Jelaskan tiga metode dalam penetapan harga jual produk

Setiap bisnis memiliki berbagai pilihan dalam menentukan metode penetapan harga. Harga yang didasarkan pada tiga hal utama yaitu biaya produksi, permintaan, dan persaingan. Namun sayang, banyak bisnis yang menetapkan harga tanpa banyak pertimbangan. 

Oleh karena itu, artikel ini akan membantu bisnis Anda untuk memilih salah satu metode berdasarkan produk atau layanan yang Anda berikan.

Umumnya, metode penetapan harga dapat secara luas diklasifikasikan menjadi dua bagian:

  • Metode Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
  • Metode Penetapan Harga Berdasarkan Pasar

Berikut penjelasan lebih lanjut.

A. Metode Penetapan Harga: Biaya (Cost Oriented Pricing)

Banyak bisnis menganggap biaya produksi sebagai dasar untuk menghitung harga barang jadi. Metode penetapan harga berorientasi biaya mencakup cara penetapan harga berikut:

1. Cost-Plus Pricing 

Metode ini adalah metode penetapan harga paling sederhana. Produsen menghitung biaya produksi yang dikeluarkan dan menambah persentase tertentu dari markup untuk merealisasikan harga jual.

Markup adalah persentase keuntungan yang dihitung dari total biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Contoh:

Jika Harga Pokok Produksi produk-A adalah Rp 5000 dengan markup 25% dari total biaya, harga jual akan dihitung sebagai berikut.

= Harga pokok produksi + Harga Pokok Produksi x Markup Persentase/100

= 5000+ 5000 x 0,25= 6250

Jadi, sebuah bisnis memperoleh laba sebesar Rp 125 (Laba = Harga jual – Harga pokok)

2. Markup Pricing

Metode ini adalah variasi biaya ditambah penetapan harga dengan persentase markup dihitung pada harga jual.

Contoh:

Jika biaya per unit sebuah coklat adalah Rp16.000 dan produsen ingin mendapatkan markup 20% dari penjualan maka harga markup adalah:

= Biaya Satuan/ 1 laba atas penjualan yang diinginkan

= 16.000/1-0,20 = 20.000

Jadi, produsen akan membebankan Rp20.000 untuk satu cokelat dan akan memperoleh keuntungan Rp4.000 per unit.

3. Target Return Pricing

Dalam metode penetapan harga semacam ini, bisnis menetapkan harga untuk menghasilkan Tingkat Pengembalian Investasi atau ROI yang diperlukan dari penjualan barang dan jasa. 

Contoh:

Jika produsen sabun menginvestasikan Rp1.000.000 dalam bisnis dan mengharapkan ROI 20% yaitu Rp 200.000, maka perhitungannya:

= Biaya Unit + (Pengembalian yang Diinginkan x modal yang diinvestasikan)/ penjualan unit 

= 16 + (0,20 x 100000)/5000 Target Return Pricing = Rp 20.000

Dengan demikian, produsen akan mendapatkan 20% ROI asalkan biaya dan unit penjualan akurat. Jika penjualan tidak mencapai 50.000 unit maka pabrikan harus menyiapkan grafik titik impas dimana ROI yang berbeda dapat dihitung pada unit penjualan yang berbeda.

Baca Juga: Apa itu Akuntansi Manajemen? Bagaimana Fungsi dan Tujuan Akuntansi Manajemen?

B. Metode Penetapan Harga: Pasar (Market Oriented Pricing Method)

Dalam metode ini, harga dihitung berdasarkan kondisi pasar. Berikut penjelasan lebih lanjutnya.

1. Perceived-Value Pricing

Dalam metode penetapan harga ini, produsen memutuskan harga berdasarkan persepsi pelanggan terhadap barang dan jasa dengan mempertimbangkan semua elemen seperti iklan, promosi, manfaat, kualitas produk, saluran distribusi, dll yang mempengaruhi persepsi pelanggan.

Contoh: 

Pelanggan membeli produk Sony meskipun produk dengan harga lebih murah tersedia di pasar, hal ini karena perusahaan Sony mengikuti kebijakan penetapan harga yang dipersepsikan di mana pelanggan bersedia membayar ekstra untuk kualitas dan daya tahan produk yang lebih baik.

2. Value Pricing

Dengan metode penetapan harga ini, bisnis merancang produk dengan harga rendah dan mempertahankan penawaran berkualitas tinggi.  Produk direkayasa ulang untuk mengurangi biaya produksi dan menjaga kualitas secara bersamaan.

Contoh:

Tata Nano adalah contoh terbaik dari metode yang satu ini. Beberapa mobil Tata dirancang dengan fitur terbaik dengan harga rendah dan tetap memenuhi kualitasnya. 

3. Going Rate Pricing

Dalam metode ini, bisnis mempertimbangkan harga pesaing sebagai dasar dalam menentukan harga penawarannya sendiri. Umumnya, harga kurang lebih sama dengan harga pesaing.

Contoh:

Di Industri Oligopolistik seperti baja, kertas, pupuk, dll, harga yang dikenakan hampir semua sama.

4. Auction Type Pricing

Metode penetapan jenis ini semakin populer dengan semakin banyaknya penggunaan internet. Beberapa situs online seperti eBay, Quikr, OLX, dll. menyediakan platform bagi pelanggan untuk membeli atau menjual komoditas. Ada tiga jenis lelang:

  • English Auctions: Ada satu penjual dan banyak pembeli. Penjual menempatkan barang di situs seperti Yahoo dan penawar menaikkan harga sampai harga terbaik tercapai.
  • Dutch Auctions: Ada satu penjual dan banyak pembeli atau satu pembeli dan banyak penjual. Dalam kasus pertama, harga terbaik diumumkan dan kemudian perlahan-lahan turun sesuai dengan penawar sedangkan pada jenis kedua pembeli mengumumkan produk yang ingin dibeli kemudian calon penjual bersaing dengan menawarkan harga terendah.
  • Sealed-Bid Auctions: Metode semacam ini sangat umum dalam kasus pembelian di pemerintahan, di mana tender mengambang di pasar, dan calon pemasok mengajukan penawaran mereka dalam amplop tertutup, tidak mengungkapkan penawaran kepada siapa pun.

5. Differential Pricing

Metode penetapan harga ini diterapkan ketika harga yang berbeda harus dibebankan dari kelompok pelanggan yang berbeda. Harga juga dapat bervariasi sehubungan dengan waktu, area, dan bentuk produk.

Contoh:

Contoh terbaik dari metode ini adalah Air Mineral. Harga air mineral bervariasi di hotel, stasiun kereta api, toko ritel.

Demikian penjelasan kami mengenai metode penetapan harga. Anda dapat mengadopsi salah satu metode penetapan harga ini tergantung pada jenis produk yang ditawarkan dan tujuan akhir penetapan harga. Semoga dapat membantu.

Jika Anda adalah seorang pebisnis, metode penetapan harga merupakan salah satu aspek terpenting pada sebuah produk. Harga sangat berperan dalam kesepakatan jual beli antara penjual dan konsumen. Selain itu, dengan mengetahui harga pokok produksi, akan lebih mudah bagi perusahaan mengelompokkan barang atau jasa sesuai nilai ekonominya.

Jika salah dalam menentukan harga pokok produksi, besar kemungkinan suatu produk akan kalah di pasaran.

Sayangnya, kadang para pelaku bisnis kesulitan dalam menentukan metode penetapan harga pokok produksi yang tepat. Karena memang harga dari sebuah produk sangat berperan dalam peningkatan penjualan perusahaan.

Jika kita salah dalam menentukan harga pokok produksi, bisa dikatakan produk anda akan kalah di pasaran. Oleh karena itu, perlu adanya metode penetapan harga produk yang pas sebelum produk dapat beredar di pasaran.

Metode Penentuan Harga Jual

Untuk bisa menentukan harga dari sebuah produk, Anda perlu mengetahui pendekatan atau metode penentuan harga jual serta target dari produk yang akan dijual. Selain itu, Anda juga harus mengetahui cara menetapkan harga yang sesuai dan tepat. Dan berikut adalah pendekatan untuk menetapkan harga.

• Penetration

Cara ini digunakan ketika persaingan pasar cukup ketat, atau kondisi pasar berada pada titik jenuh dan banyak pesaing yang sudah lebih dulu menjual produk yang akan dijual. Cara penetapan harga secara penetration adalah dengan mematok harga yang paling rendah sehingga segmentasi pasar akan beralih pada harga yang lebih rendah.

• Skim The Cream

Cara ini digunakan ketika produk anda belum pernah ada di pasaran, atau bisa dikatakan produk anda tidak memiliki pesaing. Cara penetapan harga ini adalah dengan memasang harga yang paling tinggi, sehingga keuntungan yang didapat juga akan semakin besar.

Metode Penetapan Harga

Harga sangat berperan dalam penjualan produk serta perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi atau metode untuk menetapkan harga secara baik dan benar, sehingga perusahaan akan diuntungkan dengan penjualan produk tersebut.

Setiap produsen ataupun perusahaan memiliki metode penetapan harga yang berbeda-beda sesuai dengan kualifikasi produk perusahaan tersebut. Dan berikut adalah beberapa metode penetapan harga yang wajib diketahui.

1. Mark Up

Markup adalah metode penetapan harga yang berpedoman pada harga awal produk atau harga beli yang dijumlahkan dengan keuntungan. Dengan metode ini, perusahaan biasanya menaikkan sekian persen dari harga beli produk berdasarkan penambahan biaya lain, sehingga keadaan harga masih tetap bisa bersaing.

2. Berdasarkan Pesaing

Metode penetapan harga ini dilakukan dengan berpatokan pada pesaing yang telah menjual produk sejenis di pasaran. Dengan tetap memantau perkembangan harga di pasaran, Anda bisa mempertimbangkan untuk mematok harga yang lebih rendah. Yang juga harus diperhatikan adalah, jangan terlalu mematok harga yang terlalu rendah, karena akan merusak harga di pasaran yang nantinya akan berdampak pada perusahaan juga.

3. Penetapan Harga BEP

BEP atau Break Even Point merupakan metode penetapan harga jual yang berpedoman pada total biaya pengelaran dan hasil yang diterima secara menyeluruh. Di mana metode penetapan harga ini bertujuan untuk menemukan keseimbangan pasar. Nyatanya harga pokok produksi dan harga jual ini adalah bagian penting dalam laporan keuangan.

4. Berdasarkan Permintaan Pasar

Metode penetapan harga ini adalah dengan mendengarkan keluh kesah konsumen untuk bisa mendapatkan pasar. Terdapat beberapa faktor yang turut berpengaruh pada metode penetapan harga ini, dimana faktor tersebut merupakan hasil daya atau negosiasi konsumen ketika tranksaksi. Meskipun harga berdasarkan permintaan pasar, tentunya kualitas dan kuantitas juga harus tetap dijaga agar konsumen akan kembali untuk membeli produk Anda.

5. Penetapan Biaya Harga Plus

Penetapan biaya harga plus merupakan metode penetapan harga yang menerapkan penghitungan jumlah keseluruhan biaya yang digunakan. Kemudian, ditambahkan dengan satuan jumlah tertentu untuk menentukan laba atau bisanya disebut dengan istilah margin. Metode penerapan harga ini merupakan metode yang banyak digunakan produsen atau perusahaan dalam menentukan harga sebuah produk.

Dengan menetapkan harga yang tepat, maka omzet serta laba yang akan Anda peroleh pun akan bisa diprediksi dengan baik. Selanjutnya Anda juga memerlukan sebuah rangkuman dari setiap kegiatan keuangan bisnis salah satunya laporan keuangan yang akurat dan mudah dibaca. Software Akuntansi Harmony siap membantu tugas akuntansi perusahaan menjadi lebih mudah, praktis, dan otomatis.

Fitur dan modulnya lengkap untuk menyelesaikan berbagai akuntansi dan keuangan. Mau bukti nyata? Pakai di sini sekarang Software Harmony GRATIS (30 days). Anda akan mendapatkan kemudahannya. Kemudian perluas wawasan dan insight Anda seputar finansial dan lainnya dengan follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony. 

Untuk Anda yang ingin mendapatkan laporan keuangan secara cepat, sekarang bisa Anda gunakan jasa profesional. Layanan jasa ini juga bisa membantu menghitung dan melaporkan pajak Anda. Tunggu apalagi? Yuk bergabung dengan Harmony.