Kebijakan moneter yang bersifat ekspansif menimbulkan dampak positif dalam perekonomian

Penulis : Edward UP Nainggolan, Kepala Kanwil DJKN Kalbar

Wabah Covid-19 mempengaruhi seluruh dunia karena telah menyebar ke 199 negara. Setiap negara yang terjangkit Covid-19 mengambil tindakan yang cepat untuk menangani Covid-19 dan mengurangi dampak sosial ekonomi.

Dampak Kesehatan Covid-19

Menurut virologist dan microbiologist, Covid-19 merupakan virus yang cepat menyebar, walaupun fatality rate-nya rendah tidak seperti virus flu burung, atau demam berdarah. Namun, Covid-19 berbahaya bagi penduduk berusia lanjut atau mempunyai penyakit jantung, diabetes, darah tinggi dan penyakit pernapasan akut.

Menurut data worldometer per tanggal 30 Maret jam 11.00 WIB, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai 722.196. Jumlah pasien meninggal 33.976 orang, sembuh 151.766 orang dan telah menyebar di 199 negara. Sementara itu, negara terbanyak terinfeksi adalah Amerika Serikat disusul Italia, China, Spanyol, Jerman dan Perancis. Indonesia sendiri berada di urutan ke 37, dengan jumlah terjangkit 1.285 orang, sembuh 64 orang dan meninggal dunia 114 orang. Sementara itu, jumlah provinsi yang telah terjangkit lebih 20 provinsi, dimana DKI Jakarta berada diurutan pertama, diikuti Jawa Barat dan Banten.


Dampak Sosial Covid-19

Salah satu cara memutus matarantai Covid-19 adalah dengan social distancing, bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak tertentu dengan orang sehat untuk mengurangi penularan. Menurut Center for Disease Control dan Prevention (CDC) AS, social distancing adalah menjauhi perkumpulan, menghindari pertemuan massal, dan menjaga jarak antar manusia sekitar 2 meter. Termasuk bekerja dari rumah (work from home), menutup sekolah/kampus dengan melakukan home schooling/belajar on line, beribadat di rumah.

Social distancing ini mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang terkenal guyub, suka bersalaman dan terbiasa berkumpul (seperti pesta perkawinan, upacara adat, atau sekedar kongkow-kongkow).

Dampak Ekonomi Covid-19

Dalam menghadapi Covid-19, Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan yang cepat dan prudent untuk mengurangi dampaknya pada perekonomian. Beberapa ahli mengkhawatirkan, dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19 bisa lebih besar dari dampak kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi akan melambat. Jika terjadi perlambatan ekonomi, maka daya serap tenaga kerja akan berkurang, meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.

Sektor yang sangat terpukul dengan pandemi Covid-19 adalah pariwisata dikarenakan adanya larangan traveling dan konsekuensi social distancing. Imbasnya merembet ke industri perhotelan, restoran, retail, transportasi dan lainnya.

Sektor manufaktur juga terimbas karena terhambatnya supply chain bahan baku disebabkan kelangkaan bahan baku terutama dari China dan keterlambatan kedatangan bahan baku. Hal ini akan berdampak pada kenaikan harga produk dan memicu inflasi.


Kebijakan Fiskal dan Moneter Menghadapi Covid-19

Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang komprehensif di bidang fiskal dan moneter untuk menghadapi Covid-19. Di bidang fiskal, Pemerintah melakukan kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran. Untuk itu, Presiden RI, Joko Widodo, menerbitkan Inpres No.4/2020, yang menginstruksikan, seluruh Menteri/Pimpinan/Gubernur/Bupati/Walikota mempercepat refocusing kegiatan, realokasi anggaran dan pengadaan barang jasa penanganan Covid-19.

Selanjutnya, Kementerian Keuangan akan merealokasi dana APBN sebesar Rp62,3 triliun. Dana tersebut diambil dari anggaran perjalanan dinas, belanja non operasional, honor-honor, untuk penanganan/pengendalian Covid-19, perlindungan sosial (social safety net) dan insentif dunia usaha. APBD juga diharapkan di-refocusing dan realokasi untuk 3 hal tersebut.

Penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19 dan kebutuhan lainnya. Social safety net diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako dan beras sejahtera. Kementerian/Lembaga/Pemda diharapkan memperbanyak program padat karya termasuk Dana Desa. Sedangkan insentif dunia usaha dilakukan untuk membantu pelaku usaha khususnya UMKM dan sektor informal.

Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung Pemerintah, pembebasan pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25. Disamping itu, pemberian insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak Covid-19.

Presiden RI juga memberikan arahan agar Kementerian/Lembaga memprioritaskan pembelian produk UMKM, mendorong BUMN memberdayakan UMKM dan produk UMKM masuk e-catalog.

Di bidang moneter, kebijakan moneter yang diambil harus selaras dengan kebijakan fiskal dalam meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Oleh sebab itu otoritas moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi dan memberikan stimulus moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada relaksasi pemberian kredit perbankan dan mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dampak kebijakan moneter ekspansif Kebijakan moneter ekspansif mendorong peningkatan permintaan agregat. Ketika permintaan agregat meningkat, itu merangsang bisnis untuk meningkatkan produksi dan merekrut lebih banyak pekerja. Akibatnya, ekonomi tumbuh, inflasi naik, dan tingkat pengangguran turun.

Bagaimana cara pemerintah melakukan kebijakan moneter yang bersifat ekspansif?

Kebijakan Moneter Ekspansif Caranya dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja konsumen.

Bagaimana kebijakan moneter dapat menjaga stabilitas harga?

Melalui kebijakan moneter, stabilitas harga dapat dijaga dengan mengupayakan agar jumlah uang yang beredar di masyarakat juga stabil. Kondisi ekonomi yang baik akan ditandai dengan tingkat harga barang yang stabil. Harga barang terjangkau oleh masyarakat sehingga daya beli masyarakat meningkat.

Apa dampak positif dan negatif dari kebijakan moneter?

Untuk dampak positif dari kebijakan ini adalah mampu untuk mengatur dalam pembuatan dan juga pengedaran Rupiah di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk dampak negative yang bisa didapatkan adalah apabila nantinya uang yang diedarkan ini jumlahnya sedikit, maka akan terjadi krisis ekonomi.

Apa saja dampak kebijakan moneter?

Pengaruh Kebijakan Moneter dalam Perekonomian

  1. Stabilitas ekonomi menjadi terjaga. Kebijakan moneter dapat menjaga stabilitas ekonomi.
  2. Menjaga stabilitas harga.
  3. Membuka kesempatan kerja.
  4. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Pada saat kapan pemerintah menggunakan kebijakan ekspansif?

Kebijakan moneter ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.

Apa saja dampak dari kebijakan moneter?

Apa dampak dari kebijakan moneter brainly?

Dampak kebijakan moneter terhadap perekonomian. Kebijakan moneter ditujukan untuk menjaga agar likuiditas dalam perekonomian berada dalam jumlah yang “tepat” sehingga dapat melancarkan transaksi perdagangan tanpa menimbulkan tekanan inflasi.

Kebijakan moneter yang bersifat ekspansif menimbulkan dampak positif dalam perekonomian

Jawaban yang sesuai adalah E.  

Kebijakan moneter ekspansif merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan dari kebijakan moneter ekspansif ini ialah ketika Bank Indonesia menurunkan suku bunga kredit, maka produsen atau pengusaha tertarik untuk berinvestasi. Ketika semakin banyak investor menginvestasikan uangnya ke perusahaan di Indonesia, maka perusahaan dapat mengalami perkembangan bisnis yang didukung pula dengan terbukanya lapangan kerja baru. Tersedianya lapangan kerja dapat memperluas peluang bagi angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan. 

Jadi, jawaban yang sesuai adalah E.