Letak suatu tempat yang sebenarnya di permukaan bumi adalah

Letak suatu tempat yang sebenarnya di permukaan bumi adalah

Dhafi Jawab

Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb32.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>



Klik Disini Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Wed, 03 Aug 2022 01:43:48 +0700 with category IPS

Letak geografis ....maaf kalo salah

Baca Juga: Apa dampak positif jika indonesia berubah bentuk menjadi negara serikat?


jwb32.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Letak suatu tempat berdasarkan keadaan sebenarnya di muka bumi di sebut

A

letak geografis

B

letak astronomis

C

letak geologis

D

letak maritim

JAWAB

GEOGRAFI adalah jenis ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan manusia dan alam. 

Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "Geo" dan "Graphein". Geo artinya bumi, dan Graphein berarti lukisan, tulisan, atau deskripsi. Namun, sudahkah teman-teman mengenal konsep geografi sebelumnya?

Berikut ini adalah 10 konsep geografi

1. Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau sering disebut juga konsep letak yaitu konsep utama yang dari awal pertumbuhan geografi menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi.

Secara pokok lokasi dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.

Lokasi absolut berarti lokasi yang sudah pasti seperti lokasi suatu objek di permukaan bumi yang ditentukan dengan sistem koordinat garis lintang dan garis bujur.

Lokasi tersebut mutlak dan tidak akan berubah angka koordinatnya. Jadi bisa dibilang, konsep lokasi absolut adalah konsep esensial geografi yang berkaitan dengan bentuk muka bumi.

Baca juga: Pemerintah Daerah Perlu Gencarkan Edukasi Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Sedangkan lokasi relatif ia memiliki sifat dinamis atau dalam ilmu geografi disebut sebagai letak geografis yang biasanya dikaitkan dengan strategis atau tidaknya suatu tempat. 

Nilai yang terlekat dalam objek tinggi rendahnya ditentukan oleh objek atau objek-objek lain yang ada kaitannya dengan objek pertama yang menjadi titik perhatiannya.

Nilai suatu objek atas dasar lokasinya dapat berubah-ubah disebabkan perubahan keadaan di luarnya yang berkaitan dengan objek.

Konsep letak suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan dengan harga.

Contoh Konsep Lokasi:

Pada daerah yang dingin orang-orang cenderung berpakaian tebal atau hangat, nilai lahan atau tanah untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan dengan pabrik, kuburan, pasar, terminal kendaraan umum karena bising dan pencemaran yang terjadi di sekitarnya.

Baca juga: Mengenal Sirkum Pasifik, Ini Rute dan Negara yang Dilalui

2. Konsep Jarak

Konsep jarak berkaitan dengan lokasi karena nilai suatu objek dapat ditentukan oleh jaraknya terhadap suatu objek lain. 

Konsep jarak ini juga terbagi menjadi dua yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut artinya jarak dalam satuan tertentu atau jarak sebenarnya.

Sedangkan jarak relatif digambarkan dalam peta isokronik yang menggambarkan jarak yang dapat ditempuh dalam waktu yang sama, peta isofodik menggambarkan jarak yang ditempuh dengan biaya yang sama, dan peta isotacik menggambarkan wilayah dengan kecepatan angkut yang sama.

Konsep jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh sehingga manusia cenderung memperhitungkan jarak.

Contoh Konsep Jarak:

Harga tanah akan semakin mahal apabila mendekati pusat kota dibandingkan dengan harga tanah di wilayah pedesaan.

3. Konsep Morfologi

Konsep morfologi menggambarkan daratan muka bumi sebagai hasil penurunan atau pengangkatan wilayah melalui proses geologi yang biasanya disertai erosi dan sedimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng tererosi, lembah, dan daratan aluvialnya.

Konsep morfologi ini juga berkaitan dengan bentuk lahan yang terkena erosi, pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air. 

Bentuk dataran dengan kemiringan tidak lebih dari 5 derajat adalah wilayah yang cocok digunakan untuk pemukiman dan usaha pertanian maupun usaha-usaha yang lain.

Konsep morfologi berhubungan dengan bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia.

Contoh Konsep Morfologi:

Bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan lain-lain.

Baca juga: Benua Asia, Benua Terbesar di Dunia

4. Konsep Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan merupakan dapat tidaknya atau mudah tidaknya suatu lokasi dijangkau dari lokasi lain.

Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh dan yang diukur dengan jarak fisik, biaya, waktu, serta berbagai hambatan medan.

Seiring majunya teknologi transportasi dan ekonomi membuat keterjangkauan semakin tinggi sehingga jarak menjadi sangat singkat dan dunia menjadi global.

Keterjangkauan yang rendah tentu akan berpengaruh terhadap sulitnya pencapaian kemajuan dan mengembangkan suatu wilayah.

Konsep keterjangkauan ini merupakan interaksi antar tempat sehingga dapat dicapai baik dengan sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki.

Contoh Konsep Keterjangkauan:

Keterjangkauan Jakarta-Semarang bisa menggunakan pesawat, Jakarta-Bandung dengan kereta api.

5. Konsep Pola

Konsep pola artinya berkaitan dengan persebaran fenomena di permukaan bumi baik fenomena yang bersifat alami seperti aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan maupun fenomena sosial budaya seperti pemukiman, persebaran penduduk, mata pencaharian, dan jenis perumahan tempat tinggal penduduk. 

Pada konsep geografi mempelajari pola-pola dan persebaran fenomena, memahami arti serta berusaha untuk memanfaatkannya.

Konsep pola merupakan bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam maupun sosial budaya.

Contoh Konsep Pola:

Pola aliran sungai terkait dengan struktur geologi dan jenis batuan. Pola pemukiman penduduk terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan dan lain sebagainya. (OL-1)

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.[1] Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

Letak suatu tempat yang sebenarnya di permukaan bumi adalah

Peta dunia oleh Gerard van Schagen, Amsterdam, 1689

Letak suatu tempat yang sebenarnya di permukaan bumi adalah

Peta dunia dari CIA World Factbook 2016

  • Conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.
  • Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.
  • Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setelah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan.[2]

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:

  • menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi. Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat.
  • memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,
  1. Bentuk-bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta
  2. Bentuk-bentuk permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda-beda
  • menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya:
  1. Peta potensi rawan banjir
  2. Peta potensi kekeringan
  3. Peta Potensi Air
  4. Peta Potensi Ikan
  • memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi. Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihitung dengan membandingkan skala petanya.

Tujuan Pembuatan Peta

  • membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan,
  • analisis data spasial, misalnya perhitungan volume,
  • menyimpan informasi,
  • membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan
  • komunikasi informasi ruang.

Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:

  • Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.

  • Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.

  • Orientasi/tanda arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

  • Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:

  1. Skala angka. Misalnya 1: 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
  2. Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
  3. Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.
  • Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

  1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional
  2. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak
  3. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu
  4. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
  5. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
  6. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase.
  7. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.
  • Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

    • Warna hijau

Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

    • Warna merah

Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.

    • Warna hijau muda

Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.

    • Warna kuning

Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.

    • Warna cokelat muda

Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan Tawangmangu.

    • Warna cokelat

Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.

    • Warna biru keputihan

Warna biru menunjukkan warna ketampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.

    • Warna biru muda

Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.

    • Warna biru tua

Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterpretasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.

  • Tipe Huruf (Lettering)

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan lettering:

  1. Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
  2. Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa
  • Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

  • Inset

Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:

  1. Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
  2. Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
  3. Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama
  • Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

  • Sumber dan Tahun Pembuatan

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

  • Garis Lintang dan Garis Bujur

Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.

Peta dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu:

Berdasarkan isi data yang disajikan

  • Peta umum, yakni peta yang menggambarkan ketampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.
  2. Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas.
  3. Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

Berupa Suatu Daerah / Wilayah

  • Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.

Peta berdasarkan sumbernya (data)

  • Peta turunan (derived map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.
  • Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.

Peta berdasarkan bentuk/simetrisnya

  1. Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri yaitu peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.
  2. Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, yaitu peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.
  3. Peta digital, merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contoh: citra satelit, foto udara.
  4. Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
  5. Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.

Peta berdasarkan tingkat skalanya/kedetailannya

  1. Peta skala kadaster/teknik adalah peta yang berskala 1 : 100 - 1 : 5.000[3][4][5]
  2. Peta skala besar adalah peta yang berskala 1 : 5.000 - 1 : 250.000
  3. Peta skala sedang adalah peta yang berskala 1 : 250.000 - 1 : 500.000
  4. Peta skala kecil adalah peta yang berskala 1 : 500.000 - 1 : 1.000.000

  1. ^ Mulyani 2018, hlm. 9.
  2. ^ "Syarat-Syarat Peta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-14. Diakses tanggal 2012-05-13. 
  3. ^ Pengertian. "PENGERTIAN PETA KADASTER". Pengertian Menurut Para Ahli (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-06. 
  4. ^ "Mengenal Peta". bisnis asyik Blog. Diakses tanggal 2019-09-06. 
  5. ^ edufunia (2016-02-17). "Jenis-jenis Peta Berdasarkan Skalanya". edufunia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-06. 

  • A.M., Sardiman; Mulyani, Endang; Muhsinatun, Siasah; Suryo, Dyah Respati (2018). Pembelajaran IPS untuk Kelas VII SMP dan MTs. Tiga Serangkai, Solo, Indonesia. ISBN 978-602-320-274-4. 
  • David Buisseret, ed., Monarchs, Ministers and Maps: The Emergence of Cartography as a Tool of Government in Early Modern Europe. Chicago: University of Chicago Press, 1992, ISBN 0-226-07987-2
  • Denis E. Cosgrove (ed.) Mappings. Reaktion Books, 1999 ISBN 1-86189-021-4
  • Freeman, Herbert, Automated Cartographic Text Placement. Diarsipkan 2007-10-29 di Wayback Machine. White paper.
  • Ahn, J. and Freeman, H., “A program for automatic name placement,” Proc. AUTO-CARTO 6, Ottawa, 1983. 444–455.
  • Freeman, H., “Computer Name Placement,” ch. 29, in Geographical Information Systems, 1, D.J. Maguire, M.F. Goodchild, and D.W. Rhind, John Wiley, New York, 1991, 449–460.
  • Mark Monmonier, How to Lie with Maps, ISBN 0-226-53421-9
  • O'Connor, J.J. and E.F. Robertson, The History of Cartography. Scotland : St. Andrews University, 2002.
  • Peta terbalik
  • International Cartographic Association (ICA), the world body for mapping and GIScience professionals
  • Geography and Maps, an Illustrated Guide, by the staff of the U.S. Library of Congress.
  • The History of Cartography Project at the University of Wisconsin, a comprehensive research project in the history of maps and mapping
  • Mapping History Project – University of Oregon

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peta&oldid=21473683"