Karya seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan atau Visual art contohnya

b. Seni Patung : Karya seni yang berwujud tiga dimensi

2. Seni Pakai Applied Art : Karya seni rupa lebih mengutamakan fungsi tertentu,

tanpa melepas aspek estestis. Contohnya, seni dekorasi, reklame, ilustrasi, kerajinankriya, arsitektur, keramik, batik, dan grafika cetak mencetak

a. Seni Grafis : Karya seni rupa terapan berwujud dua dimensi yang berkaitan

dengan cetak-mencetak.

b. Seni Keramik : Karya seni rupa terapan berwujud tiga dimensi. Keramik adalah

benda yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses pembakaran pada tingkat suhu tertentu. Searah perkembangan lebih maju bahan keramik sudah beragam antara lain, stoneware, earthenware, kaolin, dan silika.

c. Desain Produk : Karya seni rupa terapan berwujud tiga dimensi. Hasil karya ini

untuk peralatan dan benda kehidupan sehari-hari seperti perabotanperalatan rumah tangga, pakaian, alat tulis, sepatu, dan perhiasan

d. Desain Arsitektur : Karya seni rupa terapan berwujud tiga dimensi. Hasil karya

seni ini dapat dilihat dati beragamnya bentuk bangunan disekitarmu. Misalnya, rumah, sekolah, masjid, dan gedung perkantoran, dan gedung lainya. Menurut dimensi matra, seni rupa terbagi ats karya seni dua dimensi dan seni tiga dimensi : a. Seni Rupa Dua Dimensi Dwimatra : Karya seni rupa yang terbentuk dari unsur panjang dan lebar. Contohnya : karya seni lukis, seni grafis, spanduk, poster, stiker, batik, mozaik, relief, lukisan kaca, dan sablon b. Seni Rupa Tiga Dimensi Trimatra : Karya seni rupa mempunyai tiga unsur, yaitu panjang, lebar, tinggi serta memiliki kesan ruang, bentuk, dan volume. Contohnya, seni patung, seni arsitektur, seni kriyakerajinan, seni keramik, diorama, bonsai, dan seni mengatur taman.

D. Fungsi dan Tujuan Seni

Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan, seni terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Fungsi Individual : Karya seni merupakan ungkapan jiwa atau emosi pembuatnya

yang mencerminkan sesuatu baik, suka, duka, sedih, marah, bahagia, cita-cita, pikiran, perasaan, pandangan hidup, watak, bentuk, corak, warna, bahan, dan teknik yang dikuasai. Fungsi seni secara pribadi disini lebih mengedepankan seni sebagai alat ekspresi untuk mencurahkan ide dan gagasan sesorang lewat sebuah karya. Karya ini bersifat pribadi. Fungsi seni bagi manusia yang bersifat individual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Fisik : berhubungan dengan pemenuhan dengan pemenuhan kebutuhan fisik manusia, baik yang dipakai langsung maupun sebagai pelengkap aktivitasnya. Misalnya, pakaian, perabot meja, kursi, lemari, rumah sebagai tempat tinggal, kerajinan, perhiasan, alat komunikasi, sepatu, dan tas. b. Emosional : berhubungan dengan ekspresi seniman pengubah dan apresaitor penikmat konsumen. Contohnya, lukisan, novel, musik, film, pementasan teaterdrama, dan patung.

2. Fungsi Sosial : Seni diciptakan untuk dinikmati oleh orang lain, publik atau

masyarakat pada umumnya. Seorang seniman dapat mengatakan bahwa ia berkarya untuk dirinya sendiri. Namun, sebenarnya tanpa disadari mereka membutuhkan

Tags (tagged): seni, unkris, dilihat dalam, intisari, ekspresi dari, kerjanya, masih dikatakan, bahwa, cara seefektif, mungkin medium, itu, sekalipun, digunakan terbagi, 3 seni, dinikmati, pusat ilmu pengetahuan, media penglihatan, pendengaran, audio visual art, pusat, ilmu, pengetahuan, seni unkris


Page 2

Tags (tagged): seni, unkris, dilihat dalam, intisari, ekspresi dari, kerjanya, masih dikatakan, bahwa, cara seefektif, mungkin medium, itu, sekalipun, digunakan terbagi, 3 seni, dinikmati, pusat ilmu pengetahuan, media penglihatan, pendengaran, audio visual art, pusat, ilmu, pengetahuan, seni unkris


Page 3

Tags (tagged): art, unkris, seni, dilihat dalam, intisari, ekspresi dari, kerjanya, masih dikatakan, bahwa, cara seefektif, mungkin medium, itu, sekalipun, digunakan terbagi, 3 seni, dinikmati, center of studies, media penglihatan, pendengaran, audio visual art, center, of, studies, art unkris


Page 4

Tags (tagged): infrared sensors, unkris, secara optik, foto, transistor akan aktif, apabila, akan, aktif, transistor bc 547, akan tidak, karena, foto transistor, terhalang oleh, benda, led, menyala pranala, luar, indonesia sensor gerak, infra, center, of, studies termofil sensor, infra merah, tolok, regangan mikrofon infrared, sensors, infrared


Page 5

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan untuk mencari informasi tentang partikel nano ke dunia makroskopik. Kebanyakan digunakan pada berbagai tujuan medis dan sebagai jalan untuk membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang bekerja pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano untuk secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler untuk mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor untuk mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker berada, sebuah proses yang cukup mudah karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik untuk mencari sel tertentu untuk anggota tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang bekerja membikin alternatifnya, yang diproduksi dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tapi sedang memiliki sifat fluoresensi. Mereka telah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan berbagai unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi anggota spesifik dari DNA untuk mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga untuk mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang saat ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai untuk membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA untuk membentuk protein yang dapat diproduksi menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai untuk membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai untuk berbagai komoditi menggunakan bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas bangun, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat untuk berbagai keadaan material yang dalam keadaan tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Saat ini, produksi masal dari sensor nano ada pada dunia biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang pada umumnya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano untuk mendeteksi sinar matahari, berbagai ikan menggunakan sensor nano untuk mendeteksi perubahan arus dan getaran di cairan di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia telah diproduksi menggunakan nanotube untuk mendeteksi berbagai sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga telah dipakai untuk mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang diproduksi dari titanium telah dipakai untuk mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Tautan luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 6

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan untuk mencari informasi tentang partikel nano ke dunia makroskopik. Kebanyakan digunakan pada berbagai tujuan medis dan sebagai jalan untuk membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang bekerja pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano untuk secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler untuk mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor untuk mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker berada, sebuah proses yang cukup mudah karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik untuk mencari sel tertentu untuk anggota tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang bekerja membikin alternatifnya, yang diproduksi dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tapi sedang memiliki sifat fluoresensi. Mereka telah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan berbagai unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi anggota spesifik dari DNA untuk mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga untuk mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang saat ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai untuk membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA untuk membentuk protein yang dapat diproduksi menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai untuk membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai untuk berbagai komoditi menggunakan bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas bangun, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat untuk berbagai keadaan material yang dalam keadaan tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Saat ini, produksi masal dari sensor nano ada pada dunia biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang pada umumnya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano untuk mendeteksi sinar matahari, berbagai ikan menggunakan sensor nano untuk mendeteksi perubahan arus dan getaran di cairan di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia telah diproduksi menggunakan nanotube untuk mendeteksi berbagai sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga telah dipakai untuk mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang diproduksi dari titanium telah dipakai untuk mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Tautan luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 7

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan untuk mencari informasi tentang partikel nano ke dunia makroskopik. Kebanyakan digunakan pada berbagai tujuan medis dan sebagai jalan untuk membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang bekerja pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano untuk secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler untuk mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor untuk mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker berada, sebuah proses yang cukup mudah karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik untuk mencari sel tertentu untuk anggota tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang bekerja membikin alternatifnya, yang diproduksi dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tapi sedang memiliki sifat fluoresensi. Mereka telah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan berbagai unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi anggota spesifik dari DNA untuk mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga untuk mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang saat ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai untuk membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA untuk membentuk protein yang dapat diproduksi menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai untuk membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai untuk berbagai komoditi menggunakan bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas bangun, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat untuk berbagai keadaan material yang dalam keadaan tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Saat ini, produksi masal dari sensor nano ada pada dunia biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang pada umumnya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano untuk mendeteksi sinar matahari, berbagai ikan menggunakan sensor nano untuk mendeteksi perubahan arus dan getaran di cairan di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia telah diproduksi menggunakan nanotube untuk mendeteksi berbagai sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga telah dipakai untuk mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang diproduksi dari titanium telah dipakai untuk mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Tautan luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 8

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan untuk mencari informasi tentang partikel nano ke dunia makroskopik. Kebanyakan digunakan pada berbagai tujuan medis dan sebagai jalan untuk membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang bekerja pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano untuk secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler untuk mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor untuk mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker berada, sebuah proses yang cukup mudah karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik untuk mencari sel tertentu untuk anggota tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang bekerja membikin alternatifnya, yang diproduksi dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tapi sedang memiliki sifat fluoresensi. Mereka telah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan berbagai unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi anggota spesifik dari DNA untuk mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga untuk mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang saat ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai untuk membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA untuk membentuk protein yang dapat diproduksi menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai untuk membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai untuk berbagai komoditi menggunakan bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas bangun, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat untuk berbagai keadaan material yang dalam keadaan tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Saat ini, produksi masal dari sensor nano ada pada dunia biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang pada umumnya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano untuk mendeteksi sinar matahari, berbagai ikan menggunakan sensor nano untuk mendeteksi perubahan arus dan getaran di cairan di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia telah diproduksi menggunakan nanotube untuk mendeteksi berbagai sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga telah dipakai untuk mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang diproduksi dari titanium telah dipakai untuk mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Tautan luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 9

Tags (tagged): sensor infra merah, unkris, sensor, infra, merah, infra merah, secara optik foto, transistor akan, aktif, apabila, akan aktif, transistor bc, 547, akan tidak aktif, karena, foto, transistor, terhalang oleh benda, foto transistor, led, menyala pranala luar, indonesia sensor, gerak, pusat ilmu, pengetahuan termofil, infra merah tolok, regangan mikrofon


Page 10

Tags (tagged): sensor infra merah, unkris, sensor, infra, merah, infra merah, rangkaian sensor, merah menggunakan, dipisahkan, oleh jarak, jauh, dekatnya jarak memengaruhi, besar, akan, tidak, aktif karena tidak, ada arus, mengalir, ke, outputnya berlogik, led padam, apabila, antara led, pusat, ilmu pengetahuan, transistor, dalam keadaan on, arus mengalir, dari, kolektor sensor infra, sensor infra


Page 11

Tags (tagged): infrared sensors, unkris, sensor infra, merah, rangkaian sensor infra, merah menggunakan, dipisahkan, oleh jarak jauh, dekatnya jarak, memengaruhi, besar, akan tidak, aktif karena, tidak, ada arus mengalir, ke, outputnya, berlogik, led padam apabila, antara led, center, of studies transistor, dalam keadaan, on, arus mengalir dari, kolektor infrared, sensors, infrared


Page 12

Tags (tagged): infrared sensors, unkris, secara optik, foto, transistor akan aktif, apabila, akan, aktif, transistor bc 547, akan tidak, karena, foto transistor, terhalang oleh, benda, led, menyala pranala, luar, indonesia sensor gerak, infra, center, of, studies termofil sensor, infra merah, tolok, regangan mikrofon infrared, sensors, infrared


Page 13

Tags (tagged): art, unkris, seni dilihat, dalam, intisari ekspresi dari, kerjanya masih, dikatakan, bahwa seni, cara, seefektif mungkin, medium, itu sekalipun, digunakan, terbagi 3, seni, dinikmati, center of, studies media, penglihatan, pendengaran audio visual, art art, center, of studies


Page 14

Tags (tagged): infrared sensors, unkris, secara optik, foto, transistor akan aktif, apabila, akan, aktif, transistor bc 547, akan tidak, karena, foto transistor, terhalang oleh, benda, led, menyala pranala, luar, indonesia sensor gerak, infra, center, of, studies termofil sensor, infra merah, tolok, regangan mikrofon infrared, sensors, infrared


Page 15

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang dipakai sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Kebanyakan dipakai pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau tempat di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum dipakai.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang kebanyakan kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 16

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang dipakai sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Kebanyakan dipakai pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau tempat di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum dipakai.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang kebanyakan kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 17

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang dipakai sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Kebanyakan dipakai pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau tempat di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum dipakai.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang kebanyakan kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 18

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang dipakai sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Kebanyakan dipakai pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau tempat di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum dipakai.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang kebanyakan kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 19

Rangkaian sensor infra merah menggunakan foto transistor dan led infra merah yang dihubungkan secara optik. Foto transistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led infra merah. Selang Led dan foto transistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak memengaruhi akbar intensitas cahaya yang diterima oleh foto transistor. Apabila selang Led dan foto transistor tidak terhalang oleh benda, maka foto transistor akan aktif. Transistor BC 547 akan tidak aktif karena tidak berada aliran yang mengalir ke basis transistor BC 547. Karena transistor tsb tidak aktif, maka tidak berada aliran yang mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 tidak aktif dan outputnya berlogik ‘1’ dan Led padam. Apabila selang Led dan foto transistor terhalang oleh benda, foto transistor akan tidak aktif, sehingga transistor BC 547 akan aktif karena berada aliran mengalir ke basis transistor BC 547. Dengan transistor dalam kondisi on, maka aliran mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 on dan outputnya berlogik ‘0’ serta Led menyala.

Tautan luar

  • (Indonesia) Sensor Gerak dengan Infra Merah

edunitas.com


Page 20

Rangkaian sensor infra merah memanfaatkan foto transistor dan led infra merah yang dihubungkan secara optik. Foto transistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led infra merah. Selang Led dan foto transistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak memengaruhi akbar intensitas cahaya yang diterima oleh foto transistor. Apabila selang Led dan foto transistor tidak terhalang oleh benda, maka foto transistor akan aktif. Transistor BC 547 akan tidak aktif karena tidak berada aliran yang mengalir ke basis transistor BC 547. Karena transistor tsb tidak aktif, maka tidak berada aliran yang mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 tidak aktif dan outputnya berlogik ‘1’ dan Led padam. Apabila selang Led dan foto transistor terhalang oleh benda, foto transistor akan tidak aktif, sehingga transistor BC 547 akan aktif karena berada aliran mengalir ke basis transistor BC 547. Dengan transistor dalam kondisi on, maka aliran mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 on dan outputnya berlogik ‘0’ serta Led menyala.

Pranala luar

  • (Indonesia) Sensor Gerak dengan Infra Merah

edunitas.com


Page 21

Rangkaian sensor infra merah memanfaatkan foto transistor dan led infra merah yang dihubungkan secara optik. Foto transistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led infra merah. Selang Led dan foto transistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak memengaruhi akbar intensitas cahaya yang diterima oleh foto transistor. Apabila selang Led dan foto transistor tidak terhalang oleh benda, maka foto transistor akan aktif. Transistor BC 547 akan tidak aktif karena tidak berada aliran yang mengalir ke basis transistor BC 547. Karena transistor tsb tidak aktif, maka tidak berada aliran yang mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 tidak aktif dan outputnya berlogik ‘1’ dan Led padam. Apabila selang Led dan foto transistor terhalang oleh benda, foto transistor akan tidak aktif, sehingga transistor BC 547 akan aktif karena berada aliran mengalir ke basis transistor BC 547. Dengan transistor dalam kondisi on, maka aliran mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 on dan outputnya berlogik ‘0’ serta Led menyala.

Pranala luar

  • (Indonesia) Sensor Gerak dengan Infra Merah

edunitas.com


Page 22

Rangkaian sensor infra merah menggunakan foto transistor dan led infra merah yang dihubungkan secara optik. Foto transistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led infra merah. Selang Led dan foto transistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak memengaruhi akbar intensitas cahaya yang diterima oleh foto transistor. Apabila selang Led dan foto transistor tidak terhalang oleh benda, maka foto transistor akan aktif. Transistor BC 547 akan tidak aktif karena tidak berada aliran yang mengalir ke basis transistor BC 547. Karena transistor tsb tidak aktif, maka tidak berada aliran yang mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 tidak aktif dan outputnya berlogik ‘1’ dan Led padam. Apabila selang Led dan foto transistor terhalang oleh benda, foto transistor akan tidak aktif, sehingga transistor BC 547 akan aktif karena berada aliran mengalir ke basis transistor BC 547. Dengan transistor dalam kondisi on, maka aliran mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 on dan outputnya berlogik ‘0’ serta Led menyala.

Tautan luar

  • (Indonesia) Sensor Gerak dengan Infra Merah

edunitas.com


Page 23

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Biasanya digunakan pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang biasanya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 24

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Biasanya digunakan pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang biasanya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 25

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Biasanya digunakan pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang biasanya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com


Page 26

Nanosensor atau Sensor Nano adalah segala sensor biologi, kimia, dan pembedahan yang digunakan sebagai mencari informasi tentang partikel nano ke alam makroskopik. Biasanya digunakan pada bermacam tujuan medis dan sebagai jalan sebagai membikin produk berukuran nano, seperti chip komputer yang memperagakan pekerjaan pada skala nano dan robot nano.
Kegunaan medis dari sensor nano umumnya seputar potensi dari sensor nano sebagai secara akurat mengidentifikasi sel tertentu atau lokasi di dalam tubuh sesuai kebutuhan. Dengan perubahan ukuran pada volum, konsenstrasi, kecepatan, gravitasi, gaya magnetik, tekanan, dan temperatur pada sel di dalam tubuh, sensor nano mungkin dapat mengungkap beberapa jenis sel yang sudah dikenal, seperti sel kanker, pada level molekuler sebagai mengirim obat-obatan atau memantau perubahan di tempat tertentu pada tubuh.
Contoh kegunaan medis dari sensor nano melibatkan penggunaan sifat fluoresensi dari kadmium selenida sebagai sensor sebagai mencari tumor di dalam tubuh. Dengan menginjeksikan tubuh dengan kadmium selenida ini, dokter dapat melihat di mana sel tumor atau kanker telah tersedia, sebuah proses yang cukup remeh karena sifat fluoresensi ini. Membikin sensor nano memerlukan konstruksi spesifik sebagai mencari sel tertentu sebagai babak tubuh mana yang sedang dalam bahaya. Kerugian dari kadmium selenida ini adalah, mereka sangat beracun terhadap tubuh. Sebagai akibatnya, para peneliti sedang memperagakan pekerjaan membikin alternatifnya, yang dihasilkan dari material yang berbda yang tidak bersifak toksik, tetapi sedang mempunyai sifat fluoresensi. Mereka sudah meneliti zinc sulfida, yang mungkin tidak sefluoresensi kadmium selenida, tetapi dapat diaugmentasi dengan material metal lainnya seperti mangan dan bermacam unsur lantanida. Sebagai tambahan, mereka akan semakin berfluoresensi ketika berikatan dengan sel target. Potensi lainnya adalah mungkin sensor nano dapat mendeteksi babak spesifik dari DNA sebagai mendeteksi kelainan genetik tertentu. Dan dapat juga sebagai mendeteksi level gula darah untuk penderita diabetes, semakin simpel dari pada detektor biasa yang masa ini umum digunakan.
DNA juga dapat dipakai sebagai membikin nanobiosensor, dengan merangkai sekuens DNA sebagai membentuk protein yang dapat menjadi sensor nano.
Produk proyeksi lainnya yang beberapa agung melibatkan sensor nano dapat dipakai sebagai membikin integrated circuit yang semakin kecil yang dapat dipakai sebagai bermacam komoditi menggunakan bangun-bangun produk nanoteknologi tersebut, termasuk transportasi, komunikasi, penguatan integritas struktur, dan robotik. Sensor nano mungkin juga dapat dimanfaatkan sebagai pemantau akurat sebagai bermacam situasi material yang dalam situasi tegang pada massa dan ukurannya, seperti satelit dan mesin aeronautik.
Masa ini, produksi masal dari sensor nano terdapat pada alam biologi berupa reseptor alami terhadap stimulus luar. Sebagai contoh, indera penciuman, terutama binatang yang yang biasanya kuat penciumannya, seperti anjing, menggunakan reseptor yang dapat merasakan partikel berukuran nano. Beberapa jenis tanaman menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi sinar matahari, bermacam ikan menggunakan sensor nano sebagai mendeteksi perubahan arus dan getaran di air di sekitarnya, dan serangga mendeteksi feromon seksual menggunakan sensor nano.
Sensor kimia sudah dihasilkan menggunakan nanotube sebagai mendeteksi bermacam sifat dari molekul berwujud gas. Karbon nanotube juga sudah dipakai sebagai mendeteksi ionisasi dari molekul gas ketika nanotube yang dihasilkan dari titanium sudah dipakai sebagai mendeteksi konsentrasi atmosferik hidrogen pada tingkat molekuler.

Pranala luar

  • Nanosensor Probes Single Living Cells, OakRidge National Laboratory
  • Quantum Dot Sensors, Western Michigan University
  • Weighing the Very Small: ‘Nanobalance’ Based on Carbon Nanotubes Shows New Application for Nanomechanics, Georgia Tech Research News.
  • Nanosensors News, International Frequency Sensor Association
  • Overview of Nanosensors, UnderstandingNano Website

edunitas.com