Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] merupakan dipercaya oleh agama-agama Samawi sbg manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang berada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda selang agama Islam, Yahudi, Kristen, berhasrat pun agama lain yang dijadikan semakin sempurna dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) merupakan istri dari Adam dan dianggap sbg Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan kepercayaan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam pada umumnya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di selangnya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut petuah agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total semuanya anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dibuat sebagai khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sbg makhluk pengganti yang tentunya berada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain merupakan Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi ia merupakan 'Manusia Pertama' dalam petuah Agama Samawi, dan Allah tidak menyebut kepada mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah menciptakan kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dan sbgnya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah dinamakan juga dengan kata umat. Berdasarkan dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang berada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kesudahan kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang berada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai hukum budaya istiadat.

Volume otak mereka semakin kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka cakap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompokan makhluk ini kesudahan dinamakan oleh para arkeolog sbg Neanderthal.

Sbg contoh Pithecanthropus Erectus mempunyai volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens mempunyai volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Karenanya dari itu mampu diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah berada sosok makhluk yang berkekuatan muslihat yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia merupakan bangsa Jin:

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Mengenai penciptaan Adam sbg khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berdiskusi (tentang hikmat ketentuan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) ingin menjadikan di bumi itu orang yang akan menciptakan bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para pakar arkeologi di atas kesudahan dikaitkan pada gagasan para pakar mufassirin. Salah satu diantaranya merupakan Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan merupakan Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi merupakan dari kelompok jin.

Berada juga yang menyebut bahwa telah berada 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga merupakan dari kelompok yang tidak sama dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak kepada menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Ketika Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya kepada menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau ingin menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan menciptakan kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah kesudahan berfirman kepada menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dibuat bentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan wujudnya, karenanya ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia bisa melakukan usaha dan dijadikan manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis kesudahan diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketetapan Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketetapan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sbg khalifah di muka bumi. sah meskipun tidak melanggar ketetapan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sbg khalifah pertama.

Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus kepada memperingatkan anak cucunya supaya menyembah Allah. Di selang sekian banyak anak cucunya, berada yang taat dan berada pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Ketika semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya semakin agung, semakin utama, dan semakin luhur dari Adam. Hal itu disebabkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan kepada bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga lainnya.

Disebabkan oleh kesombongannya itulah, karenanya Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat ditemani kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, kesudahan ia dinamakan Iblis. Disamping itu, ia telah dijamin sbg penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya kepada diberi kehidupan yang tidak berkesudahan sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah kepada meninggalkan perlintasan yang lurus dan menempuh perlintasan yang sesat bersamanya. Allah kesudahan berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah ingin menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sbg penguasa bumi, karenanya diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di dunia semesta yang kesudahan diperagakan di hadapan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah kepada menyebut nama-nama benda yang berada di hadapan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan menyebut bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah kepada memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan berilmu semakin rendah daripada manusia modern ketika ini padahal Adam merupakan manusia pertama dan satu-satunya manusia yang memperoleh pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam merupakan manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melalui perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam merupakan manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang bisa mempresentasikan ilmunya mengenai benda-benda dunia semesta menciptakan takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa kepada mendampingi, dijadikan kenalan hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya kepada menghasilkan keturunan. Menurut tuturan para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi adun di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu daya Azazil

Berdasarkan dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai mendesain skenario kepada menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai ketika ia menyatakan kepada mereka bahwa ia merupakan kawan mereka yang berhasrat memberi petuah dan ajar kepada kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus dipergunakan oleh iblis kepada menciptakan Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka kepada memakan buah dari pohon terlarang merupakan karena mereka akan hidup tidak berkesudahan sbg malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga yang belakang sekalinya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketetapan Allah sehingga Ia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu dijadikan musuh bagi lainnya, dan bagi kamu berada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup mencapai ketika yang ditetapkan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa luhur karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Kesudahan jika datang petunjuk-Ku kepadamu, karenanya barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak berada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka berduka hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa kesudahan turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang tidak sama jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan berbagai suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam wujudnya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka yang belakang sekalinya bersua kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang mempunyai ukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kesudahan pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat ajar supaya menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh semakin cantik dari Labuda. Adam kesudahan menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam kepada berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Kepada kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang sangat disayangi di selang hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang sangat jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil semakin berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Peristiwa pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya bisa ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam kesudahan ditempatkan di dalam Taman Eden yang berarti tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak ketika ini). Ia kesudahan diperintahkan oleh-Nya kepada menamai semua hewan. Allah juga menciptakan makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlanjut bersama Allah, tetapi yang belakang sekalinya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah kepada tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang adun dan yang jahat.

Setelah diusir dari taman itu, Adam harus melakukan pekerjaan kepada menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang dinamakan dalam Kitab Peristiwa, yaitu Kain, Habel, Set, dan lainnyanya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Adun Kitab Peristiwa maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak lainnya, tetapi nama mereka tidak disebutkan.

Menurut silsilah Kitab Peristiwa, Adam tutup usia pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, aturan seperti yang diciptakan oleh Uskup Luhur Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam masih dikenal pada ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan kepada memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang dikenal sbg Puncak Adam atau Al-Rohun yang sekarang terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam merupakan perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlanjut selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Referensi


edunitas.com


Page 2

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berguna tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda selang agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan dianggap sebagai Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan kepercayaan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di selangnya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut nasihat agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dihasilkan bentuk menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi ia adalah 'Manusia Pertama' dalam nasihat Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan bagi mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dsb, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah dinamakan juga dengan kata umat. Berdasarkan dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, akhir kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai budaya.

Volume otak mereka semakin kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka bercakap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini akhir dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.

Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu mampu diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan kecerdikan yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Saya akan menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berdiskusi (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) akan menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Saya mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para berbakat arkeologi di atas akhir dikaitkan pada argumen para berbakat mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari gugusan jin.

Mempunyai juga yang mengatakan bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari gugusan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak bagi membuat makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Masa Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya bagi membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah akhir berfirman bagi menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Saya mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dihasilkan bentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis akhir diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketetapan Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketetapan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar ketetapan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.

Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus bagi memperingatkan anak cucunya supaya menyembah Allah. Di selang sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Masa semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya semakin luhur, semakin utama, dan semakin luhur dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan bagi bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat diiringi kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, akhir ia dinamakan Iblis. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya bagi diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah bagi meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah akhir berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah akan menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang akhir diperagakan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah bagi menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah bagi memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu semakin rendah daripada manusia modern masa ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam merupakan manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melalui perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya mengenai benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa bagi mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya bagi menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu ia sedang tidur sehingga masa ia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi adun di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu daya Azazil

Berdasarkan dengan ancaman yang diucapkan masa diusir oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario bagi menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai masa ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang berhasrat memberi nasihat dan petuah bagi kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala metode dan kata-kata halus digunakan oleh iblis bagi membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka bagi memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup abadi sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhir-akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketetapan Allah sehingga Ia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang diputuskan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar maka. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Akhir bila datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa akhir turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari metode hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka wajib menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka akhir-akhirnya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, akhir pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya matang, Adam mendapat petuah supaya menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh semakin cantik dari Labuda. Adam akhir menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam bagi berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Bagi kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang sangat disayangi di selang hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang sangat jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil semakin berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam akhir ditempatkan di dalam Taman Eden yang berguna tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak masa ini). Ia akhir diperintahkan oleh-Nya bagi menamai semua hewan. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlangsung bersama Allah, tetapi akhir-akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah bagi tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang adun dan yang jahat.

Setelah diusir dari taman itu, Adam wajib melakukan pekerjaan bagi menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang dinamakan dalam Kitab Kejadian, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Adun Kitab Kejadian maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diistilahkan.

Menurut silsilah Kitab Kejadian, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, agak seperti yang dihasilkan bentuk oleh Uskup Luhur Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada masa bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan bagi memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sebagai Puncak Adam atau Al-Rohun yang kini terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 3

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berguna tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda selang agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan dianggap sebagai Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan kepercayaan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di selangnya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut nasihat agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dihasilkan bentuk menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi ia adalah 'Manusia Pertama' dalam nasihat Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan bagi mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dsb, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah dinamakan juga dengan kata umat. Berdasarkan dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, akhir kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai budaya.

Volume otak mereka semakin kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka bercakap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini akhir dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.

Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu mampu diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan kecerdikan yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Saya akan menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berdiskusi (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) akan menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Saya mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para berbakat arkeologi di atas akhir dikaitkan pada argumen para berbakat mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari gugusan jin.

Mempunyai juga yang mengatakan bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari gugusan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak bagi membuat makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Masa Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya bagi membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah akhir berfirman bagi menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Saya mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dihasilkan bentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis akhir diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketetapan Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketetapan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar ketetapan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.

Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus bagi memperingatkan anak cucunya supaya menyembah Allah. Di selang sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Masa semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya semakin luhur, semakin utama, dan semakin luhur dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan bagi bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat diiringi kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, akhir ia dinamakan Iblis. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya bagi diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah bagi meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah akhir berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah akan menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang akhir diperagakan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah bagi menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah bagi memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu semakin rendah daripada manusia modern masa ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam merupakan manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melalui perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya mengenai benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa bagi mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya bagi menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu ia sedang tidur sehingga masa ia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi adun di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu daya Azazil

Berdasarkan dengan ancaman yang diucapkan masa diusir oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario bagi menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai masa ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang berhasrat memberi nasihat dan petuah bagi kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala metode dan kata-kata halus digunakan oleh iblis bagi membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka bagi memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup abadi sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhir-akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketetapan Allah sehingga Ia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang diputuskan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar maka. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Akhir bila datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa akhir turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari metode hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka wajib menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka akhir-akhirnya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, akhir pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya matang, Adam mendapat petuah supaya menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh semakin cantik dari Labuda. Adam akhir menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam bagi berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Bagi kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang sangat disayangi di selang hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang sangat jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil semakin berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam akhir ditempatkan di dalam Taman Eden yang berguna tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak masa ini). Ia akhir diperintahkan oleh-Nya bagi menamai semua hewan. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlangsung bersama Allah, tetapi akhir-akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah bagi tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang adun dan yang jahat.

Setelah diusir dari taman itu, Adam wajib melakukan pekerjaan bagi menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang dinamakan dalam Kitab Kejadian, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Adun Kitab Kejadian maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diistilahkan.

Menurut silsilah Kitab Kejadian, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, agak seperti yang dihasilkan bentuk oleh Uskup Luhur Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada masa bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan bagi memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sebagai Puncak Adam atau Al-Rohun yang kini terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 4

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berguna tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda selang agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan dianggap sebagai Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan kepercayaan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di selangnya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut nasihat agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dihasilkan bentuk menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi ia adalah 'Manusia Pertama' dalam nasihat Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan bagi mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dsb, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah dinamakan juga dengan kata umat. Berdasarkan dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, akhir kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai budaya.

Volume otak mereka semakin kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka bercakap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini akhir dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.

Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu mampu diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan kecerdikan yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Saya akan menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berdiskusi (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) akan menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Saya mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para berbakat arkeologi di atas akhir dikaitkan pada argumen para berbakat mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari gugusan jin.

Mempunyai juga yang mengatakan bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari gugusan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak bagi membuat makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Masa Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya bagi membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah akhir berfirman bagi menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Saya mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dihasilkan bentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis akhir diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketetapan Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketetapan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar ketetapan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.

Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus bagi memperingatkan anak cucunya supaya menyembah Allah. Di selang sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Masa semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya semakin luhur, semakin utama, dan semakin luhur dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan bagi bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat diiringi kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, akhir ia dinamakan Iblis. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya bagi diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah bagi meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah akhir berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah akan menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang akhir diperagakan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah bagi menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah bagi memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu semakin rendah daripada manusia modern masa ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam merupakan manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melalui perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya mengenai benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa bagi mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya bagi menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu ia sedang tidur sehingga masa ia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi adun di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu daya Azazil

Berdasarkan dengan ancaman yang diucapkan masa diusir oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario bagi menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai masa ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang berhasrat memberi nasihat dan petuah bagi kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala metode dan kata-kata halus digunakan oleh iblis bagi membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka bagi memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup abadi sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhir-akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketetapan Allah sehingga Ia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang diputuskan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar maka. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Akhir bila datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa akhir turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari metode hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka wajib menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka akhir-akhirnya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, akhir pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya matang, Adam mendapat petuah supaya menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh semakin cantik dari Labuda. Adam akhir menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam bagi berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Bagi kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang sangat disayangi di selang hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang sangat jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil semakin berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam akhir ditempatkan di dalam Taman Eden yang berguna tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak masa ini). Ia akhir diperintahkan oleh-Nya bagi menamai semua hewan. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlangsung bersama Allah, tetapi akhir-akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah bagi tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang adun dan yang jahat.

Setelah diusir dari taman itu, Adam wajib melakukan pekerjaan bagi menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang dinamakan dalam Kitab Kejadian, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Adun Kitab Kejadian maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diistilahkan.

Menurut silsilah Kitab Kejadian, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, agak seperti yang dihasilkan bentuk oleh Uskup Luhur Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada masa bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan bagi memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sebagai Puncak Adam atau Al-Rohun yang kini terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 5

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berguna tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda selang agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan dianggap sebagai Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan kepercayaan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di selangnya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut nasihat agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dihasilkan bentuk menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi ia adalah 'Manusia Pertama' dalam nasihat Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan bagi mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dsb, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah dinamakan juga dengan kata umat. Berdasarkan dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, akhir kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai budaya.

Volume otak mereka semakin kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka bercakap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini akhir dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.

Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu mampu diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan kecerdikan yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Saya akan menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berdiskusi (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) akan menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Saya mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para berbakat arkeologi di atas akhir dikaitkan pada argumen para berbakat mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari gugusan jin.

Mempunyai juga yang mengatakan bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari gugusan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak bagi membuat makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Masa Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya bagi membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah akhir berfirman bagi menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Saya mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dihasilkan bentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis akhir diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketetapan Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketetapan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar ketetapan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.

Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus bagi memperingatkan anak cucunya supaya menyembah Allah. Di selang sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Masa semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya semakin luhur, semakin utama, dan semakin luhur dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan bagi bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat diiringi kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, akhir ia dinamakan Iblis. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya bagi diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah bagi meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah akhir berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah akan menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang akhir diperagakan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah bagi menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah bagi memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu semakin rendah daripada manusia modern masa ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam merupakan manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melalui perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya mengenai benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa bagi mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya bagi menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu ia sedang tidur sehingga masa ia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi adun di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu daya Azazil

Berdasarkan dengan ancaman yang diucapkan masa diusir oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario bagi menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai masa ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang berhasrat memberi nasihat dan petuah bagi kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala metode dan kata-kata halus digunakan oleh iblis bagi membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka bagi memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup abadi sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhir-akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketetapan Allah sehingga Ia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang diputuskan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar maka. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Akhir bila datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa akhir turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari metode hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka wajib menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka akhir-akhirnya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, akhir pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya matang, Adam mendapat petuah supaya menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh semakin cantik dari Labuda. Adam akhir menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam bagi berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Bagi kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang sangat disayangi di selang hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang sangat jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil semakin berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam akhir ditempatkan di dalam Taman Eden yang berguna tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak masa ini). Ia akhir diperintahkan oleh-Nya bagi menamai semua hewan. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlangsung bersama Allah, tetapi akhir-akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah bagi tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang adun dan yang jahat.

Setelah diusir dari taman itu, Adam wajib melakukan pekerjaan bagi menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang dinamakan dalam Kitab Kejadian, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Adun Kitab Kejadian maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diistilahkan.

Menurut silsilah Kitab Kejadian, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, agak seperti yang dihasilkan bentuk oleh Uskup Luhur Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada masa bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan bagi memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sebagai Puncak Adam atau Al-Rohun yang kini terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 6

K.H. Muhammad Dimyathi bin K.H. Muhammad Amin Al-Bantani, atau dikenal dengan Abuya Dimyathi atau Mbah Dim (kelahiran tahun 1925 – meninggal pada tanggal 3 Oktober 2003) yaitu seorang ulama Banten kharismatik yang juga dikenal bagi sufi. Ia memerankan bagi pembimbing para murid dalam menjalani dunia tasawuf.

Daftar konten

  • 1 Biografi
    • 1.1 Ngaji
    • 1.2 Meninggal dunia
  • 2 Referensi

Biografi

Abuya lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj.Ruqayah. Ia dikenal sangat haus akan ilmu. Karena itu, ia belajar ilmu agama pada jumlah pesantren, mulai dari Pesantren Cadasari, Kadupeseng, Pandeglang, Plamunan sampai Plered, Cirebon.

Semasa hidupnya, Abuya Dimyathi dikenal bagi gurunya dari para guru dan kyainya dari para kyai, sehingga tak berlebihan sekiranya disebut bagi ulama Khas al-Khas atau rasikhah. Ulama yang sikapnya sehari-hari yaitu bayangan dari ilmu yang didudukinya. Masyarakat Banten menjulukinya juga bagi pakunya daerah Banten, di samping bagi pakunya Negara Indonesia.

Abuya yaitu seorang qurra’ dengan lidah yang fasih. Wiridan al-Qur’an sudah istiqamah semakin dari 40 tahun. Sekiranya salat Tarawih di bulan puasa, tidak turun bagi sahur, kecuali setelah mengkhatamkan al-Qur’an dalam salat.

Abuya Dimyathi dikenal sosok ulama yang cukup sempurna dalam menjalankan perintah agama. Ia bukan saja mengajarkan ilmu syariah, tetapi juga menjalankan kehidupan sufistik. Tarekat yang dianutnya yaitu Naqsabandiyah Qodiriyyah.

Dalam buku Tiga Guru Sufi Tanah Jawa karya H. Murtadho Hadi, Abuya Dimyathi digolongkan bersama Syekh Muslih bin Abdurrahman al-Maraqi (Mranggen, Demak) dan Syekh Romli Tamim (Rejoso, Jombang) bagi tiga ulama sufi berpengaruh di Jawa. Bahkan, dalam buku Manaqib Abuya Cidahu (Dalam Pesona Langkah di Dua Alam), Abuya yang juga keturunan Sultan Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah ini dikenal bagi wali qutub.

Ngaji

Bagi seorang sufi, Abuya mengajarkan jalan spiritual yang unik, yaitu “tarekat ngaji”. Ia secara tegas menyeru,”Thariqah aing mah ngaji” (Jalan aku yaitu ngaji).

Meninggal dunia

Abuya Dimyathi meninggal pada malam Jumat pahing, 3 Oktober 2003 (7 Sya’ban 1424 H) sekitar pukul 03.00 WIB di Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten.[1]

Referensi

  1. ^ Majalah Hidayah edisi 114, Februari 2011 hal.64-68


edunitas.com


Page 7

K.H. Muhammad Dimyathi bin K.H. Muhammad Amin Al-Bantani, atau dikenal dengan Abuya Dimyathi atau Mbah Dim (kelahiran tahun 1925 – meninggal pada tanggal 3 Oktober 2003) yaitu seorang ulama Banten kharismatik yang juga dikenal bagi sufi. Ia memerankan bagi pembimbing para murid dalam menjalani dunia tasawuf.

Daftar konten

  • 1 Biografi
    • 1.1 Ngaji
    • 1.2 Meninggal dunia
  • 2 Referensi

Biografi

Abuya lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj.Ruqayah. Ia dikenal sangat haus akan ilmu. Karena itu, ia belajar ilmu agama pada jumlah pesantren, mulai dari Pesantren Cadasari, Kadupeseng, Pandeglang, Plamunan sampai Plered, Cirebon.

Semasa hidupnya, Abuya Dimyathi dikenal bagi gurunya dari para guru dan kyainya dari para kyai, sehingga tak berlebihan sekiranya disebut bagi ulama Khas al-Khas atau rasikhah. Ulama yang sikapnya sehari-hari yaitu bayangan dari ilmu yang didudukinya. Masyarakat Banten menjulukinya juga bagi pakunya daerah Banten, di samping bagi pakunya Negara Indonesia.

Abuya yaitu seorang qurra’ dengan lidah yang fasih. Wiridan al-Qur’an sudah istiqamah semakin dari 40 tahun. Sekiranya salat Tarawih di bulan puasa, tidak turun bagi sahur, kecuali setelah mengkhatamkan al-Qur’an dalam salat.

Abuya Dimyathi dikenal sosok ulama yang cukup sempurna dalam menjalankan perintah agama. Ia bukan saja mengajarkan ilmu syariah, tetapi juga menjalankan kehidupan sufistik. Tarekat yang dianutnya yaitu Naqsabandiyah Qodiriyyah.

Dalam buku Tiga Guru Sufi Tanah Jawa karya H. Murtadho Hadi, Abuya Dimyathi digolongkan bersama Syekh Muslih bin Abdurrahman al-Maraqi (Mranggen, Demak) dan Syekh Romli Tamim (Rejoso, Jombang) bagi tiga ulama sufi berpengaruh di Jawa. Bahkan, dalam buku Manaqib Abuya Cidahu (Dalam Pesona Langkah di Dua Alam), Abuya yang juga keturunan Sultan Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah ini dikenal bagi wali qutub.

Ngaji

Bagi seorang sufi, Abuya mengajarkan jalan spiritual yang unik, yaitu “tarekat ngaji”. Ia secara tegas menyeru,”Thariqah aing mah ngaji” (Jalan aku yaitu ngaji).

Meninggal dunia

Abuya Dimyathi meninggal pada malam Jumat pahing, 3 Oktober 2003 (7 Sya’ban 1424 H) sekitar pukul 03.00 WIB di Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten.[1]

Referensi

  1. ^ Majalah Hidayah edisi 114, Februari 2011 hal.64-68


edunitas.com


Page 8

K.H. Muhammad Dimyathi bin K.H. Muhammad Amin Al-Bantani, atau dikenal dengan Abuya Dimyathi atau Mbah Dim (kelahiran tahun 1925 – meninggal pada tanggal 3 Oktober 2003) yaitu seorang ulama Banten kharismatik yang juga dikenal bagi sufi. Ia memerankan bagi pembimbing para murid dalam menjalani dunia tasawuf.

Daftar konten

  • 1 Biografi
    • 1.1 Ngaji
    • 1.2 Meninggal dunia
  • 2 Referensi

Biografi

Abuya lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj.Ruqayah. Ia dikenal sangat haus akan ilmu. Karena itu, ia belajar ilmu agama pada jumlah pesantren, mulai dari Pesantren Cadasari, Kadupeseng, Pandeglang, Plamunan sampai Plered, Cirebon.

Semasa hidupnya, Abuya Dimyathi dikenal bagi gurunya dari para guru dan kyainya dari para kyai, sehingga tak berlebihan sekiranya disebut bagi ulama Khas al-Khas atau rasikhah. Ulama yang sikapnya sehari-hari yaitu bayangan dari ilmu yang didudukinya. Masyarakat Banten menjulukinya juga bagi pakunya daerah Banten, di samping bagi pakunya Negara Indonesia.

Abuya yaitu seorang qurra’ dengan lidah yang fasih. Wiridan al-Qur’an sudah istiqamah semakin dari 40 tahun. Sekiranya salat Tarawih di bulan puasa, tidak turun bagi sahur, kecuali setelah mengkhatamkan al-Qur’an dalam salat.

Abuya Dimyathi dikenal sosok ulama yang cukup sempurna dalam menjalankan perintah agama. Ia bukan saja mengajarkan ilmu syariah, tetapi juga menjalankan kehidupan sufistik. Tarekat yang dianutnya yaitu Naqsabandiyah Qodiriyyah.

Dalam buku Tiga Guru Sufi Tanah Jawa karya H. Murtadho Hadi, Abuya Dimyathi digolongkan bersama Syekh Muslih bin Abdurrahman al-Maraqi (Mranggen, Demak) dan Syekh Romli Tamim (Rejoso, Jombang) bagi tiga ulama sufi berpengaruh di Jawa. Bahkan, dalam buku Manaqib Abuya Cidahu (Dalam Pesona Langkah di Dua Alam), Abuya yang juga keturunan Sultan Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah ini dikenal bagi wali qutub.

Ngaji

Bagi seorang sufi, Abuya mengajarkan jalan spiritual yang unik, yaitu “tarekat ngaji”. Ia secara tegas menyeru,”Thariqah aing mah ngaji” (Jalan aku yaitu ngaji).

Meninggal dunia

Abuya Dimyathi meninggal pada malam Jumat pahing, 3 Oktober 2003 (7 Sya’ban 1424 H) sekitar pukul 03.00 WIB di Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten.[1]

Referensi

  1. ^ Majalah Hidayah edisi 114, Februari 2011 hal.64-68


edunitas.com


Page 9

K.H. Muhammad Dimyathi bin K.H. Muhammad Amin Al-Bantani, atau dikenal dengan Abuya Dimyathi atau Mbah Dim (kelahiran tahun 1925 – meninggal pada tanggal 3 Oktober 2003) yaitu seorang ulama Banten kharismatik yang juga dikenal bagi sufi. Ia memerankan bagi pembimbing para murid dalam menjalani dunia tasawuf.

Daftar konten

  • 1 Biografi
    • 1.1 Ngaji
    • 1.2 Meninggal dunia
  • 2 Referensi

Biografi

Abuya lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj.Ruqayah. Ia dikenal sangat haus akan ilmu. Karena itu, ia belajar ilmu agama pada jumlah pesantren, mulai dari Pesantren Cadasari, Kadupeseng, Pandeglang, Plamunan sampai Plered, Cirebon.

Semasa hidupnya, Abuya Dimyathi dikenal bagi gurunya dari para guru dan kyainya dari para kyai, sehingga tak berlebihan sekiranya disebut bagi ulama Khas al-Khas atau rasikhah. Ulama yang sikapnya sehari-hari yaitu bayangan dari ilmu yang didudukinya. Masyarakat Banten menjulukinya juga bagi pakunya daerah Banten, di samping bagi pakunya Negara Indonesia.

Abuya yaitu seorang qurra’ dengan lidah yang fasih. Wiridan al-Qur’an sudah istiqamah semakin dari 40 tahun. Sekiranya salat Tarawih di bulan puasa, tidak turun bagi sahur, kecuali setelah mengkhatamkan al-Qur’an dalam salat.

Abuya Dimyathi dikenal sosok ulama yang cukup sempurna dalam menjalankan perintah agama. Ia bukan saja mengajarkan ilmu syariah, tetapi juga menjalankan kehidupan sufistik. Tarekat yang dianutnya yaitu Naqsabandiyah Qodiriyyah.

Dalam buku Tiga Guru Sufi Tanah Jawa karya H. Murtadho Hadi, Abuya Dimyathi digolongkan bersama Syekh Muslih bin Abdurrahman al-Maraqi (Mranggen, Demak) dan Syekh Romli Tamim (Rejoso, Jombang) bagi tiga ulama sufi berpengaruh di Jawa. Bahkan, dalam buku Manaqib Abuya Cidahu (Dalam Pesona Langkah di Dua Alam), Abuya yang juga keturunan Sultan Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah ini dikenal bagi wali qutub.

Ngaji

Bagi seorang sufi, Abuya mengajarkan jalan spiritual yang unik, yaitu “tarekat ngaji”. Ia secara tegas menyeru,”Thariqah aing mah ngaji” (Jalan aku yaitu ngaji).

Meninggal dunia

Abuya Dimyathi meninggal pada malam Jumat pahing, 3 Oktober 2003 (7 Sya’ban 1424 H) sekitar pukul 03.00 WIB di Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten.[1]

Referensi

  1. ^ Majalah Hidayah edisi 114, Februari 2011 hal.64-68


edunitas.com


Page 10

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berfaedah tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sbg manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di alam. Rincian kisah tentang Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang mengembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan diasumsikan sbg Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menaruh Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang dibuat dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia, demikian juga dalam alam Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Dia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut segala sesuatu yang diajarkan agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total semuanya anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak dibuat dibumi, tapi manusia menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sbg makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi dia adalah 'Manusia Pertama' dalam segala sesuatu yang diajarkan Agama Samawi, dan Allah tidak menyebut sbg mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, binatang, tumbuhan dan sbgnya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berlandaskan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai hukum budaya.

Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karenanya, kemampuan mereka berucap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kumpulan makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sbg Neanderthal.

Sbg contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Karenanya dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan ikhtiar yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada seratus tahun sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Tentang penciptaan Adam sbg khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Diri sendiri ingin menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berwawancara (tentang hikmat ketentuan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) ingin menjadikan di bumi itu orang yang hendak membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui hendak apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para pandai arkeologi di atas kemudian dikaitkan pada pendapat para pandai mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam dibuat adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.

Mempunyai juga yang menyebut bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berlainan dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak sbg membuat makhluk lain yang nantinya hendak dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Ketika Allah mengabari para malaikat hendak kehendak-Nya sbg membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya hendak membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau ingin menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang hendak membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah kemudian berfirman sbg menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang diwujudkan sedemikian rupa. Setelah disempurnakan wujudnya, karenanya ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga dia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. diletakkan di surga, tetapi terkena tipu kekuatan iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari kepastian Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari kepastian, melainkan dari semenjak hendak dibuat, Allah sudah menunjuk Adam sbg khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar kepastian (Allah) adam hendak tetap diturunkan kebumi sbg khalifah pertama.

Adam adalah nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Dia diutus sbg memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Ketika semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih mulia dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa dibuat dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan hendak asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan sbg bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, karenanya Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat ditemani kutukan dan laknat yang hendak melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, kemudian dia dinamakan Iblis. Disamping itu, dia telah dijamin sbg penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan dia hanya memohon kepada-Nya sbg diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam hendak menyesatkan Adam sehingga dia terusir dari surga. Dia juga bersumpah hendak membujuk anak cucunya dari segala arah sbg meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak hendak sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah ingin menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka hendak kebenaran hikmah-Nya yang mencetuskan Adam sbg penguasa bumi, karenanya diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang kemudian dimainkan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah sbg menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan menyebut bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah sbg memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu lebih rendah daripada manusia modern ketika ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam adalah manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melewati perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya tentang benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan untuknya dibuat Hawa sbg mendampingi, menjadi sahabat hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya sbg menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa dibuat oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu dia sedang tidur sehingga ketika dia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi berpihak kepada yang benar di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang mengakibatkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu kekuatan Azazil

Sesuai dengan ancaman yang diberitahukan ketika ditolak oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario sbg menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai ketika dia mencetuskan kepada mereka bahwa dia adalah kawan mereka yang mau memberi segala sesuatu yang diajarkan dan petuah yang didapat sbg kegunaan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus dipakai oleh iblis sbg membuat Adam dan Hawa terbujuk. Dia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka sbg memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka hendak hidup abadi sbg malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga pengahabisannya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar kepastian Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh untuk yang lain, dan untuk kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai ketika yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian bila datang petunjuk-Ku kepadamu, karenanya barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka berduka hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa kemudian turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berlainan jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka mesti menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam wujudnya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka pengahabisannya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah kawasan Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang mempunyai ukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petuah yang didapat agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam sbg berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Sbg kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara binatang peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Peristiwa pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam dibuat menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam kemudian diletakkan di dalam Taman Eden yang berfaedah tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak ketika ini). Dia kemudian diperintahkan oleh-Nya sbg menamai semua binatang. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlanjut bersama Allah, tetapi pengahabisannya mereka ditolak dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah sbg tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang berpihak kepada yang benar dan yang jahat.

Setelah ditolak dari taman itu, Adam mesti melakukan pekerjaan sbg menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang disebut dalam Kitab Peristiwa, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Berpihak kepada yang benar Kitab Peristiwa maupun Kitab Yobel mencetuskan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diceritakan.

Menurut silsilah Kitab Peristiwa, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Mulia Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan sbg memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah ditolak dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sbg Puncak Adam atau Al-Rohun yang sekarang terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlanjut selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 11

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berfaedah tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sbg manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di alam. Rincian kisah tentang Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang mengembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan diasumsikan sbg Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menaruh Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang dibuat dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia, demikian juga dalam alam Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Dia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut segala sesuatu yang diajarkan agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total semuanya anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak dibuat dibumi, tapi manusia menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sbg makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi dia adalah 'Manusia Pertama' dalam segala sesuatu yang diajarkan Agama Samawi, dan Allah tidak menyebut sbg mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, binatang, tumbuhan dan sbgnya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berlandaskan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai hukum budaya.

Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karenanya, kemampuan mereka berucap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kumpulan makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sbg Neanderthal.

Sbg contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Karenanya dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan ikhtiar yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada seratus tahun sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Tentang penciptaan Adam sbg khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Diri sendiri ingin menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berwawancara (tentang hikmat ketentuan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) ingin menjadikan di bumi itu orang yang hendak membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui hendak apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para pandai arkeologi di atas kemudian dikaitkan pada pendapat para pandai mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam dibuat adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.

Mempunyai juga yang menyebut bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berlainan dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak sbg membuat makhluk lain yang nantinya hendak dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Ketika Allah mengabari para malaikat hendak kehendak-Nya sbg membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya hendak membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau ingin menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang hendak membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah kemudian berfirman sbg menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang diwujudkan sedemikian rupa. Setelah disempurnakan wujudnya, karenanya ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga dia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. diletakkan di surga, tetapi terkena tipu kekuatan iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari kepastian Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari kepastian, melainkan dari semenjak hendak dibuat, Allah sudah menunjuk Adam sbg khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar kepastian (Allah) adam hendak tetap diturunkan kebumi sbg khalifah pertama.

Adam adalah nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Dia diutus sbg memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Ketika semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih mulia dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa dibuat dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan hendak asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan sbg bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, karenanya Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat ditemani kutukan dan laknat yang hendak melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, kemudian dia dinamakan Iblis. Disamping itu, dia telah dijamin sbg penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan dia hanya memohon kepada-Nya sbg diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam hendak menyesatkan Adam sehingga dia terusir dari surga. Dia juga bersumpah hendak membujuk anak cucunya dari segala arah sbg meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak hendak sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah ingin menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka hendak kebenaran hikmah-Nya yang mencetuskan Adam sbg penguasa bumi, karenanya diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang kemudian dimainkan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah sbg menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan menyebut bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah sbg memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu lebih rendah daripada manusia modern ketika ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam adalah manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melewati perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya tentang benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan untuknya dibuat Hawa sbg mendampingi, menjadi sahabat hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya sbg menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa dibuat oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu dia sedang tidur sehingga ketika dia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi berpihak kepada yang benar di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang mengakibatkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu kekuatan Azazil

Sesuai dengan ancaman yang diberitahukan ketika ditolak oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario sbg menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai ketika dia mencetuskan kepada mereka bahwa dia adalah kawan mereka yang mau memberi segala sesuatu yang diajarkan dan petuah yang didapat sbg kegunaan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus dipakai oleh iblis sbg membuat Adam dan Hawa terbujuk. Dia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka sbg memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka hendak hidup abadi sbg malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga pengahabisannya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar kepastian Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh untuk yang lain, dan untuk kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai ketika yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian bila datang petunjuk-Ku kepadamu, karenanya barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka berduka hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa kemudian turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berlainan jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka mesti menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam wujudnya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka pengahabisannya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah kawasan Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang mempunyai ukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petuah yang didapat agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam sbg berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Sbg kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara binatang peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Peristiwa pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam dibuat menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam kemudian diletakkan di dalam Taman Eden yang berfaedah tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak ketika ini). Dia kemudian diperintahkan oleh-Nya sbg menamai semua binatang. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlanjut bersama Allah, tetapi pengahabisannya mereka ditolak dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah sbg tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang berpihak kepada yang benar dan yang jahat.

Setelah ditolak dari taman itu, Adam mesti melakukan pekerjaan sbg menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang disebut dalam Kitab Peristiwa, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Berpihak kepada yang benar Kitab Peristiwa maupun Kitab Yobel mencetuskan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diceritakan.

Menurut silsilah Kitab Peristiwa, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Mulia Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan sbg memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah ditolak dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sbg Puncak Adam atau Al-Rohun yang sekarang terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlanjut selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 12

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berfaedah tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sbg manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di alam. Rincian kisah tentang Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang mengembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan diasumsikan sbg Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menaruh Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang dibuat dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia, demikian juga dalam alam Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Dia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut segala sesuatu yang diajarkan agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total semuanya anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak dibuat dibumi, tapi manusia menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sbg makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi dia adalah 'Manusia Pertama' dalam segala sesuatu yang diajarkan Agama Samawi, dan Allah tidak menyebut sbg mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, binatang, tumbuhan dan sbgnya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berlandaskan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai hukum budaya.

Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karenanya, kemampuan mereka berucap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kumpulan makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sbg Neanderthal.

Sbg contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Karenanya dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan ikhtiar yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada seratus tahun sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Tentang penciptaan Adam sbg khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Diri sendiri ingin menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berwawancara (tentang hikmat ketentuan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) ingin menjadikan di bumi itu orang yang hendak membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui hendak apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para pandai arkeologi di atas kemudian dikaitkan pada pendapat para pandai mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam dibuat adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.

Mempunyai juga yang menyebut bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berlainan dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak sbg membuat makhluk lain yang nantinya hendak dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Ketika Allah mengabari para malaikat hendak kehendak-Nya sbg membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya hendak membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau ingin menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang hendak membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah kemudian berfirman sbg menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang diwujudkan sedemikian rupa. Setelah disempurnakan wujudnya, karenanya ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga dia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. diletakkan di surga, tetapi terkena tipu kekuatan iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari kepastian Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari kepastian, melainkan dari semenjak hendak dibuat, Allah sudah menunjuk Adam sbg khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar kepastian (Allah) adam hendak tetap diturunkan kebumi sbg khalifah pertama.

Adam adalah nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Dia diutus sbg memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Ketika semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih mulia dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa dibuat dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan hendak asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan sbg bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, karenanya Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat ditemani kutukan dan laknat yang hendak melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, kemudian dia dinamakan Iblis. Disamping itu, dia telah dijamin sbg penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan dia hanya memohon kepada-Nya sbg diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam hendak menyesatkan Adam sehingga dia terusir dari surga. Dia juga bersumpah hendak membujuk anak cucunya dari segala arah sbg meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak hendak sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah ingin menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka hendak kebenaran hikmah-Nya yang mencetuskan Adam sbg penguasa bumi, karenanya diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang kemudian dimainkan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah sbg menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan menyebut bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah sbg memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu lebih rendah daripada manusia modern ketika ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam adalah manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melewati perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya tentang benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan untuknya dibuat Hawa sbg mendampingi, menjadi sahabat hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya sbg menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa dibuat oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu dia sedang tidur sehingga ketika dia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi berpihak kepada yang benar di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang mengakibatkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu kekuatan Azazil

Sesuai dengan ancaman yang diberitahukan ketika ditolak oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario sbg menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai ketika dia mencetuskan kepada mereka bahwa dia adalah kawan mereka yang mau memberi segala sesuatu yang diajarkan dan petuah yang didapat sbg kegunaan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus dipakai oleh iblis sbg membuat Adam dan Hawa terbujuk. Dia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka sbg memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka hendak hidup abadi sbg malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga pengahabisannya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar kepastian Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh untuk yang lain, dan untuk kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai ketika yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian bila datang petunjuk-Ku kepadamu, karenanya barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka berduka hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa kemudian turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berlainan jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka mesti menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam wujudnya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka pengahabisannya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah kawasan Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang mempunyai ukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petuah yang didapat agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam sbg berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Sbg kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara binatang peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Peristiwa pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam dibuat menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam kemudian diletakkan di dalam Taman Eden yang berfaedah tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak ketika ini). Dia kemudian diperintahkan oleh-Nya sbg menamai semua binatang. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlanjut bersama Allah, tetapi pengahabisannya mereka ditolak dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah sbg tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang berpihak kepada yang benar dan yang jahat.

Setelah ditolak dari taman itu, Adam mesti melakukan pekerjaan sbg menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang disebut dalam Kitab Peristiwa, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Berpihak kepada yang benar Kitab Peristiwa maupun Kitab Yobel mencetuskan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diceritakan.

Menurut silsilah Kitab Peristiwa, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Mulia Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan sbg memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah ditolak dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sbg Puncak Adam atau Al-Rohun yang sekarang terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlanjut selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 13

Jumlah anak Adam dan Hawa menurut Alkitab

Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berfaedah tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) [1] adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sbg manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang mempunyai di alam. Rincian kisah tentang Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang mengembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan diasumsikan sbg Ummul Bashar ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menaruh Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang dibuat dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia, demikian juga dalam alam Islam biasanya.

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25. Dia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Safi Allah.

Menurut segala sesuatu yang diajarkan agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total semuanya anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Makhluk sebelum Adam

Menurut syariat Islam, manusia tidak dibuat dibumi, tapi manusia menjadi khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sbg makhluk pengganti yang tentunya mempunyai makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi dia adalah 'Manusia Pertama' dalam segala sesuatu yang diajarkan Agama Samawi, dan Allah tidak menyebut sbg mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.

Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, binatang, tumbuhan dan sbgnya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:

Dan tiadalah binatang-binatang yang mempunyai di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)

Arkeologi

Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berlandaskan fosil yang ditemukan, memang mempunyai makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak mempunyai hukum budaya.

Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karenanya, kemampuan mereka berucap sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kumpulan makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sbg Neanderthal.

Sbg contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Karenanya dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah mempunyai sosok makhluk yang memiliki kemampuan ikhtiar yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada seratus tahun sebelum kedatangan Adam.

Penafsir Al-Qur'an dan Hadits

Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:

Dan Kami telah membuat jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

Tentang penciptaan Adam sbg khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Diri sendiri ingin menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka berwawancara (tentang hikmat ketentuan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) ingin menjadikan di bumi itu orang yang hendak membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui hendak apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Nama makhluk yang diungkapkan para pandai arkeologi di atas kemudian dikaitkan pada pendapat para pandai mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam dibuat adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."

Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.

Mempunyai juga yang menyebut bahwa telah mempunyai 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berlainan dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. membuat bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak sbg membuat makhluk lain yang nantinya hendak dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Ketika Allah mengabari para malaikat hendak kehendak-Nya sbg membuat manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya hendak membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melaksanakan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

Mengapa engkau ingin menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang hendak membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah kemudian berfirman sbg menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Diri sendiri mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang diwujudkan sedemikian rupa. Setelah disempurnakan wujudnya, karenanya ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga dia mampu melakukan usaha dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. diletakkan di surga, tetapi terkena tipu kekuatan iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari kepastian Allah.

Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari kepastian, melainkan dari semenjak hendak dibuat, Allah sudah menunjuk Adam sbg khalifah di muka bumi. berlaku walaupun tidak melanggar kepastian (Allah) adam hendak tetap diturunkan kebumi sbg khalifah pertama.

Adam adalah nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Dia diutus sbg memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, mempunyai yang taat dan mempunyai pula yang membangkang.

Kesombongan Iblis

Ketika semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih mulia dari Adam. Hal itu diakibatkan karena setan merasa dibuat dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan hendak asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan sbg bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

Diakibatkan oleh kesombongannya itulah, karenanya Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat ditemani kutukan dan laknat yang hendak melekat pada dirinya sampai kiamat kelak, kemudian dia dinamakan Iblis. Disamping itu, dia telah dijamin sbg penghuni neraka yang tidak berkesudahan.

Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan dia hanya memohon kepada-Nya sbg diberi kehidupan yang abadi sampai kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam hendak menyesatkan Adam sehingga dia terusir dari surga. Dia juga bersumpah hendak membujuk anak cucunya dari segala arah sbg meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak hendak sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

Ilmu Adam

Allah ingin menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka hendak kebenaran hikmah-Nya yang mencetuskan Adam sbg penguasa bumi, karenanya diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang mempunyai di alam semesta yang kemudian dimainkan di depan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah sbg menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan menyebut bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

Adam lalu diperintahkan oleh Allah sbg memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki ilmu lebih rendah daripada manusia modern ketika ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Yang Maha Mengetahui. Adam adalah manusia pertama yang berguru langsung kepada Allah tanpa melewati perantara makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para malaikat, ilmu Adam yang mampu mempresentasikan ilmunya tentang benda-benda alam semesta membuat takjub malaikat dan memperkuat keimanan malaikat terhadap semua keputusan Allah.

Adam menghuni surga

Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan untuknya dibuat Hawa sbg mendampingi, menjadi sahabat hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya sbg menghasilkan keturunan. Menurut kisah para ulama, Hawa dibuat oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu dia sedang tidur sehingga ketika dia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi berpihak kepada yang benar di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang mengakibatkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu kekuatan Azazil

Sesuai dengan ancaman yang diberitahukan ketika ditolak oleh Allah dari surga dampak pembangkangannya, Azazil mulai merancang skenario sbg menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.

Bujuk rayunya dimulai ketika dia mencetuskan kepada mereka bahwa dia adalah kawan mereka yang mau memberi segala sesuatu yang diajarkan dan petuah yang didapat sbg kegunaan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus dipakai oleh iblis sbg membuat Adam dan Hawa terbujuk. Dia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka sbg memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka hendak hidup abadi sbg malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga pengahabisannya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar kepastian Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh untuk yang lain, dan untuk kamu mempunyai tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai ketika yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa akbar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian bila datang petunjuk-Ku kepadamu, karenanya barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak mempunyai kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka berduka hati.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa kemudian turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berlainan jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka mesti menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam wujudnya.

Menurut kisah Adam diturunkan di Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka pengahabisannya berjumpa kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah kawasan Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[1] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang mempunyai ukuran raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa melakukan pekerjaan keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petuah yang didapat agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam sbg berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Sbg kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara binatang peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.

Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Peristiwa pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya mampu ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.

Menurut kisah di atas, Adam dibuat menurut gambar dan rupa Allah[2]. Adam kemudian diletakkan di dalam Taman Eden yang berfaedah tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak ketika ini). Dia kemudian diperintahkan oleh-Nya sbg menamai semua binatang. Allah juga membuat makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berlanjut bersama Allah, tetapi pengahabisannya mereka ditolak dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah sbg tidak memakan buah dari pohon ilmu tentang yang berpihak kepada yang benar dan yang jahat.

Setelah ditolak dari taman itu, Adam mesti melakukan pekerjaan sbg menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang disebut dalam Kitab Peristiwa, yaitu Kain, Habel, Set, dan yang lainnya[3]. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Berpihak kepada yang benar Kitab Peristiwa maupun Kitab Yobel mencetuskan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak diceritakan.

Menurut silsilah Kitab Peristiwa, Adam berpulang pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Mulia Ussher, memberikan bekas bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum lahir Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam sedang hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam sedang dikenal pada ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan sbg memasuki Kanaan[4].

Menurut legenda, setelah ditolak dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di suatu gunung yang dikenal sbg Puncak Adam atau Al-Rohun yang sekarang terdapat di Sri Lanka.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah[5]. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlanjut selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad[6].

Pustaka


edunitas.com


Page 14

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 2, 2 Lacertae, 2 Letters of John, 2 Maret, 2 Mei, 2005 UEFA Champions League Final, 2005 UEFA Super Cup, 2006, 2006 African Cup, 2013 Qatar motorcycle Grand Prix, 2013-14 UEFA Women 's Champions League, 2014, 2014 (film), 2181, 2182, 2183, 2184, 2340, 2341, 2342, 2343, Judul Topik (Artikel) 2, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) 2, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 15

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 2, 2 Lacertae, 2 Letters of John, 2 Maret, 2 Mei, 2005 UEFA Champions League Final, 2005 UEFA Super Cup, 2006, 2006 African Cup, 2013 Qatar motorcycle Grand Prix, 2013-14 UEFA Women 's Champions League, 2014, 2014 (film), 2181, 2182, 2183, 2184, 2340, 2341, 2342, 2343, Judul Topik (Artikel) 2, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) 2, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 16

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik (Artikel) A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 17

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik (Artikel) A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 18

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik (Artikel) B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 19

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik (Artikel) B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 20

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik (Artikel) C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 21

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik (Artikel) C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 22

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur, Judul Topik (Artikel) H, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) H, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 23

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur, Judul Topik (Artikel) H, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) H, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 24

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub, Judul Topik (Artikel) I, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) I, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 25

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub, Judul Topik (Artikel) I, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) I, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 26

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) J, J. Willard Marriott, J.A.K.Q. Dengekitai, J.A.K.Q. Dengekitai vs. Goranger, J.B. Jeyaretnam, Jagson Airlines, Jaguar, Jaguar (perusahaan otomotif), Jaguar Cars, Jalan Dago, Jalan dan Jembatan, Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan, Jalan di Kota Surakarta, Jalur kereta api di Indonesia, Jalur kereta api di Sydney, Jalur kereta api Duri-Tanahabang, Jalur kereta api Eritrea, Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jambu Luwuk, Ciawi, Bogor, Jambu mawar, Jambu mede, Judul Topik (Artikel) J, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) J, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id