Jenis kegiatan yang dapat dilakukan bersama tetangga untuk menjaga persatuan dan kesatuan

Jenis kegiatan yang dapat dilakukan bersama tetangga untuk menjaga persatuan dan kesatuan

Mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat. (PIXABAY/Bob_Dmyt)

Bobo.id - Menjaga kerukunan, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat sudah menjadi kewajiban kita, lo.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya membiasakan rasa persatuan dan kesatuan. 

Namun, apakah teman-teman sudah melakukannya?

Pada materi kelas 5 SD Tema 9 ini, teman-teman akan belajar tentang persatuan dan kesatuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) yang sudah bersatu.

Sementara kesatuan ialah perihal satu atau bersifat tunggal.

Persatuan dan kesatuan diartikan sebagai bersatunya semua wilayah Indonesia sehingga tercipta kehidupan yang damai dan tentram.

Persatuan ini sangat bermanfaat bagi kita untuk dapat berinteraksi dengan tetangga kita dan untuk kerukunan bangsa dan negara. 

Ketika kita menjaga kesatuan dan persatuan di lingkungan masyarakat berarti kita telah berkontribusi terhadap kerukunan, terciptanya keharmonisan dalam kehidupan, kelestarian budaya Indonesia, dan kesejahteraan masyarakat. 

Baca Juga: Zat Tunggal, Zat Campuran Homogen, dan Zat Campuran Heterogen, Materi Kelas 5 Tema 9


Page 2

Fransiska Viola Gina Sabtu, 23 April 2022 | 09:00 WIB

Jenis kegiatan yang dapat dilakukan bersama tetangga untuk menjaga persatuan dan kesatuan

Mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat. (PIXABAY/Bob_Dmyt)

Bagaimana, ya, caranya? Yuk, kita cari tahu bersama. 

Contoh Sikap yang Mencerminkan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Keluarga

1. Tidak membedakan anggota masyarakat

Meskipun terdapat perbedaan, kita sebaiknya memperlakukan semua anggota masyarakat dengan sama. 

2. Saling menghormati

3. Membina kerukunan dengan warga sekitar

Sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah masyarakat, kita hendaknya saling berinteraksi dengan tetangga kita. Membangun silahturahmi. 

4. Saling tolong-menolong

5. Bekerja sama dalam gotong royong menjaga keamanan lingkungan

Baca Juga: Industri Kecil: Pengertian, Jenis, dan Contohnya, Materi Kelas 5 SD Tema 9


Page 3

Jenis kegiatan yang dapat dilakukan bersama tetangga untuk menjaga persatuan dan kesatuan

PIXABAY/Madhana_gopal

Contoh sikap persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga

Bobo.id - Menjaga kerukunan, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat sudah menjadi kewajiban kita, lo.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya membiasakan rasa persatuan dan kesatuan.

Namun, apakah teman-teman sudah melakukannya?

Pada materi kelas 5 SD Tema 9 ini, teman-teman akan belajar tentang persatuan dan kesatuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) yang sudah bersatu.

Sementara kesatuan ialah perihal satu atau bersifat tunggal.

Persatuan dan kesatuan diartikan sebagai bersatunya semua wilayah Indonesia sehingga tercipta kehidupan yang damai dan tentram.

Tak hanya bagi bangsa, dalam kelompok paling dekat dan kecil seperti keluarga, kita harus senantiasa mewujudukan persatuan dan kesatuan, lo. 

Bagaimana caranya, ya? Yuk simak bersama. 

Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD/MI Tema 9, Apa Pengaruh Persatuan dan Kesatuan pada Keutuhan Bangsa dan Negara?

Jenis kegiatan yang dapat dilakukan bersama tetangga untuk menjaga persatuan dan kesatuan

Tuliskan Tiga Cara untuk Menjaga Persatuan dan Kesatuan! Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 6 SD MI Halaman 101 /Tangkap layar Buku Tematik Kelas 5 SD/MI Tema 9

PortalJember.com - Artikel ini membahas kunci jawaban tema 7 kelas 6 SD MI halaman 101 tentang contoh tiga cara menjaga persatuan dan kesatuan.

Artikel ini disusun guna membantu adik-adik SD MI dalam mengikuti pembelajaran dari rumah di masa pandemi Covid-19.

Jangan lupa memperhatikan langkah-langkah pengerjaan soal di halaman 101 tentang contoh tiga cara menjaga persatuan dan kesatuan.

Baca Juga: Apa Persamaan Korupsi dan Menyontek? Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 6 SD MI Halaman 97 Subtema 2 Pembelajaran 5

Tema 7 kelas 6 SD MI subtema 2 "Pemimpin Idolaku" pembelajaran 6 mengajak Adik-adik untuk mengetahui beberapa pemimpin idola di lingkungan sekitar.

Pada pembahasan kali ini, kita akan belajar tentang kunci jawaban Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 6 SD MI Tema 7 Subtema 2 "Pemimpin Idolaku" Edisi Revisi 2018 Terbitan Kemendikbud.

Kunci jawaban yang akan dibahas kali ini yaitu jawaban dalam soal subtema 2 pembelajaran 6 halaman 101 tentang contoh tiga cara menjaga persatuan dan kesatuan.

Sebelum membaca kunci jawaban dalam artikel ini, sebaiknya Adik-adik mengerjakan soal di halaman 101 tentang contoh tiga cara menjaga persatuan dan kesatuan terlebih dahulu.

Baca Juga: Contoh Kegiatan yang Dapat dan Tidak Dapat Dilakukan dengan Bermusyawarah, Tema 7 Kelas 6 SD MI Halaman 95

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Sun, 31 Jul 2022 05:01:53 +0700 dengan Kategori IPS dan Sudah Dilihat ### kali

Jawaban:

1.melakukan gotong royong, mengajak makan maam bersama,memberikan anak anak mereka berupa sesuatu yang menyenangkan

2. terhindar dari virus covid 19

3. melakukan segala apapun dengan video call agar teteap bisa bersma sama

semoga membantu yah kak

jadikan jawabn ter cerdas yah kaka yang baik

Penjelasan:

Jawaban:

2.menghindari resiko terkena nya Covid 19

Maaf kalau salah:v

Penjelasan:

Baca Juga: Diket :


ij.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Sun, 31 Jul 2022 05:01:55 +0700 dengan Kategori PPKn dan Sudah Dilihat ### kali

Jawaban:

Melaksanakan gotong royong,beribadah bersama,saling menyapa(hehehe)

Jawaban:

  • bersama sama membersihkan lingkungan di sekitar desa
  • bersama sama melaksanakan kegiatan ronda malam
  • silaturahmi
  • mengikuti kegiatan pilkades
  • tidak membuat kerusuhan atau konflik

Penjelasan:

#bila seumpama# jwbn ini slh maaf ya.......

■♡■

Baca Juga: Bagaimana kaitan antara sumber daya alam dengan kehidupan masyarakat banyuwangi? Jelaskan ​


uv.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Lihat Foto

Dok Cikung/Ralawan Magelang

Warga bergotong royong membersihkan rumah yang diterjang angin puting beliung di Dusun Wonogiri, Desa Kapuhan, Kecamatan Sawagan, Kabupaten Magelang, Jumat [16/12/2016].

KOMPAS.com - Setiap warga negara harus menjaga dan mengamalkan sikap persatuan dan kesatuan.

Itu sebagai upaya untuk menjaga bangsa Indonesia dari perpecahan mengingat Indonesia merupakan negara yang penuh keragaman.

Dengan adanya persatuan dan kesatuan maka akan memperkokoh ketahanan dan menjaga keamanan negara.

Baca juga: Dampak Tidak Adanya Persatuan dan Kesatuan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 

Perilaku yang mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan

Tiap warga negara harus menghindari tindakan-tindakan yang mampu memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam buku Super Complete [2018] karya Nurdiana, menjaga dan mengamalkan persatuan dan kesatuan bisa dilakukan di mana pun berada, baik keluarga, lingkungan masyarakat, atau sekolah.

Contoh perilaku yang mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan adalah:

Di lingkup keluarga

Baca juga: Kegiatan yang Menimbulkan Perpecahan dan Hilang Rasa Persatuan dan Kesatuan

Berikut perilaku yang mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan di lingkup keluarga:

  • Mengembangkan sikap tenggang rasa
  • Saling mencintai sesama anggota keluarga
  • Mengakui keberadaan dan fungsi tiap-tiap anggota keluarga
  • Adanya keterbukaan antar anggota keluarga.
Di lingkup masyarakat

Berikut ada perilakukan yang mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan di lingkup masyarakat:

  • Bersikap ramah kepada semua orang.
  • Menyelesaikan masalah sosial bersama-sama tidak diselesaikan sendiri
  • Ikut kerja bakti atau gotong royong membersihkan lingkungan
  • Bergaul sesama warga dengan tidak membedakan agama, suku, atau ras
  • Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan dengan tetangga.

Baca juga: Perilaku Sehari-hari yang Mencerminkan Pancasila, Jawaban Soal TVRI 22 Juli SD Kelas 4-6

Di lingkup sekolah

Berikut contoh perilaku yang mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan du lingkup sekolah:

  • Belajar yang giat dan tidak bolos sekolah
  • Menjenguk teman yang sedang sakit
  • Tidak menyontek.
  • Saling menghormati teman yang berbeda agama atau suku dan tidak membeda-bedakannya
  • Membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Oleh : Bambang Supiansyah,S.IP.,M.Kes

Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan BKD Kab.Kotim

Bukan rahasia umum bahwa konflik adalah suatu yang desdruktif / merusak, karena itu sedapat mungkin konflik tersebut harus dihindari, namun fakta menunjukan bahwa dengan adanya konflik dapat memicu banyak kemajuan, inovasi dan kreatifitas, hal ini bila ditinjau dari segi positifnya konflik, tetapi kalau konflik tersebut ditinjau dari segi negatifnya, konflik itu akan memicu suatu kehancuran yang lambat laun akan mengakibatkan salah satu kelompok akan hancur. Dari sini timbul pertanyaan “bagaimana kita menyikapi konflik?”.

    Sebelum menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu kita harus mengenal terlebih dahulu apa definisi dari konflik. Menurut sebagian para ahli konflik adalah perilaku anggota organisasi yang di curahkan untuk beroposisi terhadap anggota lainnya, selain itu ada juga yang mengatakan konflik adalah pertentangan yang terjadi ketika kepentingan salah satu kelompok dihalang-halangi, atau disingkirkan oleh kepentingan kelompok lain.

     Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya konflik itu adalah adanya dua kelompok yang saling bertentangan baik secara terbuka maupun latent [tertutup]. Konflik itu kadang-kadang merupakan suatu yang sangat perlu dalam suatu organisasi, tapi konflik yang bagaimana? Tentu saja konflik yang dapat merangsang perubahan dalam organisasi dan dapat menolong organisasi untuk secara terus menerus belajar [learning], namun tidak semua konflik akan menciptakan perubahan yang positif. Konflik yang mampu merangsang perubahan hanyalah konflik yang lazim disebut konflik fungsional. Disini seorang leader/manager/pemimpin dituntut agar berperan besar untuk membuat dan membawa kearah konflik yang fungsional bukan membawa kearah konflik yang desdruktif/merusak.

Sumber [www.google.com]

Konflik yang fungsional akan merangsang organisasi menjadi kritis terhadap perubahan-perubahan yang selalu terjadi baik itu dari dalam [intern] maupun dari luar [ekstern] dan lebih inovatif serta kreatif, sedangkan konflik yang desdruktif [merusak] hanya akan merangsang organisasi menjadi kacau balau dan tidak kooporatif. Kalau kita lihat atau kita tinjau dari sudut pandang tradisional konflik itu hanya akan merusak sehingga harus dihindari bahkan sama halnya dengan irasionalitas, kekerasan dan kehancuran.

     Jika dalam suatu organisasi timbul suatu konflik, maka manajemenlah yang dapat memadamkan konflik, seorang leader/manager/pemimpin/dituntut bertindak baik secara administrasi maupun manajemen. Bagaimana seorang leader/manajer bertindak secara administrasi bisa dilihat dari caranya mengatur dan menjalankan penyelenggaraan apa yang dikehendaki suatu organisasi, sedangkan tindakan manajemen dapat dilihat dari bagaimana cara seorang pemimpin dalam mengendalikan, mengarahkan dan memanfaatkan segala faktor dan sumber daya, baik itu manusia, bahan, peralatan dan lain-lain, yang berdasarkan perencanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan atau mencapai suatu tujuan. Hal ini memang bukan tugas yang mudah, dari sini orang akan melihat bahkan dapat menilai peranan seorang pemimpin khususnya pemimpin hirarki yang berperan sebagai wasit atas pemutus pertentangan dalam organisasi secara efektif. Didalam melaksanakan tugasnya pemimpin yang satu dengan yang lainnya selalu ada perbedaan-perbedaan tertentu. Sikap dan tindak tanduk seorang pemimpin akan terlihat justru dalam caranya melakukan pekerjaan kepemimpinannya [leadership] seperti misalnya sewaktu dia memberi perintah kepada bawahannya, caranya menegur kesalahan-kesalahan bawahan, caranya memimpin rapat, cara berkomunikasinya, caranya menegakkan disiplin pada para bawahannya, cara merekomendasikan kegiatan yang sifatnya training kepada bawahan, dan sebagainya.

      Terkadang dalam merekomendasikan tugas kepada bawahan tidak sesuai dengan apa sebenarnya tugas pokok dan fungsi bawahan tersebut, sering kita lihat cara seorang pemimpin merekomendasikan suatu tugas pekerjaan, sesuaikah tugas yang diberikan kepada bawahan tersebut, karena jika rekomendasi tugas tersebut terjadi ketidaksesuaian tugas pokok dan fungsi si penerima tugas, hal inilah yang nantinya akan membuat suatu pekerjaan didalam suatu organisasi menjadi kebingungan akan wewenang kelompoknya. Hal seperti ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin [Leader] dalam merubah perilaku pengikut atau bawahannya. Belum lagi pendapat atasan yang terkadang beranggapan bahwa staf/pegawai/bawahan itu adalah orang yang pasif, malas, tidak berambisi untuk maju, takut memikul tanggung jawab, baru bekerja setelah ada peringatan dari atasan, pendapat seperti ini sebaiknya ditinjau kembali oleh semua atasan atau pemimpin, karena ada satu pendapat para ahli managemen terutama managemen Sumber Daya Manusia”Tidak ada satu orang staf pun yang bodoh, tetapi yang bodoh itu adalah manager pengelola SDM nya itu sendiri”, karena jika sumber daya manusia tersebut ditempatkan sesuai dengan kompetensinya atau keahliannya, maka akan terlihatlah kemampuan yang sebenarnya dari orang tersebut. Memang staf atau bawahan memiliki bermacam-macam karakteristik dan kompetensi. Pemimpin harus jeli dalam menilai para bawahan atau staf dalam organisasi, staf atau bawahan itu dalam melaksanakan pekerjaan yang di berikan oleh atasannya memiliki karakteristik seperti yang sering kita lihat dalam suatu organisasi,  ada bawahan yang memiliki kemampuan tapi tidak memiliki kemauan untuk bekerja, yang parah lagi ada bawahan yang tidak memiliki kemampuan bahkan dibarengi tidak memiliki kemauan untuk bekerja, ada yang tidak mampu namun juga dibarengi tidak ada kemauan untuk bekerja, tetapi ada juga karyawan itu yang mampu bahkan dibarengi adanya kemauan untuk bekerja. Kesemua itu tergantung pendekatan para pimpinan atau manager dalam mengelola sumber daya manusia yang tersedia. [Bagaimana menghadapi karakteristik individu dalam organisasi?  akan dibahas pada penulisan selanjutnya]

Dokumen BKD Kabupaten Kotawaringin Timur “salah satu jiwa kebersamaan yang tertanam pada organisasi”

Kepemimpinan itu adalah seni dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam artian seorang pemimpin itu mampu menggunakan kekuasaan secara efektif dan bertanggung jawab, seorang pemimpin mampu memahami manusia, bahwa manusia itu mempunyai perbedaan, kekuatan motivasi dalam waktu yang berbeda dan situasi yang berbeda pula, pemimpin itu mampu menggali inspirasi bawahan, dan pemimpin itu mampu menciptakan dan mengembangkan iklim serta situasi yang kondusif agar bawahan mau memberikan kreativitas dan kemampuan terbaiknya.

Menurut pendapat seorang ahli Louis R.Pondy “sumber yang dapat memicu konflik dalam organisasi adalah sebagai berikut :

Pertama “konlik terjadi karena saling ketergantungan”, dalam menjalankan tugasnya antara unit yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan, sehingga terjadi kompetisi dalam memperebutkan otonomi dan koordinasi. Masing-masing unit akan memperjuangkan otonomi yang lebih besar untuk kepentingan unitnya. Langkah ini akan berbenturan dengan langkah dan keinginan organisasi dalam melakukan koordinasi. Semakin tinggi tingkat koordinasi dalam memperjuangkan otonomi, maka semakin tinggi pula potensi konflik apakah itu antar individu, kelompok maupun antar unit-unit dalam organisasi.

Kedua “sumber empuk pemicu konflik dalam organisasi lainnya adalah adanya perbedaan dalam menetapkan prioritas dan tujuan”, dimana masing-masing unit pada umumnya hanya memperjuangkan kepentingan dan tujuan dari unitnya masing-masing tanpa memperhatikan tujuan dari unit lain hal seperti ini hanya akan memicu konflik antar unit dalam organisasi menjadi subur.

Ketiga Faktor-faktor birokrasi, terkadang ada kesalahan dalam mendesain birokrasi, kesalahan dalam  desain birokrasi dan prosedur ini adalah sumber empuk konflik yang sangat potensial dalam organisasi.

Keempat Ukuran kinerja yang tidak sesuai, hal ini masih berkaitan dengan faktor-faktor birokrasi, hanya saja ini menyangkut tatacara melakukan monitoring, evaluasi dan penghargaan yang berbeda antar unit satu dengan yang lainnya, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecemburuan social antar unit, dan pemicu konflik ideal.

Kelima Memperebutkan sumber daya yang langka, hal ini sangat erat hubungannya dengan ketersediaan sarana-sarana pendukung yang langka sehingga setiap unit saling berebut pendukung yang langka sehingga setiap unit saling berebut untuk mendukung operasi unitnya masing-masing.

Dari uraian di atas kita akan tahu apa yang menyebabkan konflik, dinamika dan peranannya dalam organisasi. Ada  pertanyaan kita dapat, bagaimana kita mengendalikan, menguasai dan mengatasi konflik yang berperanan negatif maupun positif tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ada beberapa strategi dalam pengendalian konflik organisasi diantaranya dengan menerapkan strategi sebagai berikut:

Starategi pertama dengan cara Penghindaran [advidance] atau penarikan diri, strategi ini meliputi ketidak acuhan umum terhadap sebab-sebab dari konflik dengan membiarkan konflik berlangsung terus menerus pada tingkat bawah, kondisi-kondisi yang terkendali hanya pada bagian tertentu saja, bahkan bisa berupa sebaliknya konflik akan semakin memburuk. Metode yang digunakan diantaranya seolah-olah tidak memperhatikan adanya konflik, dengan cara pemisahan secara fisik dan mengadakan interaksi terbatas.

Starategi kedua dengan cara Memecah dan menyebar [diffusion], cara ini pemimpin dalam mengambil keputusan harus sedikit bersabar menunggu sampai konflik diantara dua kelompok menjadi berkurang emosionalnya.

Strategi ketiga dengan cara Penyesuaian diri [accommodation], dalam strategi ini paling tidak salah satu pihak yang terlibat konflik usahakan untuk menempatkan kepentingan pihak lain diatas kepentingan diri atau kelompoknya.

Strategi keempat dengan cara mendesain kembali Birokrasi dan reorganisasi, strategi ini mengandalkan otoritas formal dan kepatuhan pada peraturan-peraturan organisasi yang berlaku, personal control [pengendalian diri] akan diganti dengan hukum birokratik, ada restruktur atau struktur organisasi harus dirancang kembali untuk mengurangi konflik.

Strategi kelima dengan cara Perundingan, strategi ini biasanya erat dengan hubungannya dengan sumber-sumber yang ada, sehingga akan menimbulkan persaingan antar kelompok yang berkepentingan dengan hal tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka sumber harus ditingkatkan, atau tuntutan dari pihak-pihak yang bersaing harus diturunkan, dengan mengadakan perundingan-perundingan.

Strategi keenam dengan Konfrontasi dan kolaborasi, strategi ini sumber konflik dicari, didiskusikan dan bisa ditemukan, dimana ditekankan sekali betapa pentingnya kebersamaan dari kelompok yang konflik.

Dari uraian diatas tipe pemimpin yang bagaimana yang bisa mengendalikan konflik baik itu antar individu maupun antar unit/kelompok? untuk itu marilah kita telaah beberapa sifat kepemimpinan warisan tradisional yang perlu atau diperagakan oleh setiap pemimpin yang biasa disebut dengan istilah Hasthabrata. Pandangan ini bertitik tolak dengan sifat-sifat yang ada pada alam diantaranya adalah :

Pemimpin bisa menjadi Matahari [Surya],  dalam keseharian kita selalu menikmati sinar surya atau mentari yang bersifat panas, penuh dengan energy, matahari adalah sumber kehidupan. Tanpa matahari maka akan berakhirlah segala bentuk kehidupan, demikian juga dengan pemimpin hendaknya dapat memberi semangat kepada bawahan sehingga suasana menjadi hidup, enerjik dan penuh kreativitas dan dinamika. Seorang pemimpin hendaknya dapat menimbulkan kinerja pada orang yang dipimpinnya.

Pemimpin dapat bersifat laksana Bulan [Candra], yang mempunyai sifat indah, sejuk, menawan dan mampu menerangi kegelapan. Sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat memberikan keteduhan dan ketentraman batin bagi anak buahnya, dapat memecahkan persoalan yang dihadapi bawahannya baik itu persoalan yang dihadapi bawahannya baik itu peroalan dinas maupun pribadi. Dengan demikian seorang pemimpin akan dikagumi oleh anak buahnya.

Pemimpin dapat bersifat laksana Bintang [kartika], yang merupakan petunjuk bagi mereka yang kehilangan arah, bintang bersifat sebagai pedoman bagi manusia yang memerlukannya. Begitu juga dengan pemimpin hendaknya tingkah laku dan perbuatannya patut diteladani, dapat dijadikan arah bagi tujuan individu, kelompok maupun organisasi.

Pemimpin dapat bersifat laksana Angin [Bayu], yang memiliki sifat merata, dan dapat mengisi setiap ruang yang kosong. Angin mampu menembus dan masuk kesegala tempat. Pemimpin hendaknya bersifat teliti, cermat dan dapat menyelami segala kehidupan anak buahnya. Pemimpin hendaknya mampu mengumpulkan data yang tepat dan akurat sehingga keputusan yang diambil lebih bijaksana.

Pemimpin dapat bersifat laksana Awan [Mega], yang memiliki sifat menakutkan. Tetapi apabila awan berubah menjadi hujan, maka akan memberikan kesegaran dan kehidupan, begitulah pemimpin hendaknya dapat bermanfaat bagi anak buahnya.

Pemimpin dapat bersifat laksana Api [Dahana], yang bersifat tegak dan tidak pandang bulu. Siapa yang mendekat akan hangus terbakar. Begitulah seorang pemimpin hendaknya memiliki suatu prinsip. Kata-kata dapat dipegang, konsekuen dan penuh tanggung jawab atas semua perbuatannya. Ia bersifat adil, tidak pilih kasih, siapa yang salah dihukum dan siapa yang berhasil diberi penghargaan. Artinya Pemimpin hendaknya bersifat tegas.

Pemimpin dapat bersifat laksana Lautan [Samudra], samudra itu bersifat luas, dapat memuat apa saja bahkan bisa untuk menampung segala benda. Seorang pemimpin hendaknya memiliki pandangan yang luas, sabar, artinya seorang pemimpin itu mampu menampung segala macam persoalan dan mampu mencari penyelesaian.

Dan yang terakhir adalah bahwa Pemimpin dapat bersifat laksana Bumi [Bantala], bumi bersifat kokoh dan sentosa, dia dapat menghancurkan segala macam barang yang tak berguna menjadi bermanfaat. Artinya Pemimpin hendaknya bersifat luhur dan sentosa budinya, jujur dan mampu memanfaatkan situasi dan kondisi.

Demikian sifat-sifat pemimpin yang diharapkan bisa menanggulangi konflik yang ada pada organisasi yang dipimpinnya, mungkin dari tulisan tersebut diatas ada sedikit yang bisa menjadi masukan seorang pemimpin dalam memecahkan suatu masalah dalam kemelut kepemimpinan yang rumit dan yang menuntut tanggung jawab yang penuh untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan individu, kelompok maupun organisasi yang telah ditetapkan.

Untuk direnungkan, penulis disini menuliskan satu kalimat bijak, mungkin kata-kata bijak ini bisa untuk menjadi rambu-rambu untuk para pemimpin dalam membuat suatu keputusan dalam mencapai tujuan bersama dalam organisasi

.Sumber Penulisan :

  1. Manajemen SDM [Salemba Empat 2006]
  2. Kepemimpinan [UT 2002]
  3. Administrasi Kepegawaian [UT 1996]
  4. Perilaku Organisasi [UT 2002]
  5. Psikologi Sosial [UT 2000]

Video yang berhubungan