Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Show

RESPIRASI PADA TUMBUHAN 1. Oleh : Drs. Suyitno Al. MS 2

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Sistem Respirasi Pada Hewan

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Sistem Respirasi Pada Hewan

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Makalah Tumbuhan Plantae Leave a reply

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Gangguan Respirasi pada Penyakit Saraf

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

FISIOLOGI RESPIRASI APA RESPIRASI ITU?

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

MAKALAH PENCIPTAAN MANUSIA, HEWAN, DAN TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

BERBAGAI FUNGSI PADA TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

EVOLUSI FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

MAKALAH YANG DISAMPAIKAN PADA

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

Jaringan Penyusun pada Tumbuhan

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Makalah tentang respirasi pada makhluk hidup

MAKALAH PADA SEMINAR NASIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

          1.1  Latar Belakang

             Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan pada mammalia khususnya manusia.

Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok.

Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2  dan CO2  dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.

Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
1.2  Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian sistem pernfasan?
  2. Apa saja bagian-bagian saluran pernafasan?
  3. Bagaimana struktur histologi dari masing-masing bagian tersebut?
  4. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada manusia?
  5. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada ikan?
  6. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada burung?
  7. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada kadal?
  8. Apa macam-macam kelainan pernapasan pada manusia?

1.3  Tujuan

  1. Untuk mengetahui pengertian sistem pernafasan.
  2. Untuk mengetahui tentang bagian-bagian saluran pernafasan.
  3. Untuk mengetahui struktur histologi masing-masing bagian saluran pernafasan.
  4. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada manusia.
  5. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada manusia.
  6. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada ikan.
  7. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada burung.
  8. Untuk mengetahui macam-macam kelainan pada kadal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pernafasan

            Sistem pernafasan adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Sistem Pernafasan atau respirasi juga mempunyai arti :

  1. proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh.
  2. pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
  3. reaksi enzimatis, sebab dalam proses tersebut ada satu enzim yang memegang peranan penting yaitu sitokrom (enzim pernafasan).

2.2 Bagian-bagian Saluran Pernafasan pada Manusia

Sistem Pernapasan Pada Manusia 

Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian pernapasan.  Bagian saluran udara terdiri dari :

  1. Hidung (nasus)
  2. Tekak (pharynx)
  3. Jakun (larynx)
  4. Tenggorok (trachea)
  5. Cabang tenggorok (bronkhus)
  6. Ranting tenggorok (bronkhiolus)

Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :

  1. Bronkhioli respiratori
  2. Kantung alveolus/ dukti alveoli
  3. Alveolus
  4. Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).

2.3 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan

          Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara. Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.

Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae. Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :

  1. Daerah pembauan.
  2. Daerah pernapasan.

Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah. Daerah pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan daerah pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.

Rongga hidung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae.

Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica  mukosa melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.

Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berhubungan dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan jelas.

Tekak adalah Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah yaitu :

  1. Daerah hidung (naso-pharynx)

Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.

  1. Daerah mulut (oro-pharynx)
  2. Daerah jakun (laryngeo-pharynx)

Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa digantikan oleh serat elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa hanya ada didinding daerah hidung dan dekat ke kerongkongan. Di tempat lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik sekitar leher. Lapisan serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica mucosa itu berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.

Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia, dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.

Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.

Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian bawah epiglotis. Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat elastis dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid. Ditengah ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis mengelupas.

Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.  Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.

Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya.  Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin-cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang menunjang tenggorok pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh bagian terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang susunannnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok kembali sempurna.

Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan struktur cincin yang tak bulat penuh ini maka tenggorok dapat meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak udara ke dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi banyak serat elastis dan retikulosa.

  1. Cabang Tenggorok (Bronkus)

          Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting. Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah. Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling saluran.

Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, memiliki epitel bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa. Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica submucosa.

Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai penerusan selaput dalam pleura.

Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding. Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput dalam pluera.

Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia. Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.

Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran. Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial membentuk saluran alveoli.

          Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.

  1. Kantung alveoli dan alveolus

Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua atau lebih alveoli. Alveolus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis.

Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast. Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.  Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.

Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler sangat mudah dan cepat.

Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok.
2.4 Mekanisme Pernapasan

Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.

Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan dinding rongga selaput paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke kiri, sehingga menyebabkan paru-paru kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot penganglkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti perluasan rongga dada maka terhisaplah udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan paru-paru menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun kembali, sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara didesak keluar dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).

Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :

  1. pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam aliran darah (pertukaran O2 dari darah).
  2. pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas dari darah ke sel tubuh.

Manusia bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam tubuh.

Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi dua yaitu:

Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang rusuk. Mekenismenya sebagai berikut:

  1. Inspirasi, otot tulang rusuk bagian luar berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam paru-paru mengecil sehingga udara diluar mempunyai tekanan yang lebih besar masuk ke dalam paru-paru.
  2. Ekspirasi, bila otot-otot tulang rusuk bagian luar berelaksasi yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali sehingga volume rongga dada mengecil. Oleh karena itu tekanan bagian luar paru-paru lebih kecil daripada bagian dalam sehingga udara keluar dari paru-paru.
  3. Pernapasan Perut

Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Mekanismenya adalah sebagai berikut:

  1. Inspirasi, apabila otot diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada membesar. Oleh karena itu tekanan uara menjadi kecil sehingga udara masuk ke dalam paru-paru.
  2. Ekspirasi, apabila otot diafragma berelaksasi, maka rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar dari paru-paru.

2.5 Pertukaran Gas Oksigen dan Karbon Dioksida dalam Tubuh

Pertukaran gas atau difusi gas respirasi disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara baik oksigen atau karbondioksida.

Faktor-faktor yang menentukan difusi gas respirasi melintasi membra alveolus dan kapiler darah yaitu sebagai berikut:

  1. Permeabilitas epithelium /membran respirasi. Jika membran semakin permeable maka semakin cepat proses difusi.
  2. Luas permukaan epithelium/membran respirasi. Semakin luas membran respirasinya, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.
  3. Tekanan parsial gas yang bergantung pada persentasenya dalam seluruh bagian udara, semakin tinggi tekanan parsial, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.
  4. Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang. Semakin cepat peredaran darah maka semakin cepat pula proses difusinya.
  5. Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah. Semakin cepat reaksi yang terjadi maka semakin cepat pula preses difusinya.

2.6. Macam-Macam Volume Udara Pernapasan

  1. Volume udara tidal yaitu volume udara yang masuk dan keluar sebagai akibat pernapasan biasa, besarnya 500 cc.
  2. Volume udara komplementer yaitu volume udara yang dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi normal, besarnya 1500 cc.
  3. Volume udara suplementer yaitu vvolume udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi normal, besarnya sama dengan volume udara komplementer yaitu 1500 cc.
  4. Volume udara residu yaitu volume udara yang tersisa di dalam paru-paru yang tidak dapat diekspirasikan , besarnya 1000 cc.
  5. Kapasitas vital paru-paru yaitu volume udara yang dapat dihembuskan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal (volume udara tidal + volume udara suplementer + volume udara komplementer), besarnya 3500 cc.
  6. Kapasitas total paru-paru yaitu volume udara yang tertampung secara maksimal di paru-paru (kapasitas vital paru-paru + udara residu) 4500 cc.

2.7. Frekuensi Pernapasan Pada Manusia

Secara umum frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 15-20 kali per menit. Frekuensi pernapasan pada pria lebih cepat dari pada wanita karena pria lebih banyak melakukan aktifitas. Cepat lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh maupun aktivitas tubuh

2.8 Sistem Pernapasan pada Burung (Aves)

2.8.1 Jalur Pernapasan Burung

Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut.

  1. Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.
  2. Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
  3. Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan. Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.

2.8.2 Alat Pernapasan Burung

            Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.

Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.

1.      Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.

2.      Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.

3.      Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.

4.      Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.

2.8.3. Mekanisme Pernapasan pada Burung

            Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang. Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi

            Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak. Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.

2.9 Sistem pernapasan pada ikan (Pisces)

Ikan bernapas dengan bantuan insang yang memiliki susunan sebanyak empat lapis, yang masing-masing lapisnya memiliki dua baris flamen, yang disusun atas lempengan gepeng atau pipih yang biasa disebut dengan lamela. Lamela inilah yang membuat luas permukaan dalam proses respirasi yang tersusun atas jaringan yang pipih tadi, memiliki kandungan jarngan kapiler pada pembuluh darah. Kebanyakan, ikan memiliki insang internal, karena akan diutup oleh bagian yang dinamakan operkulum. Semua jenis ikan yang memiliki tulang keras memiliki operkulum ini. Sedangkan beberapa ikan, juga terlihat memiliki insang eksternal, karena tak mempunyai bagian yang dinamakan operkulum, sehingga akan terlihat dari luar.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi :

  • Inspirasi : O2 dari air masuk ke dalam insang yang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan tubuh.
  • Ekspirasi : CO2 dari jaringan bersama darah menuju ke insang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.

Pernapaan pada ikan sangat dibantu oleh gerakan seperti memompa yang dilakuka dengan berirama. Ketika proses pernapasan pada ikan terjadi, mulut ikan akan terbuka, sehingga akan menaikan volume pada rongga mulut. Meningkatnya volume inilah yang menyebabkan penurunan tekanan, sehingga akan terjadi proses difusi, dimana merupakan tahap inspirasi dan ekspirasi yang membuat mulut mengecil dan menutupnya mulut ikan. Dalam hal ini, akan mendorong air masuk ke rongga insang. Secara akitf, ikan akan memompa terus menerus air untuk masuk ke dalam rongga mulut untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Molekul pada air yang memang lebih padat, membuat oksigen sangat sulit larut, dibandingan kandungan pada udara. Itulah sebabnya, akan terjadi gerakan memompa terus menerus supaya kebutuhan oksigen pada ikan akan semakin banyak. Oksgen dalam air juga dipengaruhi oleh sanitasi (kadar garam) dan suhu, sehingga semakin tinggi suhu dan santasinya, akan mempengaruhi jumlah kadar oksigen. Oleh karenannya, sangat sulit untuk menemukan spesies ikan yang tinggal di laut yang permukaannya hangat.

Beberapa spesien ikan, bahkan memiliki organ tambahan yakni paru-paru. Paru-paru ini digunakan untuk lebih banyak mengikat oksigen secara langsung ketika muncul di permukaan. Itulah yang sering dilakukan oleh paus, yang termasuk ke dalam kelompok ikan labirin, yang perlu menambah kadar oksigen dengan cara sesekali muncul ke permukaan.

2. 10 Sistem Pernapasan pada reptil (Kadal)

          Sistem pernapasan pada hewan reptil dibantu oleh gerakan rongga dada. Tidak seperti sistem pernapasan pada manusia, reptil tidal meiliki sekat diafragma dan pernapasan diatur oleh otot intercostae. Ketika otot intercostae berkontraksi rongga dada membesar dan volume udara mengecil dan udara masuk melalui lubang hidung dan selanjutnya diteruskan ke laring, trakea dan paru-paru. Ketika otok intercostae berelaksasi rongga dada mengecil dan udara yang mengandung karbon dioksida akan keluar melalui lubang hidung.

Sama seperti paru-paru hewan mamalia, dinding alveoli reptil dikelilingi pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Pertukaran udara terjadi di alveoli kemudian oksigen akan diikat oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Pada beberapa spesies ordo Crocodilia reptil termasuk buaya, pernapasan juga dibantu oleh otot-otot hati atau visera. Pada buaya, otot visera berhubungan langsung dengan tulang rusuk. Pada saat otot visera berkontraksi rusuk akan bergerak ke depan dan menghisap udara masuk ke dalam rongga dada. Gerakan pada otot visera ini sama seperti gerakan saat menarik piston.

Sebagian besar reptil tidak memiliki palatum (atap rongga mulut) sekunder. Hal ini mengakibatkan reptil harus menahan napas ketika menelan makanan. Spesies lain seperti buaya telah berevolusi dan memiliki rongga mulut sekunder yang memungkinkan mereka untuk tetap bernapas saat menyelam. Sementara itu, ular dapat mengembangkan trakeanya menjadi lebih luas, dan memungkinkan ular dapat menelan mangsanya tanpa merasakan sesak napas. Berikut adalah mekanisme pernapasan reptil secara lebih ringkas :

  • Fase Inspirasi – Otot tulang rusuk berkontraksi –> rongga dada membesar –> paru-paru mengembang –> O2 masuk melalui lubang hidung –> rongga mulut –> anak tekak –> trakea yang panjang –> bronkiolus dalam paru-paru –> O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.
  • Fase Ekspirasi –Otot tulang rusuk berelaksasi –> rongga dada mengecil –> paru-paru mengecil –> CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah –> paru-paru –> bronkiolus –> trakea yang panjang –> anak tekak –> rongga mulut –> lubang hidung.
  1. 11 Kelainan Pernapasan Pada Manusia

Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :

  1. Kelainan Penyakit Saluran Pernapasan
    1. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lender cairan peradanga nsedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
    2. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
    3. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
    4. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
    5. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
    6. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
  2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
    1. Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang menyebabkan peradangan padadinding alveolus.
    2. Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yang mengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
  3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara :
    1. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
    2. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
  4. Gangguan sistem pernafasan  :
    1. Asfiksi:  ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
    2. Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae
    3. Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus pneumonia
    4. Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
    5. Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.
    6. Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.
    7. Kanker paru-paru : akibat sering merokok
    8. Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
    9. Polippada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.

BAB III

PENUTUP

Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian pernapasan.
Bagian saluran udara terdiri dari :

Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.

Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah

  1. Daerah hidung (naso-pharynx)

Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.

  1. Daerah mulut (oro-pharynx)
  2. Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
  3. Jakun (larynx)

Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.

Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.

  1. Cabang tenggorok (bronkhus)

Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.

  1. Ranting tenggorok (bronkhiolus)

Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia.

Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :

  1. Bronkhioli respiratori
  2. Kantung alveolus/ dukti alveoli
  3. Alveolus

Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).

Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding.
Mekanisme pernafasan:

Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan

Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kelainan Pada sistem pernafasan

  1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
  2. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
  3. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
  4. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
  5. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
  6. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
  7. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
  8. Kelainan/Gangguan/PenyakitDinding Alveolus
  9. Pneumonia / Pnemonia, adalahsuatuinfeksibakteridiplococcus pneumonia yang menyebabkanperadanganpadadinding alveolus.
  10. Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.

c.Masuknya air ke alveolus.

  1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
  2. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
  3. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
  4. Gangguan sistem pernafasan  :
  5. Asfiksi :  ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan

b.Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae

  1. Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus pneumonia

d.Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.

e.Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.

f.Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.

g.Kanker paru-paru : akibat sering merokok

  1. Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
  2. Polip, pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Junqueira, C Louise; Carneiro, Jose; diterjemahkan oleh Dearma, Adji. 1982. Histologi Dasar. Jakarta Utara: EGC Kelapa Muda

Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Universitas Negeri Malang

Yatim, Wildan Dr. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: PT Tarsito