dalam suatu warga, suatu nama diidentifikasikan pada jabatan sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan jabatan sosial yang lebih tinggi.

Contoh: Di kalangan warga feodal Jawa, seseorang yang memiliki status untuk orang banyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah dinaikkan untuk pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan letaknya yang baru seperti "Raden"

Faktor penghambat mobilitas sosial

Berada sebagian faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu selang lain untuk berikut :

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan

  • Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan untuk penguasa. Sistem ini dikata Apartheid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih dijadikan presiden Afrika Selatan
  • Agama, seperti yang terjadi di India yang memanfaatkan sistem kasta.
  • Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas buka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan beradanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang dapat memperolehnya.

Contoh: banyak anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya dijadikan anggota DPR.

  • Kemiskinan dapat membatasi kesempatan untuk seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.

Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak dapat membiayai, sehingga beliau tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

  • Perbedaan jenis kelamin dalam warga juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

Sebagian susunan mobilitas sosial

Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat letak seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang berkebangsaan Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir dikata dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilaksanakan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.

Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu letak sosial ke letak sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi dijadikan dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua susunan yang utama

  • Masuk ke dalam letak yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai letak rendah ke dalam letak yang lebih tinggi, di mana letak tsb telah berada sebelumnya.

Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, beliau dinaikkan dijadikan kepala sekolah.

  • Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, contohnya dengan mengangkat diri dijadikan ketua organisasi.

Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk dijadikan ketua dari organisasi baru tsb, sehingga status sosialnya naik.

Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua susunan utama.

  • Turunnya letak. Letak individu turun ke letak yang derajatnya lebih rendah.

Contoh: seorang prajurit dipecat karena melaksanakan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

  • Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu dijadikan turun yang berupa disintegrasi kelompok untuk kesatuan.

Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. hasilnya, status sosial tim pun turun.

Mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi secara umum berfaedah mobilitas dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dst-nya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, berpihak kepada yang benar naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.

Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Beliau hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi beliau berhasil mendidik anaknya dijadikan seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.

Contoh: Pak Darjo awal mulanya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam melakukan pekerjaan dan mungkin juga keberuntungan, beliau selanjutnya memiliki unit usaha sendiri yang berakhir lebih akbar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra melakukan pekerjaan untuk tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awal mulanya juga untuk tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena beliau dapat mengubah statusnya dari tukang becak dijadikan seorang pengusaha. Sementara Endra tetap dijadikan tukang becak. Perbedaan status sosial selang Endra dengan saudara kandung yang lebih mudanya ini juga dapat dikata untuk mobilitas intragenerasi.

Gerak sosial geografis

Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosial

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Bentuk kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena beradanya perubahan dari dalam dan dari luar warga. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

  • Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas bentuk stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan susutnya penduduk.

  • Komunikasi yang lepas sama sekali

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di selang strata yang berada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di selang mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang lepas sama sekali sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang berada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

Akbarnya kemungkinan untuk terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang berada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan dijadikan lemah dan menyulitkan orang bangung dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota warganya untuk lebih kuat berupaya supaya dapat menduduki status tsb.

  • Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Selisih

Kelompok warga yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, warga kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada ketika itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki mutu keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

  • Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan bermutu gampang diperoleh, tentu mempermudah orang untuk melaksanakan pergerakan/mobilitas dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh ketika dijadikan peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, kesudahan suatu peristiwa dari kurangnya pengetahuan.

Saluran-saluran mobilitas sosial

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Tingkatan bersenjata merupakan salah satu aliran mobilitas sosial

Tingkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat dipakai untuk aliran mobilitas vertikal ke atas menempuh tahapan yang dikata kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berfaedah pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, beliau akan memperoleh penghargaan dari warga. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun bersumber dari kelompok warga rendah.

  • Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, contohnya yang berfaedah dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.

Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan aliran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap untuk social elevator (perangkat) yang bangung dari letak yang rendah ke letak yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk memperoleh letak yang lebih .

tinggi.

Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah hingga jenjang yang tinggi. Setelah lulus beliau memiliki pengetahuan dagang dan memanfaatkan pengetahuannya itu untuk berupaya, sehingga beliau berhasil dijadikan pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.

Seperti tingkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.

Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Lebih akbar prestasinya, maka lebih akbar jabatannya. Karena jabatannya tinggi hasilnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah hasilnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah hasilnya status sosialnya di warga meningkat.

Seperti di wikipedia ini, orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.

Suatu perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

Kesudahan suatu peristiwa mobilitas sosial

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap bentuk sosial warga. Konsekuensi-konsekuensi itu selanjutnya mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat bermodel konflik. Berada berbagai jenis konflik yang dapat muncul dalam warga untuk kesudahan suatu peristiwa terjadinya mobilitas.

Kesudahan suatu peristiwa negatif

Dalam warga, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi dikata kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kebutuhan selang kelas-kelas sosial yang berada di warga dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.

Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik selang kelas buruh dengan pengusaha.

  • Konflik antarkelompok sosial

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di selangnya kelompok sosial sesuai ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berupaya untuk menduduki kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.

Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.

Konflik antar generasi terjadi selang generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi gampang yang bersedia mengadakan perubahan.

Contoh: Pergaulan lepas sama sekali yang ketika ini banyak dilaksanakan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

Setiap konflik pada dasarnya bersedia menduduki atau mengalahkan lawan. Untuk pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu banyakan merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini dikata Akomodasi.

Kesudahan suatu peristiwa positif

  • Orang-orang akan berupaya untuk berprestasi atau berupaya untuk maju karena beradanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk bersedia bersaingan, dan melakukan pekerjaan keras supaya dapat naik ke strata atas.

Contoh: Seorang anak miskin berupaya berusaha bisa dengan aktif supaya memperoleh kekayaan dimasa depan.

  • Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial warga ke arah yang lebih berpihak kepada yang benar.

Contoh: Indonesia yang masih mengalami perubahan dari warga agraris ke warga industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki mutu. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam segi pendidikan.

Lihat juga


edunitas.com


Page 2

  1. Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen berpindah pekerjaan dijadikan seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha bersedia mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Beliau melaksanakan investasi di suatu segi yang selisih dengan ayahnya. Namun, beliau gagal dan berakhir jatuh miskin. Proses perpindahan jabatan atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk sosial warga inilah yang dikata gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility)

Pengertian

Definisi

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam bentuk sosial adalah pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Bentuk sosial meliputi sifat hubungan selang individu dalam kelompok dan hubungan selang individu dengan kelompoknya.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melaksanakan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tsb akan menciptakan orang dilebihkan bahagia dan memungkinkan mereka melaksanakan jenis pekerjaan yang peling cocok untuk diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar balik sosial selisih. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja banyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada warga buka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada warga yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, warga feodal atau pada warga yang menganut sistem kasta. Pada warga yang menganut sistem kasta, bila seseorang kelahiran dari kasta yang sangat rendah untuk selamanya beliau tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun beliau memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang dijadikan kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

Cara untuk melaksanakan mobilitas sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melaksanakan mobilitas sosial ke atas adalah untuk berikut :

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat dijadikan Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di warga tidak dapat dipercakapkan naik apabila beliau tidak mengubah standar hidupnya, contohnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika beliau dijadikan pegawai rendahan.

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilaksanakan menempuh perkawinan.

Contoh: Seseorang wanita yang bersumber dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di warganya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tsb.

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama dilebihkan megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan dikata untuk orang kaya oleh warga, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

Untuk mendapat status sosial yang tinggi, orang berupaya menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan untuk kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan untuknya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: supaya penampilannya meyakinkan dan dianggap untuk orang dari golongan lapisan kelas atas, beliau selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia cakap dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

Dalam suatu warga, suatu nama diidentifikasikan pada jabatan sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan jabatan sosial yang lebih tinggi.

Contoh: Di kalangan warga feodal Jawa, seseorang yang memiliki status untuk orang banyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah dinaikkan untuk pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"

Faktor penghambat mobilitas sosial

Berada sebagian faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu selang lain untuk berikut :

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan

  • Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan untuk penguasa. Sistem ini dikata Apartheid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih dijadikan presiden Afrika Selatan
  • Agama, seperti yang terjadi di India yang memanfaatkan sistem kasta.
  • Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas buka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan beradanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang dapat mendapatnya.

Contoh: banyak anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya dijadikan anggota DPR.

  • Kemiskinan dapat membatasi kesempatan untuk seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.

Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak dapat membiayai, sehingga beliau tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

  • Perbedaan jenis kelamin dalam warga juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

Sebagian susunan mobilitas sosial

Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang berkebangsaan Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir dikata dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilaksanakan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.

Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi dijadikan dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua susunan yang utama

  • Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tsb telah berada sebelumnya.

Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, beliau dinaikkan dijadikan kepala sekolah.

  • Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, contohnya dengan mengangkat diri dijadikan ketua organisasi.

Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk dijadikan ketua dari organisasi baru tsb, sehingga status sosialnya naik.

Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua susunan utama.

  • Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.

Contoh: seorang prajurit dipecat karena melaksanakan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

  • Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu dijadikan turun yang berupa disintegrasi kelompok untuk kesatuan.

Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. hasilnya, status sosial tim pun turun.

Mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi secara umum berfaedah mobilitas dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dst-nya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, berpihak kepada yang benar naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.

Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Beliau hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi beliau berhasil mendidik anaknya dijadikan seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.

Contoh: Pak Darjo awal mulanya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam melakukan pekerjaan dan mungkin juga keberuntungan, beliau selanjutnya memiliki unit usaha sendiri yang berakhir lebih akbar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra melakukan pekerjaan untuk tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awal mulanya juga untuk tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena beliau dapat mengubah statusnya dari tukang becak dijadikan seorang pengusaha. Sementara Endra tetap dijadikan tukang becak. Perbedaan status sosial selang Endra dengan saudara kandung yang lebih mudanya ini juga dapat dikata untuk mobilitas intragenerasi.

Gerak sosial geografis

Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosial

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Bentuk kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena beradanya perubahan dari dalam dan dari luar warga. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

  • Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas bentuk stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan susutnya penduduk.

  • Komunikasi yang lepas sama sekali

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di selang strata yang berada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di selang mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang lepas sama sekali sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang berada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

Akbarnya kemungkinan untuk terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang berada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan dijadikan lemah dan menyulitkan orang bangung dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota warganya untuk lebih kuat berupaya supaya dapat menduduki status tsb.

  • Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Selisih

Kelompok warga yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, warga kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada ketika itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki mutu keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

  • Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan bermutu mudah diperoleh, tentu mempermudah orang untuk melaksanakan pergerakan/mobilitas dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh ketika dijadikan peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, kesudahan suatu peristiwa dari kurangnya pengetahuan.

Saluran-saluran mobilitas sosial

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Tingkatan bersenjata merupakan salah satu aliran mobilitas sosial

Tingkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat dipakai untuk aliran mobilitas vertikal ke atas menempuh tahapan yang dikata kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berfaedah pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, beliau akan mendapat penghargaan dari warga. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun bersumber dari golongan warga rendah.

  • Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, contohnya yang berfaedah dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.

Lembaga-lembaga pendidikan biasanya merupakan aliran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap untuk social elevator (perangkat) yang bangung dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapat kedudukan yang lebih .

tinggi.

Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah hingga jenjang yang tinggi. Setelah lulus beliau memiliki pengetahuan dagang dan memanfaatkan pengetahuannya itu untuk berupaya, sehingga beliau berhasil dijadikan pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.

Seperti tingkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.

Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Lebih akbar prestasinya, maka lebih akbar jabatannya. Karena jabatannya tinggi hasilnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah hasilnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah hasilnya status sosialnya di warga meningkat.

Seperti di wikipedia ini, orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.

Suatu perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

Kesudahan suatu peristiwa mobilitas sosial

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap bentuk sosial warga. Konsekuensi-konsekuensi itu selanjutnya mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berpotongan konflik. Berada berbagai jenis konflik yang dapat muncul dalam warga untuk kesudahan suatu peristiwa terjadinya mobilitas.

Kesudahan suatu peristiwa negatif

Dalam warga, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi dikata kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kebutuhan selang kelas-kelas sosial yang berada di warga dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.

Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik selang kelas buruh dengan pengusaha.

  • Konflik antarkelompok sosial

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di selangnya kelompok sosial sesuai ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berupaya untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.

Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.

Konflik antar generasi terjadi selang generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang bersedia mengadakan perubahan.

Contoh: Pergaulan lepas sama sekali yang ketika ini banyak dilaksanakan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

Setiap konflik pada dasarnya bersedia menguasai atau mengalahkan lawan. Untuk pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu banyakan merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini dikata Akomodasi.

Kesudahan suatu peristiwa positif

  • Orang-orang akan berupaya untuk berprestasi atau berupaya untuk maju karena beradanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk bersedia bersaingan, dan melakukan pekerjaan keras supaya dapat naik ke strata atas.

Contoh: Seorang anak miskin berupaya berusaha bisa dengan aktif supaya mendapat kekayaan dimasa depan.

  • Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial warga ke arah yang lebih berpihak kepada yang benar.

Contoh: Indonesia yang masih mengalami perubahan dari warga agraris ke warga industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki mutu. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam segi pendidikan.

Lihat juga


edunitas.com


Page 3

  1. Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen berpindah pekerjaan dijadikan seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha bersedia mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Beliau melaksanakan investasi di suatu segi yang selisih dengan ayahnya. Namun, beliau gagal dan berakhir jatuh miskin. Proses perpindahan jabatan atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk sosial warga inilah yang dikata gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility)

Pengertian

Definisi

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam bentuk sosial adalah pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Bentuk sosial meliputi sifat hubungan selang individu dalam kelompok dan hubungan selang individu dengan kelompoknya.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melaksanakan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tsb akan menciptakan orang dilebihkan bahagia dan memungkinkan mereka melaksanakan jenis pekerjaan yang peling cocok untuk diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar balik sosial selisih. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja banyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada warga buka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada warga yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, warga feodal atau pada warga yang menganut sistem kasta. Pada warga yang menganut sistem kasta, bila seseorang kelahiran dari kasta yang sangat rendah untuk selamanya beliau tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun beliau memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang dijadikan kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

Cara untuk melaksanakan mobilitas sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melaksanakan mobilitas sosial ke atas adalah untuk berikut :

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat dijadikan Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di warga tidak dapat dipercakapkan naik apabila beliau tidak mengubah standar hidupnya, contohnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika beliau dijadikan pegawai rendahan.

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilaksanakan menempuh perkawinan.

Contoh: Seseorang wanita yang bersumber dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di warganya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tsb.

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama dilebihkan megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan dikata untuk orang kaya oleh warga, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

Untuk mendapat status sosial yang tinggi, orang berupaya menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan untuk kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan untuknya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: supaya penampilannya meyakinkan dan dianggap untuk orang dari golongan lapisan kelas atas, beliau selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia cakap dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

Dalam suatu warga, suatu nama diidentifikasikan pada jabatan sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan jabatan sosial yang lebih tinggi.

Contoh: Di kalangan warga feodal Jawa, seseorang yang memiliki status untuk orang banyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah dinaikkan untuk pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"

Faktor penghambat mobilitas sosial

Berada sebagian faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu selang lain untuk berikut :

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan

  • Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan untuk penguasa. Sistem ini dikata Apartheid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih dijadikan presiden Afrika Selatan
  • Agama, seperti yang terjadi di India yang memanfaatkan sistem kasta.
  • Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas buka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan beradanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang dapat mendapatnya.

Contoh: banyak anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya dijadikan anggota DPR.

  • Kemiskinan dapat membatasi kesempatan untuk seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.

Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak dapat membiayai, sehingga beliau tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

  • Perbedaan jenis kelamin dalam warga juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

Sebagian susunan mobilitas sosial

Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang berkebangsaan Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir dikata dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilaksanakan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.

Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi dijadikan dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua susunan yang utama

  • Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tsb telah berada sebelumnya.

Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, beliau dinaikkan dijadikan kepala sekolah.

  • Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, contohnya dengan mengangkat diri dijadikan ketua organisasi.

Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk dijadikan ketua dari organisasi baru tsb, sehingga status sosialnya naik.

Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua susunan utama.

  • Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.

Contoh: seorang prajurit dipecat karena melaksanakan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

  • Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu dijadikan turun yang berupa disintegrasi kelompok untuk kesatuan.

Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. hasilnya, status sosial tim pun turun.

Mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi secara umum berfaedah mobilitas dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dst-nya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, berpihak kepada yang benar naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.

Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Beliau hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi beliau berhasil mendidik anaknya dijadikan seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.

Contoh: Pak Darjo awal mulanya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam melakukan pekerjaan dan mungkin juga keberuntungan, beliau selanjutnya memiliki unit usaha sendiri yang berakhir lebih akbar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra melakukan pekerjaan untuk tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awal mulanya juga untuk tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena beliau dapat mengubah statusnya dari tukang becak dijadikan seorang pengusaha. Sementara Endra tetap dijadikan tukang becak. Perbedaan status sosial selang Endra dengan saudara kandung yang lebih mudanya ini juga dapat dikata untuk mobilitas intragenerasi.

Gerak sosial geografis

Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosial

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Bentuk kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena beradanya perubahan dari dalam dan dari luar warga. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

  • Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas bentuk stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan susutnya penduduk.

  • Komunikasi yang lepas sama sekali

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di selang strata yang berada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di selang mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang lepas sama sekali sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang berada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

Akbarnya kemungkinan untuk terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang berada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan dijadikan lemah dan menyulitkan orang bangung dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota warganya untuk lebih kuat berupaya supaya dapat menduduki status tsb.

  • Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Selisih

Kelompok warga yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, warga kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada ketika itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki mutu keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

  • Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan bermutu mudah diperoleh, tentu mempermudah orang untuk melaksanakan pergerakan/mobilitas dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh ketika dijadikan peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, kesudahan suatu peristiwa dari kurangnya pengetahuan.

Saluran-saluran mobilitas sosial

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Tingkatan bersenjata merupakan salah satu aliran mobilitas sosial

Tingkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat dipakai untuk aliran mobilitas vertikal ke atas menempuh tahapan yang dikata kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berfaedah pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, beliau akan mendapat penghargaan dari warga. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun bersumber dari golongan warga rendah.

  • Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, contohnya yang berfaedah dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.

Lembaga-lembaga pendidikan biasanya merupakan aliran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap untuk social elevator (perangkat) yang bangung dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapat kedudukan yang lebih .

tinggi.

Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah hingga jenjang yang tinggi. Setelah lulus beliau memiliki pengetahuan dagang dan memanfaatkan pengetahuannya itu untuk berupaya, sehingga beliau berhasil dijadikan pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.

Seperti tingkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.

Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Lebih akbar prestasinya, maka lebih akbar jabatannya. Karena jabatannya tinggi hasilnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah hasilnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah hasilnya status sosialnya di warga meningkat.

Seperti di wikipedia ini, orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.

Suatu perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

Kesudahan suatu peristiwa mobilitas sosial

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap bentuk sosial warga. Konsekuensi-konsekuensi itu selanjutnya mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berpotongan konflik. Berada berbagai jenis konflik yang dapat muncul dalam warga untuk kesudahan suatu peristiwa terjadinya mobilitas.

Kesudahan suatu peristiwa negatif

Dalam warga, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi dikata kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kebutuhan selang kelas-kelas sosial yang berada di warga dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.

Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik selang kelas buruh dengan pengusaha.

  • Konflik antarkelompok sosial

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di selangnya kelompok sosial sesuai ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berupaya untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.

Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.

Konflik antar generasi terjadi selang generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang bersedia mengadakan perubahan.

Contoh: Pergaulan lepas sama sekali yang ketika ini banyak dilaksanakan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

Setiap konflik pada dasarnya bersedia menguasai atau mengalahkan lawan. Untuk pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu banyakan merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini dikata Akomodasi.

Kesudahan suatu peristiwa positif

  • Orang-orang akan berupaya untuk berprestasi atau berupaya untuk maju karena beradanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk bersedia bersaingan, dan melakukan pekerjaan keras supaya dapat naik ke strata atas.

Contoh: Seorang anak miskin berupaya berusaha bisa dengan aktif supaya mendapat kekayaan dimasa depan.

  • Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial warga ke arah yang lebih berpihak kepada yang benar.

Contoh: Indonesia yang masih mengalami perubahan dari warga agraris ke warga industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki mutu. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam segi pendidikan.

Lihat juga


edunitas.com


Page 4

  1. Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen berpindah pekerjaan dijadikan seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha bersedia mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Beliau melaksanakan investasi di suatu segi yang selisih dengan ayahnya. Namun, beliau gagal dan berakhir jatuh miskin. Proses perpindahan jabatan atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk sosial warga inilah yang dikata gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility)

Pengertian

Definisi

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam bentuk sosial adalah pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Bentuk sosial meliputi sifat hubungan selang individu dalam kelompok dan hubungan selang individu dengan kelompoknya.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melaksanakan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tsb akan menciptakan orang dilebihkan bahagia dan memungkinkan mereka melaksanakan jenis pekerjaan yang peling cocok untuk diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar balik sosial selisih. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja banyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada warga buka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada warga yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, warga feodal atau pada warga yang menganut sistem kasta. Pada warga yang menganut sistem kasta, bila seseorang kelahiran dari kasta yang sangat rendah untuk selamanya beliau tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun beliau memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang dijadikan kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

Cara untuk melaksanakan mobilitas sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melaksanakan mobilitas sosial ke atas adalah untuk berikut :

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat dijadikan Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di warga tidak dapat dipercakapkan naik apabila beliau tidak mengubah standar hidupnya, contohnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika beliau dijadikan pegawai rendahan.

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilaksanakan menempuh perkawinan.

Contoh: Seseorang wanita yang bersumber dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di warganya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tsb.

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama dilebihkan megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan dikata untuk orang kaya oleh warga, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

Untuk mendapat status sosial yang tinggi, orang berupaya menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan untuk kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan untuknya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: supaya penampilannya meyakinkan dan dianggap untuk orang dari golongan lapisan kelas atas, beliau selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia cakap dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

Dalam suatu warga, suatu nama diidentifikasikan pada jabatan sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan jabatan sosial yang lebih tinggi.

Contoh: Di kalangan warga feodal Jawa, seseorang yang memiliki status untuk orang banyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah dinaikkan untuk pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"

Faktor penghambat mobilitas sosial

Berada sebagian faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu selang lain untuk berikut :

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan

  • Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan untuk penguasa. Sistem ini dikata Apartheid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih dijadikan presiden Afrika Selatan
  • Agama, seperti yang terjadi di India yang memanfaatkan sistem kasta.
  • Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas buka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan beradanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang dapat mendapatnya.

Contoh: banyak anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya dijadikan anggota DPR.

  • Kemiskinan dapat membatasi kesempatan untuk seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.

Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak dapat membiayai, sehingga beliau tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

  • Perbedaan jenis kelamin dalam warga juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

Sebagian susunan mobilitas sosial

Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang berkebangsaan Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir dikata dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilaksanakan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.

Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi dijadikan dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua susunan yang utama

  • Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tsb telah berada sebelumnya.

Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, beliau dinaikkan dijadikan kepala sekolah.

  • Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, contohnya dengan mengangkat diri dijadikan ketua organisasi.

Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk dijadikan ketua dari organisasi baru tsb, sehingga status sosialnya naik.

Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua susunan utama.

  • Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.

Contoh: seorang prajurit dipecat karena melaksanakan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

  • Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu dijadikan turun yang berupa disintegrasi kelompok untuk kesatuan.

Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. hasilnya, status sosial tim pun turun.

Mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi secara umum berfaedah mobilitas dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dst-nya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, berpihak kepada yang benar naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.

Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Beliau hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi beliau berhasil mendidik anaknya dijadikan seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.

Contoh: Pak Darjo awal mulanya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam melakukan pekerjaan dan mungkin juga keberuntungan, beliau selanjutnya memiliki unit usaha sendiri yang berakhir lebih akbar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra melakukan pekerjaan untuk tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awal mulanya juga untuk tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena beliau dapat mengubah statusnya dari tukang becak dijadikan seorang pengusaha. Sementara Endra tetap dijadikan tukang becak. Perbedaan status sosial selang Endra dengan saudara kandung yang lebih mudanya ini juga dapat dikata untuk mobilitas intragenerasi.

Gerak sosial geografis

Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosial

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Bentuk kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena beradanya perubahan dari dalam dan dari luar warga. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

  • Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas bentuk stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan susutnya penduduk.

  • Komunikasi yang lepas sama sekali

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di selang strata yang berada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di selang mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang lepas sama sekali sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang berada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

Akbarnya kemungkinan untuk terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang berada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan dijadikan lemah dan menyulitkan orang bangung dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota warganya untuk lebih kuat berupaya supaya dapat menduduki status tsb.

  • Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Selisih

Kelompok warga yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, warga kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada ketika itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki mutu keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

  • Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan bermutu mudah diperoleh, tentu mempermudah orang untuk melaksanakan pergerakan/mobilitas dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh ketika dijadikan peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, kesudahan suatu peristiwa dari kurangnya pengetahuan.

Saluran-saluran mobilitas sosial

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Tingkatan bersenjata merupakan salah satu aliran mobilitas sosial

Tingkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat dipakai untuk aliran mobilitas vertikal ke atas menempuh tahapan yang dikata kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berfaedah pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, beliau akan mendapat penghargaan dari warga. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun bersumber dari golongan warga rendah.

  • Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, contohnya yang berfaedah dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.

Lembaga-lembaga pendidikan biasanya merupakan aliran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap untuk social elevator (perangkat) yang bangung dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapat kedudukan yang lebih .

tinggi.

Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah hingga jenjang yang tinggi. Setelah lulus beliau memiliki pengetahuan dagang dan memanfaatkan pengetahuannya itu untuk berupaya, sehingga beliau berhasil dijadikan pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.

Seperti tingkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.

Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Lebih akbar prestasinya, maka lebih akbar jabatannya. Karena jabatannya tinggi hasilnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah hasilnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah hasilnya status sosialnya di warga meningkat.

Seperti di wikipedia ini, orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.

Suatu perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

Kesudahan suatu peristiwa mobilitas sosial

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap bentuk sosial warga. Konsekuensi-konsekuensi itu selanjutnya mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berpotongan konflik. Berada berbagai jenis konflik yang dapat muncul dalam warga untuk kesudahan suatu peristiwa terjadinya mobilitas.

Kesudahan suatu peristiwa negatif

Dalam warga, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi dikata kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kebutuhan selang kelas-kelas sosial yang berada di warga dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.

Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik selang kelas buruh dengan pengusaha.

  • Konflik antarkelompok sosial

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di selangnya kelompok sosial sesuai ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berupaya untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.

Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.

Konflik antar generasi terjadi selang generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang bersedia mengadakan perubahan.

Contoh: Pergaulan lepas sama sekali yang ketika ini banyak dilaksanakan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

Setiap konflik pada dasarnya bersedia menguasai atau mengalahkan lawan. Untuk pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu banyakan merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini dikata Akomodasi.

Kesudahan suatu peristiwa positif

  • Orang-orang akan berupaya untuk berprestasi atau berupaya untuk maju karena beradanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk bersedia bersaingan, dan melakukan pekerjaan keras supaya dapat naik ke strata atas.

Contoh: Seorang anak miskin berupaya berusaha bisa dengan aktif supaya mendapat kekayaan dimasa depan.

  • Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial warga ke arah yang lebih berpihak kepada yang benar.

Contoh: Indonesia yang masih mengalami perubahan dari warga agraris ke warga industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki mutu. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam segi pendidikan.

Lihat juga


edunitas.com


Page 5

  1. Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen berpindah pekerjaan dijadikan seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha bersedia mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Beliau melaksanakan investasi di suatu segi yang selisih dengan ayahnya. Namun, beliau gagal dan berakhir jatuh miskin. Proses perpindahan jabatan atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk sosial warga inilah yang dikata gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility)

Pengertian

Definisi

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam bentuk sosial adalah pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Bentuk sosial meliputi sifat hubungan selang individu dalam kelompok dan hubungan selang individu dengan kelompoknya.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melaksanakan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tsb akan menciptakan orang dilebihkan bahagia dan memungkinkan mereka melaksanakan jenis pekerjaan yang peling cocok untuk diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar balik sosial selisih. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja banyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada warga buka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada warga yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, warga feodal atau pada warga yang menganut sistem kasta. Pada warga yang menganut sistem kasta, bila seseorang kelahiran dari kasta yang sangat rendah untuk selamanya beliau tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun beliau memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang dijadikan kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

Cara untuk melaksanakan mobilitas sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melaksanakan mobilitas sosial ke atas adalah untuk berikut :

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat dijadikan Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di warga tidak dapat dipercakapkan naik apabila beliau tidak mengubah standar hidupnya, contohnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika beliau dijadikan pegawai rendahan.

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilaksanakan menempuh perkawinan.

Contoh: Seseorang wanita yang bersumber dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di warganya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tsb.

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama dilebihkan megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan dikata untuk orang kaya oleh warga, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

Untuk mendapat status sosial yang tinggi, orang berupaya menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan untuk kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan untuknya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: supaya penampilannya meyakinkan dan dianggap untuk orang dari golongan lapisan kelas atas, beliau selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia cakap dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

Dalam suatu warga, suatu nama diidentifikasikan pada jabatan sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan jabatan sosial yang lebih tinggi.

Contoh: Di kalangan warga feodal Jawa, seseorang yang memiliki status untuk orang banyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah dinaikkan untuk pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"

Faktor penghambat mobilitas sosial

Berada sebagian faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu selang lain untuk berikut :

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan

  • Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan untuk penguasa. Sistem ini dikata Apartheid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih dijadikan presiden Afrika Selatan
  • Agama, seperti yang terjadi di India yang memanfaatkan sistem kasta.
  • Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas buka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan beradanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang dapat mendapatnya.

Contoh: banyak anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya dijadikan anggota DPR.

  • Kemiskinan dapat membatasi kesempatan untuk seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.

Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak dapat membiayai, sehingga beliau tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

  • Perbedaan jenis kelamin dalam warga juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

Sebagian susunan mobilitas sosial

Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang berkebangsaan Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir dikata dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilaksanakan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.

Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi dijadikan dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua susunan yang utama

  • Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tsb telah berada sebelumnya.

Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, beliau dinaikkan dijadikan kepala sekolah.

  • Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, contohnya dengan mengangkat diri dijadikan ketua organisasi.

Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk dijadikan ketua dari organisasi baru tsb, sehingga status sosialnya naik.

Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua susunan utama.

  • Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.

Contoh: seorang prajurit dipecat karena melaksanakan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

  • Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu dijadikan turun yang berupa disintegrasi kelompok untuk kesatuan.

Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. hasilnya, status sosial tim pun turun.

Mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi secara umum berfaedah mobilitas dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dst-nya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, berpihak kepada yang benar naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.

Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Beliau hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi beliau berhasil mendidik anaknya dijadikan seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.

Contoh: Pak Darjo awal mulanya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam melakukan pekerjaan dan mungkin juga keberuntungan, beliau selanjutnya memiliki unit usaha sendiri yang berakhir lebih akbar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra melakukan pekerjaan untuk tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awal mulanya juga untuk tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena beliau dapat mengubah statusnya dari tukang becak dijadikan seorang pengusaha. Sementara Endra tetap dijadikan tukang becak. Perbedaan status sosial selang Endra dengan saudara kandung yang lebih mudanya ini juga dapat dikata untuk mobilitas intragenerasi.

Gerak sosial geografis

Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosial

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Bentuk kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena beradanya perubahan dari dalam dan dari luar warga. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

  • Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas bentuk stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan susutnya penduduk.

  • Komunikasi yang lepas sama sekali

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di selang strata yang berada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di selang mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang lepas sama sekali sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang berada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

Akbarnya kemungkinan untuk terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang berada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan dijadikan lemah dan menyulitkan orang bangung dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota warganya untuk lebih kuat berupaya supaya dapat menduduki status tsb.

  • Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Selisih

Kelompok warga yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, warga kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada ketika itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki mutu keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

  • Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan bermutu mudah diperoleh, tentu mempermudah orang untuk melaksanakan pergerakan/mobilitas dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh ketika dijadikan peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, kesudahan suatu peristiwa dari kurangnya pengetahuan.

Saluran-saluran mobilitas sosial

Masyarakat yang mengalami sedikit sekali mobilitas sosial naik adalah masyarakat

Tingkatan bersenjata merupakan salah satu aliran mobilitas sosial

Tingkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat dipakai untuk aliran mobilitas vertikal ke atas menempuh tahapan yang dikata kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berfaedah pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, beliau akan mendapat penghargaan dari warga. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun bersumber dari golongan warga rendah.

  • Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, contohnya yang berfaedah dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.

Lembaga-lembaga pendidikan biasanya merupakan aliran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap untuk social elevator (perangkat) yang bangung dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapat kedudukan yang lebih .

tinggi.

Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah hingga jenjang yang tinggi. Setelah lulus beliau memiliki pengetahuan dagang dan memanfaatkan pengetahuannya itu untuk berupaya, sehingga beliau berhasil dijadikan pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.

Seperti tingkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.

Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Lebih akbar prestasinya, maka lebih akbar jabatannya. Karena jabatannya tinggi hasilnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah hasilnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah hasilnya status sosialnya di warga meningkat.

Seperti di wikipedia ini, orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.

Suatu perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

Kesudahan suatu peristiwa mobilitas sosial

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap bentuk sosial warga. Konsekuensi-konsekuensi itu selanjutnya mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berpotongan konflik. Berada berbagai jenis konflik yang dapat muncul dalam warga untuk kesudahan suatu peristiwa terjadinya mobilitas.

Kesudahan suatu peristiwa negatif

Dalam warga, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi dikata kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kebutuhan selang kelas-kelas sosial yang berada di warga dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.

Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik selang kelas buruh dengan pengusaha.

  • Konflik antarkelompok sosial

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di selangnya kelompok sosial sesuai ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berupaya untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.

Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.

Konflik antar generasi terjadi selang generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang bersedia mengadakan perubahan.

Contoh: Pergaulan lepas sama sekali yang ketika ini banyak dilaksanakan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

Setiap konflik pada dasarnya bersedia menguasai atau mengalahkan lawan. Untuk pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu banyakan merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh beradanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini dikata Akomodasi.

Kesudahan suatu peristiwa positif

  • Orang-orang akan berupaya untuk berprestasi atau berupaya untuk maju karena beradanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk bersedia bersaingan, dan melakukan pekerjaan keras supaya dapat naik ke strata atas.

Contoh: Seorang anak miskin berupaya berusaha bisa dengan aktif supaya mendapat kekayaan dimasa depan.

  • Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial warga ke arah yang lebih berpihak kepada yang benar.

Contoh: Indonesia yang masih mengalami perubahan dari warga agraris ke warga industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki mutu. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam segi pendidikan.

Lihat juga


edunitas.com