Show
RESPIRASI PADA TUMBUHAN 1. Oleh : Drs. Suyitno Al. MS 2
Sistem Respirasi Pada Hewan
Sistem Respirasi Pada Hewan
Makalah Tumbuhan Plantae Leave a reply
Gangguan Respirasi pada Penyakit Saraf
FISIOLOGI RESPIRASI APA RESPIRASI ITU?
MAKALAH PENCIPTAAN MANUSIA, HEWAN, DAN TUMBUHAN
Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN
JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN
BERBAGAI FUNGSI PADA TUMBUHAN
EVOLUSI FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN
MAKALAH YANG DISAMPAIKAN PADA
MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN
FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN
TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN
Jaringan Penyusun pada Tumbuhan
MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
MAKALAH PADA SEMINAR NASIONAL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan pada mammalia khususnya manusia. Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok. Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi. Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Pernafasan Sistem pernafasan adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Sistem Pernafasan atau respirasi juga mempunyai arti :
2.2 Bagian-bagian Saluran Pernafasan pada Manusia Sistem Pernapasan Pada Manusia Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian pernapasan. Bagian saluran udara terdiri dari :
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
2.3 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara. Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang. Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae. Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :
Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah. Daerah pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan daerah pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah. Rongga hidung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae. Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya. Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berhubungan dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan jelas. Tekak adalah Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah yaitu :
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.
Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa digantikan oleh serat elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa hanya ada didinding daerah hidung dan dekat ke kerongkongan. Di tempat lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik sekitar leher. Lapisan serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica mucosa itu berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot. Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia, dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat kelenjar lendir. Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia. Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian bawah epiglotis. Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat elastis dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid. Ditengah ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis mengelupas. Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas. Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya. Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin-cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang menunjang tenggorok pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh bagian terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang susunannnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok kembali sempurna. Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan struktur cincin yang tak bulat penuh ini maka tenggorok dapat meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak udara ke dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi banyak serat elastis dan retikulosa.
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting. Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah. Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling saluran. Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, memiliki epitel bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa. Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica submucosa. Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai penerusan selaput dalam pleura. Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding. Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput dalam pluera. Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia. Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura. Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran. Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial membentuk saluran alveoli. Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.
Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua atau lebih alveoli. Alveolus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis. Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast. Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar. Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran pernapasan. Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler sangat mudah dan cepat. Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok. Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida. Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan dinding rongga selaput paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke kiri, sehingga menyebabkan paru-paru kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot penganglkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti perluasan rongga dada maka terhisaplah udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan paru-paru menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun kembali, sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara didesak keluar dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas). Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :
Manusia bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam tubuh. Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi dua yaitu: Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang rusuk. Mekenismenya sebagai berikut:
Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Mekanismenya adalah sebagai berikut:
2.5 Pertukaran Gas Oksigen dan Karbon Dioksida dalam Tubuh Pertukaran gas atau difusi gas respirasi disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara baik oksigen atau karbondioksida. Faktor-faktor yang menentukan difusi gas respirasi melintasi membra alveolus dan kapiler darah yaitu sebagai berikut:
2.6. Macam-Macam Volume Udara Pernapasan
2.7. Frekuensi Pernapasan Pada Manusia Secara umum frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 15-20 kali per menit. Frekuensi pernapasan pada pria lebih cepat dari pada wanita karena pria lebih banyak melakukan aktifitas. Cepat lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh maupun aktivitas tubuh 2.8 Sistem Pernapasan pada Burung (Aves) 2.8.1 Jalur Pernapasan BurungPada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
2.8.2 Alat Pernapasan BurungSelain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.2.8.3. Mekanisme Pernapasan pada BurungMekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang. Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasiPada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak. Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.2.9 Sistem pernapasan pada ikan (Pisces)Ikan bernapas dengan bantuan insang yang memiliki susunan sebanyak empat lapis, yang masing-masing lapisnya memiliki dua baris flamen, yang disusun atas lempengan gepeng atau pipih yang biasa disebut dengan lamela. Lamela inilah yang membuat luas permukaan dalam proses respirasi yang tersusun atas jaringan yang pipih tadi, memiliki kandungan jarngan kapiler pada pembuluh darah. Kebanyakan, ikan memiliki insang internal, karena akan diutup oleh bagian yang dinamakan operkulum. Semua jenis ikan yang memiliki tulang keras memiliki operkulum ini. Sedangkan beberapa ikan, juga terlihat memiliki insang eksternal, karena tak mempunyai bagian yang dinamakan operkulum, sehingga akan terlihat dari luar. Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi :
Pernapaan pada ikan sangat dibantu oleh gerakan seperti memompa yang dilakuka dengan berirama. Ketika proses pernapasan pada ikan terjadi, mulut ikan akan terbuka, sehingga akan menaikan volume pada rongga mulut. Meningkatnya volume inilah yang menyebabkan penurunan tekanan, sehingga akan terjadi proses difusi, dimana merupakan tahap inspirasi dan ekspirasi yang membuat mulut mengecil dan menutupnya mulut ikan. Dalam hal ini, akan mendorong air masuk ke rongga insang. Secara akitf, ikan akan memompa terus menerus air untuk masuk ke dalam rongga mulut untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Molekul pada air yang memang lebih padat, membuat oksigen sangat sulit larut, dibandingan kandungan pada udara. Itulah sebabnya, akan terjadi gerakan memompa terus menerus supaya kebutuhan oksigen pada ikan akan semakin banyak. Oksgen dalam air juga dipengaruhi oleh sanitasi (kadar garam) dan suhu, sehingga semakin tinggi suhu dan santasinya, akan mempengaruhi jumlah kadar oksigen. Oleh karenannya, sangat sulit untuk menemukan spesies ikan yang tinggal di laut yang permukaannya hangat. Beberapa spesien ikan, bahkan memiliki organ tambahan yakni paru-paru. Paru-paru ini digunakan untuk lebih banyak mengikat oksigen secara langsung ketika muncul di permukaan. Itulah yang sering dilakukan oleh paus, yang termasuk ke dalam kelompok ikan labirin, yang perlu menambah kadar oksigen dengan cara sesekali muncul ke permukaan. 2. 10 Sistem Pernapasan pada reptil (Kadal)Sistem pernapasan pada hewan reptil dibantu oleh gerakan rongga dada. Tidak seperti sistem pernapasan pada manusia, reptil tidal meiliki sekat diafragma dan pernapasan diatur oleh otot intercostae. Ketika otot intercostae berkontraksi rongga dada membesar dan volume udara mengecil dan udara masuk melalui lubang hidung dan selanjutnya diteruskan ke laring, trakea dan paru-paru. Ketika otok intercostae berelaksasi rongga dada mengecil dan udara yang mengandung karbon dioksida akan keluar melalui lubang hidung. Sama seperti paru-paru hewan mamalia, dinding alveoli reptil dikelilingi pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Pertukaran udara terjadi di alveoli kemudian oksigen akan diikat oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Pada beberapa spesies ordo Crocodilia reptil termasuk buaya, pernapasan juga dibantu oleh otot-otot hati atau visera. Pada buaya, otot visera berhubungan langsung dengan tulang rusuk. Pada saat otot visera berkontraksi rusuk akan bergerak ke depan dan menghisap udara masuk ke dalam rongga dada. Gerakan pada otot visera ini sama seperti gerakan saat menarik piston. Sebagian besar reptil tidak memiliki palatum (atap rongga mulut) sekunder. Hal ini mengakibatkan reptil harus menahan napas ketika menelan makanan. Spesies lain seperti buaya telah berevolusi dan memiliki rongga mulut sekunder yang memungkinkan mereka untuk tetap bernapas saat menyelam. Sementara itu, ular dapat mengembangkan trakeanya menjadi lebih luas, dan memungkinkan ular dapat menelan mangsanya tanpa merasakan sesak napas. Berikut adalah mekanisme pernapasan reptil secara lebih ringkas :
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
BAB III PENUTUP Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian pernapasan. Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara. Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir. Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia. Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.
Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo). Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding. Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
c.Masuknya air ke alveolus.
b.Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae
d.Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil. e.Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu. f.Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun. g.Kanker paru-paru : akibat sering merokok
DAFTAR PUSTAKA Junqueira, C Louise; Carneiro, Jose; diterjemahkan oleh Dearma, Adji. 1982. Histologi Dasar. Jakarta Utara: EGC Kelapa Muda Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Universitas Negeri Malang Yatim, Wildan Dr. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: PT Tarsito |