Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

Teknik cetak merupakan salah satu bentuk seni rupa yang memiliki nilai yang sangat tinggi dalam seni grafis. Sebuah media ekspresi dan visualiasasi gagasan yang memiliki nilai nilai seni yang sangat indah. Pada dasar pengertian nya, teknik mencetak pada seni grafis ini memiliki arti yang sederhana yaitu sebuah teknik untuk menggandakan sebuah karya seni dalam jumlah tertentu, bisa dalam jumlah yang banyak maupun dengan edisi yang terbatas. Teknik cetak seni rupa biasanya menggunakan media seperti kasa, plat logam, karet lino maupun kayu yang pada umumnya dicetak pada media kertas dan kain.

Jika kita kembali kepada sejarah seni cetak grafis, Cina merupakan negara yang mengembangkan teknik cetak. Orang-orang di Cina memanfaatkan teknik cetak ini untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan, dimana naskah naskah tersebut diukir diatas kayu dan kemudian dicetak di atas kertas. Karya seni grafis dengan media kayu yang dicukil menjadi sebuah bentuk dan dicetak di atas kertas banyak ditemukan di Asia seperti Cina, Jepang dan Korea kemudian berkembang ke Eropa yang digunakan untuk mencetak diatas kain seperti pakaian orang Eropa pada masa itu. Pada tahun1440, Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak dan sejak saat itu beragam teknik cetak mulai berkembang di benua Eropa hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, seni cetak grafis mulai dikenal pada masa perjuangan dan kemerdekaan. Seniman cetak grafis saat itu banyak sekali membuat poster-poster bertema perjuangan seperti Suromo dan Abdul Salam dari Jogjakarta.

Saat ini Seni cetak grafis memiliki beberapa teknik grafis antara lain adalah:

Cetak Saring

Teknik mencetak seni grafis ini juga sering dikenal dengan sablon maupun silkscreen. Cetak saring merupakan teknik seni cetak sederhana dari cetak datar atau cetak offset. Teknik ini banyak digunakan untuk mencetak pada permukaan yang tidak teratur seperti botol, gelas, baju, tas dan lainnya. Pada seni cetak saring konvensional, desain cetak dibentuk dengan melakukan penyinaran emulsi dengan letak film positif di atas screen menggunakan sinar matahari. Namun saat ini sudah ada teknologi penyinaran yang lebih cepat dah hemat waktu menggunakan mesin vaccum exposure yaitu penyinaran menggunakan cahaya ultra violet.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

gambar 1. cetak saring

Cetak Tinggi

 Cetak tinggi merupakan teknik seni cetak grafis yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Material yang digunakan bisa berupa kayu, mdf dan karet lino (linoleum) serta alat cukil khusus yang mudah ditemukan di took seni grafis. Acuan cetak didapat dengan menoreh desain diatas media yang tersedia lalu kemudian diberi tinta cetak pada bagian atas menggunakan roll grafis lalu kemudian dicetak diatas media kertas. Teknik cetak tinggi ini menggunakan prinsip kerja negative, yaitu hasil desain akan terbalik dengan hasil cetak. Saat ini cetak tinggi sudah meluas tidak hanya terbatas pada media kertas, namun sudah merambah ke media kain seperti totebag maupun baju.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

gambar 2. cetak Tinggi

Cetak Datar /offset Lithography

 Cetak Offset menggunakan bahan plat yang datar, sehingga antara posisi bagian gambar dan bagian bukan gambar sama tinggi. Bagian gambar pada pelat yang tidak dilapisi emulsi, ketika dicetak akan menarik tinta, dan bagian bukan gambar akan menolak tinta.

Offset digunakan untuk mencetak dalam skala/kuantitas besar. Di antara semua teknik percetakan, offset bisa dibilang merupakan yang paling ekonomis, berkualitas tinggi dan memiliki konsistensi yang baik untuk mencetak dalam skala besar.

Cetak Dalam

 Berbeda dengan cetak tinggi dimana tinta yang tercetak adalah dibagian permukaan sebuah desain, pada cetak dalam, tinta yang tercetak adalah tinta yang masuk ke dalam tolehan pada material yang digunakan. Material cetak dalam pun beragam seperti logam tembaga, seng maupun akrilik. Cetak dalam dibagi beberapa jenis yaitu engraving, Etching, Mezzotint dan drypoint. Masing masing teknik memiliki teknik pengerjaan dan tingkat kesulitan yang berbeda.

Teknik Engraving adalah teknik yang cukup rumit, menggunakan media logam yang ditoreh lalu diberikan tinta kedalam torehan dan kemudian tinta pada bagian permukaan dihapus sehingga tersisa tinta pada bagian dalam yang akan dicetak pada kertas.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

gambar 3. cetak Etching

Etching merupakan teknik cetak seni grafis dengan media tembaga yang di lapisi media seperti lilin lalu kemudian ditoreh menggunakan alat khusus seperti jarum etsa untuk menoreh tembaga. Kemudian tembaga akan dicelupkan ke dalam asam nitrat yang bersifat korosif terhadap tembaga yang tidak dilapisi oleh lilin.

Mezzotint adalah teknik seni grafis menggunakan media plat logam dimana permukaan logam akan di buat kasar merata dan didesain sedemikian rupa.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

gambar 4. cetak drypoint

Teknik terakhir adalah drypoint dimana teknik ini hampir sama dengan teknik engraving.  Teknik drypoint yaitu menoreh media seperti tembaga ataupun akrilik sehingga menimbulkan kerusakan pada permukaan media yang bisa menghasilkan sebuah visual seni. Teknik pencetakan drypoint yaitu melapisi plat dengan tinta lalu kemudian membersihkan tinta pada bagian permukaan dengan menyisahkan tinta pada bagian dalam, kemudian dicetak diatas kertas yang sudah dibasahi/ lembab lalu dicetak menggunakan mesit press dimana permukaan kertas akan menyerap tinta yang tersisa pada lapisan dalam cetakan. Teknik cetak drypoint ini memiliki kelebihan yaitu bisa mencapai gambar yang sangat detail.

Apa itu teknik cetak? Berikut penjelasan mengenai berbagai teknik mencetak dalam seni grafis yang perlu diketahui. Seni grafis merupakan cabang dari seni rupa, dimana pembuatan karyanya dengan teknik cetak di atas kertas.

Namun lain halnya dengan teknik Monotype yang awalnya menggambar pada media plat tembaga, seng atau kaca akrilik. Setelah digambar ke media tersebut baru kemudian gambar di pelat di tekan ke sebuah kertas.

Adapun cetakan yang dibuat dari berbagai bahan seperti batu dan papan kayu. Gambar atau lukisan yang dihasilkan pun menjadi sebuah karya yang orisinil. Berikut ini berbagai macam teknik mencetak dalam seni grafis yang perlu diketahui seperti cetak dalam, cetak saring, cetak tinggi dan cetak datar.

Teknik Cetak Dalam Seni Grafis

Cetak Dalam (Intaglio)

Cetak dalam adalah salah satu teknik mencetak dalam seni grafis yang menggunakan media pelat logam seperti aluminium, tembaga dan seng. Tekniknya yaitu dengan menggores permukaan pelat menggunakan alat tajam.

Dengan begitu akan menghasilkan goresan yang dalam. Seni grafis cetak dalam atau Intaglio dibagi menjadi 4 bagian seperti Engraving, Etsa (Etching), Mezzotint dan Drypoint.

Engraving

Engraving adalah teknik cetak dalam yang dikembangkan pada tahun 1430 di Jerman. Pada saat itu teknik Engraving atau ukiran halus dipraktekan oleh para tukang emas untuk membuat dekorasi pada karyanya. Melakukan teknik Engraving tidaklah mudah karena harus menggunakan alat yang terbuat dari logam yang diperkeras bernama Burin.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

Alat ini memiliki bentuk seperti jamur dimana pada ujungnya terdapat logam keras yang runcing. Ada berbagai macam ukuran pada ujung Burin.

Perbedaan ukuran tersebut akan menghasilkan lebar dan kedalaman garis yang berbeda saat Burin digunakan. Setelah selesai mengukir logam, langkah selanjutnya adalah memberikan tinta pada seluruh permukaan pelat.

Kemudian pelat di tekan ke sebuah kertas, maka garis yang ada akan membentuk pola sama pada kertas tersebut dengan tampilan terbalik (Mirror Print).

Etsa (Etching)

Etsa atau Etching adalah teknik cetak dalam yang ditemukan oleh Daniel Hopfer di Augsburg, Jerman sekitar tahun 1470-1536. Pada saat itu Daniel menggunakan teknik Etsa pada baju besinya.

Teknik Etsa pun jadi populer dikarenakan dalam melakukan teknik Etsa tidak memerlukan keterampilan dalam dunia pertukangan logam. Hasil dari teknik Etsa adalah memiliki detail serta kontur garis halus sampai kasar dan bersifat linear.

Proses awal teknik Etsa, yaitu pelat logam seperti seng, tembaga dan baja ditutup dengan lapisan lilin. Langkah selanjutnya menggores bagian logam hingga terbuka dan mencelupkan atau memberikan logam larutan asam nitrat.

Hasilnya bagian logam yang terbuka atau tidak terlapisi akan terkikis larutan asam nitrat. Kemudian logam dibersihkan dan masuk ke proses pencetakan sama seperti teknik Engraving.

Adapun variasi teknik cetak dari Etsa, yaitu Aquatint yang menggunakan asam nitrat untuk membuat gambar cetakan pada sebuah pelat logam. Untuk membuat garis pola dan gambar Aquatint memanfaat jarum.

Garis hasil dari jarum akan membentuk area dengan tinta yang lebih pekat. Untuk membuat efek tonal Aquatint memanfaatkan serbuk resin yang tahan akan asam nitrat.

Mezzotint

Mezzotint adalah teknik mencetak dalam seni grafis yang ditemukan oleh Ludwig von Siegen pada sekitar tahun 1609-1680. Kemudian populer di Inggris pada abad 18 dalam memproduksi lukisan dan foto.

Mezzotint merupakan salah satu teknik Intaglio yang juga berfokus pada bahan pelat logam. Awalnya permukaan pada pelat logam dibuat kasar seluruhnya.

Kemudian melakukan penggoresan halus pada permukaan logam yang akan menghasilkan gambar dari gelap ke terang atau gradasi warna hitam putih. Mezzotint dapat menghasilkan sebuah karya yang baik kualitasnya dikarenakan detail gelap dan terang yang digunakan.

Area kasar mampu menahan tinta yang banyak membuat hasil warna cetak menjadi lebih solid. Biasanya penggoresan pada pelat dapat menggunakan Burin atau alat lainnya yang mampu menghasilkan gradasi halus dan tone yang baik.

Drypoint

Drypoint adalah teknik cetak seni grafis yang mirip dengan Engraving. Teknik ini ditemukan oleh seniman Jerman Selatan yang terkenal dengan julukan Housebook Master pada abad 15.

Berbeda dengan Engraving yang memiliki garis yang halus serta bertepi tajam, Drypoint lebih menghasilkan bentuk kasar pada tepi garis. Hal ini dikarenakan untuk teknik Drypoint tidak menggunakan Burin berbentuk V untuk menggores.

Pada saat itu teknik Drypoint umumnya digunakan untuk mencetak dalam jumlah yang terbatas dikarenakan tekanan pada pelat mampu membuat kualitas garis menjadi menurun (Buram). Tapi pada abad 19 telah ditemukan cara untuk melakukan pelapisan logam secara elektrik yang mampu mengeraskan permukaan pelat dengan teknik Drypoint.

Cetak Saring (Silkscreen)

Cetak saring adalah teknik cetak yang memanfaatkan kasa atau biasa disebut dengan Screen yang dipasangkan pada sebuah rangka. Cetak saring paling dikenal dengan sebutan cetak sablon dan biasa dipraktekan untuk membuat cetakan untuk permukaan data seperti spanduk, kaos, stiker, poster dan kebutuhan lainnya. Kasa pada cetak saring umumnya memiliki sifat lentur dan halus.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

Tahap awalnya adalah mempersiapkan Screen dengan kerapatan tertentu dan gambar negatif pola pada kertas HVS / kalkir. Selanjutnya adalah melubangi gambar yang akan menciptakan stensil. Kemudian stensil ditempel pada Screen sebagai acuan.

Screen yang ada diberikan Fotoresis (Bremol) merata depan dan belakang lalu dikeringkan. Berikutnya cabut gambar dan semprotkan air sehingga pola terlihat yang membuat tinta dapat melalui area tersebut.

Tahap akhir adalah melakukan teknik sablon. Tempatkan screen pada media yang diinginkan seperti kaos. Rapatkan Screen pada kaos sesuai dengan ukuran dan area yang diinginkan.

Kemudian tinta dituang di dalam Screen lalu ratakan dengan Rakel karet sehingga tinta menjadi rata di Screen. Angkat screen, maka hasil sablon akan langsung terlihat pada kaos.

Screen tersebut pun dapat digunakan berkali-kali sesuai dengan kebutuhan. Selain pada kaos, ternyata teknik sablon juga digunakan pada proses cetak desain produk spanduk, stiker, acrylic, amplop, plastik, paper bag, payung, topi, jersey, jaket dan lainnya.

Sebenarnya ada berbagai macam jenis Screen yang memiliki kualitas, fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Umumnya setiap Screen memiliki kode huruf awalan T dan dilanjutkan dengan angka. Huruf T merupakan singkatan dari kata Thick yang berarti ketebalan. Berikut ini tipe Screen yang sering digunakan dalam penyablonan.

  • T-55 merupakan tipe Screen yang memiliki pori-pori yang besar sehingga mampu meloloskan banyak tinta sablon. Untuk tipe Screen T-55 digunakan untuk sablon gambar pada media karung, sprey, selimut dan handuk.
  • T-77 merupakan tipe Screen yang memiliki pori-pori lebih rapat dari T-55 dan umumnya digunakan untuk mencetak kaos dan sablon pada spanduk.
  • T-90 merupakan tipe Screen yang memiliki pori-pori yang lebih rapat dari T-77. Untuk T-90 memiliki hasil sablon yang timbul dengan motif yang halus. T-90  umumnya digunakan untuk mencetak pada media tekstil atau kaca.
  • T-120 merupakan tipe Screen yang memiliki pori-pori agak rapat dan biasanya digunakan untuk mencetakan pada bahan yang tidak terlalu menyerap cat seperti logam, kulit, karton dan kayu. Dengan pori-pori yang lebih rapat membuat hasil sablon menjadi lebih rapi dan detail.
  • T-150 merupakan tipe Screen yang memiliki pori-pori lebih rapat dari T-120 dan biasanya digunakan untuk mencetak permukaan bahan kertas, imitasi, mika dan fiber.

Cetak Tinggi (Cetak Timbul)

Cetak tinggi atau cetak timbul adalah teknik untuk membuat acuan cetak dengan membentuk gambar atau pola pada permukaan media cetak dengan bentuk timbul. Teknik cetak dalam seni grafis ini bisa dibilang paling mudah, karena tidak membutuhkan peralatan khusus atau teknologi canggih. Cetak tinggi memiliki bentuk serupa dengan ukuran atau relief. Maka dari itu cetak tinggi atau cetak timbul sering juga disebut cetak relief.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

Cetak tinggi memiliki beberapa variasi seperti teknik cukil pada permukaan logam, permukaan Linoleum dan pada permukaan kayu. Di Indonesia teknik cetak tinggi sudah digunakan sejak masa perjuangan. Pada saat itu teknik ini dipraktekan untuk membuat poster perjuangan dan selebaran propaganda bagi masyarakat.

Sekarang teknik ini banyak digunakan juga untuk membuat stempel atau cap untuk perusahaan. Dari berbagai media pada cetak tinggi, media kayu lah yang paling terkenal.

Hal ini dikarenakan cukil kayu merupakan teknik cetak seni grafis yang paling awal dan satu-satunya yang tradisional digunakan area Asia Timur. Pada abad 5 di Tiongkok digunakan untuk mencetak gambar dan tulisan pada kertas.

Kemudian di Eropa pada tahun 1400 dikembangkanlah teknik cukil kayu dan kemudian berlanjut ke Jepang. Inti proses kerja cetak tinggi adalah membentuk 2 area, yaitu area timbul (Positif) dan area cekung (Negatif).

Untuk bagian timbul akan terkena warna dan sebaliknya area cekung tidak akan terkena warna. Setelah diberikan tinta pada permukaan yang timbul secara merata, kemudian dicetak / di tekan ke permukaan kertas.

Perlu diketahui bahwa teknik cetak tinggi sangat bertolak belakang dengan teknik cetak Intaglio, dimana pada teknik cetak Intaglio area tergores (Negatif) yang menampung tinta untuk dicetak ke permukaan kertas.

Cetak Datar (Lithography)

Cetak datar atau Litografi adalah salah satu teknik mencetak dalam seni grafis yang ditemukan oleh Alois Senefelder pada tahun 1798. Lithography berasal dari bahasa Yunani, yaitu Lithos yang artinya batu dan Graphien yang artinya menulis.

Hal ini dikarenakan teknik cetak datar atau litografi menggunakan lempengan batu kapur. Media batu kapur dipakai karena dapat menyimpan tinta minyak.

Ketika akan mendekorasi perhiasan seni cetak yang akan digunakan adalah

Awalnya media batu kapur yang telah diberi minyak dibentuk dengan pola dan gambar yang diinginkan. Kemudian dilakukan pengasaman pada batu tersebut.

Hal ini dilakukan agar minyak dapat ditransfer ke batu kapur, sehingga permukaan gambar pada batu dapat terbakar. Langkah selanjutnya adalah melapisi gum arab (Larutan Air) pada permukaan batu yang tidak tertutup gambar.

Selanjutnya adalah melapisi area gambar (Terkena Minyak) dengan tinta minyak. Dikarenakan area tidak tertutup gambar memakai gum arab, maka akan membuat tinta minyak tidak akan menyerap di area tersebut.

Langkah akhir yaitu melakukan tekanan dari batu kapur ke kertas yang ingin dicetak. Teknik cetak datar mampu menghasilkan cetakan yang memiliki gradasi halus dengan detail yang baik.

Sekian pembahasan mengenai teknik mencetak dalam seni grafis. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi Anda khususnya peminat Seni Grafis.

Source : art-design-glossary.musabi.ac.jp | shutterstock | ohsobeautifulpaper.com | commons.wikimedia.org