Kolam ikan nila apa harus pakai filter?

Di kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai kunci sukses budidaya ikan nila di air tidak mengalir media kolam terpal. Berlajar secara otodidak tentang budidaya ikan nila terkadang memicu timbulnya rasa pesimis. Namun, perlu kamu tahu bahwa semua pelaku budidaya pada awalnya juga adalah seorang pemula, lho.

Mulai belajar dari buku, bertanya pada teman yang sudah memulai budidaya, menonton video budidaya dari Youtube ataupun membaca artikel seperti yang kamu baca ini merupakan salah satu langkah yang sangat baik untuk pemula.

Asalkan terus belajar dengan tekun pasti kamu akan sukses seperti mereka yang telah menghasilkan jutaan atau bahkan hingga ratusan juta rupiah. Nah, untuk mencapai kesuksesan seperti mereka. pelajari secara perlahan dan pahami kunci sukses budidaya di bawah ini.

Kunci Sukses Budidaya Ikan Nila Di Air Tidak Mengalir Media Kolam Terpal

1. Pembuatan Kolam

Hal pertama yang perlu kamu perhatikan untuk memulai budidaya adalah membuat kolam. Pembuatan kolam ini harus berada di bawah sinar matahari langsung agar tercipta oksigen secara maksimal dengan adanya fotosintesis yang terjadi pada kolam.

Baca juga : Harga Terpal Paling Murah Untuk Kolam Ikan

2. Bibit Ikan Nila 

Langkah kedua adalah membeli bibit nila yang tidak terbiasa dengan aerator dari sumber pembenihan. Tujuannya supaya bibit ikan nila dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Biasanya. untuk mendapatkan bibit tersebut maka indukan ikan nila sudah diletakkan pada kolam pemijahan tanpa aerator. Hal ini yang membuat bibit ikan nila terbiasa hidup tanpa aerator sejak masih menjadi larva.

Apabila tidak bisa menemukan bibit ikan nila yang di inginkan, maka solusi satu-satunya adalah membeli bibit ikan nila berukuran tidak lebih lebih dari satu jari. Hal ini bertujuan agar bibit mudah beradaptasi pada lingkungan barunya. Dan jika kamu membeli bibit dengan ukuran yang lebih besar, dikhawatirkan bibit nila gagal beradaptasi dan justru menyebabkan kematian massal.

3. Padat Tebar

Yang ketiga adalah padat tebar. Padat tebar pada kolam terpal dengan air tidak mengalir maksimal 50 ekor/m³. Dan apabila melebihi batas padat tebar tersebut dikhawatirkan ikan akan kekurangan oksigen.

Untuk tahap pembelajaran, kamu bisa mulai dari 20 hingga 25 ekor /m³ dan jika berhasil baru menambahkan kepadatan hingga 50 ekor/m³.

4. Penggantian Air Kolam

Langkah keempat adalah melakukan penggantian air kolam. Tujuannya tidak lain adalah untuk supply oksigen baru pada budidaya ikan nila. Lalu kapan waktu yang tepat untuk penggantian air kolam?

Hal ini biasanya ditandai jika ikan nila naik ke permukaan di siang hari dan mengarahkan mulutnya ke udara yang berarti ikan kekurangan oksigen. Apabila di siang hari sudah kekurangan oksigen, itu berarti di malam hari akan jauh lebih parah. Nah, pada kondisi inilah kamu harus segera menguras kolam dan mengganti airnya.

5. Pembibisan Pakan

Langkah kelima yang perlu kamu lakukan adalah pembibisan pakan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi yang terkandung dalam pakan ikan. Pelet yang keras nyatanya mampu menghambat pencernaan dan tidak akan terserap sempurna.

Supaya ikan nila mencapai pertumbuhan yang optimal, sebaiknya pembibisan pakan ini dicampur dengan probiotik dan vitamin khusus untuk budidaya ikan.

Perlu kamu ketahui bahwa kamu tidak boleh memberikan pakan ikan secara berlebihan. Dan jangan membiarkan sisa pakan atau makanan yang tenggelam di dasar kolam yang menumpuk menjadi sumber amoniak.

6. Pembuangan Amoniak 

Langkah terakhir adalah pembuanagn amoniak. Amoniak sendiri sangat berbahaya bagi semua jenis hewan termasuk ikan nila. Supaya tidak menjadi penyebab kematian massal, maka sebaiknya sumber amoniak pada dasar kolam segera dibuang. Kamu bisa membuangnya lewat pembuangan air atau menggunakan sistem sedot atau pompa.

Ikan nila adalah ikan yang membutuhkan oksigen terlarut yang sangat tinggi untuk memaksimalkan sistem metabolisme dan pertumbuhannya. Maka dari itu, kolam ikan nila membutuhkan alat yang bernama aerator. Aerator kolam ikan nila sangat penting keberadaannya, terutama di kolam yang arus airnya tenang.

Simak artikel ini sama-sama yuk Bapak/Ibu untuk tahu lebih lengkap fungsi dari aerator!

Daftar Isi

  • Alat Budidaya Ikan Nila
    • 1. Alat Perkakas
    • 2. Hapa
    • 3. Timbangan Skala Kecil dan Besar
    • 4. Piring Secchi
    • 5. Waring
    • 6. Jaring
    • 7. Seser
    • 8. Kakaban
  • Fungsi Aerator pada Kolam Ikan Nila
    • 1. Membuat Arus di Kolam dan Memompa Udara
    • 2. Aerasi Darurat
  • Budidaya Ikan Nila Tanpa Aerator
  • Budidaya Ikan Nila dengan eFisheryKu

Alat Budidaya Ikan Nila

Aerator adalah salah satu alat yang dibutuhkan dalam budidaya ikan nila. Selain aerator, budidaya ikan nila juga membutuhkan alat lainnya agar lebih optimal. Yuk, ketahui apa saja alat-alat tersebut beserta fungsinya terlebih dulu!

1. Alat Perkakas

Untuk Bapak/Ibu Pembudidaya yang menggunakan kolam tanah untuk budidaya, alat perkakas yang digunakan adalah cangkul, arit, dan pisau. Alat tersebut digunakan untuk membentuk bagian dalam kolam dan membuat saluran air.

2. Hapa

Hapa adalah kelambu yang berbentuk kotak atau persegi panjang. Pada budidaya ikan nila, hapa digunakan sebagai wadah penampungan sementara bagi induk ikan atau bibitnya. Hapa juga berfungsi untuk menjaga ikan dari hama atau serangga.

3. Timbangan Skala Kecil dan Besar

Timbangan yang dipakai dalam budidaya ikan nila adalah timbangan skala kecil dan skala besar. Timbangan skala kecil digunakan untuk menimbang bibit ikan atau ikan yang berukuran kecil, sedangkan timbangan skala besar digunakan untuk menimbang ikan-ikan berukuran besar hasil panen.

4. Piring Secchi

Piring secchi adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kejernihan air. Alat ini sangat penting untuk budidaya karena jika air terlalu keruh, air tersebut akan mengurangi kadar oksigen di dalam air.

5. Waring

Waring adalah alat yang berfungsi sebagai pembatas di atas kolam agar ikan tidak melompat ke luar. Waring terbuat dari plastik. Meskipun terbuat dari plastik, waring tetap kokoh untuk menahan ikan yang akan lompat.

6. Jaring

Dalam budidaya ikan nila, jaring digunakan untuk menangkap ikan nila yang sudah siap dipanen. Jaring dipasang di dasar kolam sebelum budidaya dimulai. Tujuannya untuk menjaga semua ikan yang ada di kolam agar berada di satu tempat agar tidak keluar dari wadah.

7. Seser

Sama seperti jaring, seser berfungsi untuk menangkap ikan, hanya saja ukuran seser lebih kecil. Biasanya seser memiliki gagang. Seser juga bisa digunakan untuk menangkap kotoran yang ada di kolam.

8. Kakaban

Kakaban adalah alat yang digunakan ikan nila untuk menempelkan telur yang telah dibuahi. Biasanya, kakaban terbuat dari sekumpulan serabut yang dijepit dengan bambu. Kakaban juga diberi pemberat agar tidak tenggelam.

Baca Juga: Terlengkap: 7 Cara Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal

Fungsi Aerator pada Kolam Ikan Nila

Peran aerator kolam ikan nila dalam budidaya sangat penting untuk keberlangsungan hidup ikan nila selama siklus budidaya. Oksigen dari aerator sangat dibutuhkan ikan nila untuk bernafas dan membuang gas busuk yang terkandung di kolam. Tanpa sirkulasi dan oksigen yang dihasilkan aerator, gas-gas ini akan meracuni ikan.

Cara kerja aerator adalah membuat sebanyak mungkin permukaan air bersentuhan dengan udara bebas sehingga air bisa masuk sebanyak mungkin. Dalam proses tersebut, aerator juga membuang gas dan zat berbau busuk yang ada di kolam. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah fungsi aerator dalam budidaya ikan nila:

1. Membuat Arus di Kolam dan Memompa Udara

Ketika mulai bekerja, aerator akan mengaduk-aduk air yang ada di permukaan kolam. Air yang teraduk-aduk karena gerakan aerator akan menciptakan arus di kolam.

Arus air berfungsi untuk menukarkan kandungan karbon dioksida di kolam dengan oksigen yang ada di udara. Hal ini membuat udara terpompa ke dalam air hingga meningkatkan kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan.

Tanda-tanda aerator berfungsi dengan maksimal adalah munculnya gelembung-gelembung di dasar kolam. Dengan ini, kandungan oksigen terlarut di air kolam semakin meningkat dan ikan nila bisa tumbuh dengan sehat.

2. Aerasi Darurat

Aerator dapat bekerja dengan menggunakan berbagai macam energi, ada energi listrik dan energi baterai. Jika Bapak/Ibu menggunakan aerator yang sumber energinya listrik, aerator tersebut akan mati ketika ada pemadaman listrik.

Sedangkan jika Bapak/Ibu menggunakan aerator AC/DC atau aerator baterai, aerator tersebut tidak akan mati jika sedang ada pemadaman listrik. Jika sedang ada pemadaman listrik dan Bapak/Ibu membutuhkan aerasi darurat, Bapak/Ibu bisa mencoba aerator AC/DC.

Baca Juga: Cara Pemijahan dan Panen Ikan Nila Ini Terbukti Berhasil

Budidaya Ikan Nila Tanpa Aerator

Walaupun aerator sangat dibutuhkan untuk budidaya ikan nila, Bapak/Ibu juga bisa loh berbudidaya ikan nila tanpa menggunakan aerator. Yuk ikuti caranya sama-sama!

Untuk budidaya ikan nila tanpa aerator, baiknya Bapak/Ibu menempatkan kolam di area yang mendapat sinar matahari langsung. Sinar matahari akan membantu proses fotosintesis di kolam sehingga oksigen akan muncul dengan sendirinya. Untuk jenis kolam sendiri, idealnya Bapak/Ibu menggunakan kolam tanah untuk memperlancar proses fotosintesis di kolam.

Selain itu, ikan nila juga membutuhkan perawatan ekstra untuk bisa tumbuh baik di kolam tanpa aerator. Dari segi pemberian pakan, Bapak/Ibu dianjurkan untuk memberi pakan kurang lebih sebanyak 3% dari berat tubuh ikan nila. Pakan diberikan 2-3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari.

Pakan yang diberikan juga tidak boleh sembarangan. Pakan harus mengandung 25-30% protein. Bapak/Ibu juga dianjurkan untuk memberi pakan tambahan sebanyak 15% dari total pakan yang diberikan.

Setelah mekanisme pemberian pakan, hal lain harus Bapak/Ibu perhatikan adalah kualitas air di kolam. Air di kolam harus bersuhu 28-30°C dengan pH 7-8,5 serta debit air 5 detik per 1.000 meter persegi.

Baca Juga: Cara Hitung FCR Ikan Nila untuk Budidaya yang Lebih Untung!

Budidaya Ikan Nila dengan eFisheryKu

Terima kasih sudah membaca artikel ini, Bapak/Ibu! Semoga artikel ini cukup jelas untuk membantu Bapak/Ibu menimbang-nimbang penting atau tidaknya penggunaan aerator untuk budidaya. Pakai aerator atau tidak, kelebihan dan kekurangannya bisa Bapak/Ibu pertimbangkan sendiri.

Jika Bapak/Ibu butuh informasi lebih lanjut terkait budidaya ikan nila, Bapak/Ibu bisa menonton video edukasi budidaya di aplikasi eFisheryKu. Selain informasi budidaya, eFisheryKu juga menyediakan layanan lain seperti

Apakah ikan nila bisa hidup tanpa filter?

Ikan Nila yang harganya murah ini pun mudah dikembangbiakkan. Oleh karena ketahanannya yang tinggi, ikan Nila bahkan bisa hidup di kolam tanpa bantuan aerator atau penambah oksigen.

Air Apa yang Cocok untuk ikan nila?

Selain itu pH air yang optimal untuk habitat ikan nila antara 6.5 – 8.5. Untuk kekeruhan air yang dianjurkan maksimum 50 NTU.

Berapa kali ganti air kolam ikan nila?

Pergantian air yang baik dilakukan dua minggu sekali sebanyak 50% dari total ketinggian kolam. Jadi, jika tinggi kolam 100 cm, jumlah air yang dikurangi sebanyak 50 cm.

Bagaimana cara agar kolam ikan tetap jernih?

Selain Filter, Ini 7 Cara Menjernihkan Air Kolam Ikan.
Kolam ikan yang keruh tidak baik bagi kondisi kesehatan ikan kesayanganmu. ... .
Tambahkan jerami. ... .
Pakai water cleaner. ... .
Masukkan tanaman. ... .
Kontrol pemberian makanan ikan. ... .
Tambahkan biang bakteri. ... .
Jumlah ikan dan kolam seimbang. ... .
Beri peneduh di atas kolam..